Setiap ia menangis, aku hancur.


Disclaimer :

Haikyuu! © Haruichi Furudate

Broken © indavant

Enjoy!


Aku lihat dia menangis. Lagi. Setiap saat aku bertemu dengannya. Aku tidak tahu apa yang terjadi tapi aku benci air matanya. Aku tahu aku berbuat sesuatu yang salah yang membuatnya melakukan hal yang tidak kusukai. Tapi yang tidak kuketahui adalah apa kesalahanku.

Perbuatan apa yang sudah kubuat sampai ia menangis terus setiap bertemu denganku. Entah sadar atau pun tidak. Setiap air matanya tumpah, aku hancur.

"Kageyama..."

Aku sampai tidak bisa berkata saat lirihannya terlepas.

Aku hancur.

Untuk entah kesekian kalinyaaku tidak lagi meghitung saat hitunganku menyentuh tiga ratus dua puluh empat, aku hancur.

Tanganku terulur untuk menyentuh pipinya, tapi air matanya tidak juga berhenti ditarik gravitasi. Kutarik tubuhnya ke dalam pelukkan tapi bahunya tidak juga berhenti berguncang.

Aku bertanya, kenapa.

Kenapa.

Apa yang kuperbuat.

Tapi jawaban tidak juga keluar dari mulutnya.

Aku berharap aku tidak melakukan sesuatu yang salah.

Aku berharap aku tidak mengecewakannya.

Aku berharap aku tidak lagi membuatnya menangis.

Tapi senyum tidak juga merekah di wajahnya.

Tapi matanya tidak juga memancarkan kebahagiaan.

"Kenapa Kageyama."

Kenapa Hinata.

"Kenapa kau pergi meninggalkanku."

Aku tersentak. Hanya sekali ini ia berhasil berbicara tiga kelimat. Sebelumnya tidak. Aku tidak pernah bisa membantunyamembantukusejak hitunganku satu.

Aku tahu itu. Sebab aku harus pergi. Ini waktuku.

Aku hanya berharap ia bahagia. Hanya itu.


A/N :

Terima kasih sudah membaca fic saya sampai di sini. Saya harap tidak ada yang menangis karena fic di bawah 1000 words ini. Saya membiarkan masing-masing reader berinterpretasi sebebas mungkin tentang fic ini.

Finished by indavant [07.03.15]


Omake

Kulihat wajahnya memancarkan kebahagiaan.

Kulihat senyumnya merekah.

Kulihat ia sudah tidak lagi menangis.

Kulihat ia sudah tidak lagi kecewa.

Namun semua itu tidak ditujukannya padaku.

Namun semua itu sudah cukup.

Sekarang aku mampu melepasnya. Aku berbalik dan berjalan pergi.

Terima kasih, Hinata.