Chapter 1
"Aku tidak butuh baby sitter lagi, eomma… aku sudah 16 tahun!" Taeyong merengek manja ketika ibunya memberitahunya bahwa salah satu bodyguard atau lebih tepatnya maid Taeyong harus ikut ke sekolah baru Taeyong dan menjaganya.
Sebagai anak tunggal keluarga chaebol Lee generasi ke-4, tentu tidak heran lagi mengapa Taeyong harus selalu diawasi dan dijaga. Banyak saingan perusahaan keluarganya yang mencoba mencari-cari kelemahan keluarga Lee, dan memanfaatkan anggota keluarga Lee.
Taeyong sih sebenarnya senang-senang saja dilayani. Kebanyakan bodyguard nya juga sekaligus merangkap sebagai maid yang memenuhi segala perintah Taeyong, termasuk mengerjakan PR!
Taeyong senang semua urusannya jadi terasa lebih mudah tanpa berusaha terlalu keras, tanpa perlu bersusah payah berjuang seorang diri. Taeyong senang semua orang menuruti keinginannya tanpa ada bantahan sedikitpun. Taeyong senang orangtuanya membiarkannya melakukan hal apapun (tentunya yang positif dan tidak membahayakan diri dan keluarga). Tapi membuat salah satu bodyguard nya HARUS IKUT DUDUK DI KELAS BERSAMANYA SEJAK BANGKU TK SAMPAI SMP RASANYA SUDAH CUKUP! Tidak perlu lagi melakukan hal yang sama sekarang! Taeyong kan sudah SMA! Seperti yang sudah ia katakan tadi, ia tidak butuh lagi baby sitter alias bodyguard merangkap maid yang menemaninya di kelas, duduk paling pojok mengawasinya sepanjang hari! Taeyong malu! Ia kan sudah besar sekarang, dan bukan anak ingusan lagi!
"Pokoknya aku tidak mau ada bodyguard yang duduk di kelasku!" Taeyong menyilangkan kedua lengannya di dada. Pembicaraan sudah berakhir. Taeyong sudah pasti tidak mau mengalah! Tidak peduli apapun yang akan ibunya katakan selanjutnya.
"Tapi Tae, nanti bagaimana kalau ada yang menyakitimu?" Ibunya Taeyong menatap Taeyong dengan cemas.
"Tidak akan! Aku kan imut, mana ada yang mau menyakitiku!" Taeyong berkata dengan ketus. "Teman-teman di sekolahku pasti tidak akan menggangguku. Eomma tenang saja! Justru kalau ada bodyguard yang mengikutiku ke manapun, aku akan dijauhi dan di-bully! Tenang saja. Lagian aku punya Winwin yang akan menemaniku. Orangtua Winwin hanya akan membiarkan bodyguardnya mengantar jemputnya. Aku mau seperti itu juga! Pokoknya aku tidak mau ada bodyguard yang mengekoriku bahkan sampai duduk di kelasku!"
Taeyong masih mempertahankan wajah cemberutnya sambil menatap ibunya dengan kesal. Ia tidak memedulikan tayangan serial Spongebob kesukaannya di TV, saking terlalu fokusnya meyakinkan ibunya kalau nanti ia akan baik-baik saja sendirian di sekolah.
"Tapi Winwin kan jago karate, Tae. Nah, kau? Disenggol sedikit saja langsung jatuh." Ibunya tak mau kalah.
"Iiiih, eomma! Aku tidak se-payah itu tau! Nah kan, karena Winwin jago karate, dia bisa melindungiku!"
"Tapi kan kalian tidak sekelas nanti."
"Ya sudah, eomma bilang saja pada kepala sekolahnya! Suruh memindahkan aku atau Winwin, biar jadi satu kelas." Jawab Taeyong enteng.
Karena sudah terbiasa dimanja sejak kecil, Taeyong memang menganggap semua hal mudah. Ia menganggap semua orang harus menuruti kemauannya. Dan ia yakin sekali semua orang pasti akan menyukainya. Mana ada sih orang normal yang tidak akan bertekuk lutut di hadapan Taeyong karena terbuai oleh pesona-nya?! Sedikit narsis memang Lee Taeyong ini. Tapi jangan salahkan ia sepenuhnya! Pola asuh keluarga sejak kecil juga sangat memengaruhi pola pikir dan perilakunya.
"Tapi Tae, nanti siapa yang akan menyuapimu makan? Winwin kan harus makan juga sendiri, tidak mungkin dia menyuapimu. Lalu, saat kau harus pergi ke toilet, tidak ada yang bisa mengantarmu. Bagaimana kalau ada paman-paman mesum lagi seperti dulu waktu…."
"EOMMMMAAAA!" Taeyong tidak tahu lagi harus bicara apa. "Tidak akan ada paman-paman mesum di sekolah!"
"Tapi kakak kelas mesum pasti ada, Tae! Kau ini kan sangat imut dan cantik, bagaimana kalau ada yang membuntutimu? Siapa yang akan menjagamu kalau bodyguard mu tidak mengawasimu 24 jam?"
"Eommmaaaa…." Sekarang Taeyong malah jadi takut gara-gara apa yang dikatakan oleh ibunya barusan!
Iya juga sih, Taeyong belum tahu masa SMA itu seperti apa. Di film-film memang banyak pem-bully-an di bangku SMA. Tapi, banyak juga kisah cinta yang romantis. Taeyong ingin merasakannya!
Bagaimana mungkin Taeyong bisa merasakan kisah cinta yang romantis bila ada bodyguard yang mengekorinya ke manapun?! Yah, kecuali kalau bodyguard nya itu tampan, seperti Kim Je Ha (Ji Chang Wook) di film K2 yang menjaga Anna (Yoona SNSD)!
Aha! Taeyong punya ide!
"Eomma, aku mau ada bodyguard yang menemaniku di kelas. Tapiiii… bodyguard itu harus masih muda dan tampan! Jangan seperti yang sudah-sudah! Semuanya sudah ahjusshi!"
Nyonya Lee tersenyum lebar. "Oke. Itu sih gampang, Tae. Nanti, mulai besok, eomma akan mengadakan audisi."
"Nanti aku jadi jurinya!"
"Iya-iya."
Taeyong pun nyengir dengan senang.
Ya, beginilah dunianya. Lee Taeyong pasti selalu bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan.
.
.
Sekolah baru akan dimulai 6 hari lagi. Orangtua Taeyong sudah mengadakan pengumuman besar-besaran di berbagai media terpercaya, untuk mencari bodyguard (sekaligus maid) yang sesuai dengan kriteria yang Taeyong inginkan. Yang mendaftar sudah sangat banyak. Tes beladiri dan memasak baru akan diadakan besok lusa. Taeyong tentu saja akan menjadi jurinya! Ia sudah tidak sabar.
"Aku ingin bertemu Kim Je Ha-ku.." Taeyong nyengir konyol. Matanya menerawang.
Siang ini, ia dan Winwin sedang makan es krim Baskin Robbins di salah satu mall milik keluarga Taeyong. Tentu saja ada bodyguard Taeyong dan bodyguard Winwin yang mengawasi mereka, duduk tak jauh dari tempat mereka duduk saat ini.
"Ya ampun, enak sekali sih Taeyongie!" Winwin mengerjapkan matanya dengan sorot kagum.
Taeyong nyengir makin lebar. "Tentu saja, Winwinnie. Lihat saja nanti, Kim Je Ha versiku pasti akan jauh lebih ganteng daripada Ji Chang Wook ahjusshi."
"Hah? Kau ngomong apa sih Tae? Kim Je Ha? Yang di drama K2 itu?"
Taeyong mengangguk tak sabar.
Winwin menyuapkan es krim ke mulutnya sambil masih tetap menatap sahabatnya dengan bingung.
"Winwinnie, tadi kau bilang… kehidupannku enak kan? Bisa memilih bodyguard yang tampan, muda, dan kuat seperti Kim Je Ha?"
"Hah? Tidak kok! Aku bilang enak…ini. Es krim nya."
"WINWIIIIIINNNN!"
Winwin tertawa terbahak-bahak. "Bercanda kok, Taeyongie. Hihihi."
"Huuuh, dasar!" Taeyong masih memanyunkan bibirnya.
"Kim Je Ha itu jelek ah, Tae. Gantengan juga Kim Shin, si goblin itu lhoo."
"Goblin seram ah! Masa aku harus merekrut goblin jadi bodyguard ku?!"
Winwin hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah ajaib Taeyong. "Cepat habiskan es krim-mu, Tae! Kau kan sudah janji mau menemaniku memilih hadiah untun Kun."
Taeyong menghela napas pelan. Ia iri pada Winwin yang sudah punya kekasih. Pokoknya, proyek merekrut bodyguard charming impiannya harus terlaksana dengan baik! Taeyong tidak mau tahu!
.
.
Setelah hampir 2 jam keliling mall milik keluarga Taeyong, Winwin masih belum menemukan hadiah apa yang pas untuk kekasihnya, Kun.
"Terlalu mewah, Tae!"
"Ya, terus? Pacarmu pasti suka apapun pemberian darimu kan? Lagian, semakin mewah semakin bagus."
Winwin menggeleng. "Kun tidak suka yang mewah-mewah."
"Tapi kau mewah, Win! Buktinya dia suka padamu." Taeyong menyeringai.
"Aku ini merakyat, tau! Tidak manja sepertimu."
"Cih!"
"Ayo kita cari gelang dan kalung di pinggir jalan saja!" Usul Winwin penuh semangat.
Taeyong sebenarnya malas jalan kaki di luar, selain panas, pasti sangat ramai, membuatnya sesak! Tapi karena sahabatnya sejak bayi itu terlihat sangat senang, ya sudahlah. Lagipula sudah lama Taeyong tidak jalan-jalan di pinggir jalan untuk melihat-lihat barang dagangan kaki lima.
.
Taeyong dan Winwin berjalan diikuti oleh para bodyguards mereka tentu saja. Taeyong yang berjalan di samping Winwin mulai kepayahan. Tubuhnya yang lemah memang tidak biasa dipakai berjalan jauh dan panas-panasan seperti ini. Berbeda dengan Winwin yang memang menyukai olahraga dan karate, stamina nya masih oke hingga sekarang. Bahkan ia melompat-lompat senang saat berhasil menemukan kalung dan gelang yang cocok untuk kekasihnya di salah satu pedagang kaki lima.
"Aku haus." Gumam Taeyong. Langsung saja salah satu bodyguard nya berjalan menghampirinya dan menyerahkan botol air mineral sambil mengipasi wajah Taeyong dan menyeka keringatnya.
Winwin kini asyik memilih piercing. Entah untuk siapa. Padahal Winwin kan tidak ditindik. Kun juga tidak.
"Buat siapa sih, Win?"
"Sepupuku yang tinggal di Thailand."
Taeyong hanya mengangguk. Winwin memang baik hati. Dia sampai ingat sepupunya yang jauh segala! Tidak seperti Taeyong.
Di saat Taeyong menunggu Winwin belanja itulah, tiba-tiba saja terdengar jeritan "Copeeeet!"
Taeyong bisa melihat aksi kejar-kejaran antara si pencopet dan seorang pria berambut cokelat gelap yang membantu si ibu yang kecopetan tadi.
"Ternyata masih ada ya orang yang sok jadi pahlawan." Gumam Taeyong. "Wah, dia hebat juga."
Orang-orang mulai mengerumuni si pria muda yang berhasil melumpuhkan si pencopet dengan cara menindih tubuhnya di jalan dan memiting lehernya.
Taeyong yang penasaran pun ikut mendekati kerumunan. Penasaran dengan si "pahlawan".
Di saat petugas keamanan mengamankan pencopet itu, barulah Taeyong pada akhirnya bisa melihat wajah si "pahlawan" dengan jelas. Napasnya tercekat. Ya Tuhan… pria itu… sangat tampan! Benar-benar tampan! Jenis wajah yang hanya bisa kau lihat di TV! Pria itu tersenyum hangat pada sang ibu sambil menyerahkan dompet sang ibu yang berhasil diselamatkan olehnya.
Lesung pipinya…. Kyaaaaaa! Taeyong kenapa jadi fan-boying seperti ini sih?!
"Hey, kau! Siapa namamu?" Taeyong tanpa basa-basi langsung bertanya. Tak lupa ia mengakhiri kalimatnya dengan senyuman sejuta watt nya yang kata orang-orang sih terlihat sangat manis, imut, dan menggemaskan. Pokoknya komplit! Perfect!
"Aku?" Pria berambut cokelat gelap yang ternyata jauh lebih tinggi dari Taeyong itu kini menunjuk dirinya sendiri dengan bingung.
Taeyong mengangguk. "Hmmm." Senyumannya masih melekat, dan kedua matanya masih memancarkan sorot kekaguman. Pria di hadapannya ini masih muda, tampan, dan jago berkelahi! Benar-benar pas menjadi calon bodyguard Taeyong!
"Jung Jaehyun. Kau mengenalku?" Pria tampan berlesung pipi itu kini menatap Taeyong dengan… curiga? Lho kok? Taeyong pikir… Jaehyun akan menatapnya dengan penuh kekaguman, seperti yang lainnya!
"Tidak."
"Oh, ya sudah." Jaehyun berkata dengan dingin, lalu membalikkan badannya, siap-siap untuk pergi.
"Tunggu!" Taeyong menahan lengan Jaehyun.
Jaehyun membalikkan badannya lalu menatap Taeyong sambil menaikkan sebelah alis matanya yang tebal. "Ya?"
"Aku ingin kau jadi bodyguard-ku! Aku akan membayarmu semahal apapun yang kau minta! Kau tahu Lee Corporation? Aku Lee Taeyong. Penerus ayahku."
Tanpa Taeyong duga, Jaehyun malah tertawa terbahak-bahak. "Kau aneh sekali sih! Ya, terus? Kenapa aku harus jadi bodyguard mu?"
"Tentu saja karena aku ingin." Taeyong mengangkat bahunya ringan.
Jaehyun menggelengkan kepalanya sambil menatap Taeyong dengan agak sinis. "Kenapa? Kau sudah punya banyak pengawal." Jaehyun menunjuk para bodyguard Taeyong yang kini sudah berjejer rapi di belakang Taeyong, siap mati untuk Taeyong.
Taeyong menghela napas pelan. Ia heran, baru kali ini ada yang tidak terpesona pada wajah imutnya! Apalagi tadi Taeyong sudah memberikan senyuman manisnya secara cuma-cuma! "Aku butuh bodyguard yang masih muda, yang bisa menemaniku ke sekolah."
Jaehyun mengernyitkan keningnya. "Sekolah?"
Taeyong mengangguk. "Hmmm."
"Apa aku akan bisa sekolah gratis juga? Dan mendapatkan rumah?"
"Tentu saja!" Taeyong menjawab dengan senang. "Kau bisa tinggal di rumahku."
Jaehyun terlihat menimang-nimang. "Aku tidak mau tinggal di rumahmu. Berikan saja aku rumah, dan daftarkan aku di sekolahmu."
"Oke!" Taeyong nyengir senang. "Ayo kita pergi sekarang! Aku harus bilang pada eomma."
"Nanti saja. Aku ada urusan penting. Tulis saja alamat rumahmu. Besok sore aku datang."
"Eh?" Taeyong bingung. Pria di hadapannya ini tidak tahu terima kasih sama sekali sih?! Bersikap seenaknya juga! Padahal kan Taeyong yang jadi boss nya!
Setelah meminta salah satu bodyguard Taeyong menuliskan alamat rumah Taeyong, ia pun memberikannya pada Jaehyun. "Sampai ketemu besok, Jaehyun!" Taeyong tersenyum sambil melambaikan tangannya dengan riang, tapi malah hanya dibalas dengan anggukan kecil dan wajah kecut Jaehyun. Berbalik dan berjalan pergi begitu saja dengan datar, padahal Taeyong sudah bersikap manis padanya.
Dasar! Untung saja tampan dan jago berkelahi.
"KYAAAAAAA! AKU MENEMUKAN KIM JE HA-KU, WINWINNNIEEE!" Taeyong langsung berlari lagi ke arah Winwin yang kini malah asyik mencoba wig. Entah untuk diberikan pada siapa.
.
.
Sementara itu, di sebuah gudang bekas yang berada di pinggiran kota, kedatangan Jung Jaehyun langsung mendapat sambutan dari anak-anak buahnya.
"Selamat datang, hyungnim…"
"Ya..ya…" Jaehyun berkata cuek sambil mengibaskan tangannya. Ia meraih rokok dan pemantik api, lalu menyalakannya dan menghisapnya dalam-dalam.
"Selama kira-kira satu bulan, jangan mencariku. Aku ada misi penting." Jaehyun berkata dengan penuh wibawa.
"Ne, hyung-nim." Koor anak-anak buahnya.
"Penyamaran ini sepertinya cukup bagus. Tidak akan ada yang menyangka aku menjadi anak SMA lagi. HAHAHAHA."
"Hyung-nim tenang saja. Geng Beruang masih belum menemukan jejak hyungnim."
"Ya…ya.. aku tahu. Hanya untuk jaga-jaga." Jaehyun menghisap rokoknya lagi, lalu menghembuskan asapnya perlahan, membentuk lingkaran-lingkaran kecil. "Lagipula nanti aku bisa dapat tempat tinggal. Kalian bisa tinggal di sana juga. Sepertinya anak ini memang anak orang kaya. Aku akan meminta rumah yang besar padanya. Aku hanya perlu menjadi bodyguard nya. Tugas yang terlalu gampang." Jaehyun menyeringai, menyepelekan.
Saat ini Jaehyun tidak tahu, menjadi bodyguard Taeyong, berarti menjadi maid (pembantu) Taeyong juga!
.
.
Di waktu yang sama, di New York.
"Sudah dapat kabar di mana Jay berada?" Tuan Jung, seorang pria tua berambut pirang dan berkacamata tebal bertanya dengan nada dingin.
"Minggu lalu kami mendapat kabar bahwa tuan muda Jay berada di Thailand. Tapi tuan muda Jay terlibat perkelahian sengit dengan salah satu geng terkuat di sana, dan kini sedang dalam masa persembunyian." Lapor orang kepercayaan Tuan Jung.
"Di mana?"
"I-itu… kami masih belum tahu, presdir."
"Cepat cari! Setelah ketemu, langsung seret dia pulang kemari! Dasar anak tidak tau diuntung! Setelah kakaknya meninggal, malah jadi berandalan yang suka membangkang! Padahal semua ini kulakukan demi kebaikannya juga. Apa enaknya kehidupan yang keras di luar sana?! Anak tidak tahu diuntung! Menyia-nyiakan kesempatan dan mangkir dari kewajiban! Seharusnya dia saja yang mati, bukan Yun Ho!"
Orang kepercayaan presdir Jung tersentak kaget mendengar apa yang barusan presdir Jung ucapkan, tapi ia hanya menundukkan kepalanya, tak berani menatap apalagi berbicara pada presdir Jung.
.
.
To be continued.
.
Gak tau kenapa, suka banget bikin older!Jaehyun
HAHAHA
FF ini nggak bakalan cepet-cepet di-update kayak "Pacar Sewaan" dulu. Dan ini iseng aja, belum kepikiran juga nanti akhirnya gimana. Aku cuma lagi kangen berat sama jaeyong.
