KEBAHAGIAAN YANG TERTUNDA
Summry: Ketika Naruto harus merelakan kekasihnya Uchiha Sasuke di jodohkan dengan seseorang/jika kami harus berpisah lapangkan hati ini/"aku akan menikah"/"se-sebenarnya apa yang terjadi"
Disclaimer MASASHI KISHIMOTO
Warning: newbie/typo dimana-mana/yaoi/bahasa tidak menggunakan EYD/alur gak nyambung
Happy Reading
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, mingu berganti bulan, dan bulan berganti tahun. trus berulang-ulang dalam ruang waktu.
Tak ada yang mampu mengulangnya kembali, sekalipun itu adalah mesin waktu. Kecuali dari kehendak tuhan.
Siang hari di kota konoha yang cerah
#NARUTOPOV
Aku meletakan segelas jus jeruk yang telah kosong di atas meja, aku berjalan menuju balkon kamarku dan menatap langit biru tanpa awan kesukaanku, langit biru yang mirip seperti iris mataku, setidaknya kalimat itu yang selalu dia ucapkan padaku,heh aku tersenyum miris mengingatnya.
Ku langkahkan kakiku kembali kedalam kamar dan mendudukan diriku di sofa dekat jendela.
Pandanganku menangkap sebuah figura yang terletak di atas meja samping sofa yang kududuki, aku meraih figura itu dan memandangi photo dua orang pemuda yang terlihat bahagia, pemuda berambut pirang tengah tersenyum lebar menghadap kamera, sedangkan pemuda berambut reven hanya tersenyum tipis tengah memeluk pinggang pemuda pirang di sampingnya.
Photoku dan dia, aku Uzumaki Naruto tahun dan dia Uchiha Sasuke tahun, kami bertemu dengan ketidak sengajaan 3 tahun yang lalu dan menjalin hubungan 2 tahun yang lalu.
Aneh memang, tapi kami saling mencintai tanpa memandang gender masing-masing, "cinta tak memandang Gender" kata-kata itu yang selalu iya ucapkan saat kami sedang berdua.
Tapi semua itu telah musnah oleh sebuah kenyataan yang begitu menyayat hatiku, tiga hari yang lalu saat pacarku Sasuke bernekat memberitahu hubungan kami pada ayahnya.
Dan saat itu ayah Sasuke murka, beliau sangat menentang hubungan kami.
Sasuke di tampar keras sekali, sangat keras sampai aku dapat merasakan sakitnya dipipiku juga. Aku khawatir dan mendekati Sasuke tapi bodyguard ayah Sasuke lebih cepat dan menyeretku keluar. Meronta, aku meronta mencoba lepas dari jeratan bodygard-bodyguard itu, tapi semua terasa sia sia, tubuhku yang kecil tak sebanding dengan mereka yang besar dan kuat.
Ku lihat Sasuke juga bergerak mencoba menolongku tapi ayah Sasuke menyeretnya memasuki mension Uchiha, aku hanya menjerit memanggil nama Sasuke, Sasukepun melakukan hal yang sama sepertiku. Jujur, baru kali ini aku melihat ekspresi Sasuke yang berantakan seperti itu.
AKu menangis tertahan saat itu, aku tak menyangka hubungan kami akan berakhir seperti ini, jeratan bodyguard-bodyguard itu terlepas saat mereka berhasil menyeretku keluar mension uchiha. Ingin sekali aku memukul mereka tapi keinginanku tertahan saat ayah sasuke muncul dari belakang mereka.
Ayah Sasuke memandangku sinis dan tiba-tiba beliau melempar beberapa gepok uang ke mukaku, marah, aku benar benar marah dengan perlakuannya. Tanganku mengepal menahan emosi
"dengar. Selama ini Sasuke menginginkan keturunan, akupun menginginkan seorang cucu. Jadi jika kamu mencintai Sasuke. tinggalkan dia. biarkan dia menikah dengan seseorang yang bisa memberinya keturunan." Lalu ayah Sasuke berbalik memunggungiku "tiga hari lagi aku akan menikahkannya dengan seseorang" ucapnya dan meninggalkanku memasuki mension Uchiha di ikuti bodyguard-bodyguarnya.
Bagaikan beribu jarum yang menusuk-nusuk hati ku saat ini. perasaanku campur aduk antara sedih, kecewa, sakit, sesak. mataku memanas menahan tangis yang akan pecah.
Badanku lemas, pandanganku ngabur terhalang air mata di pelupuk mataku
Apakah ini akhir dari semuanya...
apakah ini akhir dari kisah cinta kami...
apakah ini akhir dari perjuangan kami selama ini...
Lamunanku buyar saat tanpa sadar air mataku jatuh melewati pipi bergaris kumis kucingku, ku peluk figura yang sedari tadi ku pandangi dan mulai menangis terisak sambil memanggil nama Sasuke.
Tadi pagi aku mendapat kabar bahwa Sasuke akan di nikahkan malam ini, pasti dia sedang sibuk sekarang haaaah...
Sakit, sangat sakit di sinih. Ku pukul-pukul kecil dadaku sekedar menghilangkan rasa nyeri di sanah
Ketika aku harus menyadari kenyataan ini
Tuhan... jangan ada air mata yang tumpah
Aku mencintainya dengan segenap raga
Aku menyayanginya dengan seluruh nyawa
Jika kami harus berpisah
Lapangkan hati kami untuk merelakannya
Sebagai takdir yang akan kami jalani
Luka ini...
Aku tau tak mudah menghapusnya
Perih ini aku tau tak mudah melepasnya
Namun demi sebuah cinta
Aku akan berusaha melupakannnya
Saat pagi datang menjelang
Saat malam menerjang kelam
Ku ingin dia bahagia
Selama nafasnya masih dia hela
#NARUTOPOVEND
Matahari mulai tengelam di ufuk barat, menyisakan langit berwarna orange kemerahan yang indah, menemani pemuda pirang yang setia duduk di sofa kamarnya sambil memandangi langit senja yang mulai berubah menjadi hitam.
Figura itu masih berada di pelukannya, tanpa berniat meletakannya kembali di tempatnya semula, Matanya menatap langit, tapi pandangannya kosong seperti raga tanpa jiwa.
Naruto sangat berharap Sasuke berada di sampingnya saat ini, merengkuh raganya dalam sebuah pelukan hangat, membangunkannya dari mimpi yang buruk ini, dan meyakinkannya bahwa iya akan selalu bersamanya apapun yang akan terjadi. tapi Naruto tau semua itu hanya hkayalan belaka...
Tiba-tiba langit berubah menjadi mendung, angin kencang tertiup tanpa beraturan menerbangkan daun-daun kering di halaman maupun yang masih menempel di pepohonan, detik berikutnya hujan turun, di sertai suara petir yang menggelegar. Aneh padahal tadi siang cuaca begitu cerah tak ada tanda-tanda akan turun hujan. tapi kini, hujan turun begitu lebat sangat lebat hingga hampir menyamai badai.
Naruto bangun, menutup semua jendela dan mengunci pintu, lalu berjalan menuju tempat tidur, suara petir terdengar menggelegar namun Naruto tak sedikitpun merasa takut atau terusik benar-benar cuaca yang menggambarkan suasana hatinya.
Sepi... di rumah memang hanya Naruto sendirian karena orang tuanya Namikaze Minato dan Namikaze kushina sedang keluar kota semenjak seminggu yang lalu, setidaknya itu yang mereka katakan.
Tok tok tok
Belum semenit Naruto memejamkan matanya suara ketukan pintu membuatnya harus membuka mata kembali.
Tok tok tok
menaikan alis heran 'orang gila siapa yang bertamu hujan hujan begini' batinnya
#NarutoPov
Aku bangkit dari tempat tidurku dan berjalan menuju pintu depan, aku terlalu malas untuk memikirkan siapa yang bertamu di tengah hujan seperti ini.
Aku membuka kunci pintu yang tadi sempat aku kunci dan membukanya lebar, sampai air hujan dan angin menyemprot masuk ke dalam. Aku melebarkan mataku melihat siapa yang datang dan berdiri di ambang pintu dengan keadaan basah kuyup karena kehujanan, rambutnya yang seperti pantat ayam itu kini terurai kebawah membingkai wajahnya yang menahan kedininan.
"Su-Suke" ucapku kaget, aku tak menyangka dia berada di hadapanku saat ini, bukannya hari ini adalah hari pernikahannya lalu kenapa sekarang dia berada di hadapanku, beribu pertanyaan barada di kepalaku.
"kau mau membiarkanku mati kedinginan dobe?" tanyanya dengan menggigil, suara itu.. aku benar-benar merindukannya
"ah, a, i-iya silahkan masuk..." kataku sambil menyingkir dari depan pintu membiarkannya masuk, aku segera menutup pintu dan menguncinya kembali, Sasuke berjalan di depanku sedangkan aku di belakangnya masih terkaget dengan semua ini, namun aku tak bisa mengelak dari rasa senangku.
Tiba-tiba dia berbalik menghadapku, membuatku hampir menabrak dada bidangnya jika saja aku tak refleks menghentikan langkahku, dia menatapku dalam-dalam tangannya yang basah dan pucat merengkuh wajahku. Aku tersentak kaget, ku lihat dia mengeliminasi jarak di antara kami, dekat ini terlalu dekat sampai.. "a, se-sebaiknya kau ganti baju dulu" Aku mengelak dan berjalan untuk mengambil handuk dan otomatis tangannya terlepas dari wajahku.
Sebenarnya aku merindukannya tapi aku tak boleh egois, kata-kata ayah Sasuke selalu terngiang di kepalaku. Aku takut terlalu terhanyut dalam suasana ini, aku takut aku tak mampu melepasnya, aku takut cintaku bertambah jika terlalu dekat dengannya. tanpa sadar aku sudah tiba di almari pakaian, ku buka dan mencari handuk serta baju ganti untuk Sasuke.
Aku berbalik dan berjalan menghampiri Sasuke "ini gantilah di kamarku" aku tak berani menatap matanya, di mengambilnya dan berjalan ke kamarku. Ya aku tak perlu menuntunnya karena dia sudah hafal seluk beluk rumah ini.
Aku mendudukan diri di ruang tv sambil menunggu Sasuke selesai mengganti baju, ku raih remot yang tergeletak di atas meja dan mulai menekannya untuk menghidupkan tv, hujan turun masih lebat sampai suara tv terendam padahal volume sudah aku naikan tapi tetap saja.
Ku perhatikan acara film yang sedang menampilkan seorang laki-laki dan wanita sedang berjalan beriringan sambil bergandengan tangan, dan tiba-tiba muncul seorang wanita lain dengan keadaan marah dan detik berikutnya pertengkaranpun tak bisa di hindarkan.
"film macam apa ini! heh!" dengan cepat ku ganti chaenel yang lain, dan sepertinya tak jauh beda dengan film yang tadi "apa semua acara TV hanya penuh dengan drama-drama tak penting seperti itu? sepertinya aku harus Demo, agar film Anime bisa di tayangkan kembali" tanganku tak henti-henti memencet remot untuk mencari acara yang sedikit menarik dari 'drama picisan' yang tak berguna, cih benar-benar menyebalkan.
Klik
'Ah Yatta sepertinya kartun Tom&Jarry lebih menyenangkan' batinku dan mulai menonton kartun kucing dan tikus yang sebenarnya kurang aku sukai tapi mau bagaimana lagi Cuma ini satu-satunya yang lumayan menarik.
#NarutoPovend
Tiba-tiba sofa yang Naruto duduki bergerak menandakan ada orang lain yang duduk di sebelahnya
'kenapa jantungku berdetak dua kali lipat, oh Kami-Sama normalkan detak jantungku kembali' batin Naruto dan entah kenapa mulai gugup
Lama mereka saling diam tak ada yang berani mengeluarkan suara, sebenarnya Naruto benci dengan suasana seperti ini! hingga dengan sekuat tenaga ia putuskan untuk bertanya terlebih dahulu
"Ba-Bagaimana kabarmu?" tanya Naruto gugup tanpa menoleh kearah Sasuke dan masih menatap layar tv
"baik"
"ah,, syukurlah"
"hn"
'heh! Apa apaan jawabannya itu, dia bilang baik? Setelah membuatku terpuruk dengan semua ini, oh Kami-sama kenapa aku bisa mencintai orang macam dia' geram Naruto
'haaah aku hanya menghela nafas dengan sikapnya yang tak berubah, padahal dalam situasi genting seperti ini, well ini menyangkut masa depan kam..'
"aku akan menikah."
CTTARRR!
bersamaan dengan suara petir yang menggelegar Sasuke mengucapkan kata-kata yang membuat Naruto menahan perasaan aneh di hatinya, perasaan bagai teriris, tertusuk dan tercabik-cabik.
-tbc-
yatta hehehe gomen kalau kependekan *bungkukmintamaaf
hayo tebak fugaku akan menikahkan Suke denganan siapa?
ne ini fict keduaku setelah fict pertamaku yang ancur *nunduk semoga fict ini lebih baik (ngarep)
oke oke karena aku masih newbie jadi mohon kritik dan sarannya ^^
review please~
