BSD © Asagiri Kafuka & Harukawa Sango
Aku tidak mengambil keuntungan apapun kecuali kesenangan jiwa semata (?)
Drama, Romance (maybe)
Dazai Osamu, Nakahara Chuuya
Waning : FF orang labil. Nggak jelas. Typo. Humor gagal. Menjurus ke OOC. Non Baku.
.
.
Chuuya bertanya pada Dazai, berapa waktu yang akan ia berikan bagi pada Chuuya untuk mengungkapkan perasaannya.
.
.
Chuuya bertanya pada Dazai, berapa waktu yang akan ia berikan bagi pada Chuuya untuk mengungkapkan perasaannya saat terjun bersama dari atap gedung sekolah.
Dazai menjawabnya dengan rumus mencari waktu (t) pada gerak jatuh bebas.
Tidak sulit, Chuuya sudah hafal di luar kepala rumus sederhana Fisika itu.
Waktu (t) didapat dari dua kali ketinggian (h), dibagi percepatan gravitasi (g), yang kemudian diakarkuadratkan (√).
Lalu masalahnya waktu yang Dazai beri sangat singkat.
Jika ketinggian gedung sekolah 45 meter dan dikalikan dua, lalu dibagi percepatan gravitasi—yang kali ini Chuuya pakai angka 10 meter per-sekon, agar lebih mudah dihitung—maka jika diakarkuadratkan hanya didapat waktu 3 detik.
Dengan waktu sesingkat itu mana bisa Chuuya mengungkapkan perasaannya. Setidaknya ia butuh satu menit alias enam puluh detik. Lalu untuk mendapatkan eman puluh detik tersebut, dibutuhkan tinggi bangunan kurang lebih 18000 meter. Dan, oh ayolah, setahu Chuuya tidak ada bangunan yang mencapai tinggi 18000 meter.
Kalaupun harus terjun bebas dari ketinggian 18000 meter, satu-satunya cara adalah dengan roket!
18000 meter itu adanya dilapisan Stratosfer.
"Kenapa butuh waktu selama itu?"
"Karena aku butuh persiapan. Aku harus meraih tanganmu, lalu mendekat padamu," dia menjabarkan sambil mempraktekan, "baru kemudian mengungkapkannya."
"Merepotkan."
"Tapi itu yang terbaik—menurutku."
"Kau kan bisa melakukannya sebelum terjun."
Chuuya diam. Menimbang-nimbang.
"Boleh juga."
"Jadi ayo kita praktekan."
"Tch, segitu tidak sabarkah kau untuk ini?"
"Tentu saja! Kau tahu betul ini adalah impianku."
"Baiklah-baiklah, ayo kita terjun."
Keduanya berdiri dipinggir pembatas atap gedung sekolah. Chuuya kemudian meraih tangan Dazai, membawa Si Boros Perban itu lebih dekat padanya.
"Siap?"
Dazai mengangguk antusias. Jelas saja! Dia pasti sangat menantikan hari ini.
Tap!
Keduanya melompat. Terjun bebas seperti keinginan Dazai.
"Dazai~"
1
"Aku sangat~"
2
"Mencintaimu~"
3
BYUUR!
"Apa kalian tahu kalau itu berbahaya? Bagaimana jika terjadi sesuatu pada kalian? Apa yang harus aku katakan pada orang tua kalian? Bla-bla-bla..."
Dazai dan Chuuya hanya diam mendengar ceramah panjang kepala sekolah tentang tindakan ekstrim mereka barusan. Tidak ada yang berusaha membela diri, mereka justru sibuk saling lirik.
Dengan tubuh yang terluka cukup parah, Dazai meraih tangan Chuuya. "Lain kali ayo kita lakukan lagi." Bisiknya.
"Lain kali kau yang berteriak." Dazai setuju.
"..Kalian berdua dengar tidak?"
"Kami dengar!"
1. Kalau ada yang bingung angka 18000 meter dapat dari mana coba aplikasikan aja ke rumus mencari ketinggian pada gerak jatuh bebas. h = 1/ t2
2. Selamat Hari Guru!
