Okeeeey, new fic again! Sori bangetaaan buat yang nungguin fic The Story Of Us itu bakalan hiatus, maap banget... saya berharap masih ada yang setia nungguin *bow*. Kalo gak ada yang nungguin, thats okay... semoga fic ini bisa menghibur
The Physicist And The Detective
Disclaimer : Masashi Kishimoto-sensei! Saya berharap banget kalau Sasuke bisa jadi milik saya...
Story By : Hasegawa Nanaho
Pairing : InsyaTuhan(?) SasuHina always!
Warnings : (tidak pernah ada perubahan) Gaje, OOC, OC, lebay, garing, kaku, dan ketidaksempurnaan lainnya sebab saya masih newbie! Don't like don't read yo! No flame permitted! Critics? That's OK!
Happy Reading, minna! RnR yo!
.
.
"Cepatlah, Hinata! Ada kasus di Kompleks perumahan Konoha blok 5!" teriak seorang pria berambut putih cepak itu.
"Ba-baik Hidan-san..." perempuan bername tag Hyuga Hinata itu hanya mengangguk sambil mengikuti langkah pria bernama Hidan itu.
Hinata Pov.
Ini adalah hari pertama bagiku. Bekerja sebagai detektif polisi di Kantor Kepolisian Konoha. Namaku Hyuga Hinata, seorang gadis pemalu, tapi cukup diakui bahwa aku handal dalam berpikir. Partnerku, Hidan-san. Ia galak dan hobi sekali mengomeli aku. Terkadang ia suka meremehkan kasus, dia itu PEMALAS! Dan satu lagi, seorang petugas kepolisian tidak akan mual jika melihat mayat, tapi tidak dengannya!
Kasus pertamaku. Tentang sebuah pembunuhan yang terjadi di dalam sebuah mansion mewah. Tepatnya, mansion keluarga Tenten, temanku saat masih di perguruan tinggi. Dan yang lebih menakjubkan lagi, korbannya adalah si pemilik mansion itu, Tenten sendiri.
Hinata Pov Ends.
"Ti-tidak...Tenten-chan..." Hinata hanya bisa bergumam lemah melihat keadaan temannya itu.
Tubuh Tenten bukan terbujur atau apa, tetapi tubuhnya menyusruk(?) menembus lantai kayu mansion miliknya itu. Rambutnya acak-acakknya seperti sadako. Terdapat sebuah garis lurus di leher putihnya. Dan sebuah luka koyakan di perut langsingnya membuat ususnya kelihatan.
"Kematian terjadi sekitar pukul 07.00 PM, perut korban tertusuk oleh pisau, dan garis di lehernya ini seperti dijerat. Yang paling aneh, ia bisa nyusruk seperti ini..." Terang seorang petugas autopsi bername tag Konan.
"Ugh, lalu...apa yang... Ugh..." Hidan tampak mati-matian menahan muntah.
(Very OOC, harap maklum...*ojigi*)
"Kalau mau muntah, tolong ke luar..." dengan santainya, Konan mengusir Hidan. Pria pemalas itu segera berlari keluar.
"Etto, Konan-san. A-apa ada bukti lain?" Hinata bertanya seraya mencatat semua yang dijelaskan oleh Konan.
"Ya, ada sebuah lilin di atas kulkas, tepat 50-60 cm di belakang tubuhnya...tali yang putus yang diikat simpulnya di plafon kayu atap rumahnya...yah, Cuma itu yang ditemukan..." Konan menjelaskan dengan ragu.
"Ba-baiklah, arigatou Konan-san. Aku akan menyelidiki kasus ini." Hinata berterima kasih, lalu berlari pergi.
.
.
Hinata Pov.
Haaah, apasih yang diharapkan dari seorang Rookie sepertiku? Kasus Tenten sudah menunggak(?) selama 3 hari, dan aku? Belum dapat memecahkannya! Maafkan aku, Tenten sahabatku...otakku kini sudah buntu. Benar-benar aneh...semua orang kepolisian menganggap kalau itu hanya bunuh diri, tapi tidak denganku! Dan mereka tidak akan mendengarkan penjelasan dari seorang Rookie sepertiku.
Hari itu aku kembali ke kantor untuk meminta bantuan dari seseorang, tapi...
Hinata Pov Ends.
"ITACHI-SAMA!"
"KYAAAA!"
"BERFOTOLAH DENGANKU ITACHI-CHAN!"
"ITACHII! KYAAA!"
Hinata sweatdropped. Ini adalah kantor polisi, kenapa banyak gadis SMA yang masuk kemari? Dan lagi, mereka meneriakkan nama seorang detektif polisi idola di kantor ini. Ya, Uchiha Itachi. Anak pemilik kantor kepolisian ini memanglah berwajah tampan, belum lagi rumor yang mengatakan kalau ia mendapat julukan "Pria Kasus" karena sangat handal dalam memecahkan kasus.
"Easy, easy, my fans...semua akan berfoto denganku." Itachi yang di-elu-elukan itu hanya menanggapi dengan santai.
"KYAAA! ITACHI! KAKKOI DESU NE!"
"ITACHAAAAN!"
"Um, Itachi-senpai..." Hinata memberanikan diri memanggil Itachi. Dan ajaibnya, Itachi lansung menoleh.
"Mau minta tolong kasus, eh?" pertanyaan Itachi seolah membaca pikiran Hinata.
"I-iya, a-aku benar-benar sudah bingung, maaf merepotkan,-" perkataan Hinata terputus, Itachi langsung memeluknya, membisikkan sesuatu kepadanya. Hal ini membuat fans Itachi hanya bisa menunduk sedih.
.
'Temui aku di Konoha Rock Cafe pukul 12.30 PM, kita bicara di sana...' bisikan Itachi masih terngiang di telinga Hinata.
Disinilah Hinata sekarang, Konoha Rock Cafe. Ia tengah mencari sosok pria tampan berambut Hitam panjang itu.
"Ah, Hinata? Di sini..." Itachi mengangkat tangannya memanggil Hinata.
.
"Kasus di mansion Tenten, eh?" Hinata mengangguk pelan.
"Kenapa kau malah minta tolong padaku?" pertanyaan Itachi membuat Hinata bingung.
"Se-senpai, kan, P-pria Kasus...s-sudah banyak kasus yang Senpai pecahkan...pasti Senpai sangat hebat..." Hinata menjelaskan, Itachi langsung tertawa terbahak-bahak.
"Kau tahu? Keberhasilanku tidak lepas dari sosok seseorang..."
"Siapa orang itu?" Hinata kembali menajamkan telinganya.
.
.
The Next Day~
Konoha Mathematics and Science University.
Sebuah universitas elit, yang pasti banyak mahasiswa-mahasiswa jenius.
Disinilah (lagi) Hinata berdiri. Ia tepat berada di depan sebuah pintu ber-cat merah muda yang terdapat palang "Physics Laboratory".
FLASHBACK.
"Siapa orang itu?" Hinata kembali menajamkan telinganya.
"Adikku sendiri..." Itachi menjawab sambil tersenyum lembut.
"H-huuh?" Hinata terbengong.
"Ya, adikku. Seorang fisikawan di Konoha Mathematics and Science University. Dia seorang asisten profesor. Kami sering minta tolong padanya jika ada kasus yang tidak terpecahkan..." terang Itachi panjang lebar.
"A-apa benar dia bi-bisa menolongku?" tanya Hinata ragu.
"Haha, kau temui dia saja. Kuharap kau bisa tahan dengan sikap dinginnya. Karena itu, ia mendapat julukan "Cold Weirdo' Man" yang artinya "Pria dingin yang aneh". Ohya, namanya Uchiha Sasuke."
FLASHBACK OFF.
'Hah, seorang fisikawan membantu tugas polisi? Benar-benar aneh...' Hinata hanya bisa memikirkan bagaimana tampang si Uchiha Sasuke tersebut.
Ia sempat berpikir, Sasuke adalah seorang Nerd yang menggunakan kacamata bulat yang tebal, seperti Kabuto Yakushi, guru fisikanya waktu SMA. Bertampang culun, dan apalah yang terdapat di dalam diri seorang Nerd.
Ia kumpulkan semua keberaniannya untuk mengetuk pintu.
Tok Tok Tok. "Konnichiwa? A-apa ada orang di dalam?" Hinata juga mencoba menyapa.
Tidak ada sahutan atau balasan.
Klek. Hinata mencoba membuka pintunya.
"Tidak terkunci..." Hinata kini masuk kedalam ruangan fisika tersebut. Ruangan itu penuh dengan bau berbagai macam cairan kimia, dan dalam kondisi gelap gulita.
Hinata sepeti tersihir. Ia melihat sebuah lampu dengan teknologi cahaya matahari sedang menyala di depannya. Ia baru saja akan menyentuh bohlam itu.
Prang! Prang! Prang! Satu persatu bohlam lampu itu pecah.
Hinata kaget, ia langsung berjalan mundur dan menabrak dada bidang seseorang.
"Siapa kamu?" suara baritone itu bertanya kepada Hinata.
Klik. Cowok yang baru saja ditabrak Hinata itu menyalakan lampu. Hinata yang merinding langsung menoleh ke arah cowok itu.
Tampan, tinggi, putih, tegap, atletis, ohmy what a handsome face! Itulah yang ada di pikiran Hinata sekarang.
"Aku tanya kau siapa? Kenapa masuk ke Lab. Ku?" tanyanya lagi.
"Um, Sa-saya mencari se-seseorang ber-bernama Uchiha S-Sasuke-sensei..." jawab Hinata terbata-bata.
Mendadak, pria tampan itu mendekatkan wajahnya ke wajah Hinata...
.
.
"Aku belum pernah melihat wajahmu sebelumnya..." jawabnya santai.
To Be Continued~
Kependekan ya? a'm rosi, its just a prolog! no need to be worry! saya bakalan update cepaaaat! minna-san mohon sabar menunggu, yak? okeh? okeh?
Bagi yang udah bisa nebak lanjutnya, monggo wes...
Yang penasaran, tetap nantiin fic saye yaak? #plak
Review plisss, kritik saran juga silakan :) kalo perlu usul juga deh...sankyuuu :D
