Snow white P3 style

(Fic ancur berdasarkan Snow white gaya persona)

-Halah-

A/N: Maap, author lagi jayuz n ancur karena kecapekan tes masuk ini-itu. Di suatu pagi yang damai, author terbangun dan tiba-tiba saja ingin menulis cerita ini. Hahahaha. –malah jadi cerita—

Fandom: Shin megami tensei : Persona 3

Rating: K+?

Summary: "Haah, aku ingin diberikan anak yang berkulit putih seputih salju, berbibir merah semerah darah. Dan kalo perlu… jago fighting biar bisa melindungi diri. Dan satu lagi, harus cantik seperti aku, --ibunya ini—ahem."

"Tolong jangan minta yang aneh-aneh, Aki."

Disclaimer: Persona 3 punya Atlus. Snow white punya sapa? Ga inget. Tapi yang pasti ini snow white gaya saya sendiri, nyehehehe…

Saa, hajimemashou!! –kabur—

--

Mukashi, mukashi… di suatu kerajaan nun jauh disana…(dimana? –clingakclinguk-) hiduplah sepasang Raja dan... uhm... 'Ratu' yang dilanda kebingungan. Mereka menginginkan keturunan, tapi sampai sekarang mereka belum mendapatkannya. Sang 'ratu' mulai tidak sabar dan sering marah-marah.

Seperti hari ini. Teriakkan sang 'ratu' bisa terdengar sampai ke seluruh penjuru istana.

"Aaaarrrgh, gue bingung!! Gue mau anak, tapi kenapa nggak dapet-dapet sih?? Segala cara udah gue lakuin! Mandi kembang tujuh rupa? Udah. Minum jamu? Udah. 'maenan' tiap malem jumat? Udah jugaaaa... apa yang kuranggg??"

"Lo ngomong ama siapa sih?"

Tiba-tiba saja sang Raja muncul dari belakang dan mengagetkan kita semua --;

"Ini loh, Shinji! Gue bingung kenapa kita nggak bisa punya anak!! Padahal kita mesra banget ya kan??"

Shinji Cuma memalingkan wajah sambil menampilkan ekspresi bosan dan bergumam kecil, 'Iye, tapi berantemnya juga tiap hari. Sampe tonjok-tonjokkan malah.' Yang untungnya tidak didengar oleh sang 'ratu'. Kalo kedengeran, bisa-bisa dia ditonjok lagi. Duile, susah amat punya 'istri' mantan petinju…

Tapi sebagai 'suami' yang baik (atau seme yang baik?), Shinji harus menghibur ukenya itu tentu saja.

"Udah, udah. Santai aja lagi. Kan katanya kalo mau dapet anak, musti biasain ngurus anak orang dulu. Tuh, gue udah ngadopsi Ken. Urusin aja dia dulu deeehhh…"

Itulah kata-kata yang diniatkannya akan menghibur sang ratu a.k.a Aki (males nulis ratu mulu). Tapi bukannya seneng, Aki malah ngamuk.

"Eh! Gue bukannya nggak saying sama Ken! Tapi kan gue pengen punya anak! Gimana sih lo! Tega banget! Tega banget Tegaaaaa!!"

Yak, bisa dipastikan malam itu Shinji babak belur lagi kena bogem dari Aki. Para pelayan yang mendengarnya Cuma geleng-geleng kepala.

--

Setelah puas menghantam Shinji dengan jab, upper cut, dan blow (halah), Aki duduk di sofa dan menatap jauh keluar jendela. Ternyata diluar sedang ada badai salju. Tanpa sadar dia menghela nafas dan mengucapkan keinginannya.

"Haaah... aku ingin diberikan anak yang berkulit putih seputih salju, berbibir merah semerah darah. Dan kalo perlu… jago fighting biar bisa melindungi diri. Dan satu lagi, harus cantik seperti aku, --ibunya ini—ahem."

Shinji Cuma menggeleng pelan melihat kelakuan Aki yang aneh tadi.

"Tolong jangan minta yang aneh-aneh, Aki."

"Saya bisa mengabulkannya, yang mulia."

Tiba-tiba sebuah suara ikutan nimbrung. Shinji dan Aki terdiam. Lalu mereka menatap satu sama lain. Perhatian mereka beralih ke jendela, tempat asal suara tersebut.

"Halo, yang mulia."

"EEEEEEHH?? Eh copooottt, plester gue copooottt!! Ada setaaannn!!"

Aki menjerit keras (pake acara latah segala lagi) ketika melihat keluar jendela. Tepat diluar jendela ada seorang kakek-kakek berhidung bengkok dan nyengir lebar.

"Waduh, saya bukan setan…saya Igor."

Si kakek tadi, Igor namanya, memperkenalkan diri dan entah bagaimana caranya dia bisa langsung berada di dalam ruangan tanpa membuka jendela.

"Igor… lalu apa maksud perkataanmu tadi?"

Shinji mulai penasaran. Begitu juga Aki. Setelah tersadar dari kagetnya yang lebay itu, dia langsung mendengarkan dengan penuh perhatian. Merasa penting, Igor berdehem sebentar sebelum berbicara.

"Yang mulia 'Ratu' tadi ingin memiliki anak? Saya bisa mengabulkannya. Caranya, yang mulia 'ratu' harus...BLAH BLAH BLAH BLAH BLAH"

(Note: Ga kepikiran caranya... halah, ga penting juga lagian. –ditabok karena seenak ndewe-)

Shinji dan Aki terkesiap. Ken yang juga ikut mendengarkan secara diam-diam alias nguping juga langsung meletakkan tangan di pipi a la poster film 'Home Alone' (Macaulay culkiiiinnnn). Koromaru yang berada di samping Ken juga hampir saja mengeluarkan suara 'aaauuu, sumpeee looo??' kalau nggak buru-buru di pelototin Ken dan diancem, 'awas lu berisik. Gue jadiin barbeque loh!'.

"De... dengan begitu aku bisa mendapatkan anak?? Tapi nanti ini fic jadi M-Preg dong. Gimana?"

Aki tersadar dan segera menampilkan ekspresi yang lazim ditampilkan di komik Topeng Kaca.

"Oh my Kami!! Bener tuh! Kok gue ga mikir sampe sana??"

Shinji ikut-ikutan shock. Sebenernya ga masalah sih kalo fic ini jadi Mpreg, tapi di Indo masih dikit banget fic kaya gitu. Dan kebetulan gw bukan mpreg worshipper walau ga benci juga –loh authornya jadi curhat—

Igor tampak berpikir sebentar. Lalu setelah beberapa menit berpikir (lama amat), dia menjentikkan jarinya.

"Ya sud, kalo gitu dipercepat. Besok yang mulia ratu akan melahirkan."

"HAH?? MELAHIRKAN DARI ENGLAND!! Cepet amat woi!! Gak real banget luh!!"

Igor Cuma terkekeh mendengar protes Aki. Lalu dia geleng-geleng kepala dan mengatakan sesuatu yang sumpah nggak meaning tapi bener.

"Namanya juga fic, yang mulia…Ya udah, pokoknya udah saya atur sang 'penerus' akan lahir besok pagi jam 6 waktu Gekkokan bagian utara. Yuk, dadah babai!"

Detik berikutnya, Igor sudah lenyap ditelan badai salju. Sementara yang ditinggalkan hanya bisa terbengong-bengong.

--

Gekkokan, jam 5 pagi WGU (waktu Gekkokan bagian Utara, halah)

"Oh mai kami!! Beneran gue hamil!! Anjrot anjrot impossible!!"

Ken dan Koromaru yang mendengar teriakkan dan makian Aki langsung melesat ke kamar Raja dan Ratu. Dan kagetlah mereka ketika melihat Aki dengan perut yang membesar. Shinji yang tampaknya baru bangun langsung melongo.

"I… ibunda? Kok perutnya… itu isinya anak?"

"Ya iyalah!! Masa kotoran!!"

Aki tampaknya jadi lebih sensitive karena sedang hamil XD

Ken langsung bersemangat dan menari-nari bersama Koromaru--atau lebih tepatnya, Koromaru yang diayun sama Ken--

"Yeaaahhh aku jadi kakak!! Yeaaahhh,"

Shinji mengelap keringat di dahinya dan mencoba menerima kenyataan. Sesuatu yang aneh bisa terjadi dalam semalam rupanya. Tapi baru saja dia menerima kenyataan dan siap untuk bersantai, Aki menjerit lagi.

"Gyaaaa!! Pe—perut gue sakit!! Apaan nih, ada air keluar!! Huaaaa, panggil dokter!!"

Shinji yang lagi cengok langsung berlari keluar memanggil dokter istana. Tampaknya kelahiran sang 'penerus' bakalan lebih cepat dari yang diperkirakan XD

--

Gekkokan, jam 6 WGU…

Ternyata kelahiran sang 'penerus' tidak melenceng dari waktu yang diperkirakan. Dia tetap lahir jam 6 tepat. Dan selama kurang lebih 1 jam, Aki menjerit-jerit dan harus dipasangi alat pengaman agar tidak mengamuk dan menonjok orang lain (ya ampun, ini mo ngelahirin apa kesurupan ya?).

"Horeee!! Adik laki-laki!! Adik laki-laki!!"

Sementara Ken sibuk menari lagi bersama Koromaru, Shinji menemani Aki yang sedang terbaring lemah di tempat tidur.

"Selamat, Aki! Kau sudah berjuang!! Uhuuu… hiks…"

Tampaknya Shinji tidak bisa menahan perasaan harunya karena sudah berhasil menjadi ayah (WTF). Sedangkan Aki hanya memandangi bayi mungil di tangannya dengan perasaan bangga campur kesal.

"Nyebelin banget, tahu. Dia bikin gue capek!! Ga mau keluar sampe satu jam! Tau gini gue ga mau deh punya anak lagi! Capek banget!!"

Tapi kemarahan Aki tidak bertahan lama setelah melihat si bayi menguap dengan mulutnya yang mungil.

"Huaaaa, ni anak cantik banget sih, mirip ama gue!!"

…dan langsung jadi narsis.

"Lalu? Mau kita namakan siapa anak ini?"

Pertanyaan Ken menyadarkan Aki dan Shinji. Kedua orang yang sedang berbahagia karena baru jadi orang tua itu terlihat berpikir keras.

Terus berpikir…

Berpikir…

Sampai akhirnya mereka bingung sendiri. Mereka memang tidak pandai menamakan orang lain. Untung saja Ken sudah bernama Ken waktu masih di panti asuhan. Tadinya kalau dia belum bernama, Aki berniat menamakannya Polydeceus.

Melihat ayahanda dan ibunda nya bingung (dan ketakutan kalau-kalau si adik akan dinamakan entah Castor atau Pollux), Ken mengambil sebuah keputusan.

"Kalau begitu aku saja yang kasih nama!! Namanya adalah…"

--

Huahahaha, saya hentikan sampai disini.

Sori kalo terkesan aneh –huwaaa—soalnya idenya di dapet setalah bangun tidur. Tapi pengen nulis… pengen nulis…

Review please. Author kalo udah bikin cerita berchapter gini pasti males nerusinnya… jadi tolong ingatkan saya untuk meneruskannya, hehehe…