Jam menunjukkan pukul 22.00 saat Midorima Shintarou baru saja pulang dari Rumah Sakit tempat ia bekerja. Mengurusi beberapa pasien dan operasi hari ini benar-benar membuatnnya lelah, sehingga yang ada dipikirannya saat ini hanyalah cepat sampai rumah, lalu makan dan mandi serta tidur. Bayangan akan kasur empuk yang menunggunya di rumah membuat pemuda bersurai 'go green' tanpa sadar mempercepat laju mobilnya melewati jalan yang sepi.

Oh ligat, ada sesosok manusia yang tengah terkapar di sisi jalan. Mungkin dia lelah.

Eh?

Tunggu–

Manu—sia–?

CKIITTT

Dan pemuda berkacamata itupun dengan segera menghentikan laju mobilnya untuk melihat keadaan sesosok manusia yang teronggok begitu saja di pinggir jalan.

.

.

.

Midorima-kun, ku kira mungkin setelah ini kehidupanmu akan jauh lebih melelahkan daripada yang sekarang.

Yah… hanya dugaan sih.

.

.

.

[I Will be a Good Pet, Master!]

Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi

I Will be a Good Pet, Master!© Velia Michaelis

Pairing : MidoTaka

WARNING :

Sho-Ai;Yaoi;BL;MalexMale;AU;maybe typo and OOC

Don't like don't read

.

.

.

Happy reading~

.

.

.

Midorima langsung bergegas keluar dari mobilnya dan menghampiri sesosok manusia yang berada tidak jauh dari trotoar. Berjongkok lalu memeriksa denyut nadinya.

"Untunglah masih bernapas nodayo…"

Midorima menghela napas lega, jantung pemuda dihadapannya masih berfungsi walaupun lemah. Diamatinya baik-baik wajah pemuda itu, rambutnya hitam dan tubuhnya kecil. Sepertinya usianya 1-2 tahun lebih muda darinya. Pakaiannya lusuh, dan setelah diamati baik-baik ada bekas luka ikatan di pergelangan tangan dan lehernya. Selain itu banyak pula luka sayatan—lama ataupun baru— di sekujur tubuhnya. Membuat Midorima berpikir apakah pemuda ini korban penyiksaan dan penganiayaan ataukah dia seorang masokis yang habis melakukan percobaan bunuh diri?

Merasa tidak mungkin meninggalkan pemuda-entah-siapa ini sekarat di jalan dank arena tidak mempunyai pilihan lain, maka dengan (setengah)berat hati, Midorima mengangkat tubuh ringkih itu dan menggendongnya ke dalam mobil. Memastikan pemuda tersebut nyaman dan aman di kursi belakang, Midorima melanjutkan perjalanan pulangnya…

xxXxx

"WAAAAA!"

BRUKK

"Itte…"

Pagi hari yang tenang di kediaman Midorima Shintarou terusik dengan suara jeritan kaget dan suara benda jatuh dengan cukup keras, menyusul setelahnya suara protes kesakitan dari benda-yang-ternyata-orang yang baru saja di dorong jatuh dari ranjangnya.

"S-siapa kau!? Apa yang kau lakukan pada tubuhku!?"

Ah. Ternyata pemuda bersurai hitam itu sudah sadar.

Jadi, kejadian sebenarnya adalah karena Midorima tidak mau makhluk yang ditemukannya malam itu kenapa-kenapa saat tidur, dia memberikannya tumpangan di kamarnya dan bukan di kamar tamu. Tapi sepertinya pemuda yang lebih kecil darinya itu salah pengertian. Lihat saja wajah paniknya yang sarat akan ketakutan itu. Ah, dan kenapa dia menutupi tubuhnya dengan cara memeluk selimut seperti itu?

Bu, bu, sadar. Pakaianmu masih utuh kok.

Mendecih pelan dan menggelengkan kepalanya yang terasa agak pusing dan sakit setelah menghantam lantai, Midorima perlahan bangkit dan berjalan menuju kasur tercintanya—dengan orang itu tentu saja.

"Dengar ya, aku tidak melakukan apapun pada tubuhmu itu nodayo."

Mengambil kacamatanya, Midorima duduk di sisi ranjang, memandangi pemuda dihadapannya dengan tatapan kesal. Siapa yang tidak kesal coba!? Sudah ditolongin bukannya bilang terima kasih malah mendorongnya mencium lantai!

"Bohong! Kau pasti melakukan sesuatu! Iya kan!? Kau pasti sama dengan orang-orang itu!"

Pemuda itu kembali berteriak dan membuat dahi Midorima berkedut kesal.

"Aku tidak berbohong nanodayo! Aku melihat-mu terkapar di pinggir jalan dan menolongmu! B-bukan berarti aku ingin menolongmu juga nodayo, jangan salah paham! Aku menolongmu juga karena oha asa bilang bahwa zodiac Cancer harus menolong orang lain hari itu—nodayo."

Midorima menaikkan kacamatanya yang sebenarnya tidak turun barang se-senti pun. Sementara orang lain di kamaritu yang baru saja diceramahi hanya berpikir

"Hah? Oha asa? Apaan tuh?"

Melihat pemuda dihadapannya hanya bengong dengan ekspresi yang sulit diartikan, akhirnya Midorima kembali menghela napas dan menanyakan nama orang itu.

"Nama ku Takao… Takao Kazunari… Maaf sudah mendorongmu dan berteriak kepadamu tadi, dan terima kasih sudah menolongku semalam."

Pemuda yang memperkenalkan diri sebagai Takao Kazunari itu memperkenalkan diri dengan suara lirih dan wajah yang tertunduk serta rona merah yang menyebar. Malu mungkin karena sudah berburuk sangka kepada orang yang menolongnya.

"Aku Midorima Shintarou, dan kau berhutang cerita kepadaku kenapa kau bisa terkapar di tempat seperti itu, Takao."

"T-tapi izinkan aku tinggal di rumahmu ya, Shin-chan?" Takao menatap Midorima dengan tatapan penuh harap.

Ctak.

"Shin-chan? Panggilan macam apaan tuh?"

Midorima bete seketika.

"Jangan seenaknya mengubah nama orang, Bakao! Dan kenapa kau tidak pulang ke rumahmu saja hah!?"

"Tapi aku tidak punya rumah! Ayolaaahhh" Takao merangkak maju menyebabkan Midorima meringsek mundur.

"Tidak mau! Dan menjauhlah dari-ku nodayo!

"Kumohoooonnn~~! Aku berjanji akan berguna di rumah ini. Lagipula kan kau yang memungutku! Yayaya?"

"Apaan tuh memungut?! Sudah ku katakan aku hanya menolongmu hanya karena ramalan oha asa berkata seperti itu nodayo!"

"Shin-chan… Ku mohon… Ya?" Puppy eyes no jutsu.

Dan dengan begitu Midorima Shintarou kalah telak dan (dengan berat hati) menerima permintaan pemuda itu untuk tinggal di kediamannya.

Yang berujung dengan terjangan dari Takao yang mengakibatkan mereka berdua terjatuh ke lantai.

.

.

.

TBC?