Ini fic pertamaku (termasuk lemon pertama) buat 07-Ghost ^ ^; jadi, mohon maaf kalo aneh (DAN KELEWAT OOC).. Pairnya juga aku cari" jarang ketemu .3. Mereka sekilas kayak anak kembar
Yep~ Aya-Lab #dibuang kita mulai saja~ °•(̯┌┐̯)•°
"U-uwaaaaa-!" Teriak Labrador.
"LAB!" Castor mengejar Labrador yang sedang terjun bebas menggunakan Hawzkilenya.
Frau langsung mencegat Castor begitu melihat Labrador sudah terkapar di deck pesawat milik Black Hawk.
"Percuma" geleng Frau, "lebih baik sekarang kita kembali ke distrik 7."
Dengan rasa kecewa, kali ini Castor mengikuti kata-kata Frau. HANYA UNTUK KALI INI.
•Labrador•
"U-uukh-"
Aku terbangun dengan seluruh badan dan kepala yang sakit. Aku merasa badanku seperti sudah remuk.
Kugerakkan tanganku untuk memijit kepalaku, tapi...uh? Apa ini? Rantai?
Kucoba untuk mengerahkan Zaiphonku. Mencari tanda-tanda kehidupan tumbuhan. Tapi aku tidak menemukannya-
Sebenarnya, ada di mana diriku ini sekarang? Tempat apa ini? Seseorang, tolong aku, aku takut- tempat ini gelap.
Dengan perasaan takut, aku mulai meronta-ronta.
•Ayanami•
Aku menatap pintu ruangan tempat uskup itu disekap. Aku cukup khawatir.
Apakah pria itu baik-baik saja? Apa dia tidak takut? Tempat itu kan cukup gelap-
...
...Tunggu dulu. Ada apa denganku ini? Kugelengkan kepalaku. Kutangkis pikiran itu jauh-jauh.
"Aya-tan?" Panggil begleiterku - Hyuuga, membuyarkanku dari lamunanku.
"Ya?" Jawabku sambil tetap berusaha kelihatan cool.
"Uskup itu mau diapakan? Dipancing untuk mendapatkan Teito Klein?" Tanya Hyuuga.
"Tidak. Biar aku yang mengurusnya sendiri." Jawabku menimbulkan kebingungan di muka Hyuuga, dan segera kubalas dengan death glare milikku.
Sebelum aku membuka pintu ruangan itu, dapat kulihat dari ekor mataku bahwa Hyuuga lari terbirit-birit meninggalkanku, pintu itu, dan uskup itu.
Setelah menghela nafas yang cukup panjang, kubuka pintu itu.
•Labrador•
Aku sudah lemas meronta-ronta. Saat itu juga, seseorang membuka sebuah pintu sehingga ada secercah cahaya yang masuk ke dalam.
Mataku langsung silau saat ada seseorang yang menyalakan lampu, bergerak mendekatiku dan memelukku.
Aku merasa cukup tenang, tapi...siapa dia? Siapa orang ini?
Saat mataku sudah mulai beradaptasi, kulihat wajah Ayanami berada di samping wajahku.
Aku cukup terkejut, karena orang yang dapat dianggap 'musuh' dari 07-Ghost ini dapat memberikan pelukan yang hangat...dan nyaman-
"Kau tidak apa-apa? Ada yang sakit?" Tanya Ayanami.
Aku langsung membeku di tempatku begitu Ayanami menanyakan hal itu dengan raut wajah yang cukup lembut - karena tetap saja raut wajah Ayanami masih agak menyeramkan.
Dan aku semakin membeku ketika Ayanami menyentuh pipiku dan mendekati mukaku hingga akhirnya kecupannya mendarat di bibirku. Tak kusangka, bibir milik Ayanami terasa hangat, lembut dan...rasa yang author sendiri tidak dapat jelaskan/ming.
•Ayanami•
Memalukan. Hanya hal itu yang dapat kupikirkan sekarang. Seorang Ayanami yang harusnya selalu bertindak cool tapi malah bertindak seperti blonde hentai itu.
Tapi aku menyukai sensasi Labrador yang 'menurut' seperti ini. Sensasi yang tidak pernah kurasakan dari seorang Hyuuga.
Ya, Hyuuga tidak pernah sama sekali tidak melawan seperti ini.
Kutekan belakang kepala milik Labrador lebih kuat sedikit dan kulingkarkan lenganku di pinggang miliknya untuk menghapus jarak diantara kami.
Kupejamkan mataku untuk merasakan ciuman itu.. Kugerakkan lidahku di dalam mulut miliknya. Kurasakan lidah milik Labrador bergerak-gerak, mungkin karena salivanya sudah cukup banyak, atau mungkin lidahnya sudah pegal.
Kugerakkan lidahku menyusuri seluruh daerah mulut miliknya. Dan benar, mulut miliknya sudah penuh oleh saliva.
Ufufu~ kurasakan sekarang bahwa Labrador sudah mulai sesak nafas karena dia mulai meronta-ronta.
Aku mengalah. Kulepaskan ciuman pemanasan kami ini. Tapi sebelum itu, kuminum saliva miliknya yang entah mengapa terasa manis.
Sekarang, wajah Lab yang blushing dan terengah-engah tampak sangat manis di mataku. He look so sweet.
Tunggu. Ini bukan diriku. Seharusnya aku terlihat lebih cool dan tidak melakukan hal seperti ini. Kupasang wajah dinginku, kulepaskan borgol yang melingkar di pergelangan tangan mulus miliknya di tembok. Tangannya terjatuh lemas ke lantai - mungkin sudah kehabisan tenaga.
Aku menatap bola matanya yang berwarna sama seperti milikku. Violet. Tapi rasanya bola mata miliknya jauh lebih indah dari milikku..
•Labrador•
Terpana seketika di tempat. Itulah yang kurasakan. Terkejut karena seorang Ayanami bisa-bisanya melakukan hal yang BUKAN akan dilakukan oleh orang yang baru bertemu.
Entah kenapa, aku blush karena sosok yang sedang kulamunkan tadi menatap bola mataku. Rasanya...aku terperangkap di dalam bola matanya yang berwarna senada denganku - lavender.
Eh? Sekarang dia memasang tampang 'cool' lagi?
Puh! Biar kutanya apa maksudnya! Aku tidak suka diperlakukan seperti barang yang sudah tidak dipakai begini!
"Ayanam-" ucapanku tertahan oleh tangan besar milik Ayanami.
"Aya-tan. Cukup itu saja." Ucapnya singkat.
Karena aku ingin bicara, kugigit jari panjang nan lentik miliknya. "Sebenarnya aku ini ada di mana? Kumohon, beritahu aku-"
Eh? Raut wajah Ayanam- ah- Aya-tan berubah!
Tadi, saat aku menggigit jarinya, dia cemberut, tapi saat aku memohon untuk memberitahu aku ada di mana dia malah menyeringai- aneh..
"Apa yang akan kau berikan jika aku memberitahu di mana ini dan kenapa kau ada di sini?" Tanya Aya-tan masih dengan seringainya itu.
"Hmm.. Cintaku?" Jawabku. Atau mungkin itu pertanyaan. Aaargh- author bingung/plak
"..."
"Maaf? Maksudmu?" Tanya Aya-tan setelah terdiam beberapa saat.
"Aku suka kamu" jawabku santai.
"Eh? Aku salah dengar?" Tanya Aya-tan sembari membuang pandangannya.
"Tidak" jawabku "Aya-tan tidak salah dengar. Aku-suka-A-ya-tan" ucapku sambil berdiri.
Aaah- kakiku lemas.. Yaah- kuputuskan untuk bersandar di dinding di belakangku.
Tapi...kenapa Aya-tan malah terpana begitu?
•Ayanami•
Pernahkah kalian merasa bahwa hati kalian berbunga-bunga karena suatu hal?
Jika ya, itulah perasaan yang sedang kurasakan.
Tidak pernah kubayangkan aku bisa sebahagia ini.
Aku merasa lebih bahagia daripada saat Hyuuga menyatakan cintanya padaku.
Yaah- pokoknya, aku ingin melakukan 'itu' selagi dia ada di sini.
"Aya-tan?" Panggil Lab-chan yang membuyarkan lamunanku.
"Ya?" Jawabku dengan senyum terkembang - yang bisa jadi malah membuatnya takut.
"Jadi aku ada di mana?" Tanyanya dengan wajah polos yang makin membuatku ingin 'memakannya'.
Kuhapus senyuman dari wajahku dan kubuat wajahku agar bertindak seperti biasanya. Tapi entah kenapa otot-otot wajahku tidak menurutinya. Rasanya otot-otot wajahku ingin tersenyum terus.
Sekarang lebih baik kujawab pertanyaan Lab-chan yang sudah menampakan wajah kesal karena kucuekin.
"Sekarang, kamu ada di sebuah kamar kosong di Black Hawk. Kamu ada di sini karena...yaah- aku ingin menjadikanmu awak Black Hawk. Berminat?" Tanyaku santai sambil duduk di pinggir ranjang.
"Hmm.. Boleh- aku juga sudah bosan di distrik 7." Jawaban dari seorang Labrador yang cukup membuatku terkejut.
Kalau dia benar berkata demikian, lebih baik langsung kutanya.
"Lab, kamu mau jadi kekasihku?" Tanyaku sedikit ragu-ragu namun dengan wajah 'cool'ku.
Dapat kulihat ia terbengong-bengong setelah mendengar pertanyaanku. Haah- pertanyaan bodoh-
•Labrador•
Aya-tan menanyakan apakah aku mau menjadi kekasihnya atau tidak. Kyaaaaa~ kurasa cupid sedang berada di sekitar kami sekarang~
"Ya! Aku mau!" Jawabku yang sudah berdiri di depan Aya-tan dengan girang.
Wah- kulihat wajah Aya-tan memerah untuk sejenak, lalu aku dipeluk dan ditindihnya di ranjang.
"A-Aya-tan?" Tanyaku memberanikan diri.
"Psst-" desis Aya-tan sambil meletakkan jarinya di bibirku. "Jangan berisik dulu~ kita baru saja akan mulai lho.."
TBC
kita TBC di sini! #dibuang Well, ini fic pertama author dengan bantuan Joannyan~ sebelumnya, author minta maaf kalo ini OOC parah- sampai jumpa di chapter selanjutnya! oh iya, ini emang gaje karena misterinya belum terungkap.. misteri ini akan author ungkap pada chapter 2
