SEVEN DAYS.
Main Pairing: NamJin
Characters: BTS members
.
.
All casts belong to themselves, and this story was inspired by a japanese movie/drama with the same title. I changed some plots here and there to fit the characters.
*this is my very first published Namjin's fanfics. And i still have many of them on my laptop lol. I will update my Haehyuk's fics first before posting them but let's see...
This story only going to be around 7 chapters like the title, so enjoy!
.
.
CHAPTER 1: Monday.
Seokjin menatap keluar jendela kelasnya, menatap dua orang siswi yang melambaikan tangan kearahnya. Orang-orang hanya menyukai wanita atau pria dari wajahnya saja, tanpa tahu bagaimana isi hatinya. Mereka terkadang tersenyum atau menyapaku hanya karena wajahku.
Seokjin membalas lambaian tangan mereka, mendapati dua siswi tadi lompat dengan girang. Ia menguap dan mengusak matanya, ini memang jam bebas, dan gurunya hanya memberi beberapa soal untuk dikerjakan. Sepertinya memang waktu yang tepat untuk tidur.
Baru beberapa menit ia menutup mata, seseorang memukul kepalanya dengan gulungan kertas soal.
"Ya, Kim Seokjin!" seru seorang pria dengan rambut keabuan.
Seokjin mengusap kepalanya sambil menatap bengis sahabatnya itu, "Yoongi-ah bisakah kau lebih lembut sedikit."
"Sayang sekali wajahmu itu kalau cuma kau pakai tidur." Serunya. Seokjin cemberut, "biar saja, wajah. Wajahku ini"
Yoongi mendengus, sambil duduk di depan meja Seokjin. "Kau ini, bagaimana bisa punya pacar kalau kerjaanmu tidur terus. Pantas saja kau menjadi perawan tua."
Sosok yang disindir langsung menegakkan badannya, "Enak saja, aku masih muda. Dan aku ini laki-laki."
"Laki-laki sejati itu punya pacar."
"sejak kapan ada perumpamaan seperti itu?"
"Barusan, sejak aku menyebutkannya."
Seokjin memutar kedua bola matanya, ia baru akan meneruskan tidurnya begitu. Ada seorang bocah kelas satu yang menghampirinya.
"Seokjin hyuuuung!"
Wajah yang lebih tua langsung cerah begitu menemukan junior kesayangannya menghampirinya.
"Kookie!" si junior langsung cemberut. "Hyung, aku terdengar seperti anak kecil kalau kau memanggilku begitu."
"Tapi kau memang masih kecil Kookie~"
"Hyung!" Seokjin tertawa, "Okay, okay. Jadi ada apa kau kesini?""
Jungkook menyerahkan selembar brosur ketangan Seokjin. "Ayo kita pesan pizza!"
"Call! Aku mau meat lovers" sejatinya seorang Kim Seokjin tidak akan pernah menolak makanan.
"Aku mau Cheesy bites!" Jungkook ikut berseru.
"Yoongi?"
Yoongi menggeleng, "Aku bisa gendut kalau terus-terusan ikut-ikut kalian."
Seokjin mendelik, sambil menghubungi delivery service pizza tersebut.
'apa kau melihat Namjoon? Sepertinya ia tak masuk hari ini.' Terdengar percakapan siswi-siswi yang ada dikelas mereka. 'benarkah? Apa ia sakit? Padahal hari ini bisa saja menjadi hari keberuntunganku' balas gadis yang lain.
"Sepertinya, Namjoon sunbae mulai populer." Jungkook duduk disebelah Seokjin, mereka bertiga tak sengaja mendengar percakapan beberapa gadis dikelasnya karena mereka cukup berisik.
"itu karena hari senin merupakan hari spesial." Jawab Yoongi.
"eh memangnya kenapa?" Seokjin mulai penasaran. Yoongi mengangkat bahunya, "karena setiap hari senin, Namjoon akan menerima siapapun yang menyatakan cinta padanya. Dan diakhir minggu nanti dia akan berkata. 'aku rasa cukup sampai disini, kita tidak cocok untuk bersama'." Jawabnya sambil membaca komik yang dibawanya.
"Benarkah? Wow aku tidak tahu kau bisa tau gosip seperti itu Yoongi-ah"
Yoongi menutup komiknya sambil membuang wajahnya kearah jendela.
"Itu karena, aku pernah merasakan seminggu berpacaran dengannya"
Seokjin dan Jungkook membelalakan matanya, tak pernah menyangka seorang Min Yoongi yang kaku dan dingin pernah bertingkah seperti gadis-gadis dikelasnya ini.
Sebelum mereka sempat berkata apapun, Yoongi sudah melayangkan tatapan tajam pada mereka berdua seolah mengatakan, jangan membahas apapun tentang itu.
"Aku sudah bahagia dengan Jimin sekarang, jangan tanya apapun."
Jungkook mengendikkan bahunya, "Memang bagaimana sebenarnya Namjoon sunbae itu, bukankah kau satu klub dengannya hyung?" Tanyanya pada Seokjin.
Seokjin berpikir sejenak, "Aku tidak terlalu mengenalnya, hanya pernah saling bertegur sapa saja." 'tapi dia benar-benar gagah' tambahnya dalam hati.
Jungkook mengangguk. Karena menurutnya tidak ada yang lebih menarik selain Taehyung sunbae.
Seokjin tiba-tiba berdiri, ia menyisir jari rambut blondenya. "Oke, kalau begitu aku akan ke gerbang untuk menunggu pengantar pizza datang, kau tunggu disini ya kookie. Dan yoongi-ah tolong kumpulkan tugasku juga" kemudian ia berjalan keluar kelas. Ini jam bebas jadi tidak akan ada guru yang memarahinya, lagipula mereka semua sedang rapat.
Seokjin mendudukan dirinya di bangku dekat gerbang, pikirannya menerawang pada Namjoon, si adik kelas satu tingkat dibawahnya. Kenapa orang lain mudah sekali untuk membuka hati lalu dengan mudahnya pula pindah ke lain hati. Sedangkan dirinya sulit sekali untuk mencoba meyakinkan hatinya untuk orang lain. Ia selalu berpikiran bahwa orang-orang tertarik padanya bukan karena hatinya. Perasaan memang sulit ditebak.
Seokjin menatap sebuah mobil yang berhenti tak jauh dari gerbang, ia menyipitkan matanya begitu melihat Namjoon keluar dari mobil itu, dan karena mobil yang tanpa atap maka ia dapat melihat dengan jelas bahwa yang menyetir adalah seorang wanita sekitar 2-3 tahun lebih tua darinya.
"Oh, Seokjin sunbae." Namjoon membungkukan badannya begitu melihat Seokjin yang duduk didekat gerbang.
Seokjin menganggukkan kepalanya, "Kau baru masuk?"
Namjoon menggaruk belakang kepalanya sambil tersenyum, "Begitulah, sunbae sedang apa disini?"
"Menunggu pesanan pizzaku sampai."
Lalu hening, mereka berdua sepertinya tidak tahu topik apa yang harus mereka bicarakan. Biasanya mereka hanya saling bertegur sapa. Namun kali ini Namjoon masih belum ingin beranjak dari sana.
"Apa yang tadi itu, kekasihmu?" Seokjin tiba-tiba bertanya mengenai gadis yang ada dimobil tadi.
"Ah yang dimobil itu? Bukan..." jawabnya sedikit canggung.
"kudengar kau setiap hari senin punya pacar baru."
Namjoon menggaruk lagi kepalanya yang tidak gatal. "Aku tak menyangka kalau berita itu sampai juga ke murid kelas tiga."
Seokjin terkekeh, "Sepertinya kau cukup populer." Namjoon hanya ikut tertawa.
"Apa kau menerima mereka semua tanpa memandang mereka cantik atau pintar?"
"Cantik dan pintar tidak menjamin kalau hatinya juga baik, sunbae"
"lalu kau menerima mereka semua? Tanpa melihat bagaimanapun keadaan mereka?
Namjoon mengangguk.
"Lalu hari ini kau belum mendapat pernyataan cinta?" Tanyanya lagi, Seokjin sedikit aneh dengan dirinya yang banyak tanya hari ini.
"Belum."
Mereka berdua tak bersuara lagi, Namjoon melonggarkan dasinya sambil mengotak ngatik handphonenya, sedangkan Seokjin terus menatap jalanan, bertanya-tanya kapan pengantar pizzanya datang.
Selang beberapa menit sebelum Seokjin mengatakan sesuatu yang membuat Namjoon berdiri kaku. "Namjoon, ayo kita berpacaran."
.
.
.
Beberapa menit terasa seperti bertahun-tahun, dan sejak Seokjin menyatakan kalimat tadi masih belum ada suara dari Namjoon, Seokjin merutuki dirinya sendiri yang membuat suasana menjadi sekaku ini. Ia juga tak mengerti kenapa sebuah ide itu bisa muncul dikepalanya. Ia hanya ingin mencoba.
Namja yang lebih tua itu melirik Namjoon yang masih berdiri dengan kaku. Ia baru saja akan mengatakan bahwa ia hanya bercanda dan meminta Namjoon melupakan semua yang ia katakan tadi, tapi bunyi motor si pengantar pizza menggagalkan semua.
Seokjin berdiri dari duduknya, menghampiri pengantar pizza yang memarkirkan motornya.
"Apa kau yang memesan pizza? Kim Seokjin?" tanya pria paruh baya pengantar pizza itu. Seokjin mengangguk, "Berapa semaunya ahjussi?"
"Semuanya 8000won"
Seokjin meraba dompet dan saku blazernya namun tidak mendapatkan dompetnya disana, ia merutuki dirinya yang dengan bodohnya meninggalkan dompet dan hp nya didalam kelas, tepatnya didalam tas.
"Aish."
"Biar aku yang bayar." Namjoon yang sedari tadi diam menghampirinya, memberikan beberapa lembar uang pada pengantar pizza lalu memberikan dua kotak pizza itu pada Seokjin.
"Ini sunbae"
"Ah maafkan aku, aku akan menggantinya nanti setelah aku mengambil uangku dikelas."
"Santai saja." Jawabnya sambil berterima kasih dan membungkukkan badan pada pengantar pizza yang mulai menyalakan motornya.
Ia tersenyum sambil menatap Seokjin, "kalau begitu aku ke kelas duluan sunbae." Meninggalkan Seokjin yang hanya menatap bingung punggungnya.
'
'
'
Seokjin membereskan buku-bukunya dan memasukkannya kedalam tas. Bel pulang sekolah sudah berdering lima menit yang lalu.
"Hyung ayo pulang bareng." Jungkook yang entah sejak kapan sudah ada disebelahnya, ia bingung karena yang ia tahu kelas untuk murid kelas 1 itu ada di lantai satu sedangkan kelasnya ada dilantai tiga.
"Aku ada urusan dulu, Kookie. Dengan Yoongi saja."
Jungkook merengek, "Tapi Yoongi hyung bilang akan kencan dulu dengan Jimin."
Yoongi menoyor kepala Jungkook, "Jimin itu lebih tua darimu, Jeon Jungkook."
"Ayolah hyung." Bujuknya lagi, menghiraukan Yoongi yang masih melotot ke arahnya.
Seokjin melirik ke arah lain sambil mencari alasan untuk tidak pulang dengan Jungkook, kebetulan sekali ia melihat Namjoon yang ada didepan pintu kelasnya.
"Oh sebentar, Namjoon-ah"
Namjoon melambaikan tangan kearahnya, agak sedikit aneh juga jika Seokjin pikir kenapa Namjoon ada didepan kelasnya.
"Ah iya, ini uang pizza tadi, maaf merepotkanmu ya." Seokjin memberikan uang itu, Namjoon menerimanya, namun ia hanya melipat uang itu dan memasukkannya kembali pada saku seniornya itu.
"Eh...?"
Namjoon tersenyum, "Santai saja sunbae, anggap saja itu sebagai permulaan perkenalan kita. Emm... boleh aku memanggilmu hyung?"
Seokjin mengangguk, "Tentu saja."
"Hyung boleh aku meminta nomormu? Atau mungkin id kakaotalkmu?"
"Hah untuk apa?"
Wajah namjoon seketika meredup, "Tidak boleh ya?"
"Bukan begitu, sini berikan ponselmu"
Seokjin menyimpan nomornya di ponsel Namjoon, "Ini..."
"Thank you hyung, ayo kita pulang bersama."
"Memang kau tidak ada janji?" Tanya Seokjin. Bukannya hari senin itu hari spesial untuk namjoon dan pacar barunya?
"Tidak ada, memang janji apa?"
"Ah.. ya mungkin saja Namjoon-ah."
"Tidak ada, jadi mari kita pulang." Seokjin menggeleng. "Aku ada club musik, dan ya! Namjoon kau anggota klub musik juga kan, kenapa tidak pernah masuk?"
Si yang lebih muda hanya nyengir tak merasa bersalah. "Aku harus pulang hari ini, lain kali aku akan masuk. Baik kalau begitu aku pulang duluan hyung. Hati-hati nanti disaat pulang ya."
Seokjin hanya menggeleng, melihat tingkah Namjoon yang tiba-tiba aneh. Ia sendiri tidak menyadari tatapan seluruh murid kelas yang menatap kearahnya termasuk kedua temannya.
.
.
"Hyung, bukannya tadi Seokjin hyung bilang kalau hubungannya dengan Namjoon sunbae hanya sebatas saling sapa saja?" Tanya Jungkook.
Yoongi mengendikkan bahunya, tapi dalam hatinya ia penasaran juga.
.
A/N: Comments are loveeeees
