Halo reder sekalian~ apa kabar? Semoga semua dalam keadaaan sehat wal afiat, amin.

Yay kembali lagi bersama saya author lemot ~ masih dengan fic Ggiosoi. Karena sudah jelas tujuan saya adalah untuk meramaikan pair yang kembali sepi ini.*Evil laugh*. Fic ini betema ringan tentang kehidupan sehari-hari. hehe sumpah ringan banget kok kalau masih belum percaya silahkan ditimbang *digeplak reader*, sebelumnya disclaimer dulu:

.

.

.

BLEACH Tite Kubo

.

Warning: AU, OOC, Typo(s), less conflict, (fluff maybe)

Yosh tidak perlu berlama lama lagi saya persembahkan:

Untitled story from them

.

.

.

Chapter 1:

Kebun Bunga

.

.

.

Matahari musim panas bersinar dengan cerahnya. Disaat saat seperti ini kebanyakan orang pergi ke pantai untuk menyegarkan pikiran dengan menghirup asinnya udara pantai. melepas penat setelah setiap hari berkutak dengan PR dan tugas-tugas sekolah ataupun gunungan paperwork dan dokumen membosankan di tempat kerja. Bermain air, berenang ataupun berselancar pasti menjadi bagian yang tak terlewatkan selain berjemur untuk menghitamkan kulit. Sejenak menitipkan kesibukan untuk mengambil rona bahagia.

Tapi sejuta pesona pantai sama sekali tidak menarik perhatian seorang gadis berkepang yang kini tengah asik menikmati shiratama di ruang keluarga sambil melihat sebuah acara televisi. Di sampingnya bertebaran beberapa majalah dan novel -dengan tebal lebih dari lima centi- yang hampir semua telah rampung ia baca. Tak jauh darinya sebuah kipas angin berputar meniupkan udara segar mengusir rasa gerah akibat sengatan matahari siang ini. Dia Soifon remaja satu-satunya di Seireitei yang tidak mau pergi ke pantai. Walaupun ayah dan ibunya sudah memaksa gadis itu untuk ikut liburan ke Phuket, Thailand gadis ini malah menolak mentah-mentah dan memilih di rumah.

-Flashback-

Seorang wanita cantik dengan kulit kecoklatan bersama seorang pria berambut pirang tengah sibuk menurunkan koper-koper dari lantai atas. Mereka adalah Yoruichi dan Urahara, Orangtua Soifon. Sementara seorang gadis atau lebih tepatnya anak mereka masih menatap layar televisi yang menampilkan acara masak-memasak.

"Soi-chan. Kenapa kau tak bersiap eh?" Tanya Urahara menghampiri anaknya itu.

"Otou-san kan sedah kubilang sejak kemarin bahwa aku tak mau ikut. Baru seminggu kita pindah dari Mie ke sini dan sekarang kalian mau ke Phuket. Aku lelah, kalian pergi sendiri saja anggap ini bulan madu kedua kalian."

"Ayolah jarang jarang bisa liburan ke Phuket lho liburan keluarga pula! ikut ya? Masih ada kesempatan untuk mengepak baju," Bujuk Yoruichi.

"No way! Tinggal selama lima tahun di Mie telah membuatku kenyang dengan pantai oka-san."

"Kau yakin?"

"Yeah. Tinggalkan aku di sini dan kalian akan mendapat second honeymoon oke?"

"Baiklah kalau itu maumu," Akhirnya mereka berdua menyerah membujuk sang anak kesayangan untuk diajak pergi bersama.

"Kalau begitu jaga dirimu baik-baik. Jangan izinkan pria asing masuk ke sini. Jangan pergi tanpa mengunci pintu, sebelum tidur pastikan gas dan air kran kamar mandi telah dimatikan dan jangan lupa untuk mengunci jendela dan pintu. Dan kalau ada masalah kau bisa segera hubungui kami oke?" Kata Urahara panjang dan lebar. Menunjukan sikap overprotektifnya yang tak kalah jika dibandingkan dengan Byakuya-san tetangga sebelah.

"Ya ya aku tau otou-san. Aku kan bukan anak kecil lagi?" Urahara tersenyum dan mengacak rambut Soifon gemas.

"Kalau begutu kami pergi dulu ya, hati-hati dirumah, we love you." Kata Yoruichi sambil memeluk anaknya itu.

-End of flashback-

Gadis ini menghembuskan nafasnya udara terasa begitu panas dan sekarang ia merasa bosan. Padahal ini masih awal dari musim panas.

'Ting tong' 'Ting tong' terdengar bunyi bel menyadarkan Soifon dari alam kebosannya. Gadis itu mulai bangkit berdiri dan berjalan menuju beranda.

'Ting tong' 'Ting tong' bel itu terus berbunyi seakan orang yang menekanya adalah orang yang baru tahu cara mengunakan bel pintu.

"Berisik!" Seru Soifon kesal sambil membuka pintu.

"Astaga Soi-chan kenapa tiap kita bertemu pasti kamu marah-marah begini sih?" Keluh 'sang pemencet bel pintu tak bertanggung jawab' itu.

"Kau yang selalu memancing amarahku tau!" kata Soifon setelah melihat siapa 'tamu kurang ajarnya'. Seorang pemuda dengan mata emas jernih yang telah Soifon kenal sejak seminggu yang lalu.

"Hehehe benarkah? Aku jadi tersanjung." Goda Ggio.

"Sudah jangan pakai basa-basi segala, apa maumu Vega?" Tanya Soifon.

"Aku ingin kamu!" Cletuk Ggio yang segera dihadiahi benjolan di kepala. "adududuh aku belum selesai bicaranya!" Ggio mengaduh sambil memegangi kepalanya yang benjol.

"Makanya kalau memenggal kalimat yang jelas."

"Nee jangan marah, aku di sini karena Yoruichi-san yang menyuruh." Kata Ggio menyilangkan tangannya didepan dada sambil bersandar di dinding. *A/n:pose keren Ggio hari ini XD*

"What? Kamu? Disuruh oka-san?" Soifon terperanjat kaget. "Tunggu sebentar." Soifon menutup pintu dan segera mengeluarkan ponselnya.

"Moshi moshi… Nee Soi-chan ada apa?" Terdengar suara wanita dari seberang sana.

"Oka-san kau menuruh Ggio kerumah?"

"Aha anak itu, iya aku yang menyuruhnya," Jawab Yoruichi santai, "Aku yakin jika kau sendirian pasti merasa bosan jadi aku memintanya untuk menjagamu. Dia tetangga yang baik bukan? Lagipula tiap hari selalu mengantar jemput kamu. Jadi selama kami pergi tak ada yang perlu dikhawatirkan. sudah dulu ya soi-chan…tut…tut…tut…tut…"

"Halo oka-san? Oka-san?" Soifon masih memasang wajah tidak percaya sambil memndangi layar ponselnya. Tok…tok…tok … pintu kini diketuk. Sepertinya Ggio tak berani lagi memencet bel.

"Soi-chan~ kau masih disitu?"

'cklek' Mau tak mau Soifon akhirnya membuka pintu untuk Ggio yang masih di sana dengan senyum masih terkembang lebar, tepatnya sebuah senyum kemenangan. Seolah dia telah memenangkan undian kwaci berhadiah mobil BMW.

"Ayo kita jalan-jalan, kau pasti bosan di rumah saja." Ajak Ggio.

"Kau gila matahari sedang panas-panasnya dan kau mengajakku keluar rumah?"

"Aku jamin kau tak akan kepanasan. Jadi ayo!" Ggio segera menarik lengan Soifon dalam sekali hentakan gadis itu telah keluar dari dalam rumah dan Ggio sendiri telah mengunci pintu. Soifon baru menyadari bahwa ada sebuah motor telah terparkir manis di luar rumah.

.

.

.

Kini Soifon telah duduk di sepeda motor Ggio yang telah meninggalkan kompleks perumahan Seireitei melewati jalan raya dengan banyak kendaraan bermotor yang berlalu lalang.

"Nee Soifon… pegangan yang erat ya aku mau ngebut nih."

"pegangan apa maksud…kyaaa." Soifon tak meneruskan kata katanya karena tiba-tiba Ggio memacu motornya dengan kecepatan tinggi yang refleks membuat Soifon mencengram erat jaket putih Ggio.

"Ggio terlalu cepat!" seru Soifon yang measa sedikit takut dengan cara mengendarai Ggio yang menurutnya ugal-ugalan.

"Apa kau bilang? Kurang cepat? Baiklah bagaimana dengan ini?" Ggio menaikan level kecepatanya membuat rambut Soifon yang terkepang berkibar-kibar.

"Baka! Terlalu cepat Ggio pelankan!" Seru Soifon pegangannya pada baju Ggio kian erat.

"Hehehe iya iya aku pelankan." dan Ggio memelankan laju kendaraannya. Merasa sudah aman Soifon mengendorkan pengangannya dan menarik tangannya sebelum tangan Ggio menahannya.

"Tetap berpeganagn padaku, Soi-chin~"

"apaan sih, tidak pegangan kan tidak apa-apa." Soifon mencoba menarik tanganya tapi Ggio masih menahannya erat.

"Hei kalau tidak pegangan kemungkinan kau bisa jatuh jika aku tiba-tiba ngebut padahal kan aku udah janji akan menjagamu."

"Huh kau ini!"

"Hei daripada memarahiku lihatlah sekeliling."

"apa sekeliling?" Dan Soifon menurut mengalihkan pandangannya ke samping tepatnya di tepi jalanan. Terlihat sebuah padang indah dengan bunga matahari mendomiasi tempat itu. Indah sekali.

"Indah bukan?" Tanya Ggio.

"Ya indah sekali Ggio."

"Masih ada yang lebih indah."

Satujam kemudian laju motor Ggio mulai melambat hingga akhirnya berhenti di depan sebuah ladang bunga matahari yang sangat luas. Dengan beberapa pohon birch sebagai peneduh di beberapa tempat. Dari kejauhan menjulang bukit-bukit berwarna hijau oleh pepohonan memanjakan mata Soifon .

"Ayo." Ggio menarik Soifon untuk berlari mengikutnya. "Apa di sini udaranya panas?"

"Tempat ini begitu tenang dan sejuk," Entah kenapa rasa kesal dan bosan Soifon menguap begitu saja mungkin karena pemandangan indah di sini, pikir Soifon.

"Baru kemarin aku menemukannya. Keigolah yang ngasih tau tempat ini. Jadi bagaimana menurutmu?"

Soifon menoleh menatap iris keemasan pemuda itu perlahan sebuah senyuman tulus terukir di wajah manis Soifon membuat Ggio salah tingkah hingga pipinya merona.

"Indah sekali Ggio, nee arigatou sudah menunjukan tempat seindah ini," kata Soifon tanpa sadar ia mnggenggam erat jemari Ggio. Pandangan gadis itu kembali menyapu pemandangan di hadapannya.

"Indah sekali." Soifon segera berlari menyusuri tempat itu seperti anak kecil.

"ah bagaimana jika kita berfoto?" Usul Ggio.

"kau bawa kamera?"

"Tidak,"

"ah."

"…"

"pakai ponselku saja!" Kata Soifon menyerahkan ponselnya.

"Oke, say chees!"

.

.

.

Entah sudah berapa jam mereka lalui untuk bermain-main di taman itu. Kini langit yang mulai menunjukan gradasi orange menuju hitam pertanda petang saudah menyapa. Satu persatu bintang mulai muncul menampakan eksistensinya menghias ruang kosong langit malam.

"Kita ambil bijinya dan nanti ditanam di halaman belakang rumahmu, bagaimana?" Usul Ggio sambil membawa biji bunga matahari yang sempat mereka petik.

"Boleh saja. Uh sudah hampir malam, ayo kita pulang." Kata Soifon

"Padahal aku masih ingin di sini lho." Kata Ggio.

"Kau bicara apa? Aku belum membuat makan malam."

"Baiklah..."

Akhirnya mereka meninggalkan taman itu kembali pulang menuju rumah masing-masing. Misi pertama Ggio berhasil. Dua cat warna telah Ggio torehkan diatas kanvas hidup Soifon yaitu warna hijau dan kuning. Nah warna apalagi yang mengisinya?

.

.

.

Omake:

"Nee Soifon, hari ini aku merasa sangat senang bisa menghabiskan waktu bersamamu, bagimana denganmu?"

"…"

"Soi-chan?"

"…"

"Sudah tidur rupanya." Dan tangan kiri Ggio mengenggam erat tangan Soifon yang berpegangan padanya.

"Kuharap kau juga senang."

.

.

.

To Be Continued

A/N :

Kyaa saia juja mau jadi Soifon (o*w*)o

Okeh ini dia sekuel dari When I meet You. Kuharap Reader sekalian puas ya :))

Oiya soal Ggio yang memanggil Soifon dengan sebutan "Shao." Di fic When I meet you. Nama Shao diambil dari nama asli Soifon yaitu Shaolin Fon. ^w^)v

Soal judul diatas salah satu katanya saya ambil dari lagu terbaru dari the GazettE sumpah lagunya keren banget bikin nangis *lebai*

yosh sampai jumpa di chap berikutnya~

maukah reader sekalian meniggalkan secuil review bagi saya? *kedip-kedip*