Jeon jungkook
Min yoongi
Warn! Mature content, BoyXBoy.
Cerita ini resmi dari otak saya.
Merangkai bunga, itu adalah pekerjaan seorang pria berkulit putih pucat, yang dikenali dengan nama Min Yoongi. Sebenarnya pekerjaan ini lebih cocok untuk seorang perempuan bukan? Mengapa pria sepertinya mau saja merangkai bunga? Sedangkan pria pada umumnya bekerja dengan pekerjaan yang berat.
Min yoongi memiliki anemia, dan dia tak bisa bekerja dengan berat. Jemarinya pun terampil dalam merangkai bunga, dia juga menyukai estetika keindahan dari bunga. Ini adalah usaha mendiang almarhum ibunya, karena dia satu satunya anak yang dimiliki orang tuanya. Yoongi memilih untuk melanjutkan usaha toko bunga ini.
Walau uang perhari yang dia dapat tak sebesar jika dia bekerja kantoran. Dia bisa memenuhi kebutuhannya tanpa terkecuali.
Yoongi meletakkan semprotan yang ia gunakan untuk menyemprot bunga agar tetap dalam keadaan segar.
"yoongi, maaf aku terlambat" -itu adalah Dahyun, dia yang membantu yoongi di toko.
"tak apa dahyun, apa kau mendapat kelas tambahan lagi?" yoongi melihat raut wajah dahyun yang sepertinya sangat letih. Dan dahyun mengangguk.
"uh, sial, ini karena aku di kelas akhir hingga harus mengikuti kelas tambahan selalu- jja, aku ganti baju dulu"
Dahyun adalah siswi kelas akhir di salah satu sekolah menengah atas seoul. Dia gadis yang cantik, dan baik sebenarnya tapi memang agak pemalas dalam belajar, tapi dahyun sangat menyukai bunga dan memutuskan untuk membantu yoongi.
Dahyun dan yoongi hanyalah partner bekerja. Saat itu dahyun kelas 1 sma, dia melihat toko bunga milik yoongi dan dia tertarik untuk mempelajari bagaimana merangkai dan merawat yoongi. Dia mulai sering ke toko yoongi untuk mempelajari semua tentang bunga, dan akhirnya memutuskan untuk membantu yoongi juga. Dia bahkan tak meminta balasan berupa gaji, karena katanya bisa merangkai dan merawat bunga itu sudah menjadi hal yang justru seharusnya dia yang membalas yoongi.
Dahyun menganggap yoongi sebagai kakaknya begitu pula sebaiknya. Dahyun pun tau tentang ketidak normalan yoongi, yoongi pernah memiliki kekasih lelaki bernama Kim Namjoon dan Dahyun tau itu.
"yoongi, apa kau sudah mengantar rangkaian bunga pesanan nyonya kim?" dahyun berkata sembari mengikat rambutnya keatas. Yang ditanya memberikan gelengan kepala pelan.
"aku akan mengantarnya nanti sore sekalian berbelanja untuk kebutuhan" dahyun mengangguk mengerti.
Lalu dentringan dari suara lonceng diatas pintu terdengar dengan nyaring. Yoongi dan dahyun tersenyum menyambut pelanggan mereka.
.
.
"bos, aku mendapat kabar jika salah satu yakuza jepang, ke korea untuk mencari tau keberadaan kita"
"temukan dan habiskan dia."
"baik!"
Yoongi mengunci pintu tokonya, "yoongi, aku pulang duluan, daah~" yoongi membalas lambaian tangan dahyun dan gadis itu pun segera berjalan menjauh dari nya.
Yoongi melihat kartu nama di tangannya lalu segera pergi pada alamat yang tertera di kartu nama tersebut.
Selama di jalan yoongi bersenandung pelan mengikuti irama musik yang mengalir pads telinganya lewat earphone. Lalu langkahnya berhenti pada rumah yang sederhana namun terlihat nyaman. Yoongi mengulurkan tangannya untuk memencet bel.
Tak lama, pintu rumah tersebut pun terbuka memperlihatkan wanita paruh baya, yoongi tersenyum. "apakah benar ini kediaman Kim Shinyeong?"
"ah iya, apa kau mengantar rangkaian bunga?" yoongi mengangguk, "iya nyonya, ini rangkaian yang dipesan. Semoga anda menyukainya" yoongi memberikan rangkaian bunga di tangannya lalu membungkukkan badannya.
"ah ini sangat indah, terima kasih" yoongi menganggukan kepalanya, "saya permisi kalau begitu nyonya, selamat sore" yoongi kembali membungkukan badannya.
"ah iya, hati hati" yoongi tersenyum dan segera pergi dari rumah tersebut. Sekarang tujuannya adalah super market. Kebutuhan pangannya semakin habis. Dia harus memenuhi isi kulkasnya lagi.
Yoongi menaiki bus untuk pergi ke super market. Disebelahnya dia duduk dengan pria yang cukup tinggi, yoongi melirik sedikit pada pria di sebelahnya.
Dia berbicara dengan bahasa yang tak dapat yoongi mengerti di telfon. Ada beberapa kata yang yoongi mengerti seperti 'nani, wakatta, haii' itu adalah bahasa jepang.
Apa dia turis?, "apa kau tertarik padaku?" lelaki itu memencet tombol lock pada handphonenya dan memasukkannya pada saku. Yoongi salah tingkah dan menatap kedepan, "*b-betsuni"
"kau tak perlu berbicara bahasa jepang, apa kau tak dengar aku bertanya dengan bahasa korea?" yoongi meringis pelan. Benar juga, pria ini bertanya dengan bahasanya, bukan bahasa asing.
Yoongi segera berdiri dan memencet tombol untuk berhenti, yoongi pun keluar dengan terburu buru. Entah mengapa dia merasa sangat malu.
Setelah turun dari bus, yoongi segera memasuki super market dan membeli beberapa kebutuhan.
.
.
.
Satu setengah jam berlalu dan yoongi sekarang berjalan menuju rumahnya dengan kantung belanjaan besar di tangannya.
Waktu menunjukan pukul 7 malam. Tapi jalanan dekat rumahnya sudah sangat sepi dan itu membuat yoongi was was.
BRUK
Yoongi terkesiap dan sontak menghentikan langkahnya. Oh ayolah, ini bahkan belum tengah malam. Mengapa aura nya sangat seram di sini.
Yoongi melihat sekitar untuk mencari sumber suara. Yoongi mendengar suara seperti sesuatu yang membentur sesuatu. Dan itu terdengar dari gang di depannya.
Yoongi mendekati gang tersebut dengan hati hati. Dia mendengar banyak suara langkah yang menjauh dari gang tersebut. Tak hanya itu, yoongi juga mendengar orang yang terbatuk dan terdengar seperti ia meringis.
Yoongi lalu memberanikan diri untuk melihat kedalam gang. Dan apa yang dia temukan sangat membuatnya berdiri kaku. Dia melihat lelaki dengan wajah lebam, pakaiannya yang sobek, dan lelaki itu terduduk sembari memegangi perutnya. Dia benar benar kacau.
Yoongi berlari kecil kearah lelaki itu. "k-kau tak apa?" yoongi mengangkat pelan kepala lelaki tadi agar dia bisa melihat luka lebam di wajahnya. Dan yoongi, merasa dia mengenal wajah itu.
Lelaki itu hanya mengerang, ia seperti hendak mengatakan sesuatu. "s-sudah.. Sudah, jangan memaksakan diri. Ayo aku bantu" yoongi meraih satu tangan lelaki itu dan mengaitkan pada punggungnya.
Yoongi berusaha untuk mengangkat tubuh yang terkulai lemas itu dan membawanya kerumahnya. Belum lagi belanjaan sialan yang menambah bebannya.
-Sial, seharusnya dia tidak berbelanja sekarang.
Maaf buat yang nunggu little detective. I'll do my best, laptop gue rusak lagi. Dan ini pun gue ngetik pake hp. Buat gantiin little detective gue bikin ff ini. Dan kalian tunggu aja, gue lagi ngetik buat lanjutin little detective. Gue kehilangan ide buat last chapter.
*betsuni : tidak juga
