Rated : T+
Genre : Angst, Hurt/Comfort
Warn : AU, One-side, BL, dark Naruto, tanpa pemakaian EYD, misstype, mentally ilness.
Discla : Naruto by Masashi Kishimoto, Serenity by where my noodle
Jika para reader sudah membaca bio kami, pasti tau maksud kami.
SERENITY
CHAPTER 1: The Caterpillar Who Fell to Shore
"Ma, hari ini kita jadi menengok Gaara kan?" Naruto Namikaze-Uzumaki bocah berumur 6 tahun. Rambut pirangnya dibiarkan tertiup angin, atau rambutnya bergerak karena pemiliknya emang nggak bisa diem. Sang mama Kushina masih tetap berusaha supaya pegangan putra tunggalnya nggak lepas.
"Ma ku sudah dua hari gak liat Gaara, ya ma ya." Kushina masih berusaha ngontrol emosi, nggak mau kelepasan di tempat umum. Tapi Naruto bukannya diam malah tingkahnya makin nggak karu-karuan.
"Sayang jika kamu nggak bisa tenang mama akan gendong kamu."
"Tapi ma, ku kan bukan adik bayi yang meski digendong."
"Kau selalu tidak bisa tenang, bergerak kesana kemari. Tak bisakah hanya berjalan Naruto tanpa banyak gerakan, ini tempat umum kau bisa hilang. Dan jangan coba-coba melepas pegangan mama."
"Tapi tangan ku pegal ma." Naruto ngomong sqambil monyongin bibirnya.
"Jika nggak nurut sama mama kita akan langsung pulang, nggak jadi nengok Gaara." Bener deh dugaan Kushina, ancaman terakhir tadi sukses buat Naruto tenang, gak banyak gerak kaya tadi.
Mereka berdua berjalan ke arah stasiun subway. Menuju kota sebelah buat nengok Gaara.
"Ma, Gaara kenapa sih. Kok dipanggil gak nyahut-nyahut lagi tidur yah, padahal kan ku pengen banget ngomong ma Gaara." Naruto masih aja bingung sama keadaan Gaara padahal kan biasanya jam segini, pas dia datang Gaara nggak pernah tidur.
"Lho, kenapa alat-alatnya dilepas ma. Berarti Gaara dah sembuh ya ma?" Masih aja tu anak kecil nggak sadar sama keadaan sekelilingnya, padahal semua orang dah pada nangis.
"Sayang kita keluar dulu yuk, biar Gaara ditemanin sama yang lainnya dulu ya sayang." Kushina gandeng Naruto, nuntun dia keluar dari kamar yang ditempatin ma Gaara. Terus aja jalan nelusuri lorong rumah sakit, terus duduk di taman kecil di belakang rumah sakit.
"Sayang, dengerin mama." Baru pertama kali anak itu patuh dengan permintaan halus, padahal biasanya selalu pake paksaan. Naruto nunggu apa yang mau di omongin sama mamanya.
"Ku nakal ya ma? Tapi dari tadi Naru nggak nakal kok. Kenapa semua nagis sih, mama tadi juga, paman, trus kak Temari, kak Kankuro juga. Naru janji deh ma, Naru nggak bakal nakal lagi. Mama jangan nangis lagi dong."
"Nggak kok, anak mama nggak nakal. Sayang Gaara udah nggak bisa main sama Naru. Gaara dah dijemput sama malaikat cantik, buat tinggal di istana barunya."
Anak kecil itu cuman diam, dia tau perkataan mamanya. Jika Tuhan amat sayang dengan hambanya. Tuhan akan megirimkan malaikatnya untuk menjemput orang itu N mengajaknya tinggal di tempat yang sangat indah.
Dua hari setelah Gaara meninggal, Naruto N kedua orangtuanya menghadiri pemakaman Gaara. Ada banyak orang disitu, teman, saudara, keluarga, guru, semua yang mengenal Gaara hadir disitu. meski Temari N Kankuro bukan saudara kandung Gaara, tapi mereka berdua sangat menyayangi Gaara. Gaara anak manis dan semua sayang padanya, meski agak pendiam tapi dia bisa menjadi teman terbaik Naru. Naruto N Gaara bersekolah di tempat yang sama walau beda tingkat, Naruto baru masuk tingkat pertama sedang Gaara dah berada di tingkat tiga. Naruto tak punya saudara kandung dan selalu sendiri. Berkat Gaara dia tak pernah merasa kesepian karena selalu ada Gaara yang menemaninya, dimanapun Naruto berada. Sejak pertama kali bertemu Naruto tahu kalau Gaara akan selalu menjadi kakak yang baik.
FLASHBACK
"Naru sayang sini, mama kenalin sama kakak baru." Seorang wanita yang memiliki penampilan anggun, rambut merah panjangnya disanggul agar lebih rapi, mengingat hari ini merupakan acara yang penting, apa lagi kalau bukan perayaan ulang tahun putranya. Memanggil putra semata wayangnya yang nampak persis seperti ayahnya, Minato Namikaze.
"Kakak balu mama?"
"Iya kakak baru, adiknya kak Temari sama kak Kankuro, sini sayang." Nggak pake nunggu, Kushina nama wanita itu menggandeng putranya menuju taman.
"Hi. Hi. Hi mama, lambut kakak balu melah sama kayak mama." Anak blonde itu tersenyum dengan lebarnya, memerin seluruh giginya kalau bisa. Berjalan dengan langkah lebar, menuju pohon maple besar di taman belakang rumah tempat pesta ulang tahun Naruto diadakan. Tepat dibawah pohon itu berdiri seorang anak laki-laki manis.
"Ayo Naru kenalkan dirimu sama kakak baru." Ajak mamanya, lagi.
"Aku Naluto, Naluto Namikaje-Ujumaki, aku satu, dua, ehm tiga tahun. Aku anak yang manis, baik, dan penulut. Calam kenal kakak balu." Ucapan naruto ditutup dengan membungkuk hormat, sang mama hanya bisa nggelengin kepala dengar ucapan putranya. Sedang anak laki-laki di depannya nampak semakin manis dengan senyumnya.
"Aku Gaara, Gaara Uzumaki umurku lima tahun, salam kenal juga Naru."
"Mama, mama, aku punya banyak kakak cekalang. Ada kak Tetemama, kak Kakakun, telus cekalang ada Gagalala. Aku cayang Gala." Kayaknya bocah blonde ini makin senang saja.
"Naruto, jangan memanggil orang yang lebih tua darimu dengan memakai langsung namanya, itu tidak sopan." Naruto langsung cemberut.
"Nggak papa kok tante, Naruto boleh panggil aku apa saja." Sepertinya sang mentari bersinar lebih cerah
END OF FLASHBACK
Sekarang sudah pergi, kakak yang baik itu sudah pergi. Gaara teman terbaik Naru selama ini sudah meninggalkan Naru disini. Sekarang sudah tidak ada lagi teman yang selalu menghibur Naru. Yang selalu memeluk Naru ketika malam hujan, yang selalu membacakan cerita buat Naru, yang selalu menjadi objek pelampiasan Naruto ketika sedang marah atau kesal. Tiga tahun mereka bersama tapi Gaara selalu menjadi teman N kakak yang sempurna. Walau Gaara sakit entah kenapa, dia selalu bisa membuat Naruto tersenyum. Delapan tahun usia yang muda untuk mati, tapi lebih baik begitu, Gaara tak harus menahan sakit N sakit. Satu jam Naruto berdiri di dekat batu nisan itu, dia nggak mau pergi, teman, saudara N belahan hidupnya ada disini.
"Kita harus pulang Naruto."
Dengan langkah terpaksa Naruto menuruti perkataan ayahnya N jalan menuju mobil mereka. Kushina sudah di dalam mobil sejak tadi, menangis. Keponakan yang dianggap anak pertamanya itu sudah pergi, bahkan sebelum sempat menejar impiannya, menjadi seorang dokter hebat agar anak lain tidak merasakan kehilangan mama seperti dirinya. Mereka bertiga pulang dalam kesunyian.
Naruto sudah sampai rumahnya sejak tadi N sekarang Naruto duduk di dekat jendela di dalam kamarnya, sepi, sakit. Sebagian pakaian milik Gaara sudah dibawa ayahnya, sedang barang milik Gaara yang lain sudah dipindah mamanya di loteng. Sekarang semua tampak mati, enam tahun Naruto hidup, dan dia tahu ini akan terasa sangat sulit. Lemas hingga akhirnya tubuh kecil itu terhempas di lantai yang dingin. Perubahanpun dimulai.
Sudah sekitar satu bulan naruto sakit. Tubuh itu kehilangan teriakannya, bibir itu terkatup rapat menghilangkan senyuman lebarnya, rambutnya kusut, lusuh tak lagi nampak seperti bunga matahari kesukaan mamanya, N mata itu terpejam menyembunyikan laut N langit dibaliknya, kelam.
Didalam tidurnya Naruto menangis, terus menangis, hingga dia mendengar suara. Suara merdu yang terus menemaninya selama tiga tahun. Berat rasanya tapi Naruto berusaha untuk membuka mata, siluet itu. Yang selalu Naruto rindukan, ada disini menemaninya, berbaring disampingnya seperti kemarin dulu.
"Gaara,"
"Iya Naru, aku ada disini. Kenapa Naru sakit aku sedih melihat Naru seperti ini."
"Kenapa Gaara ada disini, Gaara sekarang kan..." Seketika tubuh anak berambut merah itu menegakkan punggungnya, duduk menghadap Naru. Mata itu, sungguh. Walau sebentar, Naruto sudah merasa tenang.
"Naru, Tuhan itu baik. Sangat amat baik malah. Jadi Dia mengutus aku untuk menjagamu Naru. Menjadi malaikat pelindungmu."
Sekali lagi bibir itu tersenyum lebar, mata sapphire itu berbinar cerah, kehidupan telah kembali sekali lagi.
"Naru, aku punya kakak baru untukmu, namanya Karin."
TBC
Ini cuman prolog aja, cerita ini nggak panjang kok, cuman beberapa chapter.
Lagian ceritanya, tinggal setengah lagi selesai.
Want to leave some review?
HQ
