VENUS

Main Cast : Kim Jongin, Oh Sehun

Rated : T++

Prolog

Japan, As Beginning

Jongin menguap beberapa kali sambil menggosok-gosok hidungnya yang tersumbat. Ini hari pertamanya bangun pagi semenjak dirinya berkuliah di Todai, terlalu pagi untuk mengingatkanya mengamankan Xiumin dari peloncoan teman-temanya sebagai mahasiswa baru. Ini adalah tahun terakhirnya dan tahun pertama Xiumin di kampus. Sebagai seorang sahabat, mustahil bagi Jongin menolak permintaan Chen untuk menjaga pacarnya yang temperamental itu. Meskipun selama lebih dari tiga tahun Xiumin sudah mendapatkan perawatan Intensif tentang Alzheimernya, Jongin meragukan kalau Xiumin sudah berubah. Demi Tuhan dia tidak takut kalau terjadi apa-apa pada lelaki tipikal uke itu, Jongin lebih takut bila Xiumin yang melukai orang lain seperti yang seringkali di lakukannya di sekolah. Jongin melirik Swiss Army-nya, sudah yang kedelapan Kali dan Chen baru saja datang lengkap dengan topi dan kacamata hitamnya untuk mengantar Xiumin ke kampus. Sebagai selebriti terkenal, Chen mungkin sedang berusaha menyamar. Tapi bagi Jongin, Chen malah lebih terlihat sangat mencolok, Kacamata berbingkai tebal dan jaket lusuh rasanya cukup bisa untuk membuatnya terlihat berbeda seperti yang di lakukanya dulu untuk bisa masuk ke sekolah Asrama dan Mengejar-ngejar Xiumin pujaan hatinya itu.

"Bagus sekali! Aku tidur sangat sedikit semalam dan harus bangun pagi karena menunggu kalian." Jongin menggerutu, Chen dan Xiumin datang dengan sangat terlambat daripada waktu yang mereka janjikan. Ia menguap sekali lagi, dan membayangkan kembali apa yang sudah di lakukanya tadi malam. Bercinta dengan pacar baru setidaknya bisa membuatnya lebih semangat belajar. Hiburan yang baru di lakukanya beberapa tahun belakangan saat ia menyadari betapa banyak gadis-lelaki dan laki laki uke di kampus yang menyukainya. Di asrama Jongin tidak pernah melihat perempuan lain selain Kakak perempuanya, Zitao Kim yang merupakan guru di asrama itu.

"Maaf, Aku harus menghindari beberapa orang wartawan untuk membuat Xiumin aman!" Chen berusaha membela diri, sebelah tanganya masih menggandeng erat Xiumin sejak mereka keluar dari dalam mobil dan sekarang berakhir di salah satu tangga kampus dimana Jongin duduk dengan tenangnya.

"Memangnya kenapa kalau Xiumin dilihat wartawan? Kau takut kalau semua wartawan cidera karenanya?"

"Jangan sampai aku memukulmu Senpai"

Chen tertawa ringan, dia sangat hapal kalau Jongin dan Xiumin adalah rival yang seringkali berdebat dan bahkan beberapa kali dengan brutal Xiumin melukai Jongin. Tapi hanya Jongin yang paling paham dengan Xiumin bila di bandingkan dengan dirinya.

"Aku hanya ingin merahasiakanya beberapa waktu lagi sampai Aku siap untuk mengumumkan siapa lelaki yang paling ku cintai di depan publik!"

Sekarang Giliran Jongin yang tertawa. Ia sama sekali tidak bermaksud mengejek, tapi perutnya selalu terasa seperti di gelitik setiap kali ada seseorang yang mengatakan kata cinta. Baginya cinta itu masih sangat misterius dan belum di temukan olehnya sekarang, atau mungkin oleh siapapun di dunia. Semua lelaki dan lelaki yang di kencaninya selalu mengatakan bahwa mereka mencintai Jongin, tapi Jongin tau kalau semuanya hanya kagum terhadapnya, menyukainya karena ia cerdas, tampan dan sangat di kenal. Ya, mereka semua hanya mengagumi atau menyukai seseorang, lalu mencari-cari nama yang tepat untuk menyebut perasaan yang mereka rasakan itu hingga pada Akhirnya cinta terpilih menjadi kata-kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan mereka.

Bunyi tamparan itu sangat nyaring membuat telinga Jongin berdenging, senyumnya memudar berganti dengan keheranan dengan apa yang sudah terjadi padanya barusan. Baginya, di tampar oleh perempuan atau lelaki bukanlah hal yang asing, tapi di tampar oleh orang yang tidak di kenalnya membuatnya benar-benar shock. Ia memandangi seorang lelaki yang berdiri di hadapanya, rambut lurus

!" Xiumin mengerang.

berwarna coklat dengan bola mata hitam pekat. Wajahnya sangat berbeda dengan lelaki lelaki asia pada umumnya. Dia lebih tinggi di bandingkan dengan lelaki Jepang manapun yang pernah Jongin temui. Tapi melihat wajahnya, Jongin yakin kalau lelaki itu bahkan belum berusia tujuh belas tahun. Untuk apa dia datang ke Kampus ini dan menampar Jongin? Ini pertemuan pertamanya, dan Jongin belum pernah melihat lelaki ini sebelumnya.

"Hei! Kau salah orang?" Jongin bertanya dengan nada biasa,

"Kim Jongin! Itu kau kan?"

Mata Jongin mebesar. Lelaki ini tau siapa namanya?

"Mahasiswa Ilmu Politik semester sembilan. Dua puluh tujuh pacar dalam setengah tahun? Mengencani hampir dua puluh lima perempuan di Todai termasuk mahasiswa dan dosen. Kau fikir kau ini siapa?"

"Apa maksudmu, dan kenapa kau menamparku?"

"Hei Tuan! Kau baru saja memutuskan hubungan dengan Xi Luhan kemarin sore, dan semalam kau sudah tidur dengan perempuan lain. Dimana tanggung jawabmu? Luhan sedang mengandung anakmu dan sekarang dia sekarat di rumah sakit karenamu"

Xi Luhan, itu masalahnya? Jongin tergelak sinis.

Memangnya kenapa ia harus berbuat seperti itu, Jongin tidak melakukanya secara paksa, lelaki itu yang memintanya dan dia tidak mungkin menolak. Hanya laki-laki bodoh yang akan menolak, dan perlu di ingat bahwa Jongin tidak akan melakukan seks tanpa izin dan kesukarelaan dari pihak lawan dalam hal ini adalah pasanganya. Lagi pula Jongin bukan orang pertama yang melakukan itu kepada Luhan kan?

"Lalu kau mau aku melakukan apa? Aku harus menemuinya dan mengatakan kalau aku akan bertanggung jawab?"

"Yang perlu kau lakukan adalah pergi ke laut dan tenggelamkan dirimu sendiri. Laki-laki sepertimu lebih pantas mati!" Lelaki itu mendengus keras. Dengan langkah penuh amarah dia menjauh dan meninggalkan Jongin yang masih terperangah.

Anak itu! Jongin menggeram. Ia mengumpulkan tenaga untuk berteriak. "Hei Nona! Kau ingin aku mati? Kau yang nantinya akan mati!"

.

.

.

.

1

London, delapan tahun kemudian

Harusnya makan malam kali ini berlangsung sangat romantis. Jongin sudah mengatur semuanya dengan maksimal dan malam ini seharusnya ia melamar seorang lelaki Jepang yang merupakan rekan kerjanya di kedutaan besar Jepang di London. Meskipun bukan seorang lelaki yang Jongin cintai, tapi Lay adalah lelaki yang sempurna dan membuatnya sangat bergairah. Lay juga lelaki yang sangat ideal untuk menjadi istri Jongin karena lelaki itu bukan tipe yang pencemburu. Ia mengetahui kebiasaan buruk Jongin dan selalu memahaminya, berasal dari keluarga baik-baik dan pasti akan di sukai keluarganya. Tapi sekarang semuanya tinggal rencana karena saat ini Jongin hanya bisa merasakan nyeri di pipi kananya karena Sehun menamparnya tepat di depan Lay. Ini sudah yang kedua kali dalam kurun waktu setahun terakhir dan kali ini sangat mengesankan, mereka bahkan di potret beberapa orang wartawan.

"Diplomat brengsek!" Cacinya. "Kapan kau akan berhenti melakukan hal ini kepada lelaki maupun perempuan ? Kau sudah menyengsarakan banyak orang"

Jongin mengerang. Lagi? Baru sekitar dua bulan yang lalu ia terbebas dari skandal dengan seorang perempuan yang merupakan putri seorang pengusaha besar dan juga artis kenamaan di London. Pada saat itu ia merasa akan segera berangkat kesurga setelah terbebas dari Oh Sehun. Lelaki ini, Tidak bisa di pungkiri sangat menarik. Meskipun gayanya sedikit maskulin dan keras, Sehun memiliki tubuh yang sangat menarik bagi laki-laki manapun yang memperhatikannya, apalagi yang hidung belang seperti Jongin.

Jongin seringkali berfikir yang tidak-tidak setiap kali bertemu dengan pengacara muda itu, Tapi kekejaman kata-katanya membuat Jongin tak ingin melakukan itu.

"Kali ini siapa? Aku akan menyelesaikanya!" Bentak Jongin. "Kau tidak perlu melakukan hal seganas ini, Bukankah kau seorang pengacara!"

Sehun menggigit bibirnya geram. Sebagai seorang pengacara, akan lebih baik bila menyerang seseorang dengan kata-kata saja di pengadilan nanti. Tapi untuk Kim Jongin, semuanya adalah pengecualian. Walau bagaimanapun Sehun yakin kalau dirinya tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk menyerang. Jika tidak sekarang, pada akhirnya Sehun hanya akan gigit jari karena kasus yang berkaitan dengan Diplomat muda itu tidak akan pernah sampai kepengadilan begitu saja. Semuanya akan selesai dengan damai dan lelaki -lelaki bodoh itu selalu bersedia memaafkanya entah dengan cara apa. Kim Jongin selalu medapatkan apa yang dirinya mau.

"Kau akan terima suratnya di apartemenmu!" Kata Sehun akhirnya dan pergi meninggalkan Kim Jongin dengan membawa Jongin masih mengelus pipinya beberapa kali sambil memandangi Sehun dengan perasaan kesal. Tenaganya sangat luar biasa untuk seorang uke. Kalau saja Sehun dan dirinya tidak bertemu dengan cara seperti ini, Jongin yakin dirinya akan sangat menyukai lelaki itu. Sebagai pengacara fresh graduate yang di kenal kejam, seharusnya juga semakin menambah sisi menarik dari Sehun jika saja Sehun tidak bermasalah denganya.

"Kau tidak apa-apa?" Lay menyapanya. Jongin mengusahakan senyumnya yang tebaik. Meskipun Lay adalah orang yang paling mengerti dengan keberadaanya dan segala tingkah lakunya, ia tidak ingin Lay merasa kalau dirinya sedang tidak baik-baik saja. Persahabatanya dengan lelaki ini di mulai sejak ia di tugaskan di London lima tahun silam. Sebagai lulusan terbaik dengan cumlaude di Todai memberikan jalan bagi Jongin untuk melanjutkan magister dimana saja yang pada akhirnya mengantarkanya pada jalan ini; menjadi diplomat muda yang tampan dan di cintai banyak lelaki .

Ini bukan salahnya kan? Tapi mungkin hanya Lay (dan Sehun tentunya) yang terlihat tidak begitu tertarik pada keunggulanya. Tidak, Lay yang seperti itu, kadang-kadang adakalanya Lay tidak begitu tertarik meskipun ia dan Jongin sering bersenang-senang sedangkan Sehun sepertinya lebih dari sekedar tidak tertarik, lelaki itu sangat memusuhinya.

"Fine, Tenanglah, ini hal yang biasa!" Jawab Jongin sambil memandang beberapa orang Security restoran mengusir wartawan yang terus berusaha memotretnya dari jendela kaca. Jongin mendesah, besok pagi namanya akan menjadi topik pembicaraan hangat di surat kabar pagi dan mungkin dirinya tidak akan bisa keluar dari apartement untuk beberapa hari. Ia harus menghubungi Kris. Pengacaranya itu harus segera menyelesaikan semua kekacauan ini dengan anggun

"Oh, Ya! Apa yang ingin kau bicarakan tadi?" Lay bertanya lagi.

"Oh, tidak. Aku hanya ingin merayakan ulang tahunmu saja." Jongin berdehem berusaha menyembunyikan kekikukanya. Ini bukan saat yang tepat untuk menyampaikan lamaranya karena Lay pasti tidak menginginkan lamaran yang seburuk ini. "Selamat ulang tahun!"

Lay Tersenyum. "Kau memang laki-laki yang romantis. Sayang semuanya terjadi seperti ini tapi kau cukup membuatku gembira. Aku juga punya kabar baik untuk dirimu!"

"Aku akan segera menikah."

Senyum Jongin tiba-tiba memudar. Lay akan menikah dan meninggalkanya? Jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam ia bersyukur Sehun datang tadi, setidaknya Sehun menghindarkanya dari sesuatu yang lebih memalukan daripada berdebat dengan pengacara kejam itu. Lay akan menikah dan Jongin baru mengetahuinya? Diam-diam ia melirik ke jari manis Lay dan disana memang sudah melingkar sebuah cincin perak yang indah. Lay akan menikah dengan siapa? Dia tidak perlu tau dan tidak ingin tau.

"Kenapa dengan wajahmu itu?" Tanya Lay

"Kau akan meninggalkanku? Kita tidak bisa bersama lagi? Bersenang-senang bersama, menghabiskan malam bersama!"

"Kenapa semuanya harus berakhir? Aku menikah untuk menyenangkan kedua orang tuaku tapi aku tidak akan bisa meninggalkan kesenanganku sendiri. Kita masih bisa memiliki Affair Love"

Jongin lagi-lagi berusaha tersenyum. Itu artinya Lay masih tertarik kepadanya meskipun hanya untuk bersenang-senang. Baiklah, Lay yang meminta dan Jongin akan melakukanya. Dia akan membuat Lay senang hingga Jongin merasa bosan dan menemukan lelaki baru. Lagipula apa yang sedang di khawatirkanya? Semua lelaki menginginkanya kan? Tidak ada lelaki di dunia ini yang bisa menolak pesona Kim Jongin dengan ketampanan dan hartanya yang melimpah. Dengan kebahagiaan seperti ini Jongin merasa ingin terus hidup selamanya dan tidak pernah menikah. Ia tidak pernah menyukai satu lelaki dalam satu waktu, jadi tidak menikah adalah pilihan yang baik. Tuhan pun sepertinya tidak mengizinkan Jongin untuk menikah karena satu-satunya lelaki yang di anggap pantas menjadi istrinya sudah di ikat oleh orang lain. Bukan masalah, hal seperti ini tidak akan jadi masalah selagi dunia masih terus memproduksi makhluk bernama lelaki.

.

.

.

.

A.N : yeheyyy makasih sebelumnya yang udah review di ff blackshades yang lain. makasih banya. rasanya waktu nge lihat review an kalian itu rasa capek blackshades kebayar :v

oh ya, bagi yang mau kontakan sama blackshades, invite aja pin bbm 7DC688BE. sekali kali temenin blackshades yang jones ini :v jangan malu buat nge invite.

ini ff di rated m dulu aja ya, soalnya ntar ngarahnya ke arah mature, jadi biar aman black shades buat mature ya.

ini juga remake an yang blackshades buat setelah mengorbankan waktu buat belajar soalnya sebulan lagi blackshades bakalan UN. doain ya :v

sekian dan terima kasih 3