Warning: OOC parah, Typo :3 , akan banyak adegan berdarah-darah *I like it #plak, GJ, AU,Saya amatir,Pemilihan kata yang salah dll. Jadi saya harap kencangkan sabuk pengaman anda!

A/N: Karena ini fanfic pertamaku, jadi saya mohon bimbingannya, Onegaishimasu! :*

Selamat membaca^.^V

HIS COMBAT BUTLER

Summary: Kematian kedua orang tua Naruto dan Naruko memberikan sebuah misteri yang masih belum terkuak. Kejadian-kejadian aneh selalu menimpa mereka. Sebagai,seorang kakak,Naruko tidak bisa setiap saat melindungi Naruto karena tuntutan pekerjaan yang tiada akhir. Naruko memutuskan memanggil seorang Butler untuk melindungi Naruto dari berbagai ancaman. Siapakah Butler itu?/Akankan misteri kematian orangtuanya terkuak?/Siapa dalang dari berbagai kejadian aneh yang menimpa mereka?/Kenapa butler itu seorang Bishonen?.

Chapter 1

Let's Begin...

Suasana mencekam menyelimuti sebuah villa mewah milik keluarga Namikaze. Langit yang kelabu, hujan yang sedari tadi tiada akhir serta petir yang menyambar tanpa arah memperburuk keadaan. Derasnya air hujan tidak dapat meredam derap langkah seseorang di gelapnya malam. Langkah itu terus menyusuri koridor gelap di villa megah yang tampak tidak berpenghuni. Akan tetapi, villa itu tidak benar-benar tidak berpenghuni. Derap langkah kaki itu memasuki sebuah ruangan. Tampak seorang wanita berambut pirang panjang sedang duduk di sebuah sofa,Ia terlihat tampak bosan menunggu. Dalam kegelapan yang menyelimuti ruangan itu, Ia samar-samar tampak lega melihat orang yang ia tunggu sedari tadi muncul dihadapannya .

"Hah~ Akhirnya kau datang juga" Helaan wanita itu menggema di ruangan yang hanya ada dua makhluk di dalamnya.

"Maafkan saya,telah membuat anda menunggu begitu lama,Nona . Saya harus berhati-hati untuk menemui Nona disini" sosok di depan wanita pirang itu sedikit membungkuk meminta maaf atas keterlambatannya.

"Jadi,Sampai dimana kau menyelidiki kasus in,Cherry?" Tanya wanita pirang itu.

"Maaf,Nona. Organisasi tersebut sangat berbahaya dan sangat tertutup,jadi saya membutuhkan waktu lama untuk membongkar kedok mereka. Dan sepertinya mereka memang terlibat dengan kasus itu ,nona"

"Hah~ Baiklah" Gadis pirang itu menyandarkan tubuhnya di sofa merah sambil memajamkan matanya dan ia melanjutkan kalimatnya. "Cherry,Aku punya tugas beru untukmu dan mungkin ini tugas terakhirmu"

***His Combat Butler***

Tampaklah sebuah bangunan mewah berdiri megah di pusat kota. Bangunan bergaya Eropa itu memiliki lahan yang luas membentang dengan sebuah danau di belakang bangunan itu. Bangunan milik keluarga bermarga Namikaze itu tampak berdiri kokoh,sayangnya hanya beberapa orang yang berlalu lalang di kediaman Namikaze. Kediaman Namikaze yang sunyi terpecahkan oleh teriakan sang Tuan Muda. Di dalam kamar yang megah terdapat tiga orang yang disibukkan oleh sesosok pria berambut pirang.

"AMBILKAN BAJUKU!" Teriak seorang pria berambut pirang itu kepada para maid dihadapannya.

"B-Baik,Tuan Muda" Jawab maid berambut coklat bercepol dua bernama bernama Tenten dengan gugup. Ia segara menghampiri lemari yang terbuat dari kayu mahoni dan mengambil seragam sekolah tuannya.

"TAYUYA, AMBILKAN TASKU! TEMARI,JANGAN DIAM SAJA BANTU TENTEN PASANGKAN BAJUKU!" Perintah tuannya kepada kedua maid muda itu.

"Baik Tuan muda" Balas kedua maid itu, dengan sigap mereka membenahi tuan muda mereka dengan cepat.

5 menit kemudian..

"Sudah selesai ,Tuan Muda"

"Tuan Muda , Asam Tea silahkan di minum dulu"

"Tuan muda, Anda pilih Chocholate Cake atau Broiche?"

"Tuan Muda, Kemarin malam tuan SASUK-"

"WAAA,, KALIAN BERISIK,AKU SUDAH TERLAMBAT" Teriak pria berambut pirang itu sambil mengacak-ngacak rambut spike-nya karena frustasi dengan ketiga maidnya yang cerewet.

Muncul dari pintu kamar tersebut, seorang koki,Chouji. Ia masuk kedalam kamar tuan muda Namikaze itu dengan sebuah nampan berisi makanan. Langkanya terhenti saat melihat Tuan Muda dihadapannya meloncat dari balkon kamar.

"Tuan Muda sarapan anda sudah sia- Ya ampun Tuan Muda itu bahaya!"

"KYAAAAAA!" Teriak para maid yang juga terkejut saat melihat tuan mereka meloncat dari balkon.

Mereka kemudian menuju balkon dan melihat kebawah. Tampaknya sang tuan muda mendarat dengan selamat. Hal itu di buktikan dengan cengirannya yang khas, sambil mengangkat jempolnya tinggi-tinggi. Ia memberitahu para maid dan kokinya bahwa ia baik-baik saja. "HAHAHA... Tenang saja aku memiliki sembilan nyawa! Aku tidak akan mati hanya dengan melompat dari balkon seperti itu! "

"Tuan Muda, Jangan melakukan hal bodoh seperti itu!" Perintah Tayuya kepada tuan mudanya.

"Haha,,, Tenang saja! Aku berangkat!"

***His Combat Butler***

Sampai disebuah parkiran yang lumayan besar dan banyak terparkir mobil-mobil mewah milik keluarga Namikaze. Langkah pemuda berambut pirang itu terhenti saat melihat seorang wanita yang lebih tua darinya turun dari mobil berwarna hitam. Perempuan itu memiliki face yang serupa dengannya akan tetapi ia memiliki rambut pirang panjang yang tergerai indah menambah kecantikan wanita itu.

"K-Kau! Apa yang kau lakukan disini?!"

"Hei,bocah tengik! Siapa yang kau sebut ' Kau' ?!" Wanita itu tersenyum tipis .

"Naruko, Kenapa kau kembali?!" Tanya pemuda berambut pirang itu kepada wanita dihadapannya.

"Haha... Haha.. Jangan panggil aku 'Naruko'. Aku ini kakakmu,Bodoh. Panggil aku nee-chan " Tangan wanita itu meraih kepala Namikaze muda itu. Akan tetapi Pemuda itu menampik tangan kakaknya dengan kasar. Wajahnya berubah masam. Ia mengingat kejadian pahit yang telah ia alami dengan wanita dihadapannya. Namikaze Naruko adalah pewaris utama semua saham-saham perusahaan Namikaze. Ia meninggalkan Naruto sendiri hanya dengan pengawasan para Maid di rumahnya,Ia terpaksa menggantikan kedudukan kedua orang tuanya yang sudah meninggal sebagai Pemimimpin Perusahaan Namikaze .

"JANGAN MENGALIHKAN PEMBICARAAN,JAWAB AKU! SETELAH SEKIAN LAMA,KAU MASIH MENGANGGAPKU SEBAGAI SEORANG ADIK? KAKAK MACAM APA KAU YANG TEGA MEMBIARKAN ADIKMU TERLANTAR!" Teriak Pemuda itu.

"Apa yang kau bicarakan? Aku meninggalkanmu karena ada urusan penting di luar negri,Baka!"

"KAU BOHONG NARUKO! KAU SELALU BERALASAN TENTANG KEPENTINGAN PERUSAHAAN. AKU TAHU KAU MENYEMBUNYIKAN SESUATU. SEJAK OTOU-SAMA DAN OKAA-SAMA MENINGGAL KAU BERUBAH. KAU BERTINGKAH ANEH,NARUKO!"

"NARUTO,Dengarkan aku! Aku melakukan ini demi dirimu. Jika kau selalu berada disisiku,nyawamu akan terancam, kau bisa berakhir seperti Otou-sama dan Okaa-sama. "

"KAU SELALU MEMBAHAS KEMATIAN OTOU-SAMA DAN OKA-SAMA! SUDAH KUBILANG KEMATIAN MEREKA MURNI KECELAKAAN PESAWAT . APA YANG MEMBUATMU KHAWATIR SEPARAH ITU? NARUKO,KAU SEPERTI MENYEMBUNYIKAN SEUATU DARIKU!"

"T-Tidak, ... Kau tidak perlu tahu. K-Kau masih anak-anak,Naruto. Hikss..Kumohon mengertilah!" Naruko mulai meneteskan air mata.

"Sudahlah,Naruko! Kau selalu menganggapku anak-anak. Asalkan kau tau ,Umurku sekarang sudah tujuh belas tahun dan kau selalu menyimpan rahasia kepadaku!" Balas Naruto lebih tenang daripada sebelumnya,Ia tidak tega melihat kakaknya yang mulai terisak.

"M-maafkan A-Aku,N-Naruto. Hiks... A-Aku bukan kakak yang baik,Tapi aku janji akan melindungimu,Naruto Hiks..." Naruko menghapus jejak air matanya "Aku janji"

"Naruko,Maafkan aku membuatmu menangis. Sebenarnya aku tidak tahu kenapa kau meninggalkanku dengan beralasan pergi keluar negri ,Tapi A-Aku senang kau kembali..."

"T-Terima Kasih kau masih mau menerimaku, Tapi Naruto untuk sementara ini aku tidak bisa selalu bersamamu!"

"Kenapa,Nee-chan?"

"Sudah kubilangkan, untuk sementara ini kau tidak perlu tahu."

"T-Tap-"

"Naruto.. Pulang sekolah ada yang inginku bicarakan denganmu dan juga ada seseorang yang ingin kuperkenalkan kepadamu"

"Siapa?"

" Sudahlah, Bukannya sekarang kau terlambat pergi ke sekolah?"

Naruto melirik jam tangannya,Seketika ia melotot. "Astaga,Aku terlambat. Sudah dulu ya!". Naruto-pun pergi ke sekolahannya dengan mobil BMW putih miliknya.

"Naruto... "Dengan tatapan sedih Naruko melihat mobil Naruto yang mulai menjauh dari tempat parkir di kediaman Namikaze. Naruko menghela nafas panjang kemudian ia mengambil sebuah HP touch screen dari tasnya. Ia melihat sebuah kontak list di layar Hp-nya yang bertuliskan "CherryBlossom". Ia memejamkan matanya dan menggenggam Hp-nya kedadanya. Ia-pun berdoa.

'Semoga dia bisa menjagamu,Naruto. '

***His Combat Butler***

Didalam sebuah banguan yang gelap dan sepi. Seorang wanita berlari dengan histeris. Wanita itu memegang bahu kirinya yang bersimbah darah. Ia terus berlari dari seorang pria yang mengejarnya. Ia berlari tanpa arah, sampai di sebuah ruangan yang tampak gelap. Perempuan itu kebingunan dan dia-pun mencari tempat untuk bersembunyi. Perempuan itu melihat sebuah lemari besar tanpa pikir panjang ia langsung masuk kedalamnya. Di dalam lemari perempuan itu dapat mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat, langkah kaki itu selaras dengan irama jantungnya. Keringat bercucuran dari pelipis wanita itu dan nafasnya memburu. Wanita itu mengdengar langkah kaki pria yang mengejarnya semakin menjauh. Beberapa detik kemudian wanita itu tidak mendengar lagi suara langkah kaki. Dengan perasaan was-was wanita itu mulai membuka pintu lemari dengan hati-hati. Alangkah terkejutnya wanita itu saat hendak keluar dari lemari, tepat dihadapannya wanita itu melihat tatapan bengis pria yang mengejarnya sambil menyeringai menampilkan aura seram yang mengelilinginya. Tanpa segan-segan pria itu menusukkan pisau tepat di jantung wanita malang itu. Wanita tersebut langsung terjatuh di atas lantai dengan darah segar yang keluar dari bagian yang ditusuk oleh pria asing itu.

Suara ponsel berdering dari saku celana pria penusuk tadi. Seseorang sedang menelpon pria itu. 'cih' Pria itu mendecih, kemudian ia mengangkat ponsel itu.

"Hallo?'

"Bagaimana? Apa kau sudah menyelesaikan misi dengan benar?"Tanya pria di seberang telpon.

"Aku sudah menyelesaikan misi kali ini."

"Bagus, target kita selanjutnya berasal dari keluarga Namikaze!"

"Apakah kau menginginkan aku untuk membunuh Namikaze Naruko?" Tanya pria penusuk itu pada orang yang menelponnya.

"Bukan,Kali ini targetmu adalah Namikaze Naruto. Dia adalah anak bungsu dari keluarga Namikaze. Untuk sekarang kita tidak bisa menghabisi Namikaze Naruko, dia memiliki bodyguard dan mata-mata di sampingnya. Kita habisi dulu adiknya, dengan begitu hati Namikaze Naruko akan gentar dengan kematian adik satu-satunya dan saat itu tiba maka kita habisi dia. Kau paham,Kakuzu!" Seru pria di seberang telpon.

"Aku mengerti,serahkan tugas itu padaku"

Pria bernama Kakuzu itu mematikan ponelnya kemudian ia menatap sosok dihadapannya yang baru ia bunuh. Kemudian, ia mulai membersih semua bukti perkara.

***His Combat Butler***

Lorong yang biasanya digunakan siswa sebagai tempat nongkrong, ataupun sekedar untuk menggosip kini tampak sepi. Hanya suara angin yang melewati Lorong tersebut. Lima menit berlalu sejak bel pelajaran pertama dimulai. Tampak dari jendela kelas, Murid-murid Konoha High School sedang berkonsentrasi pada mata pelajaran yang sedang di terangkan oleh guru mereka. KHS atau Konoha High School merupakan sekolah unggulan bertaraf Internasional dan yang bersekolah di sana hanya siswa-siswa dari kalangan atas saja. Ruang kelas 2-3 yang mulanya tenang dan damai ,terusik oleh kehadiran seorang Namikaze Naruto, Ia membuka pintu dengan kencang sehingga menimbulkan bunyi 'BRAAAKKK'. Sontak semua penghuni kelas 2-3 menoleh ke arah pria kuning itu. Sunyi...

"Hehe.. Maaf,,,Maaf,,," Naruto memecah keheningan di ruang tersebut. Detik berikutnya, wajah Naruto memucat saat ia tahu siapa guru yang sedang mengajar di kelas itu.

"NA-RU-TOO...!"

"PENYIHIR!" Naruto langsung menutup mulutnya rapat-rapat menggunakan kedua tangannya.

Kedutan muncul di pelipis wanita paruh baya itu. Ia menggenggam penghapus papan tulis,tampaknya dia siap kapan saja untuk melemparkan benda malang itu.

"NARUTO,APA YANG BARUSAN KAU KATAKAN?" Suara horror keluar dari sang guru.

"A-A... A-Anko-Sensei, I-Itu tadi hanyalah... E- Apa ya? Pu-Pujian?" Keringat bercucuran dari pelipis Naruto tahu apa konsekuensi yang harus ia tanggung saat berhadapan dengan guru super killer itu. Ia berfikir keras untuk menemukan kata-kata yang pas untuk meredakan kemarahan Anko-sensei. "Ah.. Maksudku sensei itu penyihir yang baik hati. Suka menolong sesama. Mana mungkin sensei yang cantik ini jadi penyihir super jahat, Ya kan?"

"B-Benarkah itu N-Naruto?" Meskipun Naruto merupakan anak yang terkenal nakal dan jahil disekolahannya , ia juga merupakan anak tertampan nomer dua setelah si Uchiha bungsu. Ia selalu merutuki gelar nomer duanya dan menyuruh si Uchiha bungsu untuk pindah dari KHS. Ketampanan Naruto membuat hati perempuan meleleh termasuk gurunya sendiri. Dan sekarang ia mencoba merayu sang guru killer,Anko.

"Ya, Anko-sensei, Senyuman sensei sangat indah meski saat tersenyum ada beberapa bagian yang tampak keriput. 'Eh!'

"NA-RU-TOO.. Beraninya kau menghinaku. SEKARANG BERDIRI DI DEPAN KELAS!"

***His Combat Butler***

"Yo,Dobe" Tampak pemuda Raven dengan mata onyx menghampiri Naruto yang sedang memegang pipinya. Ia mengambil sebuah kursi yang entah milik siapa. "Kenapa kau tadi?"

"Aduh,Sasuke-Teme. Masih tanya lagi,sudah jelas kan kalau aku dipukul Anko-sensei!"

Uchiha Sasuke adalah anak bungsu dari Fugaku Uchiha dan ia merupakan adik dari Uchiha Itachi, Ayah Sasuke merupakan Komisaris Kepolisian di wilayah Tokyo. Ia juga seorang yang populer dikalangan KHS maupun di luar KHS. Ia dan Naruto sudah berteman cukup lama.

"Bukan itu,maksudku kenapa kau terlambat,baka!"

" tadi itu ,Dia datang"

"Siapa?"

"Kakakku"

"Oh dia" Sasuke tampak tidak tertarik dengan topik tersebut. Ia memilih kembali ke tempat duduknya tepat di samping Naruto.

"Hoi, Ada apa dengan sikapmu itu!"

"Hn"

"Cih, Cold seperti biasanya"

"Oh ya Dobe, Apa maidmu memberi tahumu sesuatu?"

"Tidak,kenapa?"

"Tidak apa-apa"

"cih"

Tampak dari luar jedela,seseorang memperhatikan gerak-gerik mereka dengan seksama. Ia pun menyeringai. Kemudian ia berjalan menjauhi kelas Naruto sembari mengeluarkan ponelnya yang berwarna merah.

***His Combat Butler***

Padatnya kota Tokyo saat itu,tidak menghentikan langkah pemuda itu. Ia malah kegirangan, sudah lama ia tidak keluar sedirian. Kemanapun Naruto pergi biasanya Suigetsu, supir pribadinya dengan setia mengantarkan majikannya. Akan tetapi tidak untuk hari ini, Ia meminta Suigetsu untuk tidak ikut bersamanya. Sebelum menuju ke Stasiun kereta, Naruto menyempatkan diri melihat-lihat suasana kota yang padat, setelah itu ia mengunjungi kedai Ramen favoritnya. Iapun dengan senang hati membeli lima bungkus ramen sekaligus.

Ketika, Ia hendak menyebrang jalan. Tiba-tiba datang sebuah mobil hitam berkecepatan tinggi menuju ke arah Naruto. Seseorang yang melihat kejadian itu langsung melocat dan mendorong tubuh Naruto 'CRRRIIIITTTT... BRAAAK!' Bunyi decitan ban mobil menabrak sesuatu yang keras. Mobil itu berhenti, kemudian ia kembali menyalakan mesin dan pergi meninggalkan lokasi kejadian. 'Tabrak lari?'

"Cih" Desis suara pemuda yang menolong Naruto. Kemudian ia memandang Naruto yang kini tepat di bawah tubuhnya. "Kau baik-baik saja?"

"Ya,Aku baik-baik saja. Kau? "

"Hn,Aku baik-baik saja" Jawab pemuda berambut merah muda itu sembari mengulurkan tangannya membantu Naruto berdiri.

"Terima kasih telah menyelamatkanku" Naruto menatap pemuda itu. Pemuda itu lebih pendek darinya. Ia mengenakan semacam seragam butler berwarna hitam dan ia memiliki wajah yang Tam- Cantik? . Naruto bingung ia tidak tahu pemuda dihadapannya perempuan atau laki-laki, Ia memiliki wajah yang cantik akan tetapi Ia tidak memiliki sesuatu yang 'menonjol' di dadanya dan ia mengenakan seragam butler laki-laki. 'D-Dia ini bishonen' pikir Naruto. Suara pemuda di hadapannya membuyarkan lamunan Naruto.

"Kau harus lebih berhati-hati,Baka"

"S-Siapa yang kau sebut 'BAKA',huh?"

"Kau memang Baka,Baka!"

"Apa?"

"Terserahlah!" Pemuda itu mulai berjalan menjauhi Naruto.

"Eh,Tunggu!" Naruto memanggil pemuda pinky itu, "Sebagai ungkapan terima kasihku, Ini terimalah!" Naruto menyodorkan sebungkus ramen ke Pemuda Pinky itu.

"Aku tidak butuh" Jawab pemuda itu dengan dingin kemudian ia berjalan menjauh dari Naruto, Ia menghilang membaur dengan kepadatan Kota Tokyo saat itu.

"Cih,apa-apaan dengan sikapnya itu. Ah! Keretanya..." Naruto berlari menuju Stasiun.

Dari kejauhan tampak seorang berambut Pinky tersenyum,atau menyeringai melihat kepergian Naruto. Ia meraih ponselnya dari dalam saku celananya. Ia menekan tombol tampaknya ia akan menelpon seseorang.

"Hallo,Nona? Ini saya, Saya telah membutinya kemanapun ia pergi dan ternyata mereka tidak hanya mengincar nyawa anda,Tapi juga mengincar nyawa Namikaze Naruto."

"Sudah kuduga. Bagus Cherry, Kerjakan tugasmu!"

"Baik,Nona"

***His Combat Butler***

Sore itu di kediaman Namikaze yang megah, Seorang berambut spike berwarna kuning tengah menelusuri semua ruangan yang ada di rumahnya yang luas. Ia mencari kakaknya yang telah berjanji akan membicarakan sesuatu kepadanya. Ia sedikit kesal kepada Naruko . Kakaknya selalu membuat janji kepada Naruto, dan ia sendiri yang melanggar janji itu. Ia menyerah karena kelelahan mencari Naruko di rumahnya yang terlalu luas. Ia kemudian menuju ke ruang keluarga, Ia duduk disebuah sofa berwarna merah.

"Naruto-sama, Teh anda silahkan diminum! " Tayuya menyuguhkan teh hangat dan beberapa muffin kepada Tuan Mudanya.

"Tayuya!"

"Ya,Naruto-sama?"

"Kau melihat kakakku?"

"Naruko-sama bilang ia sedang menghadiri rapat penting dengan Perusahaan Hyuuga. Nona meminta saya untuk menyuruh anda menunggu kedatangannya."

"Cih,seenaknya saja dia menyuruhku menunggu!"

"Besabarlah tuan, Naruko-sama bilang dia akan pulang cepat nanti"

"..." Naruto terdiam memegang cangkir porselen yang berisi teh yang masih hangat lalu meminumnya dengan perlahan. Ia pun menaikkan satu alisnya, ada yang aneh dengan Teh ini. "Tayuya! Teh apa ini? Rasanya berbeda dengan teh-teh biasanya dan teh ini berbau bunga lavender? Seingatku kita tidak pernah membeli produk teh macam ini?"

"Benar,Naruto-sama. Hinata-sama yang memberikannya kepada saya tadi. Kata beliau itu Lavender tea."

"Hinata datang kemari?"

"Ya,tuan muda. Hinata-sama bilang beliau ingin bertemu dengan anda. Tapi sepertinya beliau sedang terburu-buru jadi beliau tidak menunggu anda."

"Begitu ya..."

"Saya permisi dulu,Naruto-sama"

"Hn" Naruto menatap cangkirnya yang berisi teh. Ia memjamkan mata sejenak, Suara langkah maid itu mulai tak dengar. Naruto memikirkan Hinata, apa yang ingin dia bicarakan dengan Naruto.

***His Combat Butler***

Di ruang tengah Naruko dan Naruto berkumpul. Naruto memandang kakaknya dengan tatapan sengit. Sedangkan yang dipadang malah sibuk sendiri dengan dokumen-dokumen ditangannya.

"NARUKO!" Teriak Naruto mengejutkan Naruko yang sedari tadi tidak menyadari kehadiran adiknya itu.

"Ah, Naruto! Maaf tadi sore aku tidak bisa menemuimu. Ada beberapa masalah peting yang harus ku urus"

"Sudahlah Naruko, Apa yang ingin kau bicarakan padaku?"

"Benarkah?" Naruko pura-pura lupa dengan janjinya.

"Na-ru-ko!"

"Ha ha ha Baik baik, sesuai janjiku, aku akan menceritakan apa yang sedang terjadi" Ia memasukkan dokumen-dokumen itu ke dalam tasnya kemudian ia memandang wajah Naruto dengan tatapan yang serius. " Kau tahu Naruto,aku menghindarimu bukan karena aku tidak peduli. Tapi,jika kau terus menerus di sampingku kau akan mati!"

"Huh, Apa yang kau bicarakan,Naruko?"

"..." Naruko menghela napas ia tahu ,memberi tahu adiknya tidak akan semudah yang ia bayangkan. "Dengarkan aku Naruto, Kematian orang tua kita bukan murni kecelakaan pesawat belaka, Tapi ada sebuah organisasi yang bergerak untuk mengahancurkan keluarga kita,Naruto!"

"T-Tapi, K-Kenapa baru sekarang kau katakan,Naruko?"

"Maafkan aku,Naruto. Saat itu kau masih anak-anak. Aku tidak mau melibatkanmu dalam masalah ini"

"T-Tap-"

"Naruto, Kau tahu, Aku kira organisasi tidak akan mengincar nyawaku dan nyawamu tapi aku salah, Mereka mengincar semua keluarga Namikaze!"

"S-Semua? Keluarga Namikaze hanya tinggal kau dan aku, Naruko!"

"Kau benar, Aku tidak begitu peduli dengan nyawaku, Kau tidak usah mengkhawatirkannya, aku terlalu cerdik untuk mereka hadapi tapi aku sangat mengkhawatirkanmu,Naruto. Untuk itu aku memanggil seseorang yang sangat kupercaya"

"Hah?"

"Masuklah,Cherry!"

"Selamat Malam,Naruko-sama,Naruto-sama!" Suara itu muncul dari ambang pintu menyambut mereka. Sosok itu mengenakan baju butler berwarna hitam.

"K-Kau!" Naruto terkejut melihat siapa sosok yang mendekat ke arahnya. Pemuda pinky yang siang tadi menolongnya kini berdiri tepat di hadapannya.

"Perkenalkan. Nama saya Haruno Sakura. Anda bisa memanggil saya'Sakura'. Mulai sekarang saya akan menjadi Butler anda " Pemuda itu membungkukkan badan memberi hormat kepada Naruto. Ia kembali keposisi tegak kemudian ia menyeringai menatap Naruto.

~To be Continue~

Naruto : Sa-Sakura-Chan! :D

Sasuke: Hn,Baka

Naruto: Diam kau!

Sasuke: Cih..

Hinata: A-Aku Cuma disebutin doang? T.T

Naruko: Kenapa kok OOC banget ya?

Sakura: What the... Pemuda? Aku cowok? Terus kenapa sifatku sama seperti Sasuke-kun?

Author GJ: yah,,, yah,,, tenang dulu dong para char,,, Kita lihat Chapter selanjutnya aja yaa?#kabur

ALL: PLEASE REVIEW..:* Makashi udah baca :D