Karna jarang ada cerita yang memakai Edo-NaLu. Maka, aku membuat cerita yang memakai dua chara ini. Mungkin, disini Natsu ataupun Lucy akan sedikit OOC karna memang dibutuhkan dicerita ini.: oOo :
Gracias…
Fairy Tail Hiro Mashima
Story by Me!!
Natsu Dragion x Lucy Ashely
Warning. OOC(maybe), typo(s), GaJe, alur berantakan, kata-kata sulit dimengerti dan sebagainya.
: oOo :
Prologue :
Natsu Dragion.
Sesosok lelaki yang memiliki kepribadian ganda. Dimana saat berkendara, dia menjadi lebih percaya diri dan santai. Namun, saat berada diluar maka sifatnya akan berubah 190 dari biasanya. Ia menjadi lebih penakut, cengeng, dan mudah meminta maaf. Itulah sifat asli Natsu…
Ia sering menjadi -kelinci percobaan- Lucy untuk menguji jurus iblisnya itu. Namun, di tidak pernah -ralat- tidak berani melawan gadis itu. Alasannya? Dia hanya takut terhadap nya. Bukan hanya dia, semua orang diguild juga takut terhadap gadis itu kecuali Levy.Namun, kenapa hanya dirinya yang harus menjadi korban siksaan Lucy? Kenapa bukan yang lain saja? Itulah yang dipertanyakan oleh Natsu. Apa karna dirinya lemah? Maka Lucy lebih sering menindasnya? Itulah menurutnya.
Berbeda dengan Natsu, Lucy memiliki sifat yang kasar, pemarah, dan agresif. Ia sangat suka menindas Natsu yang -lemah lembuh- itu. Dan itu sudah menjadi kebiasaan nya. Namun, di sisi lain dia juga merasa sedikit kasihan terhadapi lelaki itu karna selalu menindasnya. Masalahnya adalah…apa dia bisa mencoba lebih bersabar?
: oOo :
"Ngahh…"
Natsu menjerit kesakitan mendapati dirinya yang terus disiksa oleh Lucy. Entah sudah keberapa kalinya, dia harus bernasib seperti ini. Namun, dia tidak pernah bisa melawan Lucy karna rasa takutnya itu. Dia memilih dipukul dengan seperti ini daripda harus berakhir mengenaskan jika berani melawannya.
"Lucy… kau tidak boleh menyiksa Natsu seperti itu…Kasihan dia…"tegur Lissana sambil berdecak pinggang. Ia merasa kasihan terhadap teman dekatnya itu karna setiap hari harus dipukul oleh Lucy.
Natsu menatap Lissana dengan tatapan berbinar-binar. Pahlawannya sudah datang. Ia bersyukur karna Lissana datang disaat waktu yang tepat, 'Arigatou...kamisama…'
Lucy berdecih kesal. Ia pun melepaskan Natsu lalu melipatkan kedua tangan nya diatas dada, "Salahnya sendiri…kenapa harus lemah begitu? Lagian dia kan seorang cowok, kenapa harus berlindung dibelakang cewek?…"sindirnya.
Natsu yang mendengar itu hanya dapat menundukkan kepala nya kebawah. Jujur, kata-kata yang dilontarkan oleh Lucy tadi cukup menusuk. Apa benar selama ini dia lemah dan selalu bergantung pada orang lain?
Lissana menggoyangkan jari telunjuknya, "Lucy, kau tidak boleh berkata seperti itu. Natsu itu tidak lemah tau, dia itu kuat dan perduli terhadap teman-teman nya."bela nya.
Lucy mengangkat sebelah alisnya dengan tatapan meremehkan, "Kuat? Dia saja tidak bisa membalas pukulan ku. Apa itu yang nama nya kuat?"
Natsu menggertakan gigi seraya mengepal kedua tangan nya kuat-kuat. Ia merasa kesal dan marah mendengar perkataan Lucy yang seakan sedang meremehkannya. Ia tidak suka diremehkan seperti itu.
"Lucy!"tegur Lissana seakan mengisyaratkan untuk berhenti menyinggung Natsu.
Natsu berjalan meninggalkan guild tanpa memperdulikan tatapan orang-orang diguild. Ia hanya ingin pergi meninggalkan tempat itu.
"Ada apa dengannya?"tanya Cana.
Lucy mengangkat kedua bahunyu keatas dengan acuh, "Entahlah…palingan sedang memikirkan cara untuk bertambah kuat.."
"Lucy…seharusnya kau tidaberkata seperti itu padanya. Itu secara tak langsung, kau telah menyakiti perasaannya."nasihat Mira yang sambil mengelap gelas-gelas kaca lalu menaruhnya diatas meja.
"Juvia juga berpikiran sama seperti Mira-san. Juvia pikir, Natsu saat ini sedang bersedih.."sahut Juvia.
"Kau sudah berlebihan padanya, Lucy." timpal Wendy.
Lucy menggaruk-nggaruk pipi nya yang tidak gatal, "Apa aku sudah berlebihan ya? Tapi niatku, aku hanya ingin -mendorong- nya untuk bertahan kuat kok."
"Sebaiknya kau minta maaf padanya nanti…"saran Lissana.
"Tapi kan aku tidak berbuat salah padanya. Aku hanya mengatakan hal yang sebenarnya!" bantah Lucy yang mencoba membela dirinya sendiri. Egois emang.
Jet melipatkan kedua tanganya diatas dada sambil memejamkan matanya, "Jangan egois, Lucy. Diantara kalian berdua, dia yang paling tersakiti oleh perkataan mu tadi."
"Aku juga setuju dengan Jet. Kau harus minta maaf padanya. Jangan egois. Pikirkan juga perasaanya yang selama ini kau sakiti. Dia juga sering menerima siksaan mu, kan? Jadi tak ada alasan lain lagi untuk membela dirimu sendiri."tambah Droy.
Lucy meminjat pelipisnya dengan pelan. Mungkin, dia memang sudah berlebihan dengan Natsu? Apa yang dikatakan oleh Droy tadi ada benarnya juga. Ia memilih menyerah dan memutuskan untuk minta maaf pada lelaki itu, "Iya..Iya.. Aku akan minta maaf padanya jika dia berada diguild."
Lalu dimana Natsu sekarang?
: oOo :
Natsu memukul batang pohon yang besar dengan kuat. Ia melampiskan semua kekesalan dan amarahnya kepada pohon tak berdosa itu. Ia kesal dengan perkataan Lucy yang menusuk itu.
' Salahnya sendiri…kenapa harus lemah begitu? Lagian dia kan seorang cowok, kenapa harus berlindung dibelakang cewek?… '
BUGHH
Natsu kembali memukul batang pohon itu dengan kuat sehingga membuat tangan nya sedikit terluka. 'Lemah? Apa dimata Lucy-san aku selemah itu? Kenapa dia selalu memperhatikan kekurangan ku?'
"Akan kubuktikan padanya bahwa aku tidak lemah seperti yang dia kira. Aku akan membuatnya menarik perkataan nya itu. Lihat saja nanti…"
Natsu tersenyum sinis. Ia akan membuktikan bahwa semua anggapan bahwa dirinya lemah itu adalah salah. Ia akan membuat Lucy menarik perkataan nya kembali. Inilah sesosok Natsu Dragion yang baru...
: oOo :
Lucy mengetuk-ngetuk meja dengan posisi dimana sebelah tangan menopang wajahnya, 'Kenapa dia belum datang juga? Apa dia masih marah padaku?'
"Natsu…kenapa tangan mu diperban gitu? Apa kau terluka?"
Lucy menoleh kesumber suara ketika mendengar nama 'Natsu' disebut-sebut. Ia membelakkan matanya mendapati tangan Natsu yang diperban. Apa yang sudah terjadi padaya?
"Natsu…kau baik-baik saja?"tanya Lucy berjalan mendekati Natsu.
Natsu tidak menjawab.
"Natsu?"panggil Lucy sambil menggulurkan tanganya untuk menyentuh pipi Natsu namun ditepis nya.
Semua orang menatap Natsu dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana tidak? Natsu yang penakut tiba-tiba saja menjadi lebih berani untuk menepis tangan Lucy? Apakah ini yang namanya keajaiban?
"Natsu.. Ada apa dengan mu? Kau baik-baik saja kan?"tanya Lucy dengan nada khawatir.
"Berisik. Jangan menganggu ku."kata Natsu dengan dingin berhasil membuat anggota guild terkejut setengah mati.
Apakah yang berdiri dihadapanya benar-benar Natsu? Tapi bagaimana bisa dia membalas perkataan Lucy? Ini benar-benar diluar perkiraan.
"Natsu membalas perkataan Lucy..Benar-benar diluar dugaan.."tanya Cana sambil menutup mulut dengan sebelah tanganya seakan berusaha menyembunyikan wajah terkejutnya itu.
"Apa dia benar-benar Natsu? Bagaimana dia bisa bersikap seperti itu?"tanya Gray.
Natsu berjalan melewati Lucy yang masih membeku disana. Dia benar-benar berubah. Dan itu semua karna Lucy.
'Dia bukan Natsu yang kukenal. Kenapa dia bersikap dingin padaku? Apa gara-gara perkataan ku kemarin."gumam Lucy dalam hati. Entah kenapa, hatinya merasa sedikit sakit mendapati Natsu yang sepertinya mulai menjauhi nya.
"Apa kau benar-benar Natsu?"bisik Gray ke telinga Natsu.
Natsu tertawa pelan namun terlihat jelas bahwa itu tawaan dipaksakan, "Haha..Aku memang Natsu kok. Hanya sedikit berbeda saja."
"Kau membalas perkataan Lucy? Berani sekali…"kata Gray kagum dengan keberanian Natsu yang perlahan meningkat.
"Lupakan saja. Aku sedang malas membahas -dia-." balas Natsu sambil menekan kata -dia- yang jelas-jelas untuk Lucy. "Bagaimana kalau kita bahas yang lain saja?"
"O-Okay" Jujur, Gray sedikit canggung dengan perubahan drastis Natsu. Namun, dia mencoba seakrab mungkin dengan Natsu seperti biasanya.
Lucy hanya dapat diam sambil mengepal kedua tangannya dengan kuat, 'Ada apa dengan mu, Natsu?'
: oOo :
Semenjak hari itu, Natsu mulai menjauhi Lucy dan menjadi dekat dengan Lissana. Ia hanya bersikap dingin terhadap Lucy namun tidak dengan yang lain. Seakan, dia membenci Lucy.
'Natsu sepertinya membenci ku? Dia lebih memilih bersama Lissana daripada aku. Haha..Benar saja, kan aku selalu memukul dan mengejeknya? Dia pasti membenciku..' gumam Lucy. Ia merasa sedih ketika Natsu yang menjauhi serta membencinya.
Lucy memukul kepalanya dengan pelan, 'Seharusnya waktu itu kau tidak menyinggung dia, Lucy bodoh..'
Bukan hanya sifatnya yang berubah namun kekuatan fisiknya juga ikut meningkat. Dia menjadi lebih kuat dari biasanya bahkan dia dengan mudahnya menahan tendangan Jet. Itu membuktikan anggapan bahwa -Natsu Lemah- tidaklah benar.
'Dia bertambah kuat ya?'batin Lucy dengan senyuman dipaksakan.
Lucy menepuk pipi dengan kedua tangannya, "Yosh! Aku tidak boleh sedih hanya karna masalah sepele ini! Aku adalah Lucy Ashley, orang terkuat diguild. Aku harus bersemangat!"katanya nya yang berusaha menyemangati dirinya sendiri.
"A-Aduh..."
Lucy menoleh kebelakang mendapati seorang nenek tua yang sedang memegangi pinggangnya. Ia memutuskan berjalan memghampiri nenek tersebut, "Nenek tidak apa-apa?"
"Pinggang ku tiba-tiba saja sakit…aku jadi susah berjalan pulang kerumah.."jelas nenek tua itu.
Lucy mengangguk kecil. Ia berjongkok didepan nenek tersebut, "Nenek, naiklah ke punggung ku biar aku saja yang mengantar nenek pulang.."tawarnya.
"Arigatou na, gadis kecil..." Nenek itu perlahan menaiki punggung lalu mengalungkan tangan nya ke leher Lucy agar tidak jatuh.
"Tunjukkan jalannya, nek…"suruh Lucy.
"Iya…"
Lucy mengikuti arah tunjukkan Nenek tua itu untuk sampai kerumahnya. Begini-begini, Lucy menghormati orang tua dan membantu sesama nya yang kesulitan.
: oOo :
"Apa Lucy tidak datang lagi?"tanya Mira yang melihat sekelilingnya untuk mencari gadis pirang itu.
Lissana menggelengkan kepalanya dengan pelan, "Ini sudah ketiga kalinya Lucy tidak mampir ke guild..Ada apa dengan nya?"
Juvia meminum tehnya lalu menaruhnya kembali keatas meja, "Juvia pikir, hubungan Natsu dan Lucy semakin buruk. Keduanya saling mendiamkan.."
Mira tersenyum kikuk. "Mereka berdua sama-sama keras kepala dan gengsi untuk berbicara satu sama lain. Natsu juga semakin hari bertambah kuat."katanya.
"Apa dia berniat ingin melampaui Lucy ya?"pikir Gray yang berhasil membuat mereka terdiam sejenak.
"Apa yang dikatakan oleh Gray tadi ada benarnya juga. Dan aku menduga bahwa Natsu selama ini latihan diam-diam disuatu tempat."kata Wendy.
"Dia berubah drastis semenjak kejadian itu." timpal Lissana sambil menundukkan kepalanya kebawah.
"Lalu bagaimana dengan hubungan mu dengan Natsu, Lissana?"tanya Macao secara tiba-tiba.
Muka Lissana sedikit memerah dan salting, "A-Apa maksudmua, Macao?"
"Semua orang juga tau kalau kalian berdua sering bersama, jadi apa hubungan kalian?"timpal Wakaba.
Semua anggota disana menatap Lissana seakan sedang menunggu jawaban darinya. Mereka memang sering mendapati Natsu dan Lissana yang semakin hari lengket seperti permen karet.
Lissana menundukkan kepalanya kebawah berusaha mwnyembunyikan mukanya yang merona, "H-Hanya teman kok…"
"Hanya sebatas teman? Kau yakin?" tanya Wakaba dengan alisnya yang terangkat keatas dengan tatapan curiga.
"Aku tidak bohong kok!"jawab Lissana. Dia memang tidak sedang berbohong.
"Okelah... Padahal kalian berdua juga cocok loh.."goda Jet.
"Jet!"tegur Lissana.
Tak lama kemudian, datanglah Natsu yang disertai senyuman tipis, "Minna, Ohayou.."
"Ohayou, Natsu…"balas mereka secara bersamaan.
Natsu tanpa sengaja melihat Lissana lalu menyapa nya disertai senyuman manis, "Ohayou, Lissana-chan…"
"Ohayou, Natsu…"
Semua orang yang diguild mulai menggoda mereka berdua. Natsu maupun Lissana hanya bisa menahan malu ketika digoda oleh teman-teman nya.
Tiba-tiba saja Natsu teringat satu hal. Dia melirik kursi yang berada disebelah Juvia. Kursi itu adalah tempat yang sering diduduki oleh Lucy, 'Apa hari ini dia juga tidak datang?'
BRAKK
Lucy menghantam pintu guild dengan kuat sehingga membuat semua orang yang disana kaget sekaligus senang. Berniat menyapa namun diurungkan niatnya, ketika mereka melihat wajah -menakutkan- milik Lucy.
"Apa-apaan lelaki tadi? Berani nya menabrak ku lalu mempermalukan ku disana. Awas saja kalau ketemu, akan kuhajar sampai babak belur."omel Lucy yang entah pada siapa.
"Loh kok? Aku bisa kemari ya?"tanya Lucy dengan polos membuat teman-teman nya sweetdrop.
'Apa dia kesal sampai tak sadar berjalan kemari?'pikir mereka semua kecuali Natsu dan Lucy.
"Lucy. Aku senang kau kemari, jadi apa yang membuat mu kesal seperti ini?"tanya Mira dengan ramah.
Lucy menggembungkan kedua pipinya dengan kesal sehingga membuatnya terlihat manis, "Mira, coba kau dengarkan ini. Tadi aku bertemu dengan lelaki sialan, dia yang menabrakku malah dia yang mengomeliku seharusnya kan aku yang bersikap seperti itu. Bukan hanya itu, dia juga…" perkataan terpotong dimana ketika dia mengingat bagian -itu- muka nya memerah.
"MUKA NYA MEMERAH?!" teriak mereka semua secara bersamaan. Ini merupakan kejadian langkah yang patut diabadikan.
"Lucy, kenapa muka mu memerah? Apa ada kejadian menarik?"goda Mira dengan nada penasaran.
"B-bukan begitu…maksudku tidak...Arghh.. Pokoknya aku ingin melampiskan kekesalan ku ini.."teriak Lucy dengan histeris.
Mendengar hal itu membuat anggota guild lainnya mundur beberapa langkah. Mereka tidak ingin menjadi korban -pelampisan- Luxy yang mungkin akan berakhi dirumah sakit kecuali Natsu.
"Heh? Kenapa kalian menjauh begitu? Aku hanya bercanda kok..."kata Lucy seraya mengipas-ngipas didepan wajahnya.
"Lucy, ini bukan seperti dirimu saja. Ada apa dengan mu?!" tanya Cana dengan serius.
"Aku benci mengakuinya tapi aku merasa ada yang aneh dengan mu, Lucy tengik." timpal Levy yang mencoba memancing emosi Lucy namun gagal.
"Juvia juga merasa perubahan Lucy yang mendadak ini. Apa yang terjadi padamu,Lucy?" tanya Juvia yang ikut-ikutan.
Cana, Levy, dan Juvia melangkah mendekati Lucy namun Lucy malah melangkah mundur. Ia sedikit panik.
"Lucy..Kenapa kau mendadak gelisah begini? Apa ada malasah? Kau seperti bukan Lucy yang kami kenal."ucap Levy.
Lucy menenguk air ludahnya lalu membalikkan badannya berniat kabur tetapi gagal. Dia menabrak tubuh seseorang sehingga membuatnya mundur beberapa langkah sambil memegangi hidungnya.
"I-Ittai…Ini tembok apa orang sih?"tanya Lucy dengan kesal. Ia melebarkan matanya ketika tau siapa yang ditabraknya. Natsu.
'Matilah aku…'batin Lucy.
"G-Gomen…" Lucy berniat melangkah namun tangannya ditahan oleh seseorang yang tak lain adalah tangan Natsu.
"Mau kemana kau?"tanya Natsu yang masih dengan nada dingin.
"C-cuma mau berkeliling kota kok…"jawab Lucy dengan sedikit gugup. Sudah lama, dia tidak berbicara dengan Natsu walaupun nada bicaranya tetap dingin. Tapi itu sudah membuatnya senang.
"Oh begitu…" Natsu melepaskan cengkaraman tangan nya dari Lucy. Ia membalikkan badan nya membelakangi Lucy. "Mau...berkeliling bersama?"tawarnya.
"Hah?"
Lucy senang mendengar hal itu. Walaupun Natsu masih bersikap dingin dengannya, tapi dia masih mau berbicara padanya itu sudah membuat dirinya senang.
: oOo :
: TBC :
