Title : Primrose

Author : chickenKID and dinodeer

Main Cast :

• Luhan

• EXO – Sehun

Support Cast : Find it by yourself

Pair : HunHan & Pair lain menyusul

Genre : Fantasy, Romance and Friendship

Rated : T

Length : Chaptered

Poster by : shinstarkey

Disclaimer : Terinspirasi dari sebuah anime yang berjudul "Uraboku". Sehun punya Luhan, Luhan punya Sehun, keduanya saling memiliki dan keduanya milik Tuhan YME. Fic punyanya chickenKID dan dinodeer

Note : Ini Fic Kolaborasi antara chickenKID & dinodeer, pertama kalinya kami buat FF yang bergenre Fantasy, semoga readers suka yaa ^^

IF YOU DON'T LIKE PLEASE DON'T READ !

IF YOU RED, DON'T BE SILENT READERS !

YOSH HAPPY READING ^o^/

Primrose

Chapter 1

Author P.O.V

Seorang namja berambut coklat madu kini tengah berusaha untuk menghindar dari cahaya matahari yang masuk melalui celah jendela kamarnya. Ia menutupi wajahnya dengan selimut dan mencoba untuk tidur kembali sampai dering jam weker memaksanya untuk bangun.

"Argh" erangnya sambil merentangkan tangannya.

Namja itu lalu beranjak dari tempat tidurnya, lalu membawa handuk dan berjalan menuju kamar mandi. Sambil mengucek matanya ia menyapa beberapa orang yang berpapasan dengannya saat ia hendak ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian namja berambut coklat madu itu sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ia segera keluar dari kamarnya dan berjalan menghampiri seorang nenek yang sedang sibuk dengan bahan makanan yang berada di hadapannya.

"Halmeoni, selamat pagi," sapa namja itu.

"Selamat pagi, Luhan," jawabnya sambil tersenyum.

"Aku akan membantu," tutur namja yang bernama Luhan sambil menyingkap lengan bajunya. Nenek tadi hanya tersenyum sambil bergeser memberikan ruang untuk Luhan.

"Bagaimana sekolahmu? Apa menyenangkan?" tanya Nenek tersebut.

"Ya begitu lah, tidak ada yang spesial," jawab Luhan sambil memotong-motong beberapa sayuran.

"Aku jarang melihatmu membawa teman kemari," ujar Nenek lagi.

Luhan terkekeh kecil. "Bagaimana mungkin aku mengajak teman berkunjung kesini," jawabnya.

"Kalau dia memang temanmu dia pasti mengerti kok Luhan," ujar Nenek lagi. Sementara Luhan hanya tersenyum kecil menimpali ucapan Nenek.

"Sudah selesai, Luhan apa kau bisa membangunkan yang lain?" tanya Nenek.

Luhan mengangguk mengiyakan. Ia pun segera masuk ke satu ruangan yang diisi oleh empat bocah yang masih terlelap dalam mimpinya.

"Selamat pagi anak-anak! Ayo segera bangun! Sarapan hari ini adalah sup ayam!" seru Luhan saat ia baru saja masuk ke kamar tersebut.

"Engh, Hyung aku masih mengantuk." Timpal salah satu dari mereka.

"Kalau kau tidak segera bangun, kau tidak akan dapat makanan," ujar Luhan sambil menyingkap selimut mereka satu per satu.

"Hmm... Baiklah Hyung,"

Keempat anak kecil itu bangun dari tempat tidurnya sambil mengucek matanya.

"Jangan lupa mandi terlebih dulu," ujar Luhan.

"Ne, Hyung,"

Luhan tersenyum dan ia pun segera pindah ke kamar lain untuk membangunkan anak-anak lainnya. Anak-anak lain? Ya, saat ini Luhan sedang berada di panti asuhan, tepatnya ia tinggal disana. Alasan yang membuat Luhan berada di panti asuhan seperti halnya alasan dari anak-anak panti yang lain. Nenek panti mengatakan bahwa ia sudah berada di panti sejak bayi, dan sejak saat itu Luhan mengganggap semua orang yang tinggal di panti itu adalah keluarganya.

Saat ini Luhan dan anak panti lainnya tengah duduk di ruang makan. Di ruang makan ini terdiri dari banyak meja makan yang dapat diisi oleh delapan orang.

Kali ini ia duduk dengan tujuh anak yang lebih muda darinya sekitar sepuluh tahun. Luhan adalah anak panti yang paling tua, anak panti yang lain usianya masih sekitar lima sampai 10 tahun dibawahnya. Karena itu Luhan merasa bahwa ia harus menjadi panutan dari anak-anak yang lain.

"Selamat pagi semua," suara seseorang dari pintu luar membuat semua orang menolehkan kepalanya termasuk Luhan. Matanya langsung membulat saat melihat sosok yang tengah tersenyum itu.

"Yifan Hyung!" serunya. Ia bangkit dari kursi sambil menghampiri namja yang dipanggil Yifan olehnya itu. Yifan hanya tersenyum melihatnya.

"Hyung, kenapa kau tak mengabari kalau kau akan kesini?" tanya Luhan.

"Kejutan!" serunya. Luhan hanya tertawa mendengarnya.

"Ini ada cemilan untuk kalian, tapi jangan makan terlalu banyak, Hyung tidak akan tanggung jawab kalau kalian sakit gigi setelah memakannya ya?" seru Yifan. Mendengar itu semua anak panti berteriak kegirangan dan mengucapkan terimakasih pada Yifan.

"Kau mau sarapan dulu Yifan?" tanya Nenek panti.

"Sebelum kemari aku sudah sarapan, kalian lanjutkan saja sarapannya, aku akan menunggu di ruang tamu," ujar Yifan. Ia lalu menatap Luhan yang masih tersenyum melihatnya. "Kau kenapa menatapku seperti itu?" tanyanya.

Luhan menggeleng. "Aku sudah lama tidak melihatmu Hyung jadinya aku senang sekali kau datang berkunjung kesini," tutur Luhan.

"Yasudah segera sarapan, aku akan menunggu di ruang tamu oke?" ujar Yifan sambil mengacak rambut Luhan pelan setelah itu dia berjalan meninggalkan ruang makan. Luhan segera kembali ke kursinya dan melanjutkan sarapan paginya.

"Yifan Oppa sudah tidak berkunjung kesini dua minggu, aku senang bisa melihatnya lagi sekarang, Yifan Oppa semakin tampan!" seru gadis kecil disebelah Luhan sambil memakan supnya.

"Jangan berbicara sambil makan Hyorin-ah," ujar Luhan mengingatkan.

"Hehe, maaf Oppa, aku terlalu bersemangat,"

Luhan pun melanjutkan sarapannya dan setelah selesai ia segera membantu nenek panti dan dua petugas panti lainnya membersihkan ruang makan.

"Kukira kau kemana karena kalian masih belum muncul juga di ruang tamu," ujar Yifan.

Luhan tersenyum kecil. "Aku membantu nenek membersihkan ini dulu, sedangkan anak-anak sepertinya sedang bersiap-siap untuk berangkat, bis sekolah akan datang sebentar lagi," ujar Luhan.

Yifan tiba-tiba membuka jasnya dan menyingkap lengan kemejanya.

"Aku akan membantumu," ujarnya.

"Tidak perlu Hyung, lagipula ini tidak terlalu banyak," ucap Luhan.

Yifan menggeleng. "Aku juga dulu sering melakukan ini, tidak perlu memperlakukanku seperti orang lain Luhan," tutur Yifan.

"Baiklah, terimakasih Hyung,"

"Oppa, aku berangkat duluan!" seru gadis kecil sambil memegang tali ransel mereka.

"Oh bisnya sudah datang? Kalau begitu hati-hati di jalan ya," ujar Luhan dan Yifan.

"Hyung, aku juga berangkat duluan,"

"Hati-hati," ujar mereka berdua berbarengan.

Setelah anak panti yang dijemput oleh bis sekolah mereka berangkat, Luhan dan Yifan kembali membersihkan ruang makan.

"Luhan kau juga harus segera berangkat nanti kau kesiangan," ujar nenek panti.

"Tidak apa-apa aku akan membantu Nenek dulu," timpal Luhan.

Nenek panti pun tidak mampu berbuat apa-apa karena Luhan itu termasuk orang yang keras kepala. Beberapa menit kemudian ruang makan pun sudah selesai di bereskan. Yifan mengikuti Luhan ke kamarnya untuk mengambil ransel Luhan. Setelah itu mereka berjalan keluar dan mendapati Nenek panti kini tengah menyiram bunga.

"Kalau begitu aku berangkat dulu ya Hyung, Halmeoni," ujar Luhan.

"Kau tidak ingin diantar olehku?" tanya Yifan.

Luhan mengernyitkan keningnya. "Hyung akan mengantarku?" tanyanya.

"Lagipula arah kantorku sejalur dengan sekolahmu," jawab Yifan.

Luhan tersenyum kecil. "Baiklah, Halmeoni aku berangkat dengan Yifan Hyung ya,"

"Baiklah hati-hati dijalan Luhan," ujarnya. "terimakasih sudah berkunjung Yifan," lanjutnya.

"Ya, maaf aku baru berkunjung lagi Halmeoni. Aku mengantar Luhan dulu,"

Luhan dan Yifan pun segera masuk ke mobil milik Yifan.

"Hyung, dulu kau selalu kesini tiga hari sekali, sekarang kau baru berkunjung setelah dua minggu tidak kesini, apa Hyung sangat sibuk?" tanya Luhan.

"Ya, dua minggu ini banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan, apa kau sudah jadi Hyung yang baik untuk mereka?" tanya Yifan.

"Tentu saja, aku kan belajar darimu," jawab Luhan.

"Tapi sepertinya anak-anak masih lebih menyukaiku," ujar Yifan sambil tertawa kecil.

"Itu karena mereka merindukanmu,"

"Lalu kau merindukanku?" tanya Yifan.

"Tentu saja, kau Hyung ku satu-satunya bagaimana mungkin aku tidak merindukanmu Hyung,"

Yifan tertawa sambil mengacak rambut Luhan.

"Baiklah, kau sudah sampai di sekolahmu, belajar yang benar oke?"

Luhan mengangguk lalu membuka pintu mobil.

"Terimakasih sudah mengantarku Hyung,"

"Emh Hyung?" tanyanya sebelum keluar.

"Ada apa?"

"Apa kau besok bisa datang ke panti?" tanyanya.

Yifan tersenyum kecil.

"Tentu saja, aku akan datang sebelum acara dimulai,"

"Terimakasih Hyung!" serunya.

"Kau ini, mana mungkin aku melewatkan hari penting untuk adikku?"

Luhan tertawa. "Kalau begitu aku sekolah dulu Hyung,"

"Oke."

"Hati-hati di jalan Hyung," ujar Luhan. Yifan mengangguk lalu melajukan mobilnya setelah Luhan keluar dari mobilnya.

Luhan memasuki sekolahnya dengan tatapan datar, berbeda dengan tatapan yang tadi ia layangkan pada anak-anak di panti, dan pada Yifan.

"Sssh itu Luhan Oppa," bisik beberapa siswi sekolahnya.

"Dia semakin tampan,"

"Aku jadi ingin melihat senyumannya,"

"Dia pasti akan semakin tampan,"

"Kyaaa"

Begitulah rutinitas yang Luhan alami saat ia baru saja melewati gerbang sekolah. Ia selalu dielukan oleh para siswi sekolahnya. Luhan memang memiliki wajah yang diatas rata-rata, wajar saja akan banyak gadis yang memujanya. Hanya saja Luhan tak pernah menunjukkan sedikit pun ketertarikan tentang kepopulerannya. Ia akan memberikan tatapan tajam saat ada orang lain yang akan mendekatinya dan itu pula yang membuat Luhan disegani oleh orang-orang. Para gadis bisa saja memujanya, hanya saja memujanya dari jauh.

Luhan juga termasuk siswa yang pendiam. Ia jarang atau bahkan tidak pernah berinteraksi dengan orang lain. Ia tidak akan berbicara pada seseorang kecuali dia terpaksa melakukannya. Ia mempunyai alasan untuk hal ini. Ia tak ingin bersentuhan dengan orang lain, karena memiliki hal yang manusia biasa tak memilikinya.

Dug

Brak

Luhan tak sengaja menabrak teman sekolahnya hingga teman sekolahnya itu terjatuh. Luhan langsung mengulurkan tangannya berniat membantu orang itu. Orang itu namja, yang memiliki pipi chubby seperti bakpau. Namja itu menerima uluran tangan Luhan

"Aku tidak dibutuhkan, aku tidak diinginkan, untuk apa aku hidup kalau pada akhirnya orangtuaku membuangku. Aku tak berguna, aku benci dunia ini. Aku benci orangtuaku dan aku benci diriku"

DEG

Suara hati namja itu dan apa yang dirasakannya sangat jelas tersampaikan pada Luhan. Luhan langsung menatap namja itu. Namja itu bernama Xiumin, teman sekelas Luhan. Luhan sangat tahu orang itu seperti dirinya yang penyendiri. Namun baru saja Luhan mengetahui perasaan Xiumin yang sesungguhnya. Ya, itulah sesuatu hal yang Luhan punya namun orang lain tidak punya. Luhan dapat membaca hati orang dan dapat merasakan perasaan orang lain jika ia menyentuhnya. Itu adalah salah satu kelebihan Luhan. Ya, Luhan memiliki kelebihan yang lain selain itu. Karena itulah Luhan tidak ingin bergaul dengan banyak orang. Karena ia takut menyakiti orang yang mendekatinya. Ia hanya dekat dengan anak-anak panti asuhan tanpa berani menyentuh mereka. Luhan takut kekuatannya itu menyakiti orang-orang terdekatnya.

"Jika memang aku tak diinginkan, kenapa mereka tak membunuhku saja sejak aku dilahirkan? Sialan, aku benci, benci, benci"

Luhan menggenggam erat tangan Xiumin. Xiumin terheran kemudian menatap Luhan, ia terkaget saat melihat Luhan tengah mengeluarkan air matanya saat ini.

"Hidupmu pasti sangat berat ne, bersemangatlah aku yakin kau bisa melewatinya" ujar Luhan. Xiumin terkejut, lalu dengan kasar ia melepaskan genggaman tangan Luhan.

"Apa-apaan kau? Jangan sok tahu, kau pikir kau siapa? Kau jangan sok mengetahui kehidupanku!"

"Aku memang tidak terlalu mengenalmu, namun rasa sakitmu tersampaikan padaku. Maaf aku-"

"Rasa sakit apa hah? Sudah kubilang kau jangan sok tahu. Dasar sialan!" perkataan Luhan terpotong oleh perkataan Xiumin. Setelah itu Xiumin langsung pergi meninggalkan Luhan di sana yang masih menitikkan air matanya.

Ya, karena itulah Luhan tak ingin berdekataan dengan orang lain. Padahal niat Luhan hanya ingin menyemangati Xiumin. Namun perkataannya justru membuat Xiumin marah. Luhan mengusap pelupuk matanya, kemudian berjalan kembali menuju arah kelas.

Disamping itu Xiumin tengah terdiam di dalam toilet. Sedari tadi terus merutuki tingkah laku Luhan yang membuatnya jengkel. Perkataan Luhan seolah meremehkannya.

"Dia pikir dia siapa? Dia tahu apa tentang kehidupanku? Luhan sialan, dia juga tak punya teman, jangan sok kasihan padaku. Sial, aku benci dia, aku benci Luhan, sangat membencinya!"

'Ya, begitulah teruslah benci Luhan'

DEG

Xiumin bergidik saat mendengar suara dengan aura yang menyeramkan. Ia langsung membuka pintu toilet dan mencari darimana asal suara itu. Namun nihil, tak ada seorang pun di sana.

'Kau dapat terus membencinya. Teruslah benci Luhan, dia telah merendahkanmu tadi. Dia bukan siapa-siapa tapi sok tahu mengenai kehidupanmu. Bencilah dia, dia hanya pura-pura mengasihanimu'

"Aku benci Luhan, aku benci" tiba-tiba Xiumin bergumam.

'Bagus, teruslah membencinya hingga hari esok kau dapat melampiaskannya'

Tiba-tiba aura Xiumin berubah. Ia tersenyum, kemudian melangkah pergi meninggalkan toilet.

.

.

_SKIP TIME_

.

.

Pulang sekolah.

Seorang yeoja dengan rambut hitam panjang kini tengah terdiam di depan sebuah sekolah yang jelas-jelas berbeda seragam dengan seragam yang dipakainya. Yeoja itu terdiam di balik tembok seraya terus memperhatikan gerbang sekolah. Sepertinya ia tengah menunggu seseorang.

"Mana dia ya?" gumamnya. Ia lalu melihat ke arah foto yang kini tengah di genggamnya. Ia tersenyum melihatnya.

"Kau memang tak berubah sedari dulu." Gumamnya lagi.

Lalu dengan semangat yeoja itu kembali memperhatikan gerbang sekolah itu. Tiba-tiba seorang namja membuat matanya berbinar.

"Itu dia" ujarnya. Ia terus memperhatikan namja tersebut tanpa menghampirinya. Setelah namja itu sudah cukup menjauh dari gerbang sekolah, ia langsung mengikutinya. Krystal, nama yeoja tersebut. Ia membawa kacamata hitam dari tasnya, dan topi lalu kemudian memakainya. Ia seperti mata-mata yang sedang membuntuti Luhan, namja yang sedari tadi ditungguinya.

Krystal berjalan mengendap-endap bak seorang mata-mata profesional. Sepertinya Luhan merasa jika ia sedang diikuti seseorang. Saat Luhan berhenti kemudian memutar badannya melihat ke belakang untuk melihat apakah benar ada yang membuntutinya atau tidak, Krystal segera membelakangi Luhan, seolah ia tak mau wajahnya terlihat oleh Luhan. Luhan hanya menggelengkan kepalanya.

'Mungkin hanya perasaanku saja' batin Luhan. Lalu Luhan kembali berjalan, dan Krystal kembali membuntutinya. Luhan berhenti sejenak di sebuah kedai bubble tea dan membeli minuman itu di sana. Karena itulah Krystal pun ikut berhenti dan berdiam agak jauh dari Luhan. Krystal membuka kacamatanya.

"Apa dia membeli sesuatu?" gumam Krystal. Namun tiba-tiba segerombolan namja dengan memakai seragam sekolah yang berbeda dengan Krystal menghampirinya.

"Hai cantik, sendirian saja?" salah seorang dari segerombolan namja itu bertanya padanya. Krystal memutar bola matanya. Ia malas menanggapi namja yang kurang kerjaan menggoda dirinya.

"Oh si cantik ini angkuh ternyata. Aku gemas melihatnya" namja yang lain berbicara. Krystal masih terdiam di sana. Namun salah satu namja itu berani mendekati Krystal dan menyentuh wajahnya.

"Jawablah cantik" ujarnya mengelus dagu Krystal. Krystal sudah ingin marah di sana.

"Bukalah topimu ini, topi ini menghalangi wajah cantikmu" salah satu namja membuka topi Krystal. Segerombolan namja itu terdiri dari 4 orang. Mereka masih saja mengganggu Krystal.

Luhan yang baru saja membeli bubble tea rasa taro kesukaannya mendengar suara ribut tak jauh dari tempatnya. Ia melihat 4 orang namja tengah mengganggu seorang yeoja cantik di sana. Luhan merasa harus menolong yeoja itu, ia kemudian segera menghampiri mereka. Namun saat Luhan akan menolongnya yeoja itu memukul salah satu namja yang hampir saja menyentuh wajahnya lagi.

BUGH

Namja itu mengerang saat wajahnya menjadi sasaran pukulan Krystal.

"Menjijikan, jangan pernah berani menyentuhku lagi" ujar Krystal. 3 namja lainnya tercengang melihat temannya sedang mengerang sekarang.

"Aku tak takut pada kalian semua. Hanya saja aku masih menghargai kalian, apa kalian tak malu melawan seorang yeoja sepertiku?" ujar Krystal seraya berkacak pinggang. Kemudian segerombolan namja itu pergi meninggalkan Krystal setelah mendengar penuturan Krystal.

Prok prok prok

Suara tepuk tangan terdengar.

"Daebak, kau seorang yeoja yang tangguh" Krystal mengalihkan perhatiannya pada suara yang mengintrupsinya. Kemudian matanya membulat saat mengetahui orang yang baru saja bertepuk tangan dan menyebutnya hebat itu adalah Luhan.

"Omo" Krystal panik. Kemudian ia berbicara sendirian.

"Oppa, tolong Oppa. Ini gawat, benar-benar gawat" ujar Krystal. Luhan bingung melihat tingkah laku Krystal yang seolah sedang panik sekarang.

"Kau baik-baik saja?" tanya Luhan mendekati Krystal.

"Aigoo, seharusnya kau tak melihatku. Seharusnya kau tak bertemu denganku. Luhan seharusnya kita bertemu setelah kau berumur tujuh belas tahun. Ini salahku, aku pasti akan kena marah. Sial, sial, sial" Luhan semakin tak mengerti dengan yeoja yang berada di hadapannya ini. Dan hey, darimana yeoja itu tahu namanya? Bukankah ini pertama kalinya mereka bertemu?

"Oppa eodiga? Jinnja, cepatlah kesini" ujar Krystal lagi. Luhan juga tak mengerti siapa 'oppa' yang di maksud yeoja itu. Di sana hanya ada dirinya dan yeoja itu selain orang yang berlalu lalang di sana.

Tiba-tiba ada seorang namja berlari menghampiri mereka. Dengan napas terengah-engah ia berbicara pada Krystal.

"Apa yang kau inginkan pabbo? Pulang lebih dulu dan sekarang malah meminta bantuanku? Ada apa?"

"Minhyuk oppa!" ujar Krystal memeluk namja yang bernama Minhyuk tersebut.

"Wae, wae, wae?" tanya Minhyuk. Krystal masih memeluknya.

"Oppa, mianhae" ujar Krystal. Sedangkan Luhan hanya memperhatikan mereka berdua.

"Yak, jika kau tak menjelaskannya aku tak akan mengerti" ujar namja itu. Krystal melepaskan pelukannya. Kemudian ia mengarahkan telunjuknya pada Luhan yang sedari tadi terdiam menyaksikan tingkah laku mereka berdua.

Minhyuk mengikuti arah telunjuk Krystal. Lalu matanya berhenti ke arah Luhan. Tiba-tiba Minhyuk membulatkan matanya.

"Omo, kita seharusnya tak bertemu dengannya. Aigoo, ia belum tujuh belas tahun sekarang" tiba-tiba Minhyuk panik.

"Sudah kukatakan, maafkan aku" ujar Krystal menundukkan kepalanya. Luhan tidak mengerti sebenarnya mereka ini siapa? Kenapa mereka mengatakan hal yang sama mengenai umur tujuh belas tahun?

"Kenapa kau menyeretku? Kau yang salah dan gegabah, kenapa kau malah memanggilku?" ujar Minhyuk.

"Setidaknya jika kau melihat Luhan juga aku bukan satu-satunya orang yang melihatnya. Dan nanti kita akan dimarahi bersama-sama" ujar Krystal seraya tersenyum tanpa dosa.

"Kau ini selalu saja seenaknya" ujar Minhyuk seraya menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

"Baiklah Luhan, sudah lama tak berjumpa. Namun seharusnya kami belum diizinkan untuk bertemu denganmu sebelum kau berumur tujuh belas tahun" Luhan hanya menatap Minhyuk seraya mencerna kata-katanya.

"Kalau begitu sampai jumpa, kita akan bertemu lagi disaat kau sudah tujuh belas tahun ne" ujar Minhyuk seraya menggenggam tangan Krystal lalu pergi meninggalkan Luhan yang masih terdiam di sana seraya berpikir.

"Siapa mereka? Kenapa mereka tahu namaku? Apa aku pernah bertemu dengan mereka? Dan memangnya kenapa jika aku belum tujuh belas tahun? Bukankah besok adalah ulang tahunku?" Luhan bergumam seraya memperhatikan dua sejoli itu yang semakin lama semakin menghilang dari pandangannya.

"Apa maksudnya sih?" gumam Luhan lagi.

Luhan masih berpikir di sana, tanpa tahu sepasang mata sedang memperhatikannya.

"Sabarlah sebentar lagi Pixies, besok baru aku bisa menghampirinya" ujar namja yang memiliki sepasang mata itu tanpa mengalihkan pandangannya pada Luhan.

Guk

Seekor anjing menjawab penyataan darinya. Anjing yang bernama Pixies itu terdiam di samping namja yang sedang memperhatikan Luhan.

'Akhirnya besok aku dapat bertemu Luhan, Luhan Bogoshippo' batin namja tersebut.

To Be Continued

yo yo yo

ini FF kolaborasinya chickenKID & dinodeer ^o^/

ini baru chapter awal yaa, si Thehun baru nongol dikit tuh xD

karena baru chapter awal jadi belum ada konfiknya..

pertama kali nih buat FF bergenre fantasy (sebelumnya pernah sih bikin Lucid Dream tapi ntah tu FF termasuk fantasy or ngga xD)

yah, semoga tak mengecewakan yaa..

yang mau lanjut silahkan tinggalkan jejak, reviewnya jangan lupa yoo..

Please respect our fanfict with your like and comment jusaeyo~ #Yehet

*TebarSenyumnyaHunHan ^o^/