My Love Certain Come Back Part 1 of?

Title : My Love Certain Come Back

Genre : Romance, Hurt/Comfort, Angst

Rating : T/M(bingung saya -_-')

Main Pairing : HaeHyuk/Kyumin slight KyuHyuk/HaeMin

DISCLAIMER : KYUMIN hanya milik Tuhan dan orangtuanya, kecuali FF ABAL ini Cuma punya author SEORANG….

WARNING : AU, YAOI, BL, dll

Summary : 'Akankah kita bersatu lagi? Tuhan… Tolong jawab aku! Aku akan selalu mencintanya. Itulah janji seumur hidupku"

Author POV

Seorang namja tengah asyik membaca sebuah buku sambil mendengarkan ear phone di bawah teduhnya pohon apel belakang sekolah. Padahal, sekolah sudah bubar 23 menit yang lalu. Namja itu masih tetap asyik membaca buku, hingga teriakan seseorang menghentikan aktivitasnya.

"Hae-ah!" Teriak seorang namja berambut pirang dan bertubuh ideal(?) seperti seorang yeoja sambil berlari menghampiri namja berparas tampan dan beraura masculine namun memiliki mata teduh sayu yang berada di bawah pohon. Namja itu membuka ear phone nya dan mengalungkannya di leher, sedangkan buku yang sedari tadi ia baca, ia tutup dan simpan di sebelah kanannya. Namja itu tersenyum senang melihat kelakuan namja berambut pirang yang memeluknya begitu erat. Yah, memang begitulah sikap namja berambut pirang itu, kekanak-kanakan. Namun Lee Donghae, nama namja berparas tampan itu sudah terbiasa dengan sikap namja pirang ini yang tidak lain dan tidak bukan adalah Lee Hyukjae, namjachingu nya sendiri. Namachingu? Bukankah mereka sesama pria? Yah, mau dikata apa lagi? Hidup di dunia memang seperti ini. Kadang kita tak tau dan tak bisa menolak maupun menghindar dari takdir yang sudah ditetapkan. Sama halnya dengan cinta yang sedang terjadi antara 2 anak manusia sesame jenis ini. Because love is BLIND, impartial or irrespective of person, and never fault. Yang salah hanyalah 'how we to bridle love'. Dan cinta akan terjadi ke semua orang seiring berjalannya waktu.

"Hae-ah, kau tau kalau aku sangat senang sekarang?" ucap Eunhyuk manja. Saat ini Donghae dan Eunhyuk tengah duduk berdua di bawah pohon apel di belakang sekolah yang sudah menjadi tempat biasa mereka untuk saat-saat bersama. Eunhyuk duduk berdua dengan Donghae yang duduk dibelakang Eunhyuk, memangku namja yang memiliki Gummy Smile terindah itu yang duduk diantara kedua kakinya yang terbuka lebar. Eunhyuk menyandarkan punggungnya pada dada bidang Donghae. Sementara Donghae sendiri meletakan kepalanya di curek leher Eunhyuk dengan kedua tangannya yang melingkar di perut Eunhyuk dengan eratnya.

"Hae, jika aku senang apakah kau akan senang?" Tanya Eunhyuk lagi karena Donghae-NYA tak memberikan respon apapun atas perkataanya tadi.

"Kenapa kau bertanya seperti itu hmp? Tentu saja aku juga akan senang" Jawab Donghae masih tetap mempertahankan posisinya.

"Meskipun kita berpisah?"

"Apa maksudmu?" ucap Donghae melepaskan pelukannya dam membalikan tubuh Eunhyuk sehingga mereka berhadapan sekarang.

"Ada apa denganmu?" Tanya Donghae bingung akan kata-kata Eunhyuk.

"Kau… tau kan bahwa aku sangat mencintaimu dan…menyukai dance?"

"Ne, tentu saja aku tau akan hal itu"

"a…aku…aku sangat ingin menjadi satu-satunya orang yang sangat mahir menari… Suatu saat, aku ingin semua orang memanggilku dengan julukan 'Machine Dance'…" ucap Eunhyuk dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Lalu?" Sahut Donghae sambil menggenggam erat telapak tangan Eunhyuk yang putih seputih susu dan halus sehalus sutra.

"Tadi kepala sekolah memintaku agar datang keruanganya"

"Apa yang kalian bicarakan?"

"Kepala sekolah sangat tertarik dan menyukai bakat dan kemampuanku dalam dance, beliau menawariku sebuah beasiswa agar aku bisa mengembangkan bakat danceku"

"Itu bagus sekali! Kenapa kau malah sedih Hyukkie? Apa kau sudah menerima beasiswa itu?"

"B—belum"

"Wae? Bukankah itu akan membuat impianmu terwujud, hmp?"

"Masalahnya, jika aku menerima beasiswa itu, aku harus pergi ke Jepang Hae… dan aku akan bersekolah disana selama… selama 2 t—tahun… setelah itu, aku akan kembali ke Korea untuk melanjutkan sekolahku sampai lulus. Itu berarti, aku harus meninggalkanmu selama 2 tahun! Aku tak m—mau Hae… Hikss.. a—aku hiks ingin bersamamu hikss…" Eunhyuk sudah tak sanggup lagi menahan air matanya dan langsung memeluk Donghae.

"ssshhhh… Uljima chagi, uljima" Donghae mengusap-usap punggung Eunhyuk dan mengecup rambutnya sayang, bermaksud untuk menenangkan. Setelah beberapa menit Donghae membiarkan Eunhyuknya menangis, sekarang hanya terdengar sesenggukan kecil dari mulut manisnya. Donghae mendorong tubuh Eunhyuk perlahan dan mengangkat dagu Eunhyuk bermaksud untuk membuat Eunhyuk agar menatapnya. Lama mereka saling berpandangan, hingga akhirnya—

Chu~~~~~~~~~

Donghae mencium bibir merah milik Eunhyuk. Donghae menciumnya dengan sangat lembut, sedangkan yang dicium hanya diam memejamkan matanya, merasakan nikmatnya sebuah ciuman tanpa nafsu sedikitpun dari sang namjachingu nya. Ciuman yang hanya didasari dengan cinta berlangsung sangat lamanya, hingga pada akhirnya merekapun mengakhiri ciuman yang sangat manis itu dikarenakan kebutuhan akan udara. Dilihatnya Eunhyuk yang tersipu malu dengan pipi yang bersemu merah. Donghae menangkupkan kedua tangannya di pipi halus milik Eunhyuk.

"Hyukkie, dengarkan aku ne?" Eunhyuk hanya mengangguk sambil memandangi wajah tampan kekasihnya itu.

"Ambilah beasiswa itu—" Belum selesai Donghae berbicara, Eunhyuk sudah terlonjak kaget dan memotong perkataan Donghae.

"Mwo? Apa kau gila Hae? A—aku—aku…" Matanya pun sudah mulai berkaca-kaca menandakan bahwa ia akan segera menangis –lagi—. Beginilah resiko Donghae yang memiliki kekasih super cengeng tiada tara.

"sshhh… Uljima, jangan menangis lagi! Aku belum selesai bicara Hyukkie-ya…" Donghae menghapus butiran butiran air mata Eunhyuk yang mulai keluar -lagi- dengan ibu jarinya.

"Sekarang dengarkan aku baik-baik dan jangan biacara dulu sebelum aku selesai berbicara ne?" Hyukkie hanya mengangguk pertanda mengerti.

"Ambilah beasiswa itu. Beasiswa itu akan sangat berguna dan sangat berarti untukmu. Ini adalah kesempatan emas bagimu Hyukkie, dan kesempatan emas tak akan datang untuk yang kedua kalinya"

"Lalu bagaimana dengan hubungan kita?"

"Tentu saja kita akan terus menjadi sepasang kekasih yang saling mencintai dan akan terus bersama sampai Tuhan yang memisahkan kita. Lagi pula, kita masih punya banyak waktu sampai hari kelulusan nanti. Dan kau bilang beasiswa itu hanya 2 tahun kan?"

"Ne"

"Dan setelah itu kau kembali ke Korea kan?"

"Tentu saja Hae~~"

"Nah, setelah itu kita bisa kembali bersama lagi kan? Bahkan untuk waktu yang sangat lama"

"Tapi Hae, 2 tahun itu bukanlah waktu yang sebentar. Itu… sangat lama! Bagaimana kalau aku tak bisa menahan rasa rinduku padamu?" Donghae hanya diam, tak lama kemudian tangannya merogoh saku celana sebelah kanan nya seperti sedang mencari sesuatu. Eunhyuk yang melihatnya hanya diam dalam ketidak mengertian.

"Kau sedang apa Hae?" Dongahe tidak menjawab pertanyaan Eunhyuk. Tiba-tiba mimic muka Donghae berubah menjadi berseri dan—

"Tada!" Donghae mengeluarkan sebuah benda berbentuk persegi panjang berwarna hitam yang selalu dipakai oleh manusia sebagai alat komunikasi.

"Hand Phone?"

"Ne, hand phone" ucap Donghae sambil menggoyang-goyangkan hand phone nya tepat di depan wajah Eunhyuk.

"Untuk apa kau keluarkan hand phone mu? Aku sudah tau hand phone mu itu" Donghae menghela nafasnya malas. Aisshhh~ OMG! Oh… ayolah Lee Hyukjae, sebenarnya kau yang memang sedang Bad Mood sehingga otak menjadi ERROR, atau kau memang benar-benar PABO?#hhe,, piece ;)

"Hyukkie chagi, maksudku adalah… Jika kau memang rindu padaku atau aku rindu padamu, kita bisa menelpon satu sama lain, sms, atau chatting di twitter"

"Hae pabbo!"

"Wae? Aku benar, apa yang salah?"

"Pabbo fishy! Jika hanya menelpon, sms, dan chatting saja, itu berarti kita tak bisa melihat wajah kita satu sama lain. Bagaimana kalau aku ingin melihat wajah mu?"

"Pabboya nae anchovy! MMS, 3G, video message bisa dipergunakan. Sekarang dunia ini sudah sangat canggih. Ugh… Hyukkie, kau ini benar-benar pabbo! Hahahahaaa" Canda Donghae pada Eunhyuk yang sukses membuat Eunhyuk kesal 100%. Donghae yang tadinya tertawa terbahak-bahak langsung menghentikan tawanya saat dilihat Eunhyuk-NYA hanya diam dengan warna wajah yang merah, bibir yang di pout kan, dan pipi yang dikembungkan. Meskipun malah terlihat manis dan lucu, namun tetap saja Donghae sadar bahwa Eunhyuk sedang kesal.

"M—mi—mian… Mianhae, aku tak bermak—-"

"Tega sekali kau mengataiku pabbo!" ucap Eunhyuk kesal yang tak terima dipanggil pabbo oleh namjachingunya.

"ne… mianhae… Aku hanya ingin memerikan solusi"

"Tsk… Hae pabbo! Hae pabbo! Pabboya Fishy!"

"ne…ne… Hae pabbo… Jeongmal pabboya Lee Donghae!" Teriak Donghae yang sukses membuat Eunhyuk tersenyum.

"Senang, ne? sekarang jangan marah lagi ya My Princess!" Eunhyuk membelalakan matanya mendengar panggilan yang asing di telinganya. "Mwo? Panggilan macam apa itu? Dan… apa-apaan PRINCESS eoh? Aku ini namja Hae, N-A-M-J-A! meskipun disini aku uke mu dank au seme ku, tetap saja aku ini namja. Princess hanya panggilan untuk para yeoja"

"Tapi tetap saja dimataku kau adalah namja yang sangat cantik dan manis dibanding yeoja manapun yang ada di dunia ini" rayu Donghae sambil mencolek dagu Eunhyuk.

"Kau ini, dasar Playboy genit! Pintar seklai merayu orang"

"Huft… Kajja, kita pulang. Hari sudah semakin sore" Donghae beranjak dari duduknya dan hendak melangkah, namun anchovy-NYA malah diam sambil memandang manja Donghae "Wae? Kenapa malah diam? Sebentar lagi gerbang sekolah akan ditutup"

"GENDONG!" perintah Eunhyuk yang sedang meniup-niup kecil poni rambutnya. Donghae pun segera mendekati Eunhyuk dan berjongkok di depannya.

"Arraseo. Kajja my lovely anchovy baby sweeety" Eunhyul hanya tersenyum kecil mendengar panggilan aneh –lagi- dari sang kekasih. Lalu ia pun naik ke punggung Donghae. Dimulailah perjalanan pulang sekolah anak SMA yang sangat romantic.

"Nah, sudah sampai! Cepat turun, punggung ku sakit sekali Hyukkie baby…"

"Shiro! Aku ingin kau antar sampai kamar tidurku" pinta eunhyuk manja

"Arra..arra.. setelah itu kau langsung istirahat ne?"

"ne..ne.." Donghae pun mulai membuka pintu rumah Eunhyuk, lalu tanpa banyak basa-basi, Donghae cepat-cepat membawa Eunhyuk ke kamarnya. Sesampainya dikamar, Donghae langsung mendudukan Eunhyuk di atas ranjangnya.

"sekarang, aku pulang dulu ne? besok, kita bertemu lagi disekolah"

Baru saja Donghae membalikan badannya untuk pulang, namun Eunhyuk yang seakan tak rela Donghae pulang menahan pergelangan tangannya. "Waeyo?" Donghae membalikan badannya menghadap Eunhyuk. "Hae… Tetaplah disini…" Donghae hanya diam melihat raut wajah Eunhyuk yang terlihat sangat sedih. Wajahnya merah menahan tangis, bibir bawahnya ia gigit dengan kuat. Donghae yang tak tega melihat raut wajah kekasihnya langsung menarik Eunhyuk kedalam pelukan hangatnya. "Bermalamlah disini Hae… Hiks…"

"T—temani a—aku…" Tangisnya pun pecah. Entah mengapa hari ini Eunhyuk sangat mudah sekali menangis. Biasanya dia akan menangis jika mengingat kedua orang tuanya yang telah tiada. Ya! Eunhyuk seorang yatim-piatu. Di dunia ini, dia sudah tak memiliki siapa-siapa lagi selain Donghae dan sahabatnya disekolah. Dan dia hanya tinggal sendiri di rumah sederhana peninggalan kedua orang tuanya. "Uljima…ssshhh… uljima, aku akan menemanimu" Donghae mengelus-ngelus punggungnya sayang.

"S-saranghae Hae… Jeongmal saranghae" Eunhyuk melepaskan pelukan Donghae dan mencium bibirnya sekilas. Donghae menghapus air mata yang berbekas dipipi Eunhyuk.

"Dengar… Aku sangat mencintaimu Hyukkie, berhentilah bertingkah seolah-olah kita akan berpisah. Aku janji padamu bahwa aku akan membuat kita selalu bersama, dan cinta kita akan selalu bersatu. Jika aku tak bisa menepati janji itu, bencilah aku…"

"Hae…"

"ssstt~ Jangan bicara lagi, sekarang kau mandilah. Setelah itu kita makan dan langsung tidur ok?"

"Terserah padamu Hae… Sekarang aku mau mandi dulu sesuai dengan yang kau perintahkan barusan"

"Ne"

Kini mereka berdua sedang berada di kamar Eunhyuk. Posisi mereka saat ini percis sekali dengan posisi mereka saat berada di bawah pohon apel belakang sekolah. Mereka sedang menonton film horror sekarang. Meskipun pada awalnya Eunhyuk menolah untuk menonton film horror karena Eunhyuk memang penakut, namun pada akhirnya Eunhyuk harus pasrah karena rayuan Donghae yang begitu manis. Sudah setengahnya film berjalan, namun Eunhyuk masih bertahan untuk menonton film itu sambil memeluk Dongahe erat. Sedangkan Donghae sendiri orang yang ingin menonton film ini malah tidak memperhatika film, ia malah ayik memperhatikan Eunhyuk yang nampak sangat ketakutan, yang dimata Donghae malah terlihat sangat menggelikan. Oh ayolah… Lihat saja dia, mata merah yang berair, wajah pucat menahan takut, keringat dingin yang bercucuran diseluruh tubuhnya, saraf dan otot yang menegang, dan jangan lupakan yang satu ini, mulut komat-kamit yang dipenuhi dengan popcorn. Adegan di film pun semakin menakutkan dan mencekam. Semakin menakutkan adegan di film, semkain erat pula pelukannya pada Donghae. Di dilm, terlihat seorang gadis yang sedang berusaha lari dari gedung kampus itu agar selamat dari incaran sang hantu. Namun, usaha sang gadis sangat sia-sia, karena saat berlari dia jatuh dari tangga dan kakinya ditarik oleh sang hantu menuju sebuah pintu. Hingga akhirnya…

"KYAAA~~~" Sebuah teriakan panjang keluar dari mulut Eunhyuk. "Hae, matikan TV nya!" Cepat-cepat Donghae mengambil remote TV yang berada disamping kanannya. Setelah mematikan TV, Donghae terus memeluk Eunhyuk yang sedang ketakutan. Dadanya serasa basah, pasti Eunhyuk tengah menangis. Dari awal, tak seharusnya ia memaksa Eunhyuk untuk mengikuti kemauan Donghae menonton film horror. "Mianhae…" sesal Donghae sambil mengusap rambut Eunhyuk sayang.

"Aku…hikss takut Hae…"

"Ne, ini semua salhku. Seharusnya aku tak memaksamu untuk melihat film seperti itu. Mianhae…"

"Gwenchana… m-mugnkin lebih baik kita tidur sekarang Hae"

"Ne, kajja!" Donghae berdiri dan menuntun Eunhyuk untuk tidur di ranjangnya. Ia menyelimuti Eunhyuk sampai sebatas leher. "Tidurlah… mimpi yang indah" Donghae pun beranjak keluar dari kamar Eunhyuk, namun saat Donghae diambang pintu, tiba-tiba...

"Hae-ah!" Eunhyuk berteriak memanggil Donghae. Lalu Donghae pun kembali menghampiri Eunhyuk.

"Wae?"

"Temani aku tidur"

"untuk seklai ini saja…" Lanjut Eunhyuk.

"Arrseo…" Eunhyuk pun menggeser kan sedikit tubuhnya ke kanan, memberikan ruang untuk Dongahe tidur. Donghae pun langsung tidur di sebelah Eunhyuk. Tiba-tiba Eunhyuk merasa tangan Donghae yang melingkar indah di pinggangnya/

"Hae…" Eunhyuk mencoba melepaskan tangan Donghae dari pinggangnya, karena saat ini jantungnya berdetak 2x lebih cepat dari biasanya. Namun nihil, pelukan Donghae padanya sungguh erat, membuat Eunhyuk tak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Ku mohon… Biarkan seperti ini sampai esok pagi" 1 kecupan mendarat di kening Eunhyuk.

"Jangan menolak" 1 kecupan lagi mendarat di kelopak mata kanan dan kiri Eunhyuk.

"Jangan gugup seperti ini! Aku adalah kekasihmu, dan kau adalah kekasih ku.." kini kecupan mendarat di batang hidung Eunhyuk.

"Mimpikan aku dalam tidurmu" Donghae mencium kedua pipi Eunhyuk. Dan untuk yang terakhir kalinya Donghae memberikkan ciuman 'selamat malam' untuk Eunhyuk tepat di bibir merah yang sudah menjadi candu bagi Donghae.

Setelah itu, mereka terlelap dalam indahnya bunga tidur masing-masing dengan posisi yang sangat romantis.

Love is very spices of life, very nice for happiness and for so long time…

But, how if God have plan other after this day?

All don't know, just God who know…

TBC