Title : Haru no Katami (~ Momento Of Spring ~)
Pairing : Itsumademo SasuNaru Yeeeaaaahhhh!!!
Rating : T aja lah ^^ LOL
Genre : Romance and maybe Tragedy… T__T
Language : Indonesian
WARNING : YAOI, BOY X BOY, SHOUNEN AI
DO NOT READ IF YOU'RE YAOI HATER OR ANTI FUJOSHI !!!
Disclaimer : Yuuya Do Not Own Naruto… It's Kishimoto-sensei desu, Huh! *Pouts*
A/N : OOC, dan Ga banyak Tokoh yang muncul di Fic ini, Saya mencoba mem-Focus-kan ke SasuNaru aja. Heheh XP . Inspiration : Video Clip Haru no Katami punya Hajime Chitose, Uuuuwwwaaaaa~ berasa banget lihat Hanami di Japan sana, hahah XP
Please Enjoy…
Yuuya's Present
*
*
*
~ ~ * ~ ~ * ~ ~* ~ ~ Haru No Katami ~ ~ * ~ ~ * ~ ~* ~ ~
(~ Momento Of Spring ~)
*
*
*
Spring 1 : The Color Of Falling Blossoms
We Found Eachother in Our Sadness
And in The Pouring Rain We Held One Another
-
-
-
Pemuda berambut hitam itu tampak menghela nafas, wajahnya menunjukan kebosanan. Di lemparkan pandangannya ke luar jendela. Entah kenapa pemandangan di luar sana lebih menarik hatinya ketimbang mendengarkan 'ceramah' Senseinya.
Tanpa mendengarkanpun dia yakin akan lulus dalam mata pelajaran Kimia ini. jelaslah siapa yang tak mengenal si jenius dari keluarga Uchiha.
Ck, Uchiha!
Entah kenapa rasanya muak setiap mendengar nama keluarganya sendiri. Semua orang rela menunduk karena kebesaran nama itu. Teman-teman bahkan para guru pun tampak segan padanya.
Uang dan kekuasaan, semua itu membuatnya muak.
Semilir angin berhembus dari jendela, mengacak perlahan rambut hitamnya. Semerbak harum sakura memenuhi rongga hidungnya.
Tahun ini waktu terasa cepat sekali berlalu, tak terasa bulan April sudah tiba. Baru beberapa hari kemarin diadakan Nyuugakushiki sebagai tanda dimulainya ajaran baru di sekolah. Langit hari ini juga tampak begitu jernih dan bunga-bungapun mulai bermekaran. Cuaca pun sudah mulai menghangat dibandingkan bulan kemarin. Alam sepertinya sudah siap untuk menyambut musim semi ini.
'Hmmm, musim semi ya...' bisiknya pada dirinya sendiri.
Pandangannya kini terfokus di hutan kecil tepat di samping sekolahnya. Letaknya hanya dibatasi sebuah pagar yang mudah sekali di panjat. Hutan kecil yang bisa di pandang dari jendela kelasnya ini. Tepat di sana tumbuh sebuah pohon sakura besar yang tengah mekar. Satu-satunya pohon sakura yang ada di tempat itu.
Begitu indah
Namun juga sendiri dan kesepian.
Sama sepertinya.
"...kun... Sasuke-kun!"
Panggilan itu membuyarkan lamunannya. Seorang gadis bermata lavender menatap Sasuke, pipinya yang putih tampak merona merah.
"Kenapa Hinata-san?" tanya Sasuke heran dengan nada dingin.
"Ka-kau dipanggil S-Sensei dari tadi," jawab Gadis bernama Hinata itu sedikit terbata-bata.
Pemuda yang bernama Sasuke itu melihat ke arah Kabuto-sensei, guru kimianya yang kini menatapnya sambil tersenyum aneh.
'Mau apa dia?' batin Sasuke.
Kini seisi kelas memperhatikan Sasuke. Kabuto-sensei menghela nafas pelan, mencoba bersabar meskipun sedikit kesal karena salah seorang muridnya yang terkenal jenius itu tak memperhatikan penjelasannya tadi.
"Ehemm, bisakah kau menyelesaikan soal ini, Uchiha-kun?" tanya Kabuto-sensei sambil membetulkan letak kacamatanya yang sedikit miring.
"Hn," jawab Sasuke singkat sambil berjalan menuju ke depan kelas.
'Ingatkan aku untuk berterimakasih pada Hinata nanti,' kata Sasuke dalam hati.
-
-
-
Sepulang sekolah itu Sasuke tak segera kembali ke rumah. Rasanya dia sudah bosan mendengarkan ceramah ayahnya mengenai universitas yang mesti dia pilih. Sebuah keharusan dalam keluarga Uchiha, begitu menurut ayahnya. Lalu Sasuke itu dianggap apa? Anak kecil yang hanya bisa menurut saja?
Tak bolehkah dia menentukan masa depannya sendiri?
Tak bolehkan dia mengambil sebuah keputusan untuk mencapai keinginannya?
Cih, pantas saja Itachi kabur dari rumah. Membuat kelabakan seisi rumah, terutama Ibu yang terus saja menangis mengkhawatirkannya. Mungkin Itachi tak tahan karena tekanan sang ayah. Mungkin memang lebih baik begitu, tapi justru Sasuke yang kerepotan.
Bagaimana tidak, sekarang ayah mereka justru mengantungkan semuanya di tangan Sasuke. Memasrahkan semua beban Itachi di pundaknya.
'Mengesalkan saja! Aniki baka! Awas saja kalau kita ketemu, ku seret kau menemui Ibu, Huh!" batin Sasuke kesal.
Langkah kaki Sasuke membawanya ke Pohon Sakura di perbatasan hutan dan gedung sekolah tempatnya belajar.
Setelah menengok kanan dan kiri, Sasuke lalu memanjat pagar dinding yang tak terlalu tinggi itu.
Dia kemudian duduk bersandar di bawah pohon Sakura itu. Merebahkan diri dan memejamkan matanya, meraup semerbak wangi sakura yang khas.
Damai.
Sampai...
-
-
-
BRUUKKK!!!
"Oouuccchhh!!!"
"Aduuuhhh!!!"
"Heiiii, bisa jalan ga sih?"
"Eh, ada orang ya?"
"Tentu sa-"
Seketika itu juga suara Sasuke seakan tersangkut di tenggorokan.
Sering dia melihat gadis-gadis cantik yang selalu membuntutinya kemana-mana, di sekolah bahkan di pesta-pesta yang di selenggarakan ayahnya. Berpakaian mahal, memakai lipstik yang tebal dan suara yang menggoda. Kalau mau, Sasuke bisa memilih satu diantaranya.
Namun dia tak pernah melihat kecantikan seperti ini.
Matanya berwarna biru, sebiru lautan luas dan langit tanpa awan. Sama seperti langit di awal musim semi ini. Begitu jernih dan membuat siapapun bisa tenggelam ketika melihatnya.
Rambutnya blonde, serupa bunga matahari yang mekar dan dia bisa mencium wangi disetiap helaiannya.
Seperti sakura dan matahari.
Wangi khas musim semi.
Kulitnya sedikit kecoklatan, seolah sinar mentari begitu malu-malu ketika membelai kulitnya, memolesnya dengan warna yang menggoda. Tiga pasang goresan samar di masing-masing pipinya membuatnya semakin terlihat.... Uummm.... Manis?!
Jika dia wanita mungkin orang akan menyebutnya bidadari.
Namun dia laki-laki.
Cantik. Indah.
Lama mereka hanya saling terdiam. Semburat merah mulai muncul di pipi Sasuke, Menghangatkan wajahnya di musim semi ini.
Dia baru menyadari posisi mereka sekarang. Si Blonde itu menindihnya. Jatuh tepat diatas tubuhnya. Seluruh bagian tubuh mereka hampir bersentuhan, dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kedua lengannya berada di sebelah kanan dan kiri kepala Sasuke. Bibir pinknya sedikit terbuka, dan Sasuke bisa merasakan tarikan nafas dari pemuda asing itu.
Hei Hei Hei...
"Bangun!" ucap Sasuke dingin.
"Eh?" Malaikat itu menelengkan kepalanya tak mengerti.
"Aku bilang bangun! Masa kau akan terus menindihku seperti ini sih?!" ujar Sasuke sedikit membentak.
"A-aaaa... Go-Gomen! Gomen nasai!"
Pemuda bermata biru itu buru-buru berdiri dan menunduk meminta maaf. Semburat merah terlihat di pipinya. Sasuke menyengir senang.
"Ck, dobe?!" ejeknya.
"Na-Nani?" mata biru itu melebar.
"Aku bilang, kamu Dobe!" ulang Sasuke.
"Jangan bilang 'Dobe' padaku, Kono Teme~! Dengar ya, namaku Naruto! Naruto, ingat itu!" bentak pemuda bernama Naruto itu kesal
diacungkan kepalan tangannya ke arah Sasuke.
Sasuke sendiri agak terkejut. Baru kali ini ada orang yang berani memanggilnya Teme~, biasanya orang-orang akan memanggilnya Tuan muda , Uchiha-san ataupun Uchiha-sama. Tapi ada satu poin plus bagi Sasuke kini, setidaknya dia sudah mengetahui nama 'Dobe' kenalan barunya ini.
Diam-diam Sasuke hanya menyeringai lebar.
"Kau memang Dobe, bagaimana bisa kau terjatuh, apa kau tak melihatku tiduran di bawah pohon sakura ini?" tanya Sasuke sambil mengerutkan keningnya.
"Dasar Teme~! Ta-tapi... A-aku memang tak melihatmu," jawab Naruto sedikit terbata.
"Eh, kenapa Dobe?"
"A-Aku memang tak bisa melihatmu, Teme~!!!" seru Naruto sedikit kesal.
Entah kenapa ada getir di perkataannya barusan.
"Hah?! Masa aku sebesar ini kau tak bisa melihatnya?"
"Ck, aku memang tak bisa melihatmu," ulang Naruto lagi.
Kali ini Mata biru itu terlihat sendu.
"Aku ini buta, Teme~"
TBC
-
-
-
Kayaknya kok Saya demen banget Nyiksa Naru ya?! O.o *Dicekek*
Habis dapet jatah Bisu di Konayuki, kali ini dia dapet peran si Buta - dari Goa hantu?? - di Haru no Katami ini. Naru memang cocok menderita *Dihajar*
Jangan Protes kalo Chapter ini pendek =.=", sengaja kok! - Galak Mode On - Heheh XP
READ & REVIEW ya Minna-san!!! Saran & Kritik sangat membantu Saya. Sekalian dech Cuci and Gosok baju saya sana, biar saya bisa merampungkan Fic ini. LoL
Mata Ne~ !!! d(^0^)b
NOTES :
Sebenarnya awal musim semi di Japan itu Bulan Maret, tapi cuaca mulai menghangat dan Bunga-bunga Sakura mulai mekar itu di Bulan April.
Dan pada awal April, sekolah-sekolah memulai tahun ajaran baru denganupacara masuk sekolah ( Nyuugakushiki ). -Padahal di Indo lagi Pusing-pusingnya Ujian ya?! Xixixi-
Untuk lebih jelasnya mengenai musim semi, Minna-san cari-cari aja sendiri ya di Om Google? Heheh XP
