Hai! Ini fanficku yang kedua di FFn dan yang pertama di Digimon Indonesia. Sepertinya ini sangat OOC sekali...Ya.....Sangat *mikir kayak orang aneh* Soalnya aku terakhir nonton Digimon Adventure berapa tahun yang lalu gitu, jadi banyak yang OOC. Maafkan aku para Digimonia....*guling guling dari lantai 4*
Disclaimer : Fanfic punyaku tapi Chara bukan
Sumarry : Ah! Kenapa jadi begini`!?
Tinggal
Chappy One : Alone!?
Hikari's POV
Sinar matahari membangunkanku pada pagi hari ini. Baru saja aku duduk di tempat tidur, jam weker yang semalam kupasang langsung berbunyi sedetik kemudian. Apa mungkin lebih baik aku tidak pasang alarm saja ya? Dasar merepotkan.
Baiklah. Lupakan. Aku merapikan tempat tidurku, lalu keluar pintu kamar sambil berjalan menuju ruang makan. Di dapur dekat ruang makan kulihat seorang pemuda yang 2 tahun lebih tua sedang menuang susu kotak ke sebuah gelas sambil menggigit sepotong roti bakar. Ya, dia kakakku. Yagami Taichi. Lalu dia duduk di meja makan dan kembali makan dengan normal. Aku ikut duduk di sebelah kakak sambil mengambil sepotong roti bakar
" Pagi, kak" sapaku. Kakak menghentikan acara makannya dan melirik ke arahku
"Ah, pagi" jawabnya dengan singkat. Lalu melanjutkan 'acaranya'. Aku juga melanjutkan mengoleskan mentega di rotiku dan mulai memakannya. Kakak yang sudah selesai makan langsung meminum habis susunya, kemudian membawa gelas dan piringnya di tempat cuci piring.
" Sebaiknya kamu segera mandi. Sebentar lagi kita harus berangkat." Ujar Kakak, aku mengangguk dan beranjak dari kursi makan menuju kamar mandi.
Seandainya keadaan ramai seperti dulu, pasti tidak akan se-monoton ini.
******
Taichi's POV
Begitu Hikari menutup pintu kamar mandi aku hanya bisa menghela nafas panjang. Sekarang suasana lebih sepi dibandingkan dulu. Lagipula kenapa ayah dan ibu harus pergi ke New York dan membuat kami 'terlantar' sih? Manalagi alasan mereka gak jelas. Orang tua mana yang tega 'menelantarkan' anaknya hanya untuk berwisata selama 5 bulan. Bayangkan! 5 bulan! Apa anak-anaknya gak pusing dibuatnya!? Harusnya kami diberi keadilan! Apa mereka tidak tahu? Atau harus kuberitahu KOMNAS HAM!? Mana bukti dari kalimat 'setiap anak berhak mendapat perlindungan dan kasih sayang'!?
Ehm.....
Maaf, tiba-tiba aku emosi....
" Kakak. Ayo kita berangkat" panggilan Hikari tiba-tiba membangunkanku dari 'semangat akan Hak anak'. Aku menoleh ke belakang sambil menyeringai. Berusaha menyembunyikan emosiku yang sebelumnya meledak-ledak. Hikari tersenyum kecil dan memakai sepatunya. Begitu juga denganku. Kuambil sepatu kets kesayangannku yang belum lama in kuganti ukurannya ( namun dengan merk yang sama) tentu saja. Masa' aku terus memakai sepatu yang itu terus? Setelah kami siap, aku mematikan listrik dan memeriksa kompor telah dimatikan, aku menutup pintu apartemendan menguncinya, kemudian memberikan kunci utamanya kepada Hikari dan aku memegang kunci cadangan. Tentu saja. Anak SMP pulang lebih cepat daripada SMA 'kan?
" Ayo." Ajakku. Hikari mengangguk lalu kami berjalan menuju lift dan menekan tombol 'G'
*****
Hikari's POV
"Aku duluan ya." Pamitku begitu kami berdua sudah sampai di depan SMP Odaiba, sekolahku yang sekarang. Kakak mengangguk saja
"Nanti makan malam kamu saja yang masak. Kakak mau latihan sampai sore." Kata Kakak. Aku mengangkat bahuku
"Okelah kalau begitu." Jawabku. Kakak menaruh tangannya yang besar di atas kepalaku dan mengacak-acak rambutku. Aku hanya tertawa kecil. Rasanya sudah lama aku tidak diperlakukan seperti ini semenjak 3 tahun yang lalu. Saat kami masih menjadi digidestiniers dan bersama digimon-digimon tersebut. Betapa aku rindu dengan suasana itu.
"Oke. Sampai nanti Hikari." Pamit kakak sambil berjalan menjauh. Dia terus berjalan sampai tiba-tiba dia menghentikan langkahnya dan merogoh isi tasnya, kemudian mengambil handphonenya dan menjawab telepon terebut. Aku kembali berjalan menuju gedung sekolahku sambil bernostalgia tentang saat-saat kami 3 tahun yang lalu.
****
Taichi's POV
Belum jauh aku melangkah dari sekolahnya Hikari, tiba-tiba handphoneku berdering. Begitu kulihat di display handphoneku, yang muncul malah nomor aneh. Entah nomor milik siapa itu, tapi aku merasa harus menjawabnya. Lalu aku menekan 'tombol hijau' pada Handphoneku dan mendekatkannya ke telingaku.
"...Halo?" sapaku dengan agak ragu-ragu
'Halo? Apa ini Yagami Taichi?' terdengar suara seorang gadis dari seberang sana. Aku merasa aku pernah mendengar suara gadis ini. Tapi....err.......Aku harus mengingat-ingat dulu, Kira-kira di mana aku pernah bertemu gadis yang suaranya seperti ini
"....Ya, saya sendiri." Jawabku, masih tetap mengingat-ingat suara siapa ini. Entahlah, aku menyerah.
'Hai, Taichi. Kamu masih mengingatku?' tanya Gadis itu dengan nada sedikit ceria. Kali in mulai terbayang. Tapi masih bayang-bayang nih. Dasar.
"....Sora?" tiba-tiba nama itu keluar saja dari mulutku.
'ternyata kamu masih ingat. Ku kira kamu sudah lupa.' Sapa Sora. Dugaanku yang asal-asalan itu ternyata tepat. Dia Takenouchi Sora. Terkadang instingku itu hebat.
"Hai Sora. Bagaimana kabar? Lama tidak berjumpa." Sapaku dengan sedikit tertawa. Sora juga tertawa kecil dari seberang sana.
"Kabarku baik. Oh ya, to the point aja. Beberapa minggu ini kamu senggang gak?" tanya Sora. Tumben sekali dia bertanya akan hal ini
"Tidak. Tidak sama sekali, memangnya kenapa?" aku balas bertanya. Sora terlihat menghembuskan nafas lega (?).
"Syukurlah." Ujar Sora dengan lega. Lalu melanjutkan " Begini. Sebenarnya aku mempunyai sebuah urusan. Dan urusan ini hanya bisa dibantu kamu karena sejak dulu di antara kita semua hanya kamu yang paling ekspresif. Jadi-"
"Tunggu." Aku langsung menyela ucapan Sora yang mungkin akan sangat panjang itu" Maksudmu aku akan menjadi badut?" lanjutku. Sora langsung tertawa terbahak-bahak mendengarnya.
"Tentu tidak. Bodoh. Aku bukan meminta bantuanmu. Aku diundang untuk melakukan presentasi desainer di sebuah SMU di Tokyo. Kau bisa membantuku dalam urusan itu'kan?" jawab Sora. *sigh* untung saja. Kupikir dia meminta yang aneh-aneh.
"....Oh. Okelah kalau begitu"jawabku.
"Oke. Jam 4 sore nanti kutunggu di Stasiun Tokyo." Begitu Sora mengucapkan kalimat itu, dia langsung menutup teleponnya. Aku juga memasukkan Handphoneku ke dalam saku seragamku dan melanjutkan perjalanan menuju SMU Odaiba. Jam 4.... Berarti sepulang sekolah aku harus langsung pulang ke apartemen, bolos Latihan, mengemas koper dan berangkat menuju stasiun. Semoga Hikari mau memaklumi deh.
*******
Hikari's POV
CKLEK!
"Aku pulang" sapaku begitu aku sampai di dalam apartement. Sepi, sunyi. Tentu saja, Kakak'kan pulang jam 5-an. Ini masih jam setengah 4. Setelah menaruh tas di meja belajarku dan mengganti baju, aku berjalan menuju kulkas untuk mengambil kotak jus jeruk. Semoga masih ada sisa. Kutuang jus jeruk itu ke sebuah gelas bening, lalu kumasukkan kembali kotaknya ke dalam kulkas dan menutup pintu kulkas tersebut, saat ku meminum jus yang baru kutuang, kulihat secarik kertas menempel di pintu kulkas. Rasanya tadi pagi belum ada kertas itu. Siapa yang menaruhnya?
Kuambil kertas tersebut, lalu mulai membacanya
Untuk Hikari
Maaf, ya. Tiba-tiba baru kakak beritahu. Begini, tadi pagi kakak baru saja menerima telepon dari Sora. Dia minta bantuan kakak dalam melakukan presentasinya di Tokyo. Jadi untuk beberapa minggu ( atau mungkin bulan, tergantung situasi) kakak akan berada di Tokyo
Gak percaya? Lihat aja ke kamar kakak. Berantakan Abis. XD
Sudah dulu ya Hikari. Di kulkas masih ada persediaan makanan kok. Kalau kehabisan pakai saja uang kakak. Sebagian kakak tinggalkan di kamar buat jaga-jaga dirimu. OK?
Yagami Taichi
Aku gak percaya! Aku langsung berlari ke lantai atas dan membuka pintu kamar Kakak. Benar saja, kamar kakak kayak kapa pecah, lemari setengah terbuka, dan ada bekas dikeluarkannya koper. Terus di atas meja belajarnya ada beberapa uang kertas senilai 5000 yen. Apa kakak gak kekurangan? Sepertinya ini berlebihan.
"AAAAAAAH! KAKAK BODOH!" tanpa sadar aku langsung berteriak dengan kencang, sesuatu yang jarang ( dan belum pernah) ku lakukan. Tapi memang. Kakak bodoh! Kenapa aku di tinggalkan sendirian!? Tidak tahu ya sekarang kejahatan terjadi di mana-mana!? Bagaimana INI!?
To Be Continue........
.........-capek-
Aku tak menyangka aku membuat fanfic ini! Dan di publish! Dari sudut pandang ku sepertinya karakter-karakternya terlalu OOC ya? Mohon maaf sebesar, selebar,seluas,sedalam,sevolume,panjang,tinggi ( lho....lho...). Dan setelah kupikir-pikir dan kulihat-lihat reviewnya, sepertinya fanficku ini butuh banyak service dari pada montir yang berpengalaman dibanding aku yang newbieee ini. XD
Review sangat berarti bagiku XD
