Karakter milik Masashi Kishimoto..

Maafkan typo-typo yang bertebaran

"Hmm.. Padahal ramalan cuaca hari ini bilang kalau akan cerah.." ucap seorang gadis yang duduk dikasur pasien itu dengan berbagai alat menempel ditubuhnya yang menopang kehidupannya. Ia hanya bisa menatap bosan jendela kamarnya. Hujan tampak turun dengan derasnya seperti akan terjadi badai.

"Sakura-chan.. Saatnya pemberian obatmu untuk malam ini."

"Heee.. Apa tidak bisa besok saja Shizune-san?" ucap Sakura menatap perawat berambut pendek hitam itu. Ia telah siap dengan suntikan berisi cairan yang akan dialirkan langsung ke selang infusnya.

"Kau tau itu tidak mungkin Sakura-chan."

"Hah.. Baiklah.."

"Hmm? Apa malam ini temanmu tidak datang?"

"Aku sudah menghubunginya.. Sepertinya dia sedang sibuk dan tidak tertarik untuk datang." Ucap Sakura sambil menerima jatah obatnya malam itu.

"Baiklah.. Sudah selesai. Kalau begitu aku keluar dulu ya." Ucap Shizune saat selesai memberikan obat Sakura.

"Ya.. Terima kasih banyak Shizune-san." Ucap Sakura kemudian beralih memainkan boneka kelinci ditangannya.

TOK TOK

"Siapa?" tanya Sakura menatap pintu kamarnya yang tiba-tiba diketok itu.

"Jadi apa alasannya kali ini?" terlihat seorang pria memasuki ruangan itu. Membuat senyum Sakura terkembang.

"Aku hanya bosan.. Apa aku mengganggumu?"

"Ya.. Sangat.. Kau menelfonku disaat aku sedang berkumpul dengan yang lain."

"Ah.. Maafkan aku."

"Sudahlah. Kau tidak butuh apa-apakan? Kalau begitu aku pergi."

"Tu.. Tunggu dulu.."

"Apa?"

"Ti.. Tidak.." ucapan Sakura terhenti saat mendapati tatapan dingin dari pria bermata biru sapphire itu.

"Apa kau tidak bisa mengganngu orang lain saja? Jangan ganggu aku terus."

"Maafkan aku.. Na... Uzumaki-san.."

"Hah.. Aku tau kedua orang tuamu mengenal orang tuaku tapi aku juga punya kehidupan sendiri. Jangan libatkan aku terus dengan masalahmu. Cobalah cari jalan lain. Kau selalu melibatkanku setelah keluargamu meninggal." Ucap pria Uzumaki itu menatap bosan Sakura yang hanya menunduk.

"Aku tidak bermaksud demikian." Ucap Sakura masih menunduk.

"Terserahlah. Aku pulang." Ucap pria itu meninggalkan kamar itu tidak peduli sedikitpun.

"Maaf.." ucap Sakura parau. Air mata metes dari matanya. Tidak percaya teman masa kecilnya akan berkata demikian. Memang semenjak kedua orang tuanya meninggal ia banyak mengandalkan pria berambut kuning itu, terlebih sekarang semenjak ia divonis memiliki penyakit Complex Regional Pain Syndrome (CRPS) dan kanker pernafasan yang membuatnya berkali-kali ingin bunuh diri untuk menghilangkan rasa sakitnya.

"Ah.. Naruto-san.. Datang menjenguk lagi?"

"Tidak Shizune-san. Aku hanya memastikan sesuatu saja." Elak Naruto saat berpapasan dengan perawat itu.

"Ah.. Aku pikir kau datang menjenguk.. Sakura-chan terlihat menunggu kedatanganmu dari tadi. Apa terjadi sesuatu?" tanya Shizune lagi. Tidak biasanya Naruto pulang cepat itu. Walau sudah menjadi rahasia umum kalau Naruto datang menjenguk hanya karena disuruh oleh orang tuanya.

"Tidak ada apa-apa. Aku pulang duluan Shizune-san. Ada urusan lain." Ucap Naruto segera pamit undur diri dari tempat itu.

-Esoknya-

"Semalam kau kemana?"

"Hah? Tidak kemana-mana." Ucap Naruto menatap pria berambut hitam dengan onyx kelamnya itu.

"Dia menelfone lagi?" kali ini pria dengan rambut nanas yang bertanya.

"Hah.. Ya.. Aku sudah jenuh dengan hal ini. Maksudku.. Dia bisa menelfone orang lain. Tapi selalu aku yang direpotkan. Shikamaru gantikan aku." Keluh Naruto.

"Hah? Itu merepotkan.. Jadi tidak terima kasih." Tolak Shikamaru cepat.

"Aku tidak bisa menyalahkannya.. Lagipula hanya kau satu-satunya orang yang dia kenal. Seluruh keluarganya sudah tidak adakan? Pembantaian satu keluarga." Ucap pria bermata onyx itu ingat akan berita yang sempat panas selama satu tahun.

"Kalau kau sepeduli itu gantikan aku Sasuke. Bukankah kau dulu dekat dengannya?" ucap Naruto menatap Sasuke penuh harap.

"Aku tidak sedekat itu. Hanya sebatas hubungan ketua osis dan wakil saja." Ucap Sasuke cepat.

"Kau sebenarnya menolak karena sibuk pdkt dengan gadis hyuga itukan." Ucap Shikamaru tiba-tiba.

"Hah? Apa maksudmu?"

"Sudahlah.. Satu kampus juga sudah tau niatanmu. Semenjak Sakura jatuh sakit, primadona kampus sekarangkan gadis hyuga itu." Ucap Sasuke lagi.

"Hei.. Aku pria normal. Tentu aku menyukai seorang gadis."

PIIP PIIP

"Tidak akan diangkat?" tanya Sasuke menatap Naruto yang melemparkan HP-nya sembarangan setelah membaca nama penelfone.

"Tidak. Aku lelah." Ucap Naruto bosan.

"Oo.. Dia tidak menyerah.." ucap Shimamaru menatap HP Naruto yang kembali bergetar.

"Tch.."

"Hei.. Kau yakin memblokir nomornya? Kalau terjadi sesuatu kau bisa dibunuh orang tuamu." Ucap Sasuke tidak percaya dengan apa yang Naruto lakukan.

"Hanya sampai malam. Aku lelah diganggu." Ucap Naruto santai.

"Aku tidak percaya seorang Uzumaki yang dulu sibuk mengejar gadis Haruno itu sekarang berpaling pada Hyuga." Ucap Shikamaru.

"Sudahlah.. Aku lelah. Aku mau pulang." Ucap Naruto beranjak pergi dari tempat berkumpulnya itu.

"Nanti malam kita keluar. Kau ikut?" tanya Sasuke saat Naruto merapikan tasnya.

"Kemana?"

"Rumahku. Gadis hyuga itu juga ada disana." Ucap Sasuke membuat Naruto segera setuju.

"Apa tidak sebaiknya dia diperingatkan tantang gadis hyuga itu?"

"Buat apa. Dia tidak akan mendengarkan. Bukankah sudah jadi rahasia umum kalau gadis hyuga itu memang sifatnya tidak semenarik tampilannya." Ucap Sasuke sibuk dengan layar HP-nya.

"Ya.. Kau benar.."

-malamnya, RS-

"Tch.. Apa lagi kali ini. Kalau ini telfon iseng lagi aku benar-benar akan..."

"Shizune-san! Pasienmu! Sakura-san CRPS-nya kambuh!"

"A.. Apa?! Aku segera kesana!" Ucap Shizune segera berlari keruangan Sakura bersama beberapa perawat yang mulai sibuk membawa beberapa peralatan. Samar-samar terdengar suara jerit kesakitan drai ruangan itu. Naruto yang awalnya tidak tertarik datang menjumpai Sakura dan sedang mempersiapkan beberapa ceramah untuk Sakura bingung melihat beberapa perawat sibuk memasuki ruang rawat gadis pink itu.

"AAAAAARRRGHHHH! ARGH! SAKIT!"

"Sakura-chan! Sadarlah!" Shizune berusaha menadarkan gadis berambut pink yang terus memegangi kepalanya itu. Gadis itu mengamuk sejadi-jadinya.

"TOLONG! TOLONG AKU! INI SAKIT! HENTIKAN!" jerit Sakura membuat hati siapa saja yang tidak terbiasa dengan hal itu seperti teriris mendengar jerit kesakitannya.

"Sa.. Sakura.." Naruto hanya bisa termenung menatap gadis pink itu menjerit-jerit kesakitan. Memberontak. Hal itu terus terjadi hingga cairan penenang mulai bereaksi. Membuat gadis itu perlahan kehilangan kesadarannya.

"Ah. Maaf kau harus melihat itu Naruto-san." Ucap Shizune setelah selesai menangani Sakura.

"Apa hal ini sering terjadi?" tanya Naruto tiba-tiba.

"Umm.. Setidaknya.. Sekali dalam 3 hari." Ucap Shizune.

"Apa tidak bisa disembuhkan?" tanya Naruto tiba-tiba.

"Segala hal sudah dilakukan.. Tetapi.. Ketika berusaha menyembuhkan CRPS-nya.. Itu akan mempercepat pertumbuhan kanker pernafasannya. Begitupula sebaliknya, makanya hingga saat ini penyembuhan yang dilakukan sangat lama. Ah.. Aku harus mengecheck pasien lain.. Aku permisi dulu Naruto-san. Sakura-chan mungkin akan istirahat dulu untuk malam ini. Jadi. Sebaiknya kau datang lagi besok." Terang Shizune kemudian pamit undur diri.

"A.. Owh.."

TBC