|| Troublesome | SasuSakuGaara| chapter 1 : When i meet him | M for Lime | Drama, hurt/ comfort | Naruto by Masashi Kishimoto | Alternative Universe | Warning : Not for Underage. 17+ only, tema dewasa. | Original story by Mikan desu . | adegan dalam fic terinspirasi beberapa tulisan karya author senpai yaitu Kira Desuke dan Azuka Nyan dan Athena Minev. Tapi tidak ada niatan untuk plagiat, hanya murni terinspirasi.
Selamat menikmati,
.
.
.
Mati kau hari ini, Haruno!
Bukankah jam sudah menunjukkan pukul 06.45? Dan bukankah itu waktu yang SANGAT TERLAMBAT untuk seorang pelajar SMU baru saja bangun dari tidurnya?
Langsung tancap gas, gadis dengan helaian persis permen kapas itu melesat bak meteor di seantero ruang kamar pribadinya. Mandi dan berganti pakaian super cepat, asal memasukkan buku pelajaran, dompet dan kartu langganan kereta yang nyaris tertinggal membuat gadis manis itu kelabakan. Dikancingkan kemejanya secara sembarangan, kaus kaki yang dipakai setengah hati dengan sepatu yang tidak diikat talinya, rambut yang hanya digelung ke atas supaya praktis tentu memamerkan leher putih nan jenjangnya.
Tanpa ba-bi-bu lagi, gadis bernama Sakura itu langsung berlari sekencangnya menuju stasiun yang berjarak... 20 menit dari rumahnya. Sial! Ini pasti dia akan terlambat dan terancam dirajam oleh Kurenai Sensei!
Gadis itu mengubah arah rutenya. Jika dia memaksa lari sampai stasiun itu sama saja dengan bunuh diri! Akan lebih menghemat tenaga jika dia naik bus terlebih dulu sampai stasiun. Lagipula ini sudah sangat terlambat bagi siswa sekolah untuk berangkat jadi dapat dipastikan tidak akan ada kepadatan seperti jam sibuk biasa.
Tepat sekali. Waktu keberangkatan bus selanjutnya hanya 3 menit dari sekarang! Syukurlah, berarti mungkin Kami-sama sedang berpihak padanya.
Sesampainya di halte yang sepi, gadis itu langsung menghempaskan bokong padatnya di kerasnya lantai bangku halte bus. Nafasnya cukup terengah, tentu saja. Dia tidak ingat pernah jadi atlit olahraga lari seperti ini.
Emerald hijaunya menangkap sosok pemuda yang duduk tak jauh darinya. Sedari tadi pemuda dengan helaian raven mencuat itu menatapnya dengan seksama. Dengan tatapan yang... sulit Sakura artikan maknanya. Apakah itu tatapan jenis "Aku menyukaimu", begitu? Rasanya tidak.
Kalau begitu...
Gadis itu bergidik ngeri saat tatapan sepasang onyx pemuda tampan itu seolah menelanjanginya. Ada raut yang tak terbaca disana. Ada kilat nafsu yang tak kentara, namun sebagai seorang wanita Sakura bisa merasakannya.
Dan gadis itu sudah menggumamkan doa, lebih dari sepuluh kali agar bus nya cepat datang.
Bus pun tiba tepat waktunya. Sakura nyaris melompat naik, berharap berlari mendahului pemuda asing tersebut. Bahkan gadis manis itu nyaris berharap pemuda itu tidak naik atau bahkan tertinggal saja.
Namun sayang doanya sia-sia.
Pemuda itu naik dengan tenang, seolah tak terjadi apa-apa di antara mereka -memang tidak terjadi apa-apa - . Pandangannya terlihat sedikit menunduk dan mengabaikan keberadaan Sakura. Gadis itu -NYARIS- menarik nafas lega.
Namun pemuda itu justru memilih duduk TEPAT di sebelah Sakura yang padahal sudah memilih bangku paling belakang yang jauh dari pandangan supir dan penumpang lain yang duduk di bagian depan. Kenapa Tuhan?
Gadis cantik itu langsung gugup seketika. Terutama saat bahu besar pemuda itu tak sengaja menyentuh lengannya. Hey Sakura, kenapa tingkahmu seperti anak TK yang tak mengerti hubungan dengan lawan jenis?
Dan jantungnya pun ikut berdebar tak karuan. 'Tuhan, aku ingin pingsan!' Inner nya menjerit.
Aroma maskulin yang menguar dari tubuhnya, rahang tegas sempurna yang membingkai wajah indahnya, mata serta tatapan yang tajam sungguh pemandangan langka yang benar-benar tak boleh dilewatkan. Hanya saja Sakura lebih memilih mati daripada berdekatan dengan lelaki seksi -menurutnya- ini.
"Kancingmu..."
A-apa ini? Suara beratnya bahkan membuat kaki gadis itu lemas saking terpesonanya.
"Kancingmu terbuka. Atau kau sengaja memamerkannya?" Tanyanya diselingi seringai jahil -atau mesum- di wajah tampan sempurnanya. Sakura tergeragap seperti orang bodoh yang buru-buru menengok kancing kemejanya.
Ternyata dia salah mengancingkan kemeja sehingga satu kancing kemejanya tidak terkancing dan membiarkan belah dadanya mengintip di balik celah.
Tangan Sakura bergerak hendak membenahi kemejanya, tapi di sebelahnya tepat berada pemuda itu. Membenahi disini sama saja menyuguhkan pemandangan syur tubuhnya pada pemuda yang tidak dia kenal.
Namun dia tak punya banyak pilihan, tidak mungkin kan dia datang ke sekolah dengan penampilan seperti ini?
Jemarinya mulai melepas kancing pertama yang salah dikancingkan. Wajahnya memerah malu karenanya gadis itu menunduk dalam-dalam. Berusaha bersikap cuek dari pandangan sang pemuda yang mengamatinya dalam diam.
"Kubantu..." Suara berat itu terdengar kembali. Dibarengi dengan tangan kokoh sang pemuda yang menangkup tangan mungilnya dan membantu membuka kancing kemeja SMU nya.
Dan seketika pandangan pemuda itu hanya terfokus pada kedua bukit kembarnya yang menyembul indah serta padat di balik bra berwarna hijau dengan motif daun gugur yang terlihat kontras dengan kulit seputih susu nya.
"Tak kusangka ada keindahan yang tersembunyi di balik seragam sekolah ini. Hn..." Sebuah seringai ganjil -lagi-.
Wajah Sakura sudah semerah kepiting rebus sekarang. Tapi mau apa lagi, gadis itu sudah merasa terlanjur dan tenaga raksasanya sudah menghilang entah kemana.
"Ce-cepatlah..." Desisnya pelan.
Namun pemuda itu justru melakukan hal yang tak pernah Sakura pikir sebelumnya. Dia justru meyurukkan wajahnya tepat di hadapan belahan dada Sakura dan mulai mengendusnya dengan sensual.
"Boleh aku menikmatinya sebentar?" Tanyanya dengan nada sensual.
Harusnya di posisi sekarang Haruno Sakura mengeluarkan tinju supernya! Karena keadaan akan semakin berbahaya...
.
.
.
====0000=====
Jemarinya mulai membuka satu per satu kancing kemeja sekolah gadis di sebelahnya dan wajah tampan memukaunya telah berada di area yang berbahaya.
Harusnya saat ini juga Haruno Sakura melepaskan tinjunya.
Tapi,
Kenapa dia justru merasa kehilangan tenaga?
Pemuda berhelai raven mencuat ke belakang itu tampak asyik menatap belahan dada yang menyembul menantang di depan matanya. Sesekali hidungnya mengendus sensual aroma cherry yang menguar dari tubuh gadis yang berada di sebelahnya. Kedua tangannya menahan pergelangan tangan gadis berhelai merah muda yang wajahnya sudah semerah buah tomat kesukaannya sekarang.
"Tak kusangka kau menyembunyikan keindahan di balik seragammu, Cherry!"
Sakura menahan nafasnya. Antara malu dan tiba-tiba ada perasaan aneh yang menjalari sekujur tubuhnya. Terlebih saat sang pemuda mulai menjulurkan lidahnya hingga daging lunak dan basah tersebut menyapu kulit mulusnya. Sakura merasakan sensasi aneh yang mulai merangsang tubuhnya.
Gadis itu memalingkan wajah kuat-kuat sambil berharap sang pemuda menghentikan aksi nekatnya. Mereka sedang berada di dalam bus umum, demi Tuhan! Dan apakah ini sudah termasuk kategori tindak perkosaan?
"To-tolong... berhentilah." Lirihnya pelan. Dia takut ada orang lain yang memergoki perbuatan mereka. Tentu saja Sakura tidak ingin ditangkap karena tindak asusila di muka umum seperti ini. Gadis itu ingin menjerit keras, tapi... hey, kemana suaranya ?
Pemuda tampan itu menyeringai seksi. Menampakkan wajah mesumnya di balik rupa tampan sempurnanya.
"Aku lupa sarapan tadi pagi. Kurasa... aku sarapan disini saja." Ujarnya sambil menyeringai penuh makna. Seolah kata yang dia ucapkan mengandung makna terselubung di dalamnya.
Kedua tangan kekar itu melepaskan cengkramannya pada pergelangan tangan Sakura. Gadis itu nyaris menarik nafas lega, berharap bahwa segala hal mengerikan ini akan segera berakhir. Namun dugaannya ternyata salah. Pemuda itu justru dengan berani menarik Bra berwarna hijaunya ke atas, menyingkapnya begitu saja sehingga tampaklah dada gadis merah muda itu yang menyembul dari balik pengamannya yang telah tersingkap.
Mulut sang pemuda raven itu memulai penjelajahan liarnya. Menyusu dengan sangat lahap meski tak ada air susu yang mengalir dari kedua benda kenyal itu. Sakura mati-matian menggigit bibir bawahnya untuk menahan desahan yang akan lolos dari bibirnya. Tuhan, tolong aku!
Karena pemuda itu tampak semakin asyik mempermainkan kedua dadanya, Sakura tanpa sadar menjambak helaian ravennya yang mencuat ke belakang. Maksud hati ingin menariknya agar segera menjauh dari tubuhnya, namun sensasi aneh yang tengah menjalari tubuhnya agaknya membuat rancu tindakannya. Karena bukannya mendorongnya menjauh, tangan gadis itu seolah menjaga agar sang pemuda tetap mempermainkan dadanya seperti semula.
"Aa-aangghh.." Sebuah desahan lolos, dan Sakura menyadari hal itu. Gadis itu langsung mengatupkan bibirnya rapat-rapat lagi, takut suara aneh itu kembali terdengar dari bibirnya dan mengundang kecurigaan orang sekitar meski tempat duduk mereka berjauhan.
"Kau menyukainya?" Tanyanya sensual. Wajah Sakura sudah merah padam sekarang antara gelora aneh yang membakar tubuhnya dan amarah karena merasa dilecehkan.
"Tidak!" Balasnya ketus secara langsung sambil melotot tajam ke arah pemuda itu. Emerald dan onyx itu saling menantang. Tak terlihat ekspresi takut atau marah di wajah pemuda dihadapannya ini.
"Kau berbohong, Cherry! Tubuhmu tampaknya menikmati perbuatanku." Ujarnya sambil menyeringai mesum dengan kembali menatap kedua puting yang mengacung tegak di hadapannya.
"Harus kuakui, dadamu salah satu yang terbaik dari sekian banyak wanita." Ujarnya kembali, enteng saja.
Baiklah Sakura, sekarang seharusnya kau sudah meledak marah!
Gadis itu mendorong sang pemuda raven menjauh dari tubuhnya, kemudian membenahi pakaiannya dengan cepat. Lalu dengan mata berkaca menahan tangis yang akan tumpah, gadis itu menatap tajam pemuda di sebelahnya.
"Aku tak peduli berapa banyak gadis yang sudah kau lecehkan, bahkan jika satu dunia ini sudah kau lecehkan pun aku tidak peduli! Tapi kau tidak boleh dan tidak akan pernah bisa melecehkanku, Bajingan?! Teriaknya keras sambil beranjak berdiri dari duduknya dan melangkah pergi. Namun sebelum sempat kakinya melangkah, sang pemuda sudah terlebih duku menyelipkan sebuah kertas di genggamannya.
"Jika kau membutuhkan, aku selalu siap," Ucapnya sambil mengerling manja.
Sakura bersumpah dia turun dari bus sambil menghentakkan kaki dan berteriak pada sang supir yang tidak bersalah.
Semua karena pemuda sialan itu.
Si pantat ayam mesum itu..
Sakura membuka kertas yang berada dalam genggamannya.
Tertulis sebuah nama beserta nomor telepon disana.
Uchiha Sasuke
0871-19456xxx
Tanpa ragu gadis itu langsung membuangnya.
.
.
'Persetan! Siapa yang butuh orang mesum sepertinya!'
.
.
.
TO BE CONTINUE
Hai senpai semua, semoga ndak bosan membaca karya abal dan gaje milik Mikan maaf jika dalam karya ini banyak kekurangan maupun kesalahan. Mikan akan berusaha lebih baik lagi. Yosh, semangat masa muda
Jika ndak keberatan, mikan tunggu komentarny
Salam,
