Gakkuen Babysitter isn't mine. It is Tokeino Hari's. If I have it, maybe I will add up 'yaoi' genre in there.

Pairing : Hayato Kamitani x Ryuuichi Kashima

Can't help to write because of the cuteness. Damn. Hope you like it.


I WANT TO BE WITH YOU

Chapter 1 : "Dia Milikku"

Hari itu matahari bersinar dengan cerahnya. Salju pun nampak terlihat putih dan indah, membuat para anak-anak begitu bahagianya untuk bermain salju pagi itu. Apalagi menanggapi datangnya libur musim dingin mendekati festival perayaan tahun baru, anak-anak tersebut nampak antusias menunggu hari itu datang. Dari kejauhan nampak seorang lelaki yang tengah memperhatikan gerombolan kecil yang sedang bermain itu. Bukan sedang memperhatikan anak-anak seperti yang dilakukan Yagi yang sangat menyukai anak-anak, namun nampaknya lelaki ini tengah terdiam memperhatikan Ryuuichi dengan wajah terlihat memerah.

"Inui-senpai, apa yang kau lakukan sembunyi-sembunyi begitu?" tanya Hayato membuat lelaki itu kaget dan bergidik ngeri menatap wajah lelaki itu.

"A-aku tidak melakukan hal m-mencurigakan kok!" ucapnya berdiri dan menatap lelaki itu.

Bagaimanapun juga kau terlihat mencurigakan, Inui-senpai.

". . . ." Hayato hanya terdiam menatap lelaki itu, "kalau mau ikutan, ikut saja" ujarnya dingin sambil kemudian berjalan meninggalkannya tanpa mempedulikannya lagi. Sekantong plastik berisi minuman terlihat dibawanya kearah Ryuuichi dan anak-anak yang tengah bermain membuat boneka salju disana.

"T-tunggu! Aku mau ikut!" ucap Inui terlihat cukup bahagia namun juga gugup.

Keduanya kemudian berjalan mendekat kearah kerumunan itu. Membuat anak-anak yang berada disana segera berkerumun di kaki Hayato hanya untuk mengambil minuman susu yang dipesan mereka tadi sebelum Hayato berangkat untuk membeli minum untuk dirinya sendiri.

"Ini punya Kilin!" ucap Kirin mengambil susu stroberi itu dari kantong plastik. Namun, tiba-tiba saja sebuah tangan kecil menyambar kotak susu itu dari tangannya, membuat Kirin kaget dan menatap kearah orang yang mengambilnya.

"Taka mau ini!" ucap orang yang mengambil kotak susu Kirin barusan.

"U-uuuhh… k-kan Kilin duluan yang mesen!" ucap Kirin mengambil kotak susu itu lagi, namun nampaknya hal itu tak berhasil dilakukannya karena Taka sudah berlari menjauhi gadis itu duluan. Tentu saja pukulan telak di kepala Taka mendarat dari sang kakak dan membiarkan lelaki itu mengembalikan susu itu pada Kirin.

"Kazuma mau yang manya?" tanya Takuma memegang dua buah kotak susu itu dan memberikan salah satunya pada Kazuma sebelum lelaki itu sempat memilih. Melihat tingkah anak-anak yang tengah asyik minum atau bahkan berebut susu itu membuat Ryuuichi hanya tersenyum memperhatikannya.

"Hei," sebuah benda hangat menyentuh pipinya yang dingin itu, membuatnya kaget dan segera menatap apa yang menyentuh pipinya itu, "ini untukmu," ucap Hayato memberikan kaleng teh hangat yang tadi dibelinya juga di vending machine.

"Ah.. makasih Kamitani," ucap Ryuuichi mengambil kaleng itu dari tangan Hayato dan membukanya.

Sementara itu, dilain pihak, terlihat Inui yang tengah terdiam memperhatikan kedua lelaki remaja itu terlihat begitu dekat.

"Haaah~… jangan jangan yang diomongin waktu itu juga beneran lagi… meskipun Kashima itu cowok tapi…" Inui menatap keduanya sambil menghela nafas.

"Apa? Kamu suka Ryuu-chan?" sebuah suara tiba-tiba dekat dengan telinganya, membuat lelaki itu kaget dan menoleh kearah sumber suara. Terlihat lelaki pirang berwajah malas tengah berdiri di sebelahnya dengan senyuman di wajahnya, "wah," senyumnya terlihat mengejek sambil tangannya menutup mulutnya yang ingin tertawa itu.

"N-Nggak kok!" ucap Inui segera. Meskipun lelaki ini bilang seperti itu, tapi dilihat dari wajahnya yang memerah dan pernyataannya yang terbata itu malah menyebabkan Usaida berpikir sebaliknya.

"Ta-pi Ryuu-chan su-dah pu-nya Ka-mi-ta-ni" ucap Usaida berbisik sambil mengucapkannya sepatah demi sepatah, membuat Inui segera menjauh dari lelaki itu dengan tatapan kesal, "hahahaha, jadi kamu beneran suka ya," kata Usaida lagi sambil tertawa melihat reaksi lucu lelaki ini.

"Me-memangnya salah!?" tanyanya terlihat kesal.

"Hahahaha…." Tawa Usaida datar dan membiarkan lelaki itu tanpa melanjutkan percakapan itu lagi.

"Ugh… sialan," Inui terlihat kesal dengan pernyataan yang diucapkan Usaida barusan. Bukan karena ia bertanya mengenai dirinya, tapi pernyataan mengenai Ryuuichi dan Hayato-lah yang membuatnya kesal. Meskipun ia tahu bahwa akan sangat aneh jika Ryuuichi mengetahui perasaannya yang mungkin menyebabkan keadaan semakin memburuk dengan dikatai sebagai 'homo' atau semacamnya.

". . . ." sebuah tangan kecil menarik celananya, membuat Inui segera menatap kebawah dan terlihatlah Kotarou yang terdiam menatapnya dengan wajah memerah, "Kotalo juga suka kakak.." ucapnya pada Inui, membuat lelaki itu kaget dan terjongkok hanya untuk menatap baik baik adik lelaki dari orang yang disukainya itu.

"Iya, aku juga suka sama kakakmu kok," ucap Inui mengelus kepala Kotarou dengan lembutnya.

"Heeeeee~….!"

Begitu sadar, Inui ternyata sudah dikelilingi oleh anak-anak disana, membuatnya kaget karena sepertinya semuanya mendengar apa yang dikatakannya barusan.

"Lyuu-chaaan! Inui cuka cama kamu!" kata Kirin berteriak, membuat Ryuuichi yang tengah mengobrol bersama Usaida dan Hayato segera menoleh dan kaget menatapnya. Segeralah lelaki itu menutup mulut gadis berusia 3 tahun itu.

"Lyuuchaaan! Tadi kakak ini bilang sukaaaaa!" teriak Takumi diikuti anggukan dari Kazuma untuk memperkuat pernyataan itu. Inui kemudian segera menutup mulut kedua anak itu. Namun nampaknya semua anak-anak disana telah membuatnya kewalahan.

"E-eh…" wajah Ryuuichi terlihat memerah mendengar hal itu, "t-tapi kita kan laki-laki…" ucap Ryuuichi menenangkan para anak-anak disana. Sementara Usaida hanya tersenyum menatap kearah anak-anak yang men-'cie' mereka berdua. Lelaki blonde itu kemudian menatap kearah Hayato di sebelahnya yang terdiam tak melanjutkan percakapan mereka bertiga disana.

"Apa?" tanya Hayato menatap Usaida.

"Heee…." Senyum Usaida kemudian menepuk pundak lelaki itu, "semangat Kamitani!" tepuk Usaida di pundak lelaki itu kemudian tertawa meninggalkan dia untuk bergabung bersama kerumunan kecil disana. Hayato hanya terdiam dan ikut berjalan mendekat kearah mereka.

"Ciee Lyuuchan!" teriak Taka keras, membuat sebuah pukulan tepat di kepala anak itu dari kakaknya, "uwaaaa…! Kakak jahaaaaaatt!" teriak Taka keras membuat semua orang disana jadi terdiam karena tangisan Taka yang begitu keras. Tentu saja dengan insting ke-ibuannya, Ryuuichi segera menghampiri Taka dan memeluknya.

"Kamitani.. jangan pukul Taka…" kata Ryuuichi mengelus kepala Taka yang masih menangis.

"Tapi dia menyebalkan," ucap Hayato dengan wajah kesal. Sesaat lelaki itu menatap kearah senpainya yang berdiri agak jauh darinya itu dengan tatapan kesal juga, "entah kenapa aku kesal.." ucap Hayato lagi pandangannya tetap kearah Inui.

E-eh…

Inui terlihat gugup melihat kearah tatapan mata Hayato yang begitu menusuk kearahnya.

Jangan bilang… j-jangan bilang Kamitani serius juga saat ia memperkenalkan Ryuuichi yang menyamar menjadi perempuan waktu itu? Tapi tidak mungkin! Cara bicaranya saja datar begitu..

"A-ah…" Inui melempar pandangannya kearah Ryuuichi yang masih menepuk nepuk Taka yang kini tangisannya sudah mulai mereda, "K-Kashima, kalau ada waktu aku ingin bicara padamu sebentar pulang dari sini," ucap Inui yang nampak tak mau kalah juga dengan lelaki pemain baseball itu.

"Suit suit~" siul Usaida membuat keadaan tiga lelaki remaja yang ada disana menjadi terdiam, "duh, tapi hari ini kami mau ada acara menginap di tempat penitipan ini, jadi mungkin tidak bisa Inui-kuuun~" ucap Usaida membuat Inui kaget dan segera menatap kearah Ryuuichi yang menatapnya bingung juga.

"K-kalau begitu nanti siang saja, kalau kau sudah senggang!" ucap Inui lagi.

"Tsk.." decak Hayato kemudian masuk kedalam tempat penitipan tanpa mau tahu lagi apa yang terjadi disana. Beberapa anak seperti Kirin, Taka, Kazuma dan Takuma mengikutinya kedalam karena merasa udara semakin terasa dingin. Terlebih lagi dengan cuaca yang kian terlihat mendung dan seperti hendak turun salju lagi.

"Kalau begitu kita semua masuk dulu saja," ucap Ryuuichi menyuruh Kotarou juga Usaida bersama Midori masuk ke dalam. Tentu saja Inui segera mengikutinya dari belakang.

...


...

"Dan akhirnya pun mereka semua hidup bahagia…"

Cerita Ryuuichi berakhir disana. Ia menatap kearah seisi ruangan dan semua pun sudah tertidur siang itu. Sesekali ia menatap kearah Inui yang duduk mendengarkan musik di dekat jendela. Mengingat lelaki itu sempat bilang kalau ia menyukai dirinya meskipun secara tidak langsung, tapi itu membuatnya cukup berdebar. Ryuuichi belum pernah merasakan bagaimana rasanya disukai oleh seseorang, karena itulah ia merasa gugup dan malu jika harus menatap kearah lelaki itu.

"Ryuuchan, tolong rapihkan kasur yang sudah dicuci disana dong," ucap Usaida menyuruh lelaki itu untuk merapihkannya.

"Ya," jawabnya berdiri dan hendak keluar dari ruangan itu, "Loh, Kamitani dimana?" tanya Ryuuichi begitu sadar lelaki itu tidak ada di ruangan.

"Entah~" ucap Usaida segera merebahkan badannya di tatami dan tertidur disana.

Ryuuichi hanya menghela nafas melihatnya dan segera keluar dari ruangan itu. Menyadari keluarnya lelaki itu dari ruangan, Inui segera melepas headphone miliknya dan berjalan mengejar lelaki itu. Mungkin ini adalah salah satu kesempatan baginya untuk menyatakan perasaannya. Ia tidak peduli jika Ryuuichi adalah seorang lelaki, baginya, perasaannya ini terlalu aneh jika tidak segera menyatakannya.

"Kashima!" panggil Inui menarik tangan Ryuuichi yang berjalan di koridor tempat penitipan itu, "ada yang ingin aku bicarakan!" ucapnya.

"Silahkan saja bicara," Ryuuichi menatap Inui tanpa mengetahui maksud dan tujuan lelaki itu.

"Aku suka padamu! Jadilah pacarku!" ucap Inui cukup tegang tapi tetap tak bisa menahan kata kata itu keluar dari mulutnya, membuat Ryuuichi kaget dan segera menarik tangannya untuk menutupi wajahnya yang memerah tiba-tiba.

"T-Tapi aku ini lelaki!" kata Ryuuichi menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak peduli!" Inui memegang kedua bahu lelaki itu seraya memaksanya untuk menjawabnya sekarang, "jawab! Kau mau atau tidak!?" tanyanya lagi sambil mengoyak oyak tubuh Ryuuichi membuat lelaki itu cukup tertekan.

"Ng…A-aku-.."

Perasaannya begitu aneh saat itu. Ia ingin sekali menolak pernyataan itu, namun karena cengkraman tangan Inui yang begitu kuat membuat dirinya merasakan adanya tekanan dalam batinnya, membuatnya tak bisa mengeluarkan kata-kata karena takut. Takut juga akan melukai perasaan senpainya itu.

"Cukup sampai disitu," ucap seseorang tiba-tiba, membuat keduanya kaget dan menoleh kearah suara tersebut. Sebuah tangan tiba-tiba menutup mata Ryuuichi dan membuat kedua tangan Inui yang mencengkeram bahunya kuat itu lepas.

"K-Kamitani?!" Inui menatap lelaki itu kaget. Membuat Ryuuichi juga sadar bahwa benar dugaannya kalau lelaki yang menutup matanya ini adalah Hayato.

"Sudah kukatakan kalau dia milikku," kata Hayato kini tangan kirinya memeluk tubuh lelaki kecil di depannya.

"A…" Inui terdiam tak bisa berkata. Bukan karena dia tidak bisa mempertahankan argument perasaannya, namun karena tatapan Hayato yang tajam dan menusuk seperti hendak membunuh itu membuatnya tak bisa berkata dan segera membuatnya tak ingin lagi berurusan dengan lelaki ini, "aku mengerti Kamitani, aku tidak suka dia kok sebenarnya, ha-hahaha… se-selamat tinggal!" ucapnya segera pergi dari tempat itu meninggalkan Ryuuichi dan Hayato dalam keheningan koridor itu.

"T-terimakasih Kamitani," ucap Ryuuichi menyuruh Hayato melepaskan tangannya dari matanya, "berkat kau aku jadi tertolong.." kata Ryuuichi menyadari tangan Hayato yang telah lepas dari tubuhnya dan membiarkannya berdiri menatapnya. Dia yakin kalau Hayato tadi mengatakan hal itu hanya untuk membebaskannya dari Inui saja. Bagaimanapun juga ia telah tertolong.

"Aku serius,"

"E-eh?"

Ryuuichi menatapnya kaget tanpa bisa berkata apapun, "c-candaanmu terlalu berlebihan, Kamitani," ucap Ryuuichi memukul lengan Hayato.

"Bukankah sudah aku deklarasikan dengan baik? Kau itu milikku," ucap Hayato menepuk kepala Ryuuichi. Ia berjalan meninggalkan Ryuuichi sendirian di koridor yang kini tengah wajah kebingungan menatapnya pergi.

"Eh? Eh? A-apa maksudmu Kamitani…? Aku tidak mengerti.." Ryuuichi mencoba untuk tidak mencerna kata-kata dari Hayato dengan dalam. Ia mencoba untuk tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Hayato padanya atau jantungnya akan berdetak lebih cepat dari ini. Bagaimanapun juga, meskipun diam diam ia mengagumi lelaki itu, nampaknya rasa kagum itu telah membuat hatinya berdebar hanya dengan kata-kata posesif yang dikeluarkan Hayato untuknya.

.

Sementara itu dari balik ruangan, nampak seorang lelaki yang sepertinya telah mendengarkan pembicaraan mereka sedari tadi dengan bahagianya. Lelaki blonde itu hanya bisa menahan tawanya. Ternyata dugaannya benar tentang dua orang itu, membuatnya kini entah kenapa merasa senang dan menang mendengar percakapan barusan.

"Ung…" tiba-tiba saja ia merasakan ada tangan kecil menarik apron yang dipakainya, membuatnya menoleh dan menatap kearah Kotarou menarik apronnya dan sukses membuat Usaida segera menatap Kotarou yang terlihat mengantuk.

"Belum tidur? Sudah sana tidur~ tidak akan terjadi sesuatu kok~" kata Usaida menggiring lelaki mungil itu kembali ke kasurnya dan tertidur disana, "insting brother-nya kuat sekali…" gumam Usaida menyelimuti Kotarou dengan selimut miliknya, "bikin scene buat Ryuuchan sama Kamitani pasti seru~ hm~" lanjut Usaida tersenyum bahagia dan bersiul senang.

Sepertinya akan menyenangkan~


Bersambung.


Next Chapter : First Kiss~