Legend of Shinobi

Disclaimer : Naruto Mashashi Kishimoto & Highschool DxD Ichie Shibumi

Author : Namikaze Fansboy

Rated : T - M

Genre: Adventure/ Supernatural/ Romancs/ Other

Pair : [Naruto X Harem]

Warnig : AU, OC, OOC, CrackPair, Typo, Mainstream, and other

- Dont Like Dont Read -

.

.


Summary : Dunianya hancur, teman -temannya sudah meninggal kini hanya tinggal dirinya dan kesembilan Bijuu, puncak perang dunia ninja adalah pertarungan tunggal antara dirinya dan Kaguya yang berjalan selama 3 tahun, setelah Kaguya dikalahkan apa yang akan dilakukannya sendirian tanpa teman?

NB : Rinnegan!Naru Sharingan!Naru AllJinchuriki!Naru GreatSennin!Naru PowerfullnotGodlike!Naru Akuma!Naru AU [Bisa dibilang ini rombakan dari Fict Destiny of Heart]


~XXX~ Chapter 1 : Jump To Another Dimension ~XXX~

Sosok pemuda bersurai pirang menatap hamparan tanah lapang didepannya dengan pandangan datar namun menyimpan rasa penuh luka.

"Minna maafkan aku yang tidak dapat menyelamatkan kalian dan maafkan aku Tousan Kaasan Naru tak bisa menjaga apa yang kalian percayakan pada Naru"

'Maafkan aku Sakura-chan yang tak bisa melindungimu, aku benar -benar lemah'

Tiga tahun sudah berlalu atau empat tahun semenjak perang dunia ninja keempat dikumandangkan dan kini hanya dirinya yang tersisa karena dirinya gagal menyelamatkan teman -temannya dari jeratan Mugen Tsukoyumi yang membuat kematian massal terjadi.

"Kau tidak sendiri Gaki, kau masih memiliki kami" Suara Kurama bergumandang jelas ditelinganya.

Naruto tersenyum tipis paling tidak ia memiliki teman. "Terimakasih karena kalian masih bersamaku"

"Tentu saja Naruto-kun, dan jangan salahkan dirimu karena ini sudah kehendak Kami-sama" Hibur Matatabi.

"Tapi aku merasa gagal, walaupun aku tidak pernah sekalipun bertemu dengan Tousan dan Kaasan tapi aku tetap gagal menunaikan kepercayaan mereka"

Naruto menunduk membuat kesembilan makhluk terkuat itu menatap inangnya sedih.

Puk!

Kurama menepukkan tangan besarnya kekepala Naruto. "Aku yakin mereka bangga denganmu Naruto"

Naruto akhirnya tersenyum mendengar ucapan Kurama.

"Arigatou Kurama dan kalian juga" Naruto mengacungkan tinjunya yang dibalas oleh kesembilan Bijuu.

Kemudian sebuah pertanyaan terlintas dipikirannya.

"Jadi apa yang akan kita lakukan selanjutnya mengingat hanya aku manusia yang tersisa?" Tanya Naruto pada kesembilan Bijuu.

"Kenapa kau tak mencoba membuka portal ke dimensi lain?" Gyuki menimpali membuat semuanya menatap Gyuki.

Naruto menatap Gyuki penasaran.

"Caranya?"

Gyuki hanya membalasnya dengan gelengan sedangkan sang Bijuu terkuat hanya menyeringai.

"Gunakan Rinnegan milik sahabatmu dan kombinasikan dengan Jikkukan : Hiraishin"

"Maksudmu?"

Kurama mendecih kesal. "Amenotojikara adalah kemampuan Rinnegan yang dapat membuka portal dimensi dan kau bisa menentukkan Lokasi dengan Jikkukan : Hiraishin"

Naruto membalasnya dengan anggukan kemudian mengaktifkan Rinnegan dimata kirinya.

"Kita bisa mencobanya"

Naruto melakukan seperti apa yang di sarankan oleh Kurama dan hasilnya terbukalah portal dimensi tapi berbeda dengan apa yang ia lihat dari mendiang sahabatnya.

"Apa aku harus mencobanya?"

"Kenapa kau ragu Naruto? kau memilih hidup sendirian disini atau mencoba hal yang mungkin dapat merubah kehidupanmu?" Sahut Chomei membuat Naruto membulatkan tekadnya.

"Apa yang kau tunggu Gaki? Jikalaupun kau mati setelah melewati portal ini justru itu lebih baik daripada kau hidup sendiri"

Naruto mengangguk. "Kau benar Chomei Kurama"

Naruto melompati portal yang tadi ia ciptakan dan siap menerima apa yang akan terjadi kedepannya karena ia tidak sendiri apalagi dengan bagian dari mendiang sahabatnya yang akan selalu melindunginya.

~XXX~ Legend Of Shinobi ~XXX~

Naruto terbangun dari ketidak sadarannya dan menatap kesekitar yang bernuansa putih dan indra penciumannya menangkap hal yang familiar.

'Bau Obat -obatan?' Pikir Naruto.

"Kau sudah sadar?"

Naruto menengok kearah sumber suara mendapati seorang wanita bersurai Soft Blue yang memaki jas warna putih bername tag 'Dr. Hana'.

"Dimana aku?"

"Kau berada di rumah sakit Kuoh"

Jawabnya membuat Naruto menautkan alisnya.

"Kuoh?" Hana mengangguk.

"Siapa namamu?"

"Namaku Naruto Namikaze"

Hana menatap Naruto yang nampak kebingungaan kemudian mengajukan pertanyaan yang membuat Naruto terpaku.

"Apa kau tak tahu kenapa kau bisa berada disini?"

Naruto ingat alasan kenapa ia bisa berada disini tapi demi kelangsungan hidupnya disini ia memutuskan menggeleng pelan.

Naruto pura -pura memegang kepalanya. "Ugh... Maaf sepertinya aku tak mengingat apapun selain namaku"

Melihat itu Hana langsung memegang kepala belakang Naruto agar tidak lebih merasa sakit, pikirnya.

"Jangan paksakan apa yang tak bisa kau ingat, aku yakin lambat laun kau akan mengingatnya Naruto" Sang Dokter berucap dengan senyum diwajahnya.

"Dasar rubah licik"

Ucapan dikepala Naruto dari Kurama sontak membuat Naruto naik pitam tapi ia urungkan karena didepannya ada orang bisa dianggap aneh dia.

'Urushai' Pikirnya.

Hari berganti sudah 3 hari lamanya ia berada dirumah sakit sebenarnya dihari pertama saja ia sudah pulih hanya saja bekas luka akibat pertarungannya dengan Kaguya harus ditangani secara manual jadi membutuhkan waktu lebih lama.

Cklek!

Naruto memperhatikan pintu yang terbuka wajahnya mengembangkan senyum kala dokter yang menanganinya selama ini memasuki ruangannya.

"Hana-nee" Panggil Naruto.

Hana tersenyum. "Ada kabar baik untukmu"

Naruto mengerutkan dahinya mendengar ucapan orang yang sudah dianggap kakaknya itu.

"Kau bisa pulang hari ini"

Hana menyahut dengan senang tapi berbeda dengan Naruto yang menatap kosong kedepan karena artinya ia sendiri lagi.

"Kenapa kau nampak sedih Naru?"

Naruto mendongak. "Karena aku akan sendiri"

Hana yang mendengar itu tersentak namun hanya sesaat karena kemudian ia tersenyum.

"Jangan sedih karena kau sudah kuanggap adikku maka kau bisa tinggal bersamaku dirumahku"

Naruto menatap Hana dengan mata berbinar berharap pada sang Kakak.

"Benarkah Hana-nee?"

Hana mengangguk. "Tentu, tapi tunggu aku sampai tugas dirumah sakit selesai setelah itu kita pulang bersama"

Naruto mengangguk dengan antusias, setelah itu Hana pamit untuk menyambung pekerjaan lainnya.

"Apa kau merasakannya Naruto?" Suara Kurama tiba -tiba terdengar mengiang dikepalanya.

"Maksudmu tentang Hana-nee?"

Kurama mengangguk.

"Kau benar Kurama, aku merasa dalam diri Hana-nee terdapat pancaran kekuatan seperti pancaran kekuatan saat aku membuka portal dimensi"

"Pancaran kekuatan seperti ini mirip dengan pancaran kekuatan Naga"

"Naga?" Naruto menimpali ucapan Matatabi.

Matatabi membuang nafas pelan. "Ini mirip dengan kekuatan Senjutsu milik Senju Hashirama yang berklasifikasi naga"

Naruto mengangguk tapi ia yakin kakaknya menggunakan miliknya dengan bijak karena ia merasa kekuatannya bersifat hangat nan lembut apalagi dengan kekuatan Kurama ia bisa merasakan niat buruk.

'Aku merasa ada hal yang ganjil dengan dimensi ini, aku harus mencari tahu'

~XXX~ Legend Of Shinobi ~XXX~

Hana dan Naruto kini sudah berada dikediaman Hana dirinya tak menyangka bahwa rumah Hana sangat besar bak Istana.

"Wahhh... rumahmu besar sekali Hana-nee" Ucap Naruto kagum dengan rumah kakak angkatnya.

Hana tersenyum mendengarnya. "Kau suka?"

Naruto mengangguk antusias.

"Kau bisa sesuka hatimu tinggal disini tapi dengan satu syarat?"

Naruto mengerutkan dahi pertanda tak mengerti.

"Jadilah anak baik dan jangan berbuat nakal" Pungkas Hana sambil tersenyum.

Naruto mengangguk dan kenapa dirinya bisa seriang seperti anak kecil seperti ini, jawabannya selama ini ia tidak pernah merasakan apa yang namanya memiliki keluarga.

"Kenapa Hana-nee memperlakukanku seperti anak kecil padahal aku yakin umurku sudah lebih dari 17 tahun"

Hana tertawa mendengarnya. "Karena aku selama ini tak tahu bagaimana rasanya mempunyai keluarga jadi rasanya senang memiliki adik sepertimu"

Mata Naruto membola tak menyangka Hana memiliki masa lalu yang hampir sama dengan dirinya.

"Maaf Hana-nee" Naruto menunduk ia juga teringat akan masa lalunya.

Hana menepuk pundak Naruto. "Sudahlah, lagipula sekarang kita adalah kakak adik jadi kita akan selalu melindungi"

"Ya, kita akan selalu melindungi"

Kemudian Hana memeluk tubuh Naruto yang jauh lebih tinggi darinya, baginya ia tulus menyayangi Naruto sebagai adik.

Hana kemudian melepas pelukannya tapi senyum masih menghiasi wajahnya.

"Oh ya tadi aku sudah mendaftarkanmu ke Kuoh Academy dan mulai besok kau bisa berangkat sekolah"

Wajah Naruto seketika memucat mendengar kata Academy yang pastinya akan berhubungan dengal hal yang berbau ilmu pengetahuan.

"Kenapa aku harus ke Academy Hana-nee?"

"Umurmu masih terlihat belasan tahun jadi sudah pantasnya kau masuk ke Academy"

Naruto menghela nafas mendengarnya.

"Tenang saja kau nanti akan suka dengan hadiah yang aku berikan" Hana tersenyum penuh arti, Naruto tahu senyum itu adalah senyum yang selalu ditunjukan oleh rekan satu teamnya Sai.

"Hadiah?"

Hana mengangguk membuat Naruto menautkan alisnya penasaran dengan hadiah yang dimaksud oleh sang Kakak.

"Baiklah jika itu kemauan Neesan, tapi bolehkan aku berjalan -jalan sebentar untuk mengenal kota ini?"

'Sekalian mencari tahu keganjilan di Kota ini'

Hana mengangguk. "Tentu, tapi jangan pulang sampai larut"

Naruto mengaangguk kemudian berjalan keluar sekalian mencoba style baru penampilannya yang tadi dibelikan oleh Hana mengingat baju Shinobinya sudah robek, baru beberapa saat berjalan -jalan suara Kurama terngiang dikepalanya.

"Arah jam 3, apa kau merasakannya?" Kurama bertanya.

Naruto mengangguk. "Aku seperti merasakan energi yang gelap dan energi yang halus tapi kelam dan juga ada aura manusia juga"

'Ini berbeda dengan energi Neesan, sebenarnya dimensi macam apa ini?" Naruto tak habis pikir dengan dimensi yang ditinggalinya saat ini.

Naruto segera melompati dahan pohon yang ada karena sumber energi tersebut ada disebuah pinggiran hutan.

Tap!

Langkah Naruto terhenti kala netra safirnya melihat belasan orang bersayap gagak tengah mengepung dua gadis berambut crimson dan dark blue dengan kondisi yang bisa dibilang tidak baik.

"Malam ini kita akan merayakan hal besar karena dapat membunuh adik salah satu Maou" Para gagak itu bersorak seperti mendapat hadiah undian.

'Maou?' Tanya Naruto dalam hati.

"Mati Kalian"

Belasan Gagak itu membuat tombak tapi aneh bagi Naruto karena tombak itu bercahaya dan memancarkan energi lembut tetapi gelap.

Slap!

Tombak itu terarah ke dua gadis yang saat ini jatuh bersimpuh.

"Kau harus menyelamatkan mereka Naruto, kurasa mereka bisa memberitahu mengenai dimensi ini" Suara Kurama menggemang dikepalanya.

Naruto mengangguk. "Itu yang aku pikirkan Kurama"

Ucapnya setelah itu menghilang dengan seberkas cahaya kuning.

Tep!

[Jikkukan : Hiraishin]

Naruto mengacungkan sebuah kunai kedepan dan seketika belasan tombak itu tersedot kedalamnya.

"Kalian bisa membuka mata kalian nona"

Naruto berucap dengan pelan dan dengan perlahan kedua gadis itu membuka mata, kedua pasang mata itu memperhatikan sekitar dan tak ada lagi tombak yang menerjang kearah mereka.

"Grrr... Kau manusia rendahan beraninya kau menganggu pesta kami" Salah satu Gagak itu menatap tajam kearah Naruto tapi yang ditatap hanya membalas santai.

"Tapi sayangnya pesta kalian adalah mengeroyok orang yang sudah tak bisa melawan apalagi seorang perempuan, betapa hinanya kalian Gagak"

Nampak kumpulan Gagak itu menatap Naruto dengan niat membunuh.

"Kau akan menyesalinya manusia rendahan"

"Manusia rendahan? Memang kalian ini apa yang beraninya sama perempuan? sampah?" Naruto balas menyeringai.

Melihat para Gagak itu membuat tombak seperti tadi namun dengan ukuran yang lebih besar, Naruto dengan cepat membuat Handseal.

[Katoon : Chou Ryuuka no Jutsu]

Sebuah naga api berukuran raksasa keluar dari api yang disemburkan oleh Naruto yang dengan cepat membakar seluruh sayap gagak yang ada disana.

"Tugas selesai" Gumam Naruto kemudian pandangannya teralih pada dua gadis yang saat ini dalam kondisi lemah.

"Apa kalian tak apa?" Tanya Naruto pada kedua gadis itu.

Kedua gadis itu mengangguk pelan.

"Kami tak apa hanya kelelahan saja" Jawab gadis bersurai Crimson pada Naruto.

Naruto mengangguk hendak meninggalkan mereka tapi takut jika mereka diserang oleh gagak -gagak seperti mereka lagi.

Naruto menyentuh kedua tangan gadis itu dan seketika gumpalan Chakra merah menyelimuti tubuh keduanya yanh kemudian masuk kedalam tubuh mereka.

"Itu akan mengembalikan stamina dan energi kalian dan dengan itu kemampuan kalian bisa meningkat karena aku tak bisa menolong kalian lagi jika dalam bahaya seperti tadi dan setidaknya itu melindungi kalian selama satu hari kedepan"

Naruto hendak pergi meninggalkan mereka namun sebuah sahutan membuat Naruto berbalik.

"Tunggu"

"Ya ada apa?"

"Namaku Rias Gremory dan ini temanku Akeno Himejima kau?" Tanya gadis yang bernama Rias.

Naruto menggaruk tengkuknya seraya tersenyum canggung. "Namaku Naruto Namikaze, dattebayou"

Setelah menyebutkan namanya Naruto melompati dahan pohon kembali mengingat ini sudah hampir larut jadi ia tidak ingin membuat Kakaknya marah dihari pertama mereka tinggal bersama, lagipula ia meras akan bertemu mereka lagi jadi ia bisa menanyakan perihal dunia ini lain waktu.

'Manusia? Naruto Namikaze kuharap kita bisa bertemu lagi' Pikir Rias.

"Apa kau merasakan apa yang aku rasakan Buchou?" Tanya Akeno.

Rias mengangguk pelan. "Energi yang diberikan benar -benar luar biasa seakan menyatu dengan kekuatan Iblis kita, dan aku yakin ia manusia tapi kenapa ia bisa sekuat itu?"

Akeno menggeleng pelan.

"Aku tak tahu karena masih banyak yang belum kita tahu tentang semesta ini"

"Kau benar Akeno, kita harap dia berada dipihak kita"

Akeno mengangguk setuju. "Ara ara Buchou benar, ia kuat dan juga tampan fufufu"

Mendengar ucapan itu membuat Rias memutar bola matanya bosan.

"Sudahlah lebih baik kita bantu Issei dan yang lainnya"

Kemudian keduanya meninggalkan tempat dimana mereka hampir saja meregang nyawa.

~XXX~ Legend Of Shinobi ~XXX~

Naruto memasuki rumah besar itu kemudian mendapati sang Kaka sedang duduk disofa dengan membaca sebuah buku, dan kalau dilihat itu buku tentang kedokteran.

"Tadaima Oneesan"

"Okaeri Naru"

Hana membalas salam Naruto dengan senyum terpatri diwajahnya.

"Kau telat beberapa menit dari jam makan malam tapi tak apa, apa kita makan malam"

Naruto tersenyum canggung. "Maaf Hana-nee tadi aku berputar di jalan yang sama karena sempat tersesat"

Naruto terpaksa berbohong karena tak mungkin menceritakan yang sesungguhnya pada sang kakak.

"Maka dari itu Neesan meminta agar pulang tak larut -larut"

Naruto hanya menanggapi dengan senyum lima jarinya kemudian keduanya menuju ruang makan untuk menikmati makan malam pertama mereka sebagai keluarga.

Kring!

Kring!

Sebuah jam weker menggema disebuah kamar yang ditempati oleh pemuda bersurai pirang yang tengah meringkuk dibalik selimut diatas kasur berukuran King Size.

"Enghhh..." Naruto hanya melenguh saja tak berniat bangun dari tidurnya.

"Baka bangun, kau harus berangkat ke Academy"

"Huaaaah"

Naruto langsung terlonjak karena suara yang lebih keras mengiang dikepalanya yang tak lain adalah teriakan dari Bijuu terkuat Kyuubi.

"Tsk... bisakah kau tidak berteriak Kurama?" Gerutu Naruto kesal.

"Salahmu karena ini hari pertamu di Academy, kau tidak membuat gadis itu menunggu bukan?"

Akhirnya Naruto mengangguk pasrah kemudian memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri, beberapa lama dirinya membersihkan diri kini tubuhh atletisnya sudah terlapisi oleh seragam dari Kuoh Academy.

"Ternyata aku tampan juga memakai seragam ini" Para Bijuu sweatdrop mendengar ucapan percaya diri dari inang mereka.

Puas berkaca diri Naruto turun dan ternyata Kakaknya sudah menunggu untuk sarapan.

"Baiklah ayo kita berangkat"

Naruto mengangguk. "Yosh, semoga hari ini menyenangkan"

Hana tesenyum mendengar nada semangat dari adik angkatnya, ia mengakui bahwa ia beruntung bisa bertemu dengan Naruto karena ia bisa mewarnai hidupnya yang dulunya sepi.

Hana dan Naruto kini berada didepan kepala sekolah Kuoh Academy dan menjelaskan keadaan Naruto pada sang kepala sekolah.

"Jadi Adik anda mengalami Amnesia dan tidak bisa mengingat apa yang dilakukan sehariannya sebelum kecelakaan?"

Hana menanggapi dengan anggukan. "Benar, maka dari itu saya meminta bantuan anda"

Kepala sekolah mengaangguk. "Anda bisa serahkan pada saya, dan sebelumnya saya minta maaf walau umur adik anda cocok sebagai murid kelas 3 tapi karena masalah ini maka adik anda akan menempati kelas tahun kedua"

"Itu bukan masalah selagi adik saya dapat mengikuti pelajaran dengan baik"

Kemudian kepala sekolah dan Hana berjabat tangan, setelah itu Hana menengok kearah Naruto.

"Nah Naru, Neesan harus kembali kerumah sakit jadi Neesan tinggal ya?"

"Aku ini sudah besar Neesan" Hana tertawa pelan mendengarnya.

Hana pamit kemudian keluar meninggalkan Naruto bersama sang kepala sekolah.

"Sebentar lagi wali kelasmu akan datang kemari akan menjemputmu"

Naruto hanya menanggapi dengan anggukan, tak lama berselang wali kelasnya datang dan membawanya menuju kelas bertuliskan 2 - B.

'Aku merasakan dua aura yang sama seperti dua gadis yang aku tolong kemarin dikelas ini'

"Kyaaa..."

Jeriran histeris memasuki indra pendengarannya kala dirinya dan sang sensei memasuki ruang kelas dalam hati ia tak mengerti kenapa para gadis ini berteriak.

"Tenang semuanya"

Sang sensei mengambil nafas sejenak setelah berteriak untuk menenangkan kelasnya.

"Hari ini kita juga mendapatkan murid baru selain Argento-san, Namikaze-san perkenalkan dirimu"

Naruto mengangguk pelan kemudian berjalan tengah kelas.

"Perkenalkan namaku Naruto Namikaze, yang aku suka adalah Ramen dan yang tidak aku suka adalah melihat penindasan apalagi terhadap perempuan"

Naruto mengakhiri perkenalannya dengan senyum khas Uzumakinya yang membuat para siswi Blushing berat bahkan mimisan dan para siswa hanya dapat memberikan sumpah serapah pada Naruto.

"Nah Namikaze-san, kau dapat duduk disamping Hyodou-san dipojok belakang"

Naruto mengangguk berjalan menuju bangkunya yang berada ditengah -tengah dua orang yang dimaksud oleh dirinya tadi.

'Dia juga memiliki energi sama seperti Neesan' Naruto memperhatikan teman sebangkunya dan ia juga merasakan kekuatan itu masih tertidur.

Sedangkan Kurama yang berada didalam diri Naruto entah mengapa ia pernah merasakan aura ini tapi sudah lama sekali bahkan sebelum dirinya disegel di tubuh Kushina.

'Aura ini?' Pikir Kurama sambil memangku wajahnya berusaha mengingatnya.

"Hey kenapa kau memperhatikan aku seperti itu Namikaze-san?"

Issei tentu saja canggung karena Naruto memperhatikan dirinya sebegitu intens.

"Ah maafkan aku Hyoudou-san" Ucap Naruto kikuk.

"Panggil saja Issei"

Naruto tersenyum kemudian mengangguk. "Baiklah Issei dan panggil saja aku Naruto agar kita terlihat akrab"

Pelajaran kemudian dilanjutkan kembali, walau Naruto tak mengerti apa yang diajarka ia berusaha menpelajarinya dengan tekun karena ia ingin menjadi sosok yang bukan hanya kuat tapi juga berwawasan luas.

"Huaaaah" Naruto berteriak melepas semua bebannya rasanya kepalanya hampir meledak mengikuti pelajaran tadi.

"Andai kau berada disini Sakura-chan aku yakin kau akan memukul diriku karena tak sungguh -sungguh dalam belajar"

Hanya memikirkannya saja membuat seluruh beban yang ada pada dirinya serasa terangkat namun ia juga harus realistis bahwa orang yang paling ia cintai dulu, sekarang, dan selama itu sudah tak ada didunia ini.

Naruto menatap sayu kearah langit. "Aku tak menyalahkan apa yang terjadi pada diriku karena dirimu Kami-sama, kabulkan permintaanku Kami-sama jika ia sudah meninggal maka jagalah ia untukku tapi jika nyatanya ia masih hidup pertemukan aku dengannya walau sekali saja"

Panjat Naruto dengan sungguh -sungguh, 3 tahun adalah masa yang berat karena ia harus berjuang sendiri karena biasanya akan ada Sakura yang selalu berada disisinya siap untuk mengobati jika dirinya teluka.

Tet! Tet!

Sebuah deringan bel pertanda masuk membuat Naruto berdiri dari tempat duduknya kini ia sudah rileks, hanya memikirkannya saja ia sudah merasa tenang dan segala emosi yang ia rasakan mulai mereda.

'Kau memang satu dari sekian banyak anugrah yang diturunkan oleh Kami-sama Sakura-chan'

~XXX~ Legend Of Shinobi ~XXX~

Bel pertanda jam pelajarn telah usai lebih dari lima belas menit yang lalu dan dikelas bertuliskan 2B tinggal menyisakan tiga orang saja yang kini tengah merapikan barang -barang mereka.

"Ara ara ternyata kalian masih disini padahal Buchoy sud-..." Ucapan Akeno terhenti kala netranya melihat sosok pemuda bersurai pirang yang menolongnya kemarin.

Issei yang melihat Senpainya terpaku menatapnya heran. "Ada apa Akeno-senpai?"

Akeno yang tersadar langsung menggeleng.

"Aku tak apa, apa kau Naruto Namikaze?" Akeno bertanya sambil menunjuk Naruto.

Naruto mengangguk. "Aku tak menyangka bertemu denganmu Akeno? Atau bisa kupanggil Akeno-senpai"

"Apa kalian saling mengenal Akeno-senpai Naruto?"

Akeno mengangguk. "Dia adalah pahlawanku dan Buchou karena dia menyelamatkan kami dari kawanan Fallen Angel kemarin"

Naruto sendiri hanya menautkan alisnya heran. 'Fallen Angel?'

"Kalian sudah ditunggu Buchou, apa kau juga mau ikut ke Club kami Naruto-kun?" Tanya Akeno dengan memanggilnya dengan suffix kun.

Naruto memikirkan sesaat kemudia ia putuskan untuk menerima ajakan Akeno karena dengan ini ia bisa mencari tahu seperti apa dimensi ini.

"Kalau Senpai mengizinkan"

"Tentu saja, bahkan dengan senang hati"

Kemudian keempat orang itu berjalan beriringin menuju ruang Occult Research Club, sedangkan diruanh ORC sendiri seorang gadis berambut Crimson nampak jengah karena menunggu.

"Sebenarnya dimana Issei dan Asia apalagi Akeno kenapa lama sekali" Gerutu Rias.

Cklek!

Pintu terbuka menampilkan sosok Issei, Asia, Akeno dan sosok terakhr itu membuat Rias terkejut.

'Bukankah dia yang semalam kenapa ia bisa berada disini?' Pikir Rias.

"Naruto Namikaze?" Tanya Rias mendapat anggukan dari Naruto.

"Kenapa kau bisa berada disini?"

"Jadi Senpai tidak senang aku berada disini? Kalau begitu aku permisi"

Rias buru -buru menggeleng bukan itu maksudnya.

"Maafkan aku Naruto-kun aku hanya terkejut saja kau bisa berada disini" Naruto mengangguk.

"Kalau begitu selamat datang di Occult Research Club, namaku Rias Gremory ketua dari Club ini"

Naruto menyimak perkenalan mereka, kini ia sudah mengenal Koneko dan Kiba yang tadinya belum ia kenal ia tersenyum karena ia tidak kesulitan mencari teman.

"Jadi bisakah kau menjelaskan siapa dirimu dan kenapa kau bisa memiliki kekuatan seperti itu?" Tanya Rias.

"Aku hanya manusia yang diberkahi oleh Alam dan kekuatanku murni berasal dari alam, kekuatan yang Senpai lihat itu adalah salah satu kekuatan kecil dari alam ini" Naruto menjelaskan.

"Maksud Senpai Senjutsu?"

Naruto mengangguk. "Itu salah satunya, jadi bisa Rias-senpai jelaskan tentang Aura milik senpai dan juga gagak yang menyerang senpai kemarin?"

Rias mengangguk kemudiaan menjelaskan tentang ketiga fraksi, great war, 13 longinus, evil piece dan juga kaum naga termasuk sang impian dan sang ketidakterbatasan sedangkan Naruto sendiri tak mengira dimensi ini adalah dimensi penuh akan misteri.

"Jadi apa kau tertarik menjadi seperti kami Naruto-kun?" Tanya Rias menawarkan Naruto untuk menjadi salah satu Peeragenya.

Mendengar tawaran itu membuat Naruto berpikir kemudian memejamkan matanya menuju alam bawah sadarnya.

"Bagaimana menurut kalian apa aku harus menerima atau menolaknya?" Tanya Naruto yang kini berada ditengah kesembilan Bijuu.

"Kau harus menerimanya Naruto"

Semua Bijuu beserta Naruto menoleh kearah Kurama yang nampak menginginkan Naruto menjadi Iblis.

"Kenapa Kurama?" Tanya Gyuki mewakili yang lainnya.

Kurama menarik nafas penjang. "Entah mengapa aku merasakan aura yang dimiliki oleh bocah Issei itu pernah aku rasakan saat dulu Jinchuriki pertamaku Uzumaki Mito menemukan Minato di hutan larangan"

Ucapan Kurama sontak membuat Naruto membulatkan matanya tak percaya.

"Apa maksudmu Kurama?"

"Kau harus tahu bahwa sebenarnya tidak ada yang pernah tahu silsilah Minato karena Mito menemukan Minato kecil ia mengalami Amnesia dan hanya mengingat nama panggilannya saja dan juga Mito merahasiakan ini dari para tetua dan memberikan alasan Minato adalah anak yang ia angkat dari korban perang"

Naruto tak percaya ia baru mendengar kebenarannya sekarang.

"Lalu apa hubungannya dengan aku harus menjadi Iblis?"

"Karena aku ingin kau mencari kebenaran dari presepsi yang aku buat dan entah mengapa firasatku mengatakan kalau ini ada hubungannya dengan Minato"

Naruto mengangguk ia tidak pernah meragukan firasat Kurama karena nyatanya firasat Kurama hampir sepenuhnya terbukti termasuk perihal Kaguya kemarin, tapi tetap saja kenapa juga harus menjadi Iblis.

"Tetapi kenapa aku harus menjadi Iblis?"

Kurama berdecak. "Dasar Baka, kau ingat cerita bocah crimson itu bahwa hanya Iblis saja yang bisa masuk ke Underworld lagipula apa kau tidak ingin mengetahui rahasia dari Ayahmu"

"Walau benci tapi aku harus mengakui bahwa apa yang Kurama katakan benar, dan apa kau tahu apa kelebihanku diantara Bijuu lainnya?" Ucap Shukaku.

Naruto mmengangguk. "Tentu saja aku tahu, kau dapat melihat gambaran astral masa depan walau itu hanya kilatan bayangan"

"Dan aku melihat Yondaime Hokage dan Uzumaki Kushina dalam gambaran kasat mataku"

Tekad Naruto kini membulat kini ia yakin demi orang tuanya ia akan menjadi Iblis lagipupa ia juga harus melindungi teman -teman barunya ia tak akan membiarkan kejadian seperti kemarin terjadi pada Hana, Rias, Akeno dan yang lainnya.

'Aku berjanji seumur hidup' Janji Naruto karena mereka kini dirinya merasakan kehangatan lagi, walau baru ia mengenal tapi ia percaya karena dirinya tak merasakan niat jahat pada diri teman -teman barunya.

"... Ruto-kun"

"Naruto-kun"

Kesadaran Naruto langsung terseret karena Rias menggoyangkan tubuhnya.

"Ahh... ya ada apa?"

"Kau melamun, lalu bagaimana jawabanmu?" Tanya Rias meminta kepastian.

"Maaf tadi aku sedang memikirkan tawaranmu tapi sebelum itu bisakah aku bertanya?"

Rias mengangguk. "Tentu saja, memang apa yang ingin kau tanyakan?"

"Apa alasanmu ingin menjadikanku menjadi Peeragemu, apa karena kekuatanku?"

Rias tersentak sebenarnya bukan itu alasannya, ia harus mengakui ini adalah permintaan hatinya ia juga tak mengerti kenapa ia sangat menginkan Naruto menjadi Peeragenya keluar dari kekuatan yang dimilikinya.

"Bukan, aku tidak menginginkan kekuatanmu tapi ini hanya permintaanyang sepintas muncul dihatiku tapi terlebih dari itu aku ingin mengenalmu lebih jauh tapi jika kau menolak aku akan menghargai keputusanmu" Rias tersenyum kemudian.

Mendengar itu Naruto tersenyum ia tak melihat setitikpun kebohongan dari iris Blue Green milik Rias yang ia lihat hanya kejujuran dan ketulusan, dan ia senang akan itu karena ada yang mau berteman dengan dirinya dengan memandangnya sebagai Naruto.

"Baiklah, jadi aku putuskan..."

Naruto mengambil nafas sejenak. "Aku terima tawaran menjadi Peeragemu"

~XXX~ Tobe Continued ~XXX~


Bukan Update Fic yang laen malah buat cerita gaje seperti ini, hahahaha karena Author mendapat ide dan langsung buat dua fict langsung tapi yang satunya akan saya Publish setelah Fiction yang lainnya udah tamat...

Pasti banyak pertanyaaan dari Reader kenapa Naru mudah sekali bergabung dengan Peerage Rias dan berpikir ini udah mainstream... karena alasannya rahasia dan sedikit bocoran yaitu Naruto akan bertemu sama kedua orang tuanya lagi... but sebagai teman ataukah musuh lihat kedepannya? Siapa yang tahu... dan alasan kenapa Naruto menerima menjadi Peerage Rias selain penjelasan Kurama dan Shukaku diatas adalah karena kedepannya ini akan memuluskan jalan cerita yang akan Author buat... chapter depan atau chapter tiga nanti kalian akan mengerti alasannya.

Dan akan ada banyak kejutan di Chapter depan dan sebenarnya chapter depan adalah Raiser datang keruang klub Rias... kita lihat nanti apa yang akan terjadi kejutan atau justru sebaliknya.

Dan yang terakhir untuk pair ini adalah pertama kali saya buat Harem dan kebanyakan bilang Harem tanpa Lemon itu hambar jadi saya tak tahu mau buat Lemon atau tidak mungkin hanya sebatas Lime aja... untuk Pair Rahasia tapi Pair udah mainstream kok dan saya tak ingin melawan arus hahaha good job...

DONT FORGET FOR

R

E

V

I

E

W