Brightless Sun

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warning : Boys Love, Yaoi, Shounen-ai, Gaje, Typos

Genre : Angst, Hurt/Comfort, Romance

A Naruto fanfiction

Prolog

"Kalau begitu ayo kita buat perjanjian."

"perjanjian?"

"Ya! sebuah perjanjian!"

"Karena aku sudah menunjukan gambar yang berisi impianku, suatu saat nanti- jika kau menemukan impianmu- kau juga harus menunjukan lukisan impianmu padaku. Aku tidak peduli apapun yang terjadi. Mulai sekarang ini adalah janji seumur hidupmu!"

"Kau memang selalu seenaknya sendiri ya?"

…..

"Apa yang kau inginkan? bersikaplah seperti pasien yang seharusnya!"

"Aku ingin menjadi kekasihmu!"

"Kau gila!"

"Aku akan bertanggung jawab dan membuatmu kembali seperti dulu."

"Silahkan saja terus bermimpi sesukamu, tapi aku tidak akan pernah sudi menjadi kekasih pria pesakitan sepertimu!"

….

"Kenapa?"

"Hm?"

"Kenapa kau terus mencintaiku, padahal aku terus menyakitimu?"

"Jawabannya sudah jelas bukan? Karena aku mencintaimu."

"Berhentilah mengatakan omong kosong!"

"Aku mencintaimu, seperti aku bernafas. Tidak peduli sesakit apapun, aku tidak bisa berhenti mencintaimu. Karena dengan berhenti mencintaimu sama artinya berhenti bernafas. Sesulit apapun, sesakit apapun, mencintaimu tak akan pernah lebih sakit ketika aku harus melepasmu."

….

"Dia mengidap Chronic Myeloid Leukimia atau singkatnya CML. Sebagai seorang dokter, kau juga pasti pernah mendengarnya."

"Hm"

"Saat ini dia sudah memasuki fase akselerasi, obat yang diberikan juga menunjukan hasil negatif. Sebaiknya kita bersiap untuk kemungkinan terburuk."

"Jangan pernah mengatakan kau mencintaiku."

"Dan kau sendiri selalu mengatakan bahwa kau mencintaiku sesuka hatimu, bahkan saat aku tahu kata itu tidak kau tujukan untuk ku."

"Itu semua karena aku egois, karena aku lemah, karena….karena aku takut akan tersakiti saat kau pergi."

"DAN KAU TIDAK PEDULI BAGAIMANA SAKITNYA AKU SAAT KAU PERGI"

…..

"Berhentilah berpura-pura, karena sekarang aku mengerti ketakutanmu yang sebenarnya."

"Apa mak-"

"Aku, dulu saat kau pergi banyak hal yang terjadi. Ayahku meninggal hari dimana kau pergi, lalu tiba-tiba ibuku bukan menjadi ibu kandungku."

"A-"

"AKU BELUM SELESAI. Maaf, tapi dengarkan aku. Intinya banyak hal yang terjadi saat itu. Tapi aku berhasil melaluinya, walaupun aku berubah menjadi orang yang dingin. Aku ingin kau tahu aku ini kuat! Karena itu sedikitlah bersandar padaku dan biarkan aku mengucapkan hal itu."

"Berjanjilah padaku kau tak kan pernah hancur lagi karena aku!"

"Aku berjanji! aku akan menjadi kuat. Sekuat dirimu, orang yang paling….aku cintai."

"Dia sudah memasuki fase kritis blast!"

"Tidak mungkin….."

"PERGI!"

"Maafkan Ibu, nak."

"AKU BILANG PERGI!"

"HENTIKAN!"

….

"Kenapa kau tidak menyerah?"

"Entahlah, mungkin karena aku seorang ibu."

"Kau masih bisa berbicara seperti itu setelah meninggalkan anakmu sendiri? Lucu sekali."

"Maafkan aku. Aku…."

"Sekarang aku bukan anakmu, tapi kau memiliki anak lain yang harus kau jaga sebagai anakmu. Setidaknya, sayangilah dan jaga dia untuk ku."

"Kau tertidur sangat lama."

"Aku bermimpi terlalu indah."

"Begitukah?"

"Kau mau mendengarnya?"

"Impian pertamaku,"

"Hm?"

"Aku rasa aku aku sudah mewujudkannya."

"Apa itu?"

"Aku ingin melukis bersama orang yang aku cintai, dibawah pohon sakura."

"Apa yang akan kau lakukan jika aku mati?"

"Apa yang kau bicarakan?"

"Aku serius! Aku mohon jawablah! Aku ingin mati dengan mengetahuinya."

"Baiklah, hmm… mungkin aku akan menghabiskan waktuku dengan selalu mengingatmu."

"Kau-"

"Bercanda….. kau ini serius sekali!"

"Aku sudah bilang aku serius!"

"Baiklah, baiklah,….. walaupun aku benci memikirkan hal itu tapi aku akan menjawab untukmu. Aku akan tetap berkerja dengan giat dan menjadi dokter yang terbaik agar bisa menyembuhkan semua pasienku. Aku akan makan dengan teratur dan tetap menjaga kebersihan diri. Sesekali mungkin akan pergi berlibur dan makan diluar bersama teman-teman dan ibu. Kesimpulannya aku akan tetap baik-baik saja."

"Begitukah?"

"Ah, tapi mungkin aku juga akan mewujudkan beberapa impianmu yang belum terwujud. Setidaknya kau tidak perlu bergentayangan dan menjadi arwah penasaran."

"Syukurlah kalau begitu."

"Dan yang paling penting, disela-sela waktuku aku akan selalu mengingatmu. Saat matahari terik musim panas mengusik tidurku. Saat daun momiji kering berderik oleh angin akibat sepeda yang kupacu kencang agar tidak terlambat kerja. Saat aku menatap sakura yang menyangkutkan beberapa helai kelopaknya dirambutku. Saat aroma petrichor menguar dari air hujan yang menyiram tanah. Atau bahkan saat langkah kakiku mengukir jejak yang dalam di hari bersalju. Kapanpun itu aku akan mengenangmu. Sesekali mungkin menangis mengingatmu. Tapi aku akan tetap hidup dengan baik dan kembali tersenyum."

"Hmmm…"

"Bukan karena alasan lain, hanya agar semua orang tahu. Bahwa biarpun cahayanya telah redup kau akan selalu bersinar dihatiku. Karena itu…..keep shine my brigthless sun, Namikaze Naruto."

…..

TBC?

well, saya author baru jadi tidak ahli menulis. Tapi karena kecintaan saya pada fandom ini saya ingin mencoba menulis. Karena itu senpai-tachi dan readers sekalian, dozo yoroshiku onengaishimasu!