Ini seharusnya tidak terjadi, mimpi buruk yang seharusnya tidak terjadi. Aku tidak mau kehilangan siapapun, sudah cukup Minato yang tewas saat itu. Jangan sampai ada orang lain yang kusayangi ikut menjadi korbannya.
"Tenanglah, aku akan menyelamatkan putrimu serta dirimu."
Aku menoleh, manik Violetku menatap terkejut dengan seorang pria yang tiba-tiba datang menyelamatkan kami. Topeng polosnya menatap lurus ke arah kobaran api yang menghalangi jalan kami. Aku mengeratkan pelukanku terhadap anak perempuanku, ia satu-satunya harga berhagaku.
"Ikuti aba-aba dariku, lalu kita akan berlari meninggalkan tempat ini." Aku mengangguk saat dia memberikan sebuah instruksi. "Sekarang, kau berdiri dibelakangku, eratkan pelukanmu terhadap anakmu, lalu kita akan berlari. Aku akan berada didepan untuk menunjukkan jalannya." Kembali aku mengangguk menyetujui permintaannya.
Gigiku bergemelatuk menatap ke arah punggung pria itu. Perasaan menyesal mulai menggerogoti hatiku, aku menyesal kembali ke rumah ini, sangat menyesal. Aku seakan diberikan sebuah kesialan.
Aku ingin menghilangkan semua masalah ini, namun...
"Kau akan pergi meninggalkan tempat ini, dan memulai kehidupan lain."
Dia masih menerobos kayu-kayu yang menghalangi kami. Dia sungguh kuat, aku tidak tau apa yang membuatnya menjadi seperti itu, namun dia telah menyelamatkan kami berdua dari kobaran ini. Aku harus berterima kasih kepadanya. Harus!
"Um, aku akan menuruti permintaanmu. Aku akan memulai kehidupan lain."
Yah, aku harus memulai kehidupan lain, dan berjalan kedepan.
Harus!
...
Naruto by Masashi Kishimoto
Warning: OOC, AU-Setting Era Modern, Typo, Not Incest.
Pair: Naruto x Kushina
...
..
.
Assassin
...
Enjoy it!
Chapter 1
...
"Naruto, apa Naruko sudah bangun? Dia sangat sulit untuk dibangunkan." Pinta seorang wanita berambut merah, ia masih sibuk dengan dapurnya. Wanita itu memasak beberapa Ramen untuknya dan keluarganya.
Pria pirang yang sedang minum teh itu beranjak dari tempatnya duduk. Ia kemudian berjalan ke sebuah kamar yang tidak jauh dari ruang tamu itu, dia membuka pintu kamar itu untuk memeriksa apakah Naruko sudah bangun atau belum. Naruto melihat Naruko yang sedang mengucek matanya, gadis itu menguap lebar.
"Hey, ayo bangun. Kaasanmu sudah menyiapkan sarapannya!" ujarnya kepada gadis yang baru saja bangun itu. Pria itu kemudian kembali berjalan menuju meja makan. "Kushina, kau memasak... ramen? Tumben, biasanya aku yang memasak ramen tersebut."
"Sekali-kali aku memasak ramen ini, Naruto-koi. Aku tidak mau jika Naruko nanti tidak mau berbicara denganku selama seminggu, ia kan rindu dengan ramen buatanku."
Naruto tersenyum, kemudian mencium pipi perempuan berambut merah itu, membuat wajahnya merona. "Kau Ibu yang baik, Kushina-chan."
"Selamat pagi, Kaachan, Touchan."
Naruto dan Kushina menoleh ke arah kamar Naruko, mereka berdua melihat Naruko yang masih menggunakan piyama miliknya, terkadang gadis itu menguap lebar saat berjalan menuju meja makan.
"Pagi Naru-chan, sebaiknya mandi terlebih dahulu, kau tidak mau kan kalau kau tertidur saat sarapan Ramen?"
Gadis berumur 12 tahun itu pun mengangguk, kemudian berjalan ke kamar mandi yang tidak jauh dari ruangan tersebut. Sementara Naruto kembali menikmati sarapannya, senyum tipis menghiasi wajahnya. Dirinya tak menyangka kalau dia akan menikah serta mempunyai sebuah keluarga kecil seperti ini.
"Kushina-chan, mungkin aku akan pulang terlambat. Jadi maafkan aku kalau kita tidak bisa makan malam bersama."
Kushina menggelengkan kepalanya, ia tersenyum mendengar perkataan Naruto barusan. "Tidak masalah, kau bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan kami. Aku sangat berterima kasih padamu yang menjadikanku seorang Istri."
"Aku akan menerimamu apa adanya Kushina-chan. Aku tidak peduli walaupun kau punya anak atau tidak, aku tetap akan terus mencintaimu."
Keduanya tersenyum satu sama lain, Kushina sendiri telah kehilangan orang-orang terdekatnya, termasuk Suaminya dulu-Minato Namikaze. Lalu sekarang ia memulai kehidupan barunya bersama Naruto Uzumaki, seorang pria kantoran yang terlihat biasa saja.
Kushina serta Naruko diselamatkan oleh seorang pria dengan sebuah topeng yang menutupi wajahnya, suara datarnya masih teringat jelas ditelinga Kushina. Ia ingin bertemu kembali dengan pria itu, dan berterima kasih padanya karena sudah menyelamatkan nyawanya serta putri semata wayangnya.
Namun setelah kejadian itu, Kushina tidak pernah bertemu dengan pria itu. Sang Pria seolah menghilang ditelan bumi, ia tidak pernah mendapatkan kabar darinya. Dia tidak tau dimana pria itu sekarang.
"Terima kasih atas makanannya."
Lamunan Kushina buyar saat mendengar perkataan Naruto barusan, ia kemudian melihat Naruko yang sedang menikmati ramennya. "Aku... melamun dari tadi."
"Jangan terus melamun loh." Ujar Naruto yang tertawa geli melihat wajah melamun milik Kushina. Ia kemudian berjalan ke tempat wastafel untuk meletakkan alat makan miliknya. "Naruko-chan, habiskan sarapanmu, kau tidak mau lemas saat disekolah kan?" Naruko mengangguk kecil, ia kemudian menghabiskan sarapan paginya, kemudian beranjak dari tempatnya duduk.
Naruko sudah bersiap dengan pakaiannya dari tadi, saat Kushina masih melamunkan kejadian masa lalunya. Sebuah masa lalu yang sangat kelam bagi Kushina.
"Kalau begitu, kami berangkat! Jaga rumah baik-baik!" Naruto mempersiapkan semua barangnya, ia kemudian mencium pipi Kushina, dan pergi menuju pintu keluar apartemen tersebut.
"Kami berangkat Kaachan," ujar Naruko sembari mencium pipi sang Ibu. Gadis itu mengikuti Sang Ayah untuk pergi ke sekolah.
Sekarang tinggal Kushina sendiri di apartemen tersebut, ia menghela nafas panjang kemudian menghabiskan ramen miliknya. Wanit itu pun membersihkan meja makan serta peralatan makannya.
"Daridulu aku memimpikan kehidupan normal seperti ini..." gumamnya entah kepada siapa.
...
..
.
"Clan itu telah punah, mereka sudah tidak ada lagi di muka bumi ini." Ujar seorang pria yang sedang duduk disebuah kursi, ia meminum sebuah wine yang berada ditangan kanannya. "Aku bisa terbebas dari semua tuntutan Clan tersebut."
"Yah, mungkin aku setuju denganmu, lagipula Clan tersebut sudah menguasai hampir seluruh wilayah perdagangan Negara ini. Tapi tidak kusangka kalau kau akan berkhianat," pria yang lain menyahutnya dengan kekehan geli, ia kemudian meminum wine yang telah disediakan oleh beberapa pelayannya.
Tiba-tiba mereka berdua dikejutkan dengan kedatangan seorang pria besar berambut orange, ia berdiri tepat didepan kedua orang tersebut. "Maafkan aku mengganggu acara kalian, tapi aku mempunyai sebuah informasi."
"Katakan!"
"Aku menemukan keberadaan salah seorang anggota Clan itu, dia masih hidup dan menjalani kehidupan normal." Ujar pria besar itu kepada keduanya, pria itu mengangkat sebelah alisnya setelah melihat kedua bossnya itu terkejut. "Boss, apa tindakan selanjutnya?"
"Cukup awasi dia, jika ada pergerakan mencurigakan darinya, tangkap dia!" Pria besar itu mengangguk, ia pun pergi dari tempat tersebut. "Tak kusangka, masih ada anggota yang berkeliaran."
"Ya, kita harus membasmi mereka sampai ke akar-akarnya. Aku tidak mau ada yang tau kalau kita dalang dari semua ini. Cih, aku harap pemerintah tidak melihat ke arah sini."
"Jika pemerintah melihat kemari, kita akan dibinasakan juga. Tapi itu tidak akan terjadi, aku yakin itu."
...
..
"Jadi, mereka yang membasmi Clan tersebut. Bukti sudah ditemukan, aku tinggal membunuh mereka semua."
Dan sosok itu hilang tanpa jejak...
...
..
.
Setelah Kushina berhasil kabur dari Mansion yang terbakar, pria yang menyelamatkannya itu menghilang tanpa jejak, meninggalkan dirinya yang akan menjalani kehidupan lain. Wanita berambut merah itu menghela nafas, ia tidak tahu harus kemana.
Mungkin ke Kyoto.
Kushina terus berjalan sambil membawa Naruko, wanita itu telihat sangat kotor serta kumuh, luka-luka masih ada disekitar tubuhnya, namun dirinya berusaha untuk menahan luka-luka tersebut.
"Nona!"
Kushina menoleh kebelakang, ia melihat seorang pria pirang tengah berlari kepada dirinya. Pria itu mengingatkannya kepada Minato—suaminya yang meninggal. Apakah dia adalah suaminya? Atau Reinkarnasi dari Suaminya?
Bukan, batin Kushina berkata kalau dia bukanlah Reinkarnasi ataupun suaminya. Dia hanyalah seorang penyelamat bagi dirinya serta Naruko. Seseorang yang menolongnya setelah keluar dari Mansion terbakar itu.
Penglihatan Kushina pun kabur, ia tersenyum sebelum pingsan dijalan saat pria pirang itu menolongnya.
4 hari kemudian, Kushina telah sadar dari komanya, ia menatap langit-langit ruangan yang berwarna orange, disekitarnya bau maskulin menyerebak menggelitik indra penciumannya. "Ini..."
"Oh, nona sudah bangun? Bagaimana perasaanmu sekarang?"
"Aku..."
"Sebaiknya kau tidak usah berbicara, mungkin kau butuh istirahat." Saran pria yang telah merawatnya itu. "Sekarang kau berada di apartemenku, aku tinggal disini sendirian, kebetulan juga aku bisa merawat orang sakit." Jelas pria tersebut, ia meletakkan baskom berisi air hangat serta handuk yang sudah basah dimeja lampu sebelah ranjang itu. Pria itu kemudian mulai memasukkan handuk itu ke air hangat, lalu memerasnya. "Sekarang, tidurlah! Kau perlu beristirahat." Pinta pria itu, Kushina mengangguk, ia membaringkan tubuhnya di atas kasur, kemudian pria itu menyeka wajah putih Kushina dengan lembut. Membersihkan kotoran yang menempel diwajah wanita tersebut.
"Aku sudah berapa hari disini."
"Sekitar 4 hari."
"..." Kushina terlihat berpikir sejenak, sebelum ia dikejutkan dengan sebuah fakta. "Dimana Naruko!?"
Pria itu sedikit tersentak, kemudian tersenyum tipis sambil menatap wajah terkejut milik Kushina. "Anakmu dikamar sebelah, lebih tepatnya kamar tamu. Sementara aku beberapa hari ini tidur diruang tamu." Kuhsina menghela nafas lega mendengarnya. Sementara pria itu mengembalikan handuk basah itu dibaskom yang ia bawa. "Aku akan kembali dan memasakkan sesuatu untukmu."
Pria itu pergi meninggalkan Kushina sendirian di ranjang tidur itu. Wanita itu tersenyum menatap punggung lebar lelaki itu, mungkin ia akan bahagia jika menikahi lelaki tersebut.
Ya, bahagia...
Seperti sekarang, Kushina saat ini sedang menyalakan televisinya. Ia sedang beristirahat dari rutinitasnya sebagai Ibu rumah tangga, dirinya sangat senang saat memulai kehidupan barunya bersama Naruto—pria yang menolongnya saat itu. Seorang pria biasa yang menolongnya, merawatnya saat dia sakit, dan selalu mengantar Naruko ke sekolah. Naruto adalah pria idaman bagi para wanita diluar sana, ia tidak menyangka akan menikahi pria itu.
Kushina Uzumaki...
Nama keluarga yang diberikan Naruto, nama keluarga itu seolah sangat berharga bagi Kushina. Dirinya memang ingin hidup normal, dan inilah saatnya ia menjalani kehidupan normal miliknya.
"Mungkin tidur sebentar bisa menjernihkan pikiran." Gumamnya yang kemudian tidur di atas sofa.
...
..
.
"Kau bodoh, kenapa kau tangkap dia!? Seharusnya kau awasi, dan jika dia berbuat mencurigakan, tangkap! Bukan menangkapnya!"
Sayup-sayup, Kushina mendengar seseorang yang tengah memarahi orang lain. Ia mulai membuka matanya, manik violet tersebut mulai mengedarkan arah pandangnya ke sudut ruangan tersebut. Wanita itu mengerutkan dahinya, entah kenapa dia tidak bisa bergerak sama sekali, dan dia tidak dapat berbicara.
Apa ini?
"Oh, dia sudah bangun. Selamat datang, Kushina Namikaze... anggota terakhir dari Clan Namikaze. Perkenalkan, Kiba Inuzuka."
Kushina ingat, dia dari keluarga Inuzuka—salah satu teman dari suaminya yang meninggal. Lalu, kenapa dia ada disini!?
"Jangan khawatir, kau akan baik-baik saja disini. Lagipula, aku akan memberikan sesuatu kepadamu."
Dibalik gelapnya ruangan itu, sosok pria berjalan ke arahnya, manik violetnya melebar sempurna saat sosok itu mulai tersorot oleh lampu remang-remang tersebut.
Sosok yang diketahui sudah meninggal saat itu. Sosok yang sangat dicintainya dulu, seorang pria pirang yang sedang tersenyum jahat kepada dirinya.
"Minato Namikaze!"
Lelehan air mata Kushina mulai turun, ia senang bertemu dengan Minato, namun dilain pihak ia merasakan sebuah bahaya yang berasal dari pria didepannya itu. "Selamat malam, Kushi-chan. Sudah berapa tahun kita tidak bertemu? Mungkin 5 tahun kita tidak bertemu, dan kau sudah menemukan tambatan hati yang lain?"
Sekelebat, bayangan Naruto ada didepannya.
"Tapi, kau tidak akan mungkin bertemu dengannya lagi setelah ini..." gumam Minato dengan senyuman jahatnya.
...
..
.
TBC
...
..
Ada 2 atau 3 Chapter, untuk Uzumaki Family, akan dilanjut cuman saya mau jadi Juri terlebih dahulu. Makasih.
