Kilatan cahaya kamera berlomba-lomba menangkap sosok laki laki yang sedang berdiri dengan senyum ramahnya. Sesekali matanya mengikuti arah permintaan wartawan. Lalu dengan sedikit memaksa ia berjalan meninggalkan red carpet, dengan mata yang terlihat seperti sedang mencari seseorang
Sementara seorang wanita turun dari mobil dengan duffel bag ditangannya, berjalan tergesa-gesa. Dengan tangan kiri yang terus melihat layar hp. "Ayolah angkat," sedari tadi ia merapalkan kalimat itu
Matanya mengedar ke sekitar dan tak lama menangkap laki-laki mungil yang terlihat kebingungan tak jauh dari jaraknya
"Baekhyunie!" seru wanita itu sambil melambaikan tangannya. Lelaki itu menoleh ke asal suara dan seketika tersenyum. Dengan sedikit berlari, ia menghampiri wanita itu dan mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan sosok dihadapannya
"Kau baik baik saja? Dia tidak datang kan?" tanya wanita itu khawatir
"Irene noona, aku baik baik saja, tenanglah" ucap Baekhyun sambil mengusap peluh di dahi sosok yang ia panggil dengan noona
Irene melihat Baekhyun dengan pandangan marah. "Kau tau betapa paniknya aku ketika mereka bilang kau pergi tanpa team kita? Apa kau bahagia dengan bertindak bodoh seperti ini?" tanya Irene kesal
Baekhyun hanya tersenyum mengelus tangan Irene, mencoba menenangkan. "Apa noona sekarang tertular Minseokie hyung? Ayolah, marah marah sama sekali tidak cocok dengan noona" bujuk Baekhyun dengan senyum manis diwajahnya
"Dengar Baekhyun, jika kau berani melakukan ini sekali lagi, aku pastikan kau tidak akan melihat namaku di agensi busuk itu" Irene mengacungkan telunjuknya saat berbicara, serius dengan peringatannya
Baekhyun tahu betul kesalahannya. Dan kemarahan Irene adalah wajar. Namun ia benar benar tidak suka dengan ide baru agensinya dan ini adalah satu bentuk protesnya
"Aku tau noona tidak akan pernah bisa marah padaku" jawab Baekhyun menyunggingkan senyum manis dengan dua tangannya yang memainkan pelan tangan Irene
Irene memicingkan matanya pada baekhyun, menatap jengkel. Lelaki itu selalu saja punya jawaban yang mampu meredam amarahnya
Irene sebenarnya sadar mengapa Baekhyun melakukan ini. Sungguh kejadian ini bukan kali pertama. Namun Irene hanya akan berpura tidak mengerti mengapa Baekhyun melakukan itu dan menjalankan posisinya, hanya sebagai asisten seorang Baekhyun, seorang idol kelas atas. Seperti sosok polos yang tak mengerti permainan industri hiburan
Jika Irene hanya berpura polos, maka sosok didepannya ini adalah makna sebenarnya dari kata innocent. Ia hanya bertanya kenapa, lalu melakukan aksi tidak setujunya, dan berakhir dengan tetap menjalankan kewajibannya sebagai pencetak pundi uang
Ia tak pernah bertanya lebih jauh. Argumentasinya selalu konstan, keputusannya final dengan jawaban "Aku tak ingin membohongi penggemarku dan aku tidak di posisi yang sedang terdesak akan kebutuhan cinta". Semua staff tau Baekhyun mencintai pekerjaannya
"Noona? kau ingin kita disini berdiri sepanjang acara?" Baekhyun sudah menarik tangan Irene bermaksud mengajak ke ruang ganti
"Baik. Bagaimanapun otakku butuh istirahat" keluh Irene sambil berjalan mengikuti Baekhyun, membuat Baekhyun terkekeh pelan mendengarnya
Sesampainya di ruang, Irene segera mencari tempat duduk dan Baekhyun tergesa berganti outfit. Terasa sebentar menyandarkan tubuh, namun notif pesan yang terus bermunculan memaksa Irene mengangkat punggung malasnya. "Ya ampun apalagi kali ini" Irene menghela napas
Ya, orang orang di tempatnya bekerja selalu seperti ini. Jika Irene tidak segera merespon, mereka akan terus mengirim dan menelfon sampai Irene mengangkatnya. Tidak jika itu bukan hal yang mendesak, alasan mereka. Terasa wajar mengapa Irene menghela napas, mencoba menenangkan diri
Seketika mata Irene membola begitu melihat apa yang muncul di layar hpnya. "Astaga lelucon macam apa ini" sontak Irene segera berjalan cepat menuju seseorang
Baekhyun yang baru selesai dengan pakaiannya menggeser pintu kamar pas. Namun ia dikejutkan oleh Irene yang sejurus cepat menarik tangannya
"Noona?" tanya Baekhyun. Irene tak menjawab dan hanya melanjutkan langkahnya. Baekhyun mengernyitkan alisnya tak mengerti
"Noona, katakan sebenarnya ada apa" Baekhyun tidak tahan lagi. Mereka sudah berjalan meninggalkan ruang ganti dan Irene belum mengucapkan sepatah katapun. "Noona..." Baekhyun terus mencoba. Tangannya terus berpegangan pada Irene yang berjalan di depannya. Beberapa idol yang mereka lewati terlihat heran betapa tergesanya mereka
Irene melepaskan tangannya begitu mereka berada di parking lot. Berdebat di waiting room dengan banyak idol lain hanya akan menjadi hiburan bagi 'mereka', maka dari itu Irene perlu tempat bicara yang lebih sepi
Baekhyun menatapnya penuh tanya sementara Irene memejamkan matanya, menghela napas panjang. "Aku tidak tau kau bisa melakukan hal sebodoh ini" Irene bisa melihat bagaimana ekspresi bingung Baekhyun merespon ucapannya
"Noona sebenarnya apa yang sedang kau bicarakan?" Tanya baekhyun dengan suara pelan
Irene menarik napas panjang. "Kau menerima permintaan media play dari agensi itu? Kau sendiri yang mengatakan tidak ingin membohongi penggemarmu, tidak membutuhkan cinta, lalu kenapa kau melakukan ini?!" Bentak Irene
"Noona, a-aku benar benar tak mengerti apa yang kau bicarakan" Jawab Baekhyun terheran
Tampak jelas Irene yang mencoba menahan emosi dan Baekhyun yang terdiam tak mengerti. Raut kekesalan wanita di hadapannya tak cukup menjelaskan alasan kemarahannya
Sebenarnya pertengkaran adalah hal lumrah dalam hubungan mereka. Irene yang sering memarahi Baekhyun bukan sesuatu yang baru
Bagaimana dulu, dihari kedua belas Irene bekerja, belum tepat dua minggu hari kerjanya, postingan lelaki mungil itu menjadi bahan evaluasi teamnya. Sedikit rumor yang membuatnya dimarahi habis-habisan
Lalu sebulan hari kerjanya, Baekhyun yang mendadak hilang menjadi alasan manager team divisinyanya rela turun langsung hanya untuk memaki Irene
Dulu, setiap kali Irene menegur, Baekhyun hanya merespon "maaf" sambil menundukkan kepalanya. Namun seiring berjalannya waktu, Baekhyun mulai berani menggoda Irene dengan mengatakan "aku tau noona tidak akan bisa marah padaku" sambil menunjukan senyumnya. Ya, bagaimanapun Baekhyun benar. Seberapa jauh Baekhyun melewati aturan agensi, seberapa keras makian Irene, Baekhyun tetaplah Baekhyun
Sikap keras Irene bukan tanpa alasan. Ia hanya takut lelaki 17 tahun itu menjadi bulan-bulanan media. Belum lagi sikap keras orang di dalam agensinya. Ia hanya ingin Baekhyun tak melakukan kesalahan, tak ubahnya sayang seorang kakak pada adik
Hanya kali ini berbeda. Baekhyun merasa sedikit pusing dengan keadaan ini. Ia tidak menerima permintaan media play dari pihak manapun. Namun melihat raut Irene yang benar benar terlihat marah membuat Baekhyun bingung.
Dan bagai slow motion; secepat ia mengangkat kelopak matanya dari pejaman singkatnya, sekilat itupun ia melihat banyak sekali cahaya kamera datang menjemputnya
Sesosok laki-laki jangkung berjalan ke arah mereka. Diikuti berpuluh wartawan dibelakangnya. Irene yang terkejut menoleh ke arah Baekhyun dan direspon dengan tatapan tak kalah heran oleh lelaki itu. Dengan spontan, Irene menarik tubuh Baekhyun bermaksud melindunginya dari wartawan
"Bagaimana bisa wartawan masuk ke parking area seperti ini?" batin Irene. Sekalipun foto yang akan dirilis tampak biasa saja tapi kalimat yang ditambahkan media membuat efek luar biasa
Bagaimana lelaki itu berjalan tenang menuju mereka, membuat Irene dan Baekhyun bingung. Sambil terus berpikir, sesekali Irene menoleh ke belakang memeriksa Baekhyun
"Kau tidak ap-"
"Long time no see, Chéri" belum sempat Irene menyelesaikan tanya pada Baekhyun, lelaki tinggi itu kini sudah berada tepat di hadapan mereka
Irene terheran diam sementara Baekhyun terdiam tak mengerti. Tak sadar mata mereka, Baekhyun dan lelaki itu, bertemu ketika si mungil mengintip dibalik tubuh personal asistant-nya
"Park...Chanyeol-shi?" balas Irene, setengah menyapa setengah bertanya-akibat keterkejutannya, dengan tangannya yang masih digenggam erat oleh Baekhyun
"Kenapa tiba-tiba pergi tanpa memberitahuku hm?" Tanya lelaki yang disebut 'Park Chanyeol' oleh Irene tadi
Irene memiringkan kepalanya, memandang lelaki itu heran. Baekhyun yang tampak kebingungan sepertinya punya kesimpulan sementara. Ia menggoyang tangan Irene pelan, "Lelaki itu... pacar noona?" bisik Baekhyun dari belakang sambil terus memperhatikan lelaki itu
Suasana yang tak dipahami Baekhyun, Irene yang bingung dan Chanyeol yang masih setia menyunggingkan senyum, membuat mereka seperti lupa; nyatanya mereka masih diiringi suara sibuk kamera
xxx
Tepat sehari sebelumnya
"Ayah ingin aku apa?" Chanyeol memandang ayahnya dengan pandangan tak percaya
Sang ayah tersenyum mendengar pertanyaan tak berguna dari anaknya. Jelas baru beberapa saat yang lalu, maksud kedatangannya sudah ia utarakan dengan jelas
"Ayah ingin kau mengencani dia" jawab Park Geun Hyung mengulang kembali kalimat yang sama
Chanyeol terperangah tak membalas ucapan ayahnya. Ia bahkan meninggalkan pekerjaan di awal setelah ayahnya meminta bertemu. Berdebat dengan ayah sendiri sepagi ini tentu bukan ide yang bagus, Chanyeol pun berpikir begitu
"Hidup dan rencana..." Geun Hyung bergumam pelan
"Apapun yang kau rencanakan, sampai itu belum terjadi, itu hanya rencana"
Chanyeol hanya diam tak mengerti, memilih menunggu kalimat selanjutnya
"Kau tau apa yang paling dekat dengan rencana?" tanya Geun Hyung. "Wacana" ujarnya kembali setengah berbisik
Chanyeol memandang datar sosok di depannya, bibirnya sedikit menyungging. Singkatnya, Chanyeol sudah sangat mengerti kemana arah pembicaran ayahnya. Kilas balik, bagaimana perdebatan mereka menjadi sangat intens dimulai dua minggu yang lalu. Sejak sang ayah terus memerintahnya untuk berkencan dengan seseorang yang bahkan ia tak tau rupanya. Mungkin Chanyeol akan sedikit mempertimbangkan jika saat ini ia sendiri. Namun kenyataannya adalah hatinya sudah menjadi milik orang lain
Seminggu yang lalu, perdebatan mereka menjadi lebih mesra. Chanyeol yang keluar dari ruang kerja Geun Hyung dengan mengelus pintu hingga rusak akibat sentuhannya dan dibalas oleh sang Ayah dengan sedikit menyentuh sumber kebahagiaan Chanyeol; kekasihnya
Maka dengan sangat sadar, Chanyeol tidak ingin mengambil resiko. Meski ini adalah hal yang paling tidak ia sukai, namun ia tau kejadian seminggu yang lalu pantas dijadikan preseden, bagaimanapun ini menyangkut masa depannya
"Kapan?" Chanyeol akhirnya membuka suara
Satu senyuman puas terlukis di wajah Geun Hyung, seakan bangga pada anaknya. "Secepatnya" ucap Geun Hyung dan ia tertawa keras setelahnya
"Baik. Akan ku lakukan, secepatnya. Hanya... berhenti menyentuh orang orang di sekitarku. Itu menggangguku" ucap Chanyeol tampak berusaha tak terbawa emosi
Geun Hyung mengangguk-anggukan kepalanya, menyiratkan ia setuju. "Penawaran dan perjanjian. Inilah hidup, anakku" ucapnya sambil merangkul bahu sang anak
Chanyeol hanya berdeham pelan menanggapi ucapan ayahnya. Ia bukanlah lelaki bodoh 28 tahun yang tidak mengerti mengapa orangtuanya melakukan ini. Sepuluh hari menjelang pendaftaran resmi, tentu ayahnya membutuhkan ini
xxx
Masih dengan berpuluh kamera yang setia merekam
Baekhyun mengedarkan mata kecilnya ke sekitar, sedikit mempoutkan bibirnya. Kesal dengan wanita yang selalu ia sebut 'noona' didepannya ini. "Bahkan punya waktu untuk berkencan setelah memarahiku setiap hari? Noona benar benar" batinnya
"Maaf?" Irene menjawab pertanyaan Chanyeol sebelumnya
"Pergi tanpa memberitauku, apa kau senang melakukan itu?" ulang Chanyeol lagi
Baekhyun mengerutkan keningnya kesal. Mendatangkan wartawan sebanyak ini hanya untuk menjemput Irene? Bahkan masalahnya dengan Irene belum selesai. Lalu laki-laki ini datang bak pahlawan. Ia merasa seperti menonton drama picisan kali ini
Tak tahan lagi, Baekhyun melangkah sehingga berdiri tepat diantara kedua orang yang menurutnya seperti sedang syuting drama murahan. "Noona, selesaikan masalah noona. Karena aku ingin menyelesaikan pekerjaanku" Baekhyun berlalu meninggalkan Irene dan Chanyeol
Setelah berjalan menjauh, Baekhyun terkekeh pelan. Bagaimana perempuan yang selalu bersamanya akhirnya menemukan laki-laki. Mengingat betapa mengerikannya ketika ia marah sempat membuat Baekhyun berpikir akan sulit bagi Irene untuk berkencan. "Chèri? Aku tidak menyangka noona menyukai panggilan kekanakan seperti itu" Baekhyun tersenyum geli
Setidaknya kejadian tadi membuat mood Baekhyun sedikit lebih membaik. Bagaimana tidak, pagi ini untuk pertama kalinya, CEO agensinya secara khusus mengunjunginya. Menjengkelkan ketika ia meminta sesuatu dengan mengancam akan menyentuh orang-orang di sekitar Baekhyun. Memaksa Baekhyun melarikan diri dengan mematikan hpnya agar tidak diganggu. Sedikit respon tidak sukanya tentang ide gila orang nomor satu diagensinya
Tentu apa yang dilakukan Baekhyun membuat Irene kalang kabut. Namun Baekhyun bukanlah orang yang tidak bertanggung jawab. Ia tau hari ini ia harus menghadiri acara award. Maka disinilah ia yang terikat dengan kontrak kerja
Dengan gemerlapnya lampu dan megahnya panggung, kini Baekhyun duduk diantara para idol lain. Menyaksikan penampilan rookie star tahun ini sambil sesekali tersenyum. Menunggu akhir acara. Ah ya, masuk dua nominasi, menang satu award. Hadiah kerja kerasnya tahun ini. Namun, nampaknya merebahkan punggung di kasur nyaman lebih membahagiakan bagi Baekhyun daripada trophy di depannya
Tepuk tangan meriah menutup acara malam ini. Baekhyun berdiri sesekali memberi hormat dengan idol lain. Disaat lelaki itu dan semua yang hadir malam ini berpikir acara sudah berakhir, MC tiba-tiba saja mendadak muncul, membuat semua terheran. "Eh? Bukannya sudah selesai?" gumam Baekhyun
"Kami perwakilan dari pihak acara memohon maaf atas ketidaknyamanan serta rumor yang meluas malam ini" sang MC membuka kalimatnya
Baekhyun menoleh ke sekitar dan melihat partisipan yang hadir malam ini juga dibuat kebingungan. "Rumor?" tanya Baekhyun dalam hati
"Juga pihak terkait yang akan memberikan klarifikasi malam ini" ucap sang MC selanjutnya
Suasana seketika terasa hening, semua menunggu. Termasuk lelaki mungil yang tampak sedikit lelah namun tak menghilangkan rasa penasarannya
Perlahan tanda tanya terjawab saat sesosok laki-laki muncul di atas stage. Prawakannya yang tegap serta rahangnya yang tegas menimbulkan decak kagum semua orang. Namun tidak dengan Baekhyun. Muka kesalnya begitu saja muncul melihat sosok tersebut. "Pacar noona... Mau apa dia?" Batin Baekhyun. Ya, sosok itu adalah Chanyeol
"Saya meminta maaf atas berita yang beredar malam ini. Rumor menjadi berkembang luas dengan sangat cepat tanpa bisa dikendalikan, saya minta maaf" ucap Chanyeol begitu lancar. Matanya terus memandangi satu titik di sayap kiri ruangan
Pandangan Chanyeol membuat lelaki mungil itu menjadi tidak nyaman dan semakin kesal. Satu satunya yang ia inginkan hanya pulang, bukan menonton drama
"Juga sikap saya yang mendadak memberikan klarifikasi seperti ini, saya minta maaf. Benar bahwa dalam foto yang beredar tersebut adalah saya Park Chanyeol, bersama dengan kekasih saya..." Chanyeol menggantungkan ucapannya
"Byun Baekhyun"
"A-apa?"
