Disclaimer : Fullmetal Alchemist punya Hiromu Arakawa loh. Kacang Telur Garuda punya PT. Garuda Food loh.

Warning : Jayus abal GJ norak cuih.


Televisi

"Kakak, Kakak!" teriak Al girang sambil loncat-loncat ala kelinci sekarat manggilin kakaknya yang lagi ngaso di kamar.

"Apa sih, Al?" Si Kakak, Sang Alchemist Terkeci—termuda yang lagi tiduran di sofa, ngerespon panggilan adiknya males-malesan, "Kenapa girang abnormal gitu?"

"Lihat ini! Lihat apa yang kubawa ini!" Masih super semangat, Al ngasih unjuk suatu benda ke Ed. Bentuknya kotak, ada kacanya di depan.

"Ha? Apaan, tuh?" tanya Ed heran waktu ngeliat benda yang dikasih unjuk Al sambil bangun dari sofa.

"Ini namanya televisi! Aku baru saja berhasil mentransmutasikannya setelah melihat contohnya di katalog majalah! Ini penemuan terbaru!"

"Televisi? Apaan lagi, tuh? Yang buat ngehubungin orang itu?"

"Bukan! Itu telepon!"

"Oh, yang bisa bikin kita pindah tempat secara ajaib itu?"

"Bukan! Itu teleportasi!"

"Kalo gitu apa dong? Acara anak-anak yang ada Tinky Winky-nya itu?"

"Bukan juga! Itu Teletubbies!"

"La-lu-a-pa-a-dik-kuuu? Jangan bikin kakakmu ini penasaran mampus, dong!" protes Ed yang akhirnya penasaran juga.

"Lewat televisi ini, kita bisa melihat gambar yang bergerak, kak!" jelas Al.

"Haaa? Maksud?" muka Ed jadi cengo.

"Aku juga tidak begitu paham, tapi... sepertinya kita bisa melihat diri kita sendiri atau orang lain di dalam televisi! Kita hanya perlu merekam diri kita dengan kamera, lalu dengan bantuan stasiun televisi mereka akan menayangkan rekaman gambar itu di televisi! Dan semua orang akan melihatnya!"

"Uwohoo? Bisa terkenal, dong?" Ed langsung ngerasa tertarik. Terkenal bukan ide buruk di otak dia. Secara dia alchemist negara... termuda, lagi! Muka udah ganteng... otak briliant... sikapnya pun gentelman! Kurang apalagi? Cuma tinggal bikin semua orang tau kekerenannya itu.

"Entahlah...," Al agak ragu juga pas ngedenger pendapat kakaknya itu.

"Cepat lihat! Cepat lihat! Aku mau lihat cara kerja televisi ini!" dengan semangat '45 Ed ngerebut televisi itu dari tangan Al, dan langsung mencet salah satu tombol paling gede yang ada di sana.

PIP! Televisi mulai nyala. Dengan gak sabar plus deg-degan Ed mengira-ngira. Apa yang bakal ditampilin televisi ini?

Dan sekelebat gambar pelan-pelan tampil di dalamnya. Latar tempat gambar itu di pegunungan batuan. Dua orang talent cewek dan cowok yang pake perlengkapan naik gunung saling teriak satu sama lain.

"Kacaaaaaaang... kacaaang... cang...," si talent cewek teriak kenceng di areal pegunungan itu sampe timbul gema.

"Teluuuuuuur... teluuur... lur...," si talent cowok juga teriak sampe timbul gema, ngebales panggilan talent cewek yang tadi.

CTIK! Ah, ada sekrup lepas di dalem otak Sang Alchemist Negara Termuda.

"SIAPA YANG KAU BILANG SI SUPER DUPER EKSTRA MINI UKURAN MIKRO HINGGA MEMBUTUHKAN MIKROSKOP TEKNOLOGI TERBARU DENGAN ZOOM IN 500 KALI LEBIH JELAS AGAR BISA MELIHATNYA, HAAAAAH?"

KRAAAK! BRAAAK! KROMPYAAANG! DUEEESH! PRAAANG! Dan ah, gak butuh waktu lama buat televisi itu ngeliat dunia sana secara live.

"Al!" dengan muka sangar Ed nengok ke adiknya yang cuma bisa dropsweat. "Jangan pernah lagi mentransmutasi benda brengsek seperti itu! Beraninya benda balok murahan itu menghinaku!"

"Hh...," dan detik itu juga Al sadar, bahwa kakak satu-satunya yang ia miliki itu gak akan pernah bisa jadi manusia beradab.

-Fin-

"Kacang telur, Garuda!" PIP!


Makasih udah baca. Review?