Naruto © Masashi Kishimoto
Inspired by Eyeshield 21 © Riichiro Inagaki, Yuusuke Murata
Warning : deskrip abal, berbau sports, AR, OOC, OCs, etc
a/n: request NaruSasu high school fict dari Ange la Nuit. Akhirnya kesampaian niat saya menulis fict berbau sports! XDD
ini bukan crossover, hanya beberapa informasi yang saya ambil dari ES21.
Chapter 1 : New Day
Salah satu hari di musim semi yang cerah.
Seorang pemuda berambut pirang itu memainkan bola kulit berbentuk oval di tangannya, sambil berjalan di antara lalu lalang orang-orang yang juga melintasi trotoar. Tangannya mengayun-ayun sambil sesekali melempar bola tersebut ke atas lalu menangkapnya kembali.
"Nananana..," senandungnya riang, mengikuti lantunan lagu yang diputar iPodnya dan terdengar di telinganya lewat headset. Salah satu lagu kesukaannya, Flower by BACK-ON. Senyuman tak pernah lepas dari wajahnya yang ramah. Mata samudranya juga bersinar, tak kalah indah dengan sinar mentari.
Ia begitu terhanyut dengan lagu yang ia dengar, sampai-sampai ia memejamkan mata dan menikmati lagunya. Karena ia menutup mata sedangkan ia sedang berjalan diantara kepadatan, tak salah jika ia menabrak beberapa orang. Ia segera kembali berkonsentrasi dengan langkahnya, namun tangan berkulit kecokelatan itu masih tak henti bermain-main dengan bola kulit yang dibawa.
"Naruto! Hey, Naruto!" seru seseorang dari arah belakang. Merasa dipanggil, pemuda itu menghentikan langkahnya dan menoleh ke sumber suara. Gadis yang memanggil tadi sedang melambai ke arah sang pemuda dan berlari mendekat. Begitu tahu siapa yang memanggilnya, ia segera membalas dengan melambaikan tangan ke arah gadis tersebut disertai dengan cengiran lima jari.
"Sakura! Pagi," sapa Naruto ramah, begitu sang gadis sudah berada disampingnya. Si gadis belum membalas sapaan itu, masih kepayahan dengan nafasnya setelah berlari. Naruto membuka tas sekolahnya, lalu menyimpan bola kulit miliknya disana. Ia juga melepas headset yang ia pakai dari telinganya,. Membiarkan benda hitam kecil itu tergantung di lehernya yang jenjang.
"Pagi, Naruto. Kau siap dengan hari pertamamu di tahun kedua?" tanya Sakura. Naruto langsung mengangguk cepat.
"Tentu saja! Aku sudah menantikan hari ini sejak dulu! Hari pertama di tahun keduaku di high school! Saat akhirnya kita diizinkan untuk memilih kegiatan ekstrakulikuler khusus!" sahut Naruto semangat.
Sakura melirik ke arah sahabatnya itu. Tubuhnya yang berkulit kecokelatan tertimpa sinar mentari pagi tampak bermandikan peluh. Dahi gadis itu kemudian mengerenyit.
"Tunggu, kenapa kau berkeringat seperti ini? Jangan bilang di hari pertamamu ini kau.."
Naruto langsung memotong ucapan Sakura,"Ssst! Nanti robot-robot Papa bisa tahu!"
Sakura yang merasa tersinggung langsung memukul kepala Naruto dengan sedikit keras,"Jangan suka memotong perkataan orang lain! Dan berhenti memanggil para pengawalmu dengan sebutan robot Papamu! Minato-san melakukan ini karena khawatir padamu, tahu!"
Naruto meringis kesakitan,"Aku tahu, Sakura.."
"Kapan kau bisa berubah, huh? Dasar," kata gadis berambut merah muda tersebut dengan nada ketus. Namun, ia sempat tersenyum kecil. Sahabatnya yang berambut pirang itu memang keras kepala dan susah diatur, namun disitulah letak keunikannya.
"Hei, ayo kita adu lari! Siapa yang pertama sampai di sekolah harus mentraktir ramen! Deal?" ajak Naruto menantang. Sakura pun ikuta bersemangat, mengikuti alur obrolan mereka. Naruto memang pemuda yang ceria dan bersemangat, kadang keceriaan dan semangatnya yang besar tersebut menular ke orang-orang di sekitarnya, termasuk Sakura yang telah menjadi sahabat Naruto sejak kecil.
"Oke! Tapi bagaimana dengan kondisi.."
"Start! Aku mendahuluimu, Sakura!" seru Naruto, lalu langsung berlari cepat. Dengan gesit ia berlari melewati kepadatan orang-orang yang juga tengah melintas di trotoar tersebut dengan cut yang tajam.
"Naruto! Hei! Tunggu aku! Kau curang...!" seru Sakura lalu menyusul Naruto yang sudah jauh di depan. Naruto hanya tertawa dan menambah kecepatan. Sakura ikut tertawa.
Mereka terus berlari, hingga tak terasa mereka sampai di jalan yang lengang. Naruto menutup matanya, tubuhnya berusaha membaur dengan sejuknya angin pagi itu. Sakura juga, gadis itu merentangkan tangannya lebar-lebar seolah ingin menangkap matahari.
Matahari yang bersinar diatas sana menyaksikan aksi aneh Sakura dan Naruto. Berlari di jalanan, sambil merentangkan tangan dan memejamkan mata pula. Namun, mereka sangat menikmatinya, tampak jelas dari raut wajah mereka yang terlihat bahagia dengan senyum yang selalu terlukis disana.
"Ini menyenangkan, ya kan?" seru Naruto.
Sakura dalam posisi yang masih merentangkan tangan dan memejamkan mata berseru menjawab,"Ya!"
Naruto membuka mata, lalu tersenyum lebar. "Percepat langkahmu atau kau harus mentraktirku, Sakura! Ayo!"
Naruto mempercepat langkahnya, diikuti pula oleh Sakura. Mereka tertawa walau tak tahu apa yang mereka tertawakan. Karena tingkah mereka yang sedikit konyol mungkin. Dan dengan diiringi hembusan semilir angin pagi, mereka pun terus berlari bersama menuju takdir baru mereka.
Di tengah perjalanan, mereka melewati sebuah jembatan yang memiliki pemandangan lembah yang indah. Naruto melambatkan lajunya, namun masih berlari, lalu menoleh ke belakang.
"Sakura!"
"Apa?"
"Nanti jika mimpiku menjadi pemain pro sudah terwujud, aku akan mengajakmu ke lembah itu! Disana kita akan melihat bintang bersama! Pegang janjiku, ya!" seru Naruto sambil menunjuk lembah yang dimaksud. Pemuda itu pun langsung mengembalikan kecepatannya seperti semula.
Gadis itu berhenti berlari dan emnoleh ke arah yang ditunjuk Naruto. Sakura, yang sangat menyukai pemandangan langit berbintang, langsung berseru menjawab,"Benarkah? Aku pegang janjimu!"
Namun Naruto yang sudah jauh mungkin tak mendengar seruan gadis itu. Gadis itu kembali menatap lembah yang jauh disana.
"Semoga, Naruto masih punya waktu untuk mewujudkannya..."
oOoOoOoOoOo
Naruto sampai di Konoha High School beberapa menit sebelum Sakura. Buliran keringat tak henti menetes dari pelipisnya. Kemeja putihnya basah oleh peluh. Benar-benar olah raga pagi yang menyenangkan. Nafas Naruto masih kepayahan, sedikit terbatuk. Tapi sesaat kemudian Naruto sudah mampu mengendalikan nafasnya kembali.
Tak lama dan Sakura pun menyusul sampai di halaman Konoha High School yang kini dipenuhi dengan guguran sakura. Angin memainkan sakura-sakura itu, seolah menari di udara. Kedua sahabat yang menyaksikannya dengan penuh pesona.
"Sakura-sakura ini seperti mengatakan pada kita bahwa hari-hari tahun kedua kita disini akan panjang dan menyenangkan, ya kan Sakura?" gumam Naruto.
"Ya, kupikir juga begitu."
"Ayo kita mengecek papan pembagian kelas yang baru!" kata Naruto sambil meraih tangan halus Sakura. Sakura mengikuti saja kemauan Naruto. Mereka berjalan bersama sambil terkadang tertawa karena kekonyolan Naruto.
Akhirnya mereka sampai di depan hall sekolah. Sakura memandang ke papan yang tergantung di dekat hall tersebut. Papan yang besar dan beberapa saat lalu dilihat oleh puluhan siswa baru. Papan informasi.
"Hm, jadi kau di kelas XI A dan aku di XI D," gumam Naruto. Sakura mengangguk, sambil menatap papan informasi yang tergantung di dekat hall Konoha High School. Papan itu berisi informasi pembagian kelas bagi para siswa. Memang, pembagian kelas setiap tahunya selalu memakai sistem acak ulang, sehingga di setiap tingkatan siswa memiliki teman-teman sekelas yang baru.
Mata hijau Sakura mengedarkan pandangan. Sepi. Hanya ada mereka berdua di sana. Tentu Sakura heran karena hari ini adalah hari pertama sekolah setelah liburan panjang. Tapi, kenapa halaman tampak sepi dan lengang?
"Hei, Naruto, kenapa hanya ada kita berdua disini?" tanya Sakura heran. Naruto pun berhenti melangkah, ikut setuju dengan pertanyaan Sakura. Mata samudra itu memandang ke penjuru halaman, dan ia tak mendapati sesama siswa ada di sekitar mereka.
Sakura pun mengecek waktu dengan melihat jam tangan merah muda mungil yang melingkar manis di pergelangan tangannya. Mata hijaunya serta merta membulat tak percaya saat melihat kedua jarum jam membentuk suatu sudut dan menunjuk ke angka delapan dan dua. Pukul 08.10.
"Astaga, kita terlambat masuk kelas!"
oOoOoOoOoOo
"Kau masuklah dulu, kita bertemu lagi saat istirahat." Sakura mengangguk. Kini dia dan Naruto sudah ada di koridor gedung dan hendak menuju ke kelas masing-masing. Karena kelas mereka berbeda, mereka pun harus berpisah jalan.
"Kalau begitu, sampai jumpa, Naruto."
Sakura segera berlari menuju kelasnya yang ada di lantai tiga bagian selatan. Naruto pun juga beranjak ke kelasnya di bagian timur setelah Sakura telah menghilang di ujung koridor.
Konoha High School memang sekolah yang sangat luas, dengan banyak koridor yang memusingkan. Terdiri dari delapan belas kelas yang terbagi di tiga lantai ditambah lantai atap gedung. Belum lagi gedung olah raga dan lapangan yang luasnya mencapai lebih dari 100 yard. Tak salah jika Naruto yang siswa lama pun masih saja belum dapat menghafalkan denah sekolahnya sendiri sehingga seringkali ia tersesat.
Sungguh, ini adalah kesalahan terbodoh Naruto yang malah mengajak Sakura bermain-main, hingga akhirnya mereka berdua terlambat masuk kelas. Jika tadi Naruto tak membuat Sakura berlama-lama di jalan pastilah sahabatnya itu akan sampai tepat waktu.
Naruto berjalan agak cepat, sambil menyeka keringat yang membasahi dahinya. Wirst band putih yang melingkar di tangan kirinya tampak basah dan kotor. Dia juga merapikan kemejanya yang berantakan, walau ujung bajunya masih keluar dari celana panjang merah kotak-kotaknya. Dasi yang berwarna senada dengan warna celana panjangnya pun tergantung asal, tapi Naruto tak peduli.
Ia mencari-cari ruangan kelasnya, kelas XI D. Matanya berkilat lelah, namun ia terus memandangi setiap palang penunjuk ruangan yang ia lewati selama berjalan di koridor ke koridor. Karena terlalu memperhatikan palang penunjuk, ia baru saja menyadari bahwa ia kini tersesat. Sekarang ia malah ada di ujung koridor yang menghadap ke arah lapangan.
Sungguh ironis jika ada yang tersesat sedangkan telah menjadi murid tahun kedua. Namun, memang lain ceritanya jika itu Naruto. Naruto yang sering lupa arah memang kadang tersesat.
Yang mengherankan adalah, ada seorang anak sebaya Naruto yang kini tengah melakukan catch di field, dan ia berhasil menangkap bola yang sama seperti milik Naruto yang dilontarkan sebuah mesin pelontar bola hingga mencapai ketinggian dua puluh lima meter dari atas field yang berdebu.
Anak tersebut memakai seragam sekolah seperti Naruto, namun perawakannya sedikit lebih pendek dari pemuda berambut pirang itu. Rambutnya berwarna hitam, kulit putih sehalus porselen, dan dapat dilihat Naruto mata anak itu beriris hitam kelam, tampak tajam dan dingin.
Anak berambut hitam itu berlari ke arah bola kedua yang terlontar pergi lalu melompat disaat ia menemukan timing untuk menangkap. Kedua tangan porselen anak lelaki itu terjulur ke atas berusaha meraih bola berbentuk oval itu dengan sempurna. Menangkap bola di atas kepalanya lalu jatuh terguling di tanah. Naruto yang menyaksikannya terkejut luar biasa.
"Over-head catch yang sangat sempurna..."
TBC
Oke, chapter 1 yang gaje selesai~!
Apakah disini banyak kata-kata yang sulit dipahami (kecuali Over-head catch, karena akan dijelaskan chap depan) dan membutuhkan glosarium mini?
Oia, ini NaruSasu tapi disini banyak sekali hints NaruSaku.. maaf ya.. ^^V
Mind to Review?
