Nyaaaaa!

Saya kembali dengan fic yang baru. Kali ini pair nya KakaSaku. Dari dulu saya pengen sekali buat fic dengan pair ini. Lah..baru kesampaian.

Ok….sebelumnya saya mau berterimakasih sama kak Awan Hitam dan Lhyn Hatake yang penggemarnya KakaSaku juga. Saya suka KakaSaku juga karena mereka. Tanpa membaca fic-fic dari mereka, saya mungkin gak bakal tahu kalau KakaSaku juga cocok.

Fic kali ini lebih menyangkut ke drama daripada romance. Mungkin ada, tapi lebih banyak ke konflik. Dan jangan ada yang protes ke saya kalau di fic ini Sakura dah kawin ma Sasuke. Trus Kakashi dah kawin ma Hinata. Ok…Ok…

Please enjoy….

And don't forget to review….

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

.

Disclaimer : Biarpun saya sujud-sujud di kaki Masashi-sensei juga saya gak bakal dikasih hak ciptanya. Hweeeee….*nangis gaje ditendang ma Masashi-sensei*

Summary : Dua keluarga. Dan timbul konflik pada masing-masing keluarga. Akankah konflik pada dua keluarga ini terselesaikan atau justru masing-masing mencari tempat pelarian?

Genre : Drama, Hurt/Comfort. Little Romance

Pairing : KakaSaku. Other : SasuSaku, KakaHina

Rated : T

Warning : AU, OOC, many Typo dan abal plus gaje.

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

.

Chapter 1

"APA? Hinata sudah melahirkan? Anakku? Anakku perempuan atau laki-laki?" teriak seorang laki-laki dengan suara baritonnya yang membuat semua yang ada dalam ruangan rapat melihat ke arahnya.

"Laki-laki? Aku tidak percaya. Kami-sama… Arigatou!" teriak laki-laki itu. Mata onyxnya tampak berbinar-binar. Ia tampak senang sekali mendengar kabar istrinya telah melahirkan yang entah siapa yang memberitahukannya.

"Siapa yang menemani Hinata disitu? Lalu Ayah? Apa? Grrr…semakin tua ia semakin saja suka ke pesta. Ya,walaupun hanya datang ke pesta pernikahan anak temannya, tapi sama saja, ia tadi pagi mengatakan padaku akan menjaga Hinata dirumah sakit, sedangkan aku tetap mengikuti rapat, tapi sekarang dia malah kabur," sosok berambut perak tampan itu kembali berkata tapi sekarang dalam kalimatnya ia tampak geram sekali.

"Baiklah, Hanabi. Aku akan segera kesana, tapi setelah aku menjemput ayah ditempat pestanya. Bisa kau berikan alamatnya? Baik. Terima kasih. Tolong jaga Hinata." Ia lalu menutup sambungan telponnya dan langsung menatap semua karyawannya yang menatapnya dengan tanda tanya.

"Rapat hari ini di cancel saja. Istriku, Hinata baru saja melahirkan anak pertamaku. Dan jenis kelaminnya laki-laki. Sekarang kita bubarkan saja rapat ini," katanya dengan nada yang gembira yang membuat semua karyawannya yang memegang jabatan di perusahaan penting ini sumringah.

"Selamat yah, Kakashi-sama,"

"Wah..anda sekarang menjadi seorang ayah,"

"Wah…apa ada traktiran?"

Dan berbagai macam kata-kata terlontar dari karyawannya untuk Kakashi Hatake, sang GM Hatake Corp, yang cabangnya telah menyebar ke seluruh dunia.

"Tenang saja. Pesan apapun yang kalian mau, nanti perusahaan akan membayarnya," jawab sang GM yang langsung disambut dengan riuh dari karyawannya.

"Tenten, tolong bawa dokumenku kembali ke kantor," perintah Kakashi pada sekretarisnya, Tenten.

"Hai..Kakashi-sama,"

Kakashi lalu keluar dari gedung rapat, dengan senyuman sumringah di wajahnya. Senyum bahagia. Ia akan menjadi seorang ayah, padahal ia baru menikah setahun yang lalu dengan gadis pujaannya, Hyuuga Hinata.

.

.

Hidupnya serba berkecukupan. Dengan kekayaan melimpah, dan lagi istrinya adalah seorang staf di salah satu majalah terkenal di Konoha, yaitu Konoha Style, dan nama istrinya sudah terkenal dengan tulisan-tulisannya di majalah tersebut yang membuat istrinya jauh lebih terkenal dibandingkan dengan bos istrinya sendiri, Tsunade.

Walaupun begitu, Kakashi tidak pernah berfoya-foya dengan kekayaannya. Ia pun menerapkan sistem irit pada keluarganya, namun tidak bagi Hinata. Istrinya itu selalu membeli barang-barang yang ia inginkan. Kakashi tidak pernah melarangnya, karena istrinya itu memakai uangnya sendiri. Hinata sudah mendapatkan penghasilan dari keringatnya sendiri, dan penghasilannya adalah haknya. Entah mau dipakai atau tidak. Terserah Hinata.

Keluarganya sendiri terdiri dari dia, Hinata dan Hanabi, adik iparnya, yang mempunyai wajah serupa dengan Hinata. Lalu ayahnya, Sakumo Hatake yang sudah pensiun dari mengurus Hatake Corp dan mengalihkannya pada Kakashi. Dan terbukti tidak sia-sia karena di umur Kakashi yang baru 23 tahun, ya ia menikah muda, tapi kesuksesan perusahaannya makin pesat dengan Kakashi yang memegangnya.

Sering ada istilah Like Father Like Son. Tapi istilah ini jauh dari Sakumo dan Kakashi. Di usianya yang sudah berumur 45 tahun , sudah dibilang reot ini, Sakumo malah semakin menyukai pesta, dugem dan tidak jarang membawa wanita yang tidak jarang disebut sebagai 'Pengganti Ibu Buat Kakashi'. Masih mending kalau wanita yang dibawanya seumur dengan ayahnya, tapi yang ayahnya bawa justru wanita seumuran Kakashi atau dibawahnya. Dan berganti setiap hari. Tapi wanita-wanita itu hanya menemani ayahnya mengobrol bukan melakukan hal yang tidak-tidak.

Sedangkan Kakashi sebaliknya. Tidak menyukai pesta. Jarang hadir ke pesta-pesta glamour. Dan tidak pernah dugem. Ia benci hal itu. Tapi untuk ayahnya ia biarkan saja.

Ia pun tidak pernah ke pesta yang perusahaan Hinata adakan. Karena kesan glamour akan kentara disana. Karena yang hadir adalah orang-orang dengan pengetahuan style dan model kelas atas. Dan Kakashi tidak cocok untuk bersama orang-orang itu. Ia hanya berada dirumahnya, membaca atau tidur. Dan ia akan menunggui Hinata yang pulang, yang mungkin saja akan pulang keesokan harinya. Tapi sekali lagi, ia tidak marah pada Hinata karena Kakashi memikirkan relasi-relasi Hinata juga penting. Sungguh beruntung mendapatkan suami sebaik Kakashi.

.

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

.

"Argh…dasar ayah gila. Handphone tidak diaktifkan! Bagaimana aku tahu dia ada dimana? Lagipula tempat ini besar sekali. Dimana sich gedung utamanya? Pesta pernikahan Uchiha sudah seperti pernikahan raja saja. Menyebalkan," keluh Kakashi.

Saat ini ia berada di sebuah kawasan gedung yang memang sering disewakan untuk acara-acara penting. Yah seperti pesta pernikahan saat ini. Tapi gedung utamanya masih kedalam, sedangkan Kakashi masih berjalan di pekarangannya yang amat luas dengan rumput hijau asri dimana-mana dan pepohonan yang membuat tempat ini tampak rindang. Ia bingung karena gedungnya tidak terlihat.

Ia tahu ini acara pernikahan keluarga Uchiha karena Hanabi yang memberitahukannya tadi. Ia pun tahu kalau sang Ibu dari keluarga ini, Mikoto Uchiha adalah teman baik ayahnya. Sedangkan sang kepala keluarga, Fugaku Uchiha sudah meninggal dunia. Dan yang ia dengar dari ayahnya, keluarga Uchiha punya 2 orang anak laki-laki yang ia lupa siapa namanya, karena ia belum sekalipun bertemu dengan keluarga ini.

"Hei…kau tamu di acara ini? Sepertinya kau bingung mencari gedung utamanya," suara indah nan lembut yang dimiliki seorang gadis menyadarkan Kakashi yang dari tadi mengumpat ayahnya.

Kakashi berbalik dan tampaklah seorang wanita berbalut Kimono pink yang menjuntai hingga mata kakinya. Usianya mungkin tidak berbeda jauh darinya, bahkan mungkin seumur. Rambut pinknya disanggul keatas. Senyuman lembutnya masih nampak diwajah gadis itu. Tapi ia melihat sedikit kegelisahan dalam rupa cantik gadis dihadapannya ini.

"Halo..Tuan. aku mengatakan bahwa gedung utamanya disana. Kau tinggal belok kanan. Salahmu karena memarkir mobil di tempat yang jauh dari gedung. Setidaknya tanyalah dulu pada satpam dimana gedungnya baru kau turun," gerutu gadis itu yang merasa dicueki.

"Ah..gomen. ini baru pertama kalinya aku masuk kesini. Dan bagaimana kau tahu aku membawa mobil?" tanya Kakashi pada gadis itu.

"Tentu saja aku tahu! Hanya kau saja yang terlihat disini dan tentu saja aku tahu. Aku tidak mungkin bawa mobil, pasti itu mobilmu karena mobil tamu yang lainnya diparkir di gedung utamanya, " jawab gadis itu lagi seraya menunjukkkan mobil Ford berwarna perak seperti rambutnya.

"Owh… lalu bisakah kau mengantarku kedalam?" tanya Kakashi berharap agar gadis itu mau mengantarnya.

"Tentu! Tapi sepertinya kau salah kostum Tuan, karena dress code untuk acara ini adalah kimono," jawab sang gadis yang menilai penampilan Kakashi yang berbalut jas hitam, berkemeja biru laut dan berdasi biru laut juga.

"Ehm..ano..aku bukan tamu di pesta ini. Aku sedang mencari ayahku. Aku ingin memberitahukannya kalau cucunya sudah lahir, tapi aku tidak tahu dimana dia," jawab Kakashi polos.

"Ah…maaf. Aku kira kau tamu pesta ini. Sebagai gantinya aku akan mengantarmu sampai ke dalam, tapi maaf tidak bisa ikut mencari ayahmu, karena aku sibuk," ucap gadis itu seraya berjalan dengan niat untuk mengantar Kakashi ke gedung utama.

Kakashi mengikutinya dari belakang. "Sibuk? Memangnya kau bekerja untuk pernikahan ini?" tanya Kakashi yang masih mengikuti gadis itu.

"Aku tidak bekerja disini. Aku mempelai wanitanya," jawab gadis itu dan masih berjalan ringan.

"Ap…apa? Jadi kau empunya pesta ini? Aku minta maaf. Aku kira kau yang bertugas mengecek para tamu," jawab Kakashi sambil menggaruk-garukkan kepalanya yang tidak gatal.

"Kau tak sopan, tapi tak apa-apa lah," jawab gadis itu masih berjalan seakan tidak ingin berhenti dan memarahi Kakashi.

"Hei…tunggu. Lalu kenapa kau berkeliaran seperti ini? Bukankah kau harus bersiap untuk acara pernikahanmu?" tanya Kakashi lagi dan sekarang terlihat mensejajarkan langkahnya dengan gadis itu.

"Aku sudah bersiap kok. Hanya saja aku jalan-jalan sebentar, ingin menikmati udara yang segar ini. Aku tidak suka keramaian. Calon suamiku dan keluarganya sedang berbicara dengan relasinya, aku tidak merasa penting ada disitu. Dan ada beberapa hal yang ingin aku pikirkan sendiri," jawab gadis itu dengan senyuman lembut menghiasi wajahnya.

"Hal yang dipikirkan? Memangnya kau tidak menyukai calon suamimu itu?" tanya Kakashi lagi. Entah mengapa ia ingin tahu sekali.

"Aku lelah. Duduklah dulu disini. Acaranya masih 1 jam lagi dan kau pasti masih sempat mencari ayahmu," Kakashi menurut dan mengikuti gadis itu duduk disebuah bangku taman tepat dibawah pohon yang mahoni yang rindang.

"Aku sangat menyukai calon suamiku kok. Ia orang yang sangat baik, dan ia pun sangat mencintaiku. Aku tahu itu," jawab gadis itu seraya menatap mata onyx Kakashi.

"Lalu apa yang membuatmu tampak gelisah?" tanya Kakashi lagi dan lagi.

"Wah...sepertinya wajahku mudah ditebak ya. Aku hanya berpikir apakah aku bisa hidup dalam lingkungan mereka. Yang selalu sibuk. Aku berasal dari pinggiran dan orangtuaku sudah meninggal. Dulu kehidupanku pas-pasan. Jadi aku tidak begitu tahu kehidupan orang-orang sibuk. Setelah orangtuaku meniggal, aku dirawat oleh keluarga suamiku. Mereka sungguh baik. Dan betapa beruntungnya aku mendapatkan anaknya yang dari dulu selalu melindungiku dari apapun," jawabnya lagi, seakan-akan Kakashi adalah teman curhatnya.

"Wow…kau pasti akan bahagia bersamanya. Tapi bolehkah aku memberimu nasihat tentang kegundahanmu itu?" Kakashi menatap lurus kedepan saat mengatakan itu.

Gadis itu melihatnya lalu menjawab " Boleh aku tahu saranmu?"

" Berusahalah menyesuaikan diri dalam kondisi apapun. Berusahalah mengerti keadaan keluarga suamimu dan juga suamimu. Tapi tidak perlu sampai merubah dirimu. Misalkan saja kalau memang kau tidak suka keramaian, maka jangan paksakan dirimu. Tapi hargailah suamimu yang menyukai keramaian dan sibuk itu. Itu akan bagus untuk hubunganmu dengannya," jawab Kakashi dan memandang balik gadis yang mempunyai mata emerald itu.

"Ehm…aku akan berusaha. Arigatou sarannya," selama ini ia tidak pernah dekat dengan pria manapun kecuali calon suaminya, tapi entah mengapa gadis ini merasa ia lebih tenang dan sama sekali tidak merasa terganggu dengan sosok pria ini. Padahal pria ini baru dikenalnya. Ia bisa melepaskan semua uneg-unegnya dengan bebas.

Sementara Kakashi jauh terlihat senang melihat raut wajah gadis itu yang sedikit demi sedikit raut kegelisahannya telah menghilang dari wajah ayunya. Selama ini pun ia tidak pernah berbicara akrab dengan wanita kecuali Hinata, ibunya yang telah tiada dan juga Tenten sekretarisnya.

.

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

.

"Arigatou sudah mengantarkanku. Ah…itu dia ayahku," sekarang Kakashi dan gadis itu sudah sampai ke gedung utama. Inilah baru pesta, karena gedung ini dipenuhi oleh orang-orang besar dan tentu berpakaian kimono. Ia jadi minder untuk masuk dan menyeret ayahnya itu. Tapi apa boleh buat ini untuk Hinata.

"Kalau begitu aku permisi dulu. Ibu mertuaku pasti sedang mencariku kemana-mana. Ia suka sekali mengkhawatirkanku. Sampai bertemu lagi, Tuan," gadis itu sekali lagi tersenyum pada Kakashi.

"Ya..sampai bertemu lagi, Nona. Aku harap kau bahagia dengan suamimu," balas Kakashi dengan senyum pula.

"Ah..aku harap seperti itu. Tapi hari esok siapa yang akan tahu," jawabnya.

"Ah…kau benar. Aku permisi dulu," lalu mereka berdua berpisah. Mereka berjalan kearah berlawanan arah. Sang gadis berjalan ke kehidupannya yang baru sedangkan sang pria menuju kearah tempat ia akan mempertahankan kehidupannya. Sama-sama menempuh kehidupan dan sama-sama ingin mempertahankan suatu hubungan baru tersebut.

Tapi seperti yang sang gadis katakan, "Hari esok siapa yang akan tahu?"

Ya. Hari esok tidak akan ada yang bisa menebaknya. Entah hari esok akan bahagia atau akan sebaliknya, menjadi hari neraka bagi orang yang menjalaninya. Yang pasti tak ada yang bisa menerkanya selain yang diatas.

Seperti pertemuan dua orang insan manusia tadi. Bertemu ditempat yang tak terduga. Berbagi keluh kesah dan cerita bersama. Padahal mereka sama-sama orang asing yang tidak saling mengenal sebelumnya. Mereka saling merasa nyaman satu sama lain. Seolah-olah telah tercipta ikatan kuat antara mereka. Tapi lagi-lagi hari esok siapa yang akan tahu. Apa mereka masih bisa bertemu atau tidak. Tapi yang pasti saat mereka bertemu nanti segala sesuatunya sudah berubah.

.

.

.

KUROSAKI KUCHIKI

.

"Ah…siapa nama gadis itu? Aku benar-benar lupa menanyakannya. Baka kau Kakashi. Atau coba kususul dulu, siapa tahu dia masih ada," gerutu Kakashi yang lupa menanyakan sosok gadis yang sudah berbagi ceritanya tadi. Ia pun segera menuju ketempat tadi.

Sementara itu…

"Astaga…bagaimana mungkin aku lupa menanyakan nama orang itu? Padahal ia sudah memberiku nasihat yang bagus. Mungkin aku perlu menyusulnya," gadis itu lalu menuju ketempat yang tadi. Tempat ia berpisah dengan Kakashi.

.

.

.

Entah nasib atau memang Kami-sama tidak mengijinkan mereka bertemu. Entahlah. Tapi saat ini mereka benar-benar tidak beruntung. Maka perkenalan mereka tidak berakhir dan juga tidak berawal dengan mengetahui nama satu sama lain.

"Kakashi…Apa yang sedang kau lakukan disini?" Kakashi berbalik dan mendapati ayahnya yang berdiri dan memandangnya heran.

"Hinata sudah melahirkan. Cucumu laki-laki," Kakashi memberitahu ayahnya yang saat ini berbalut kimono ungu tuanya.

"APA? Ayo segera kerumah sakit. Akhirnya aku mempunyai cucu," jawab Sakumo agak histeris dan menarik tangan Kakashi.

"Tunggu sebentar…aku….,"

"Ayo cepat. Tadi aku sudah bertemu dengan temanku yang punya acara ini dan anak laki-lakinya yang akan menikah, sayangnya menantunya belum. Tapi biarlah yang penting aku ingin melihat cucuku," Sakumo terus menarik tangan Kakashi. Dan Kakashi terpaksa mengikutinya.

Di tempat lain….

"Sakura, kau mau kemana? Acara hampir dimulai," suara sang pria memanggil gadis yang akan pergi ketempatnya tadi.

"Sasuke-kun, aku…,"

"Ayo masuk kedalam. Ibu menunggumu, maaf kalau membuatmu tidak nyaman dengan keramaian ini," ucap calon suaminya seraya mencium bibir gadisnya.

"Hm…tidak apa-apa. Ayo masuk,"

.

.

.

TBC

.

.

Kya…..

Abal banget…

Ini baru prolog dan bukan oneshoot kok….

Jadi readers sudilah mereview fic ku ini. Hitung-hitung melihat pendapat kalian tentang fic ber pair baru ini….

Tidak perlu dijawab, sang gadis pasti kalian sudah tahu.

Ok…Ok…review…