ini fanfict aku yang pertama, kayaknya rate nya masih T deh *nentuin sendiri*
agak abal dan membosankan tapi mohon dibaca dan sertai kritikan ya RnR
kim kyuna proudly presented: KYUMIN
Summary : aku merindukanmu sampai duniaku berhenti berputar dan hanya kau yang bergerak tanpa pernah bisa aku tangkap.
Aku mencintainya tapi aku sadar kaulah nafasku
Cast: lee sungmin, cho kyuhyun
genderswitch
Glare, hold, love and song
Chapter 1
*sungmin pov*
"ya, saya bersedia.." ucapku kepada pastur, hatiku sedikit bergetar sewaktu aku mengucapkannya, antara ragu dan terhimpit waktu
Rasanya aku ingin menoleh ke arahnya, melihat ekspresinya saat dia juga menjawab dengan kalimat yang sama denganku, namun itu tak kulakukan karena upacara ini penuh dengan kesakralan lagipula jika disuruh untuk memilih aku memang tak ingin dia melihat betapa bergetarnya perasaanku
Kami saling bertukar cincin. 'Tuhan, aku ingin jari yang kupasangkan cincin ini adalah orang yang tepat untukku sampai aku mati. biarkanlah aku bahagia bersamanya' doaku dalam hati saat aku memasukkan cincin perak di jari manisnya. Dia menatapku saat hendak memasangkan cincin di jariku, aku melihat matanya dan itu semua begitu rumit sekali. dia menatapku tapi yang kulihat hanya sebuah ruang hampa udara yang menyesakkan dada. Namun aku masih bersyukur setidaknya dia sudi menatapku.
"mulai hari ini, kalian resmi sebagai suami istri, silahkan untuk pengantin pria untuk memberikan tanda kasihnya" *maaf yaaa aku gak ngerti orang nikah digereja gimanaaa T_T
Dia tersenyum pelan lalu mengecup keningku cepat.
'Tuhan, apa aku pantas mendapatkannya?' air mataku jatuh perlahan, namun aku lega karena pasti mereka berfikir aku menangis bahagia. Aku lega mereka berfikir seperti itu.
*sungmin pov end*
Plot flashback
Setahun yang lalu..
wanita enerjik itu berlari secepat mungkin menghindari kejaran para penggoda usil yang mengikutinya dari belakang. Sungmin bersyukur dia mempunyai nafas yang panjang sehingga dia bisa berlari dengan cepat, melewati beberapa gang gang kecil yang sempit, rasanya ingin sekali bersembunyi tapi tempat yang dilaluinya pun entah bernama apa, dia sadar kalau dia sudah tersesat sejak mulai berlari.
Jangan salahkan sungmin yang cantik dan berwajah aegyo sehingga menarik perhatian beberapa pemuda penggoda yang sering berkeliaran di dekat tempatnya mengajar kursus belajar. Dan hari ini sepertinya mereka sudah siap untuk menggoda sungmin lagi,sewaktu sungmin lewat dengan beberapa temannya para pemuda itu langsung memulai aksinya. Meskipun sudah ditolong teman temannya supaya berpencar, tapi ada satu yang sukses mengikuti sungmin, sebenarnya sungmin tidak terlalu takut toh dia adalah anggota taekwondo di kampusnya.
Ups, gang yang dipilihnya ternyata berujung buntu dan sungmin bisa melihat seringaian setan seorang pemuda yang ada di depannya.
"jangan maju atau kau akan menyesal" ancamnya percaya diri, pemuda yang ada di depannya tertawa keras
"kau pikir aku takut padamu?" kata laki laki itu sambil tetap mendekat dan selamat untuk sungmin laki laki itu tidak sendiri karena kawannya menyusul di saat yang tepat.
Sungmin mengambil ancang ancang dengan sikap kuda kuda dan mengeplkan tangannya keras keras agar semua tenaganya terkumpul lalu dia berteriak ala penggulat hebat "hiyaaatttt"
"BUG BUG BUG!"
"BRAKKK"
*sungmin pov*
Aku membuka mataku, kulihat dua pemuda tadi sudah terkapar berdarah darah. Apa yang terjadi? Aku baru saja mau menendang mereka, mengapa mereka sudah jatuh terlebih dahulu? Hei, aku tak punya ilmu sihir loh. Ku alihkan pandanganku ke arah seseorang yang berdiri diantara mereka berdua yang terkapar itu. Mati aku. jangan jangan ini bosnya. Aku menatap orang itu. Ya Tuhan pantaskah dia disebut preman? Mengapa bisa setampan ini?
Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal "kau siapa? Kau bos mereka ya?aku tidak takut padamu" ancamku lagi sambil tetap pada posisi kuda kuda, kulihat dia tersenyum kecut
"kau bodoh ya? Untuk apa aku mengahabisi anak buahku sendiri, sudah pulang sana" katanya dingin
Dia berbalik berjalan meninggalkan aku yang masih belum mencerna semuanya secara keseluruhan
"chogiyeo~ kumawoyeo" seru ku agak berteriak begitu aku bisa menyimpulakna kalau orang tiu menolongku, aku berjalan agak cepat supaya bisa mnyusulnya
Dia berbalik "anggap saja kejadian itu tidak pernah ada"
Berani bersumpah baru kali ini aku bertemu dengan orang seperti dia, aku mencibir "baiklah, lupakan itu semua lee sungmin, beruntung kau masih bisa hidup"
*sungmin pov end*
Sungmin lalu mengambil tasnya yang sempat dia jatuhkan dibawah sebelum mencoba melawan orang ora ng tadi, dan sebelum pemuda itu sadar dari pingsannya sungmin segera berlari menjauh mencari bis untuk pulang ke rumah.
Sejak kejadian itu, orang tua sungmin melarangnya untuk mengajar lagi. Sungmin memang bukan orang yang tidak mampu, ayahnya adalah seorang direktur perusahaan otomotif yang sukses, mempunyai kepemilikan di banyak perusahaan, anak cabang perusahaannya juga banyak. Dan sungmin adalah anak tunggal pewaris semua harta kekayaan orang tuanya yang berlimpah, namun mungkin karena sungmin juga seorang wanita, nalurinya jauh dari kata bisnis. Yeoja kelinci itu mempunyai cita cita menjadi dosen di sebuah universitas terkenal di korea, maka dari itu sungmin lebih memilih mengajar kursus di dekat kampusnya dari pada harus ikut tour keliling perusahaan milik ayahnya.
Sungmin sangat gemar memasak, berdansa dan wine. Dia ingin hidupnya tidak berkutat dengan hal hal membosankan tentang tender, proyek, proposal, kontrak kerja dan yang lainnya yang ada di perusahaan ayahnya. Dia ingin hidup menjadi ibu rumah tangga sekaligus dosen yang menunggu suaminya pulang, memberikan kecupan hangat saat menyambut suaminya, menyiapkan air panas dan makanan yang nikmat. Dia ingin menghabiskan waktunya sebagai wanita seutuhnya. Dia ingin menjadi seperti omma-nya, buat yeoja penyuka waran pink itu ibunya adalah wanita terhebat yang pernah ada. Ommanya rela meninggalkan karirnya sebagai designer dan memilih hidupo dengan ayahnya lewat sebuah perjodoihan keluarga yang sudah lazim dilakukan dalam adat istiadat keluarga sungmin. Sungmin ingin hidup dengan orang yang dicintainya dan hidup harmonis selamanya. Sekilas terdengar seperti dunia dongeng, tapi itulah impiannya.
Sungmin sangat terkejut ketika mengetahui namja yang menolongnya waktu itu satu kampus dengannya, hanya saja sungmin mengambil fakultas MIPA dan namja itu berada di bagian sekolah bisnis. Awalnya sungmin hanya ingin mencari tahu identitas sang namja, tapi dia keterusan dan mengakui kalau dia jatuh hati dengan namja itu. Semua kelakukan namja itu membuatnya poenasaran dan akhirrnya sungmin resmi menjadi stalker, setiap hari memperhatikan gerak gerik namja yang bernama cho kyuhyun itu. Sungmin jatuh cinta. Sungmin terlena dengan senyuman orang itu, meskipun bukan untuknya. Baru kali ini dia merasakan ada getaran dalam jiwanya yang selalu membuatnya tersenyum setiap saat. Hanya membayangkan wajahnya saja membuat sungmin lupa akan semua beban tugas kuliahnya. Sungmin bahagia meskipun cintanya hanya sebelah tangan, sungmin tidak perduli. Sungmin terlanjur mencintai semuanya yang ada pada namja itu, dari caranya berjalan, memandang sesuatu, tertawa,diam, merenung, marah sampai caranya makan dan minum.
Hari ini tepat setahun setelah kejadian di malam itu. Sungmin tak menyangka pertemuannya dengan cho kyuhyun yang tidak di sengaja akan membawanya ke dalam jalan hidup yang tak pernah dia sangka. Ya, cho kyuhyun. Nama itu sangat sensitif sekali buatnya. Sungmin tak pernah ingin tahu dengan yang namanya takdir, tapi sejak beberapa bulan yang lalu sungmin setuju dengan siapapun yang berkata semua tentang hidupmu dibatasi oleh tembok yang bernama takdir, entah itu tak dir baik atau takdir buruk.
Setelah hampir setahun hanya menjadi pengagum rahasia dan hapir lulus dari masa kuliahnya, sungmin hanya tahu namja itu bernama kyuhyun, dia adalah mahasiswa business school yang ada di kampusnya, selain itu yang sungmin tahu kyuhyun adalah orang yang cukup terkenal di kamapusnya, bukan hanya karena ketampanannya tapi juga karena dia salah satu anak yang cerdas, kyuhyun tidak suka makanan manis, tidak suka sayuran, hobinya kalau sedang senggang adalah bermain game di PSPnya, atau bertanding bermain starcraft bersama teman temannya, selebihnya kyuhyun sering menghilang tidak ada dimana mana. Sungmin juga yakin kyuhyun tak pernah tahu apapun tentangnya, dia juga hanya memendam perasaannya sendiri, karena dia tahu namja itu tidak akan pernah menjadi miliknya, ada lakilaki yang akan dijodohkan menjadi suaminya nanti, sungmin sudah harus siap dengan itu.
Dan kejadian itu terjadi saat sungmin baru saja di wisuda dari kampusnya, dia lulus dengan predikat yang memuaskan. Hari itu menjadi hari yang membahagiakan sekaligus menyedihkan untuknya, karena mulai hari itu dia tidak bisa bertemu lagi dengan kyuhyun. Tak bisa melihat kyuhyun makan di kantin kampusnya, bercanda dengan temannya atau sekedar memperhatikan kyuhyun membaca buku di perpusatakaan.
Dari kejauhan dia melihat namja itu sedang mengobrol dengan teman temannya. Sungmin dan kyuhyun satu angkatan kuliah, tapi yang sungmin dengar karena kyuhyun anak jenius jadi sewaktu SMA kyuhyun berhasil loncat kelas. Umurnya berbeda dua tahun dengan sungmin, tapi sungmin tak merasa kyuhyun seperti anak anak. Dari segala pandangan sungmin, kyuhyun sangat sempurna.
"mungkin hari ini aku terakhir kali melihamu cho kyuhyun. Kau pasti akan bahagia, kau mempunyai teman yang sangat baik padamu, kau juga bukan orang yang bisa diremehkan. Aku putuskan untuk menyimpan semuanya sampai hari ini saja. Aku akan bahagia kan? Meskipun aku ragu akan hal itu semenjak aku mengenalmu, aku tak tahu bisa mencintai yang lain atau tidak tapi kurasa aku memang harus mengakhirinya. Yang paling penting kau bahagia, melihatmu tertawa membuat hari hariku sempurna. Aku mencintaimu." Kata sungmin pelan, air matanya jatuh perlahan. Hatinya sedikit sakit tapi dia harus bertahan. Selama satu tahun ini dia juga sudah bertahan. Bertahan untuk tetap berdiri dengan cinta sendiri.
"minnieya, gwaenchana?"
Sebuah rangkulan erat mengusik lamunan sungmin, seketika dia menghapus air matanya lalu tersenyum ke arah orang yang ada di sebelahnya. Omma.
"gwaenchanayeo omma. mana appa?"
Ommanya mengelus rambut sungmin "sedang mengobrol dengan beberapa relasinya. Chagiya, apa kau tak punya seseorang yang kau cintai?" tanya ommanya lagi. Kali ini sungmin setuju dengan yang namanya telepati antara ibu dan anak
Sungmin menggelengkan kepalanya "anniyeo, appa menngancam akan memindahkan aku ke sekola bisnis jika nilai ku turun setiap semesternya, mana mungkin aku bisa berfikir tentang laki laki" jawab sungmin bohong. Awalnya menang seperti itu perjanjiannya dengan appa. Namun belakangan sungmin menyadari satu hal bahwa yang membuatnya semangat kuliah adalah kyuhyun.
Teukki omma terkekeh "jjinja? Kasihan sekali putri omma.."
Sungmin mencibir, bibirnya yang berbentuk huruf M itu terlihat mengerucut dan seksi "omma suka sekali menggodaku, pokoknya omma dan appa harus bertanggung jawab atas semua ini"
"tenang saja chagiya, sepertinya appa sudah menentukan pilihan untuk menjadi suamimu"
Sungmin tak langsung menjawab, hatinya sedikit bergetar melihat kenyataan yang ada tentang kehidupannya. Cintanya memang benar benar tak akan sampai pada kyuhun
Sebelum ommanya menangkap wajah sedihnya, sungmin segera tersenyum riang "geuraeyo omma? Dugu?" tanyanya berpura pura penasaran.
Teukki menjitak kepala anaknya "aigoo, sepertinya kau sudah ingin menikah ya chagi. Tenang saja dia laki laki yang sangat sempurna untukmu, dia kerabat appamu sewaktu SMA dan sekarang bisnisnya juga sesukses appa"
"apa lagi omma? Ayo beritahu akuu" rengek sungmin
"aish, omma tidak mau memberitahu, nanti saja kau lihat sendiri" kata teukkki lagi sambil tersenyum menggoda
"maksud omma nanti apa?"
"nanti malam kau akan bertemu dengannya, selamat ya putri omma"
Teukki berdiri berjalan meninggalkan sungmin yang masih duduk tak percaya dengan apa yang direncanakan orang tuanya "selamat tinggal cho kyuhyun, semoga aku cepat sembuh" katany aperlahan, tak mampu menutupi rasa sakit yang hari ini melandanya.
Awalnya sungmin juga tidak menerima perjodohan itu, sewaktu awal kuliahnya dia memberitahu appanya kalau dia ingin menjadi guru atau dosen. Sungguh appanya sangat menentang apa yang dia cita citakan. Sungmin melakkukan aksi mogok makan sampai akhirnya dia dan appanya membuat sebuah kesepakatan. Kesepakatan itu berisi syarat kalau sungmin harus lulus dengan prestasi yang memuaskan, bukan hanya itu sungmin juga harus mempertahankan nilainya di setiap semester, dan yang paling berat adalah karena dia anak tunggal dan tidak mau meneruskan bisnis ayahnya dia harus menerima perjodohan turun temurun yang ada di keluarganya. Sungmin menatap jengkel ayahnya tentu saja dia ingin bahagia menikah dengan laki laki pilihannya bukan pilihan appanya, namun apa daya akhirnya sungmin menerima syarat itu dan mengajukan sebuah syarat lain, yang pertama appanya harus mencari laki laki yang sempurna untukknya yang tidak hanya melanjtkan bisnis ayahnya tapi juga menjadi suami yang baik, dia meminta ayahnya untuk memperhatikan seluruh kegiatan laki lakii yang dipilih ayahnya. Sungmin tidak mau suaminya adalah orang yang suka menyiksa istri, sungmin juga tidak mau suaminya suka bermain dengan banyak wanita dan ayahnya menyanggupi itu.
Mudah saja, sekarang sungmin tengah berjalan masuk menuju sebuah restoran mewah. Hatinya berdegup kencang, sedari tadi jari jari tangannya terus menggenggam erat sisi sisi long dressnya yang bewarna hitam, berkali kali menarik nafas panjang dan menoleh ke arah ummanya yang terkekeh pelan, seperti teringat akan kenangan beberapa tahun silam.
Setelah keluar dari lift yang mengantarkan mereka ke lantai 26, sungmin benar benar tak bisa menutupi rasa gugupnya yang berlebihan, perlahan teukki meraih tangan sungmin dan menggandenganya erat
"gwaenchana chagiya, percayalah appamu tidak salah pilih" ujar teukki sambil tersenyum ke arah putrinya. Sungmin mengangguk pelan
"nde ommma, aku hanya gugup"
"isilah pikiranmu dengan hal yang positif chagiya"
Sungmin menuruti perkataan ommanya, dia memejamkan matanya dan menarik nafas sekali lagi. Kemudia mereka bertiga masuk ke dalam restoran
"cha, itu mereka" kangin appa tersenyu m ke arah dimana beberapa orang tengah menunggu mereka
Sungmin memperhatikan jalannya. Perlahan mengikuti appanya dari belakang diampingnya ada omma yang tetap menggandengnya
*sungmin pov*
Seseorang menyapa appa, sangat ramah sekali. Sepertinya dia adalah calon ayah mertuaku yang katanya sahabat appa. Tak bisa ku pungkiri meskipun sudah kepala empat orang itu masih tampan. Kata omma namanya cho hankyung dan istrinya yang tak kalah cantik dengan omma bernama cho heechul. Appa masih memeluk orang itu sehingga aku kurang bisa melihat siapa orang terakhir yang belum aku lihat. Omma juga sedang berpelukan dengan istri dari hankyung ahjussi. Setelah mereka melepaskan pelukannya barulah aku bisa melihat seseorang yang tengah berdiri sambil tersenyum geli melihat orang tuanya yang masih seperti anak muda di umur yang sudah menjelang separuh baya. Aku melihatnya, mataku pasti memang sudah buta atau memang hanya dia yang ada di duniaku, ingin rasanya aku mengucek mataku, ingin rasanya aku berkata 'tidak mungkin' sekerasnya tapi aku tak bisa melakukan itu. Aku hanya diam dari segala keterkejutanku.
"aigoo, jadi ini yang bernama sungmin.. nomu ippota" puji heechul ahjumma padaku
"annyonghaseo, lee sungmin imnida bangapseumita" aku membungkuk memberi salam
"kenalkan ini anak kedua kami, namanya cho kyuhyun" kata hankyung ahjussi
"annyonghaseo, cho kyuhyun imnida bangapseumita"
Aku merasa dilolosi tulang tulang. Tuhan, apa recanamu? Bukankah tadi siang aku sudah memutuskan untuk melupakannya, mengapa orang yang berdiri di sana adalah dia? Aku bingung harus sedih atau senang dengan takdir yang ada dihidupku. Pertama kali dia menatapku, dan tatapan itu sangat sulit diartikan, seakan mengatakan kapdaku kalau aku tak akan bisa masuk ke dalam hidupnya.
*sungmin pov end*
Mereka duduk berhadapan, sungmin yang masih tidak percaya akan takdir yang membawanya tidak banyak bicara. Dia tetap fokus agar tidak kehilangan kendali atas dirinya, diamping itu yang mereka obrolkan hanya cerita masa lalu mereka yang kedengarannya sangat membahagiakan dan sungmin tak mengerti hal itu, dia beberapa kali menyeruput cappucinonya yang mulai dingin. Sungmin hanya beberapa kali menatap ke arah kyuhyun, hatinya berdegup sewaktu kyuhyun juga menatapnya. Dia langsung membuang tatapannya ke arah makanan pencuci mulutnya.
"jadi minieya, katanya kau ingin menjadi guru ya?" tanya heechul antusias
"nde gomoni" jawab sungmin pelan sambil menyunggingkan senyumnya
"wah sangat mulia sekali cita citamu nak" tambah hankyung, sungmin tersipu lagi lagi pandangannya bertabrakan dengan kyuhyun. Kyuhyun menatapnya intens
"kalau sudah seperti ini aku harus mencari orang yang mau melanjutkan bisnisku" kata kangin disambut tawa oleh yang lain"kyuhyuna kudengar kau pernah loncat kelas ya?"
Kyuhyun mengangguk pelan"nde.."
"minnieya, aku baru tahu kalau kalian satu kampus.. apa kau mengenal kyuhyun?" tanya heeccul lagi
Sungmin memutuskan untuk menggelengkan kepalanya "annimida, aku hanya beberapa kali mendengar orang orang menyebut namanya"
"sekarang kau akan mulai mengenalnya chagiya, iya kan kyuna?" kali ini heechul melirik anaknya yang kemudian mengangguk pelan
Sungmin baru saja keluar dari sebuah toko buku di dekat rumahnya sewaktu matanya melihat seseorang yang sedang mentapnya intens. Cho kyuhyun. Kyuhyun membawanya ke sebuah kafe di dekat toko buku tadi. Mereka duduk dalam diam, sungmin menunduk. Tak berani menatap orang yang ada di depannya. Dia belum mebiasakan diri berada dalam jarak yang dekat dengan kyuhyun. Sedari tadi sungmin hanya menatap ke arah cappucino hangatnya.
"sungminssi, ada yang ingin aku bicarakan denganmu" kata kyuhyun membuka suaranya, refleks sungmin mengangkat kepalanya
"silahkan" jawab sungmin
"kau pasti sudah tahu tentang rencana orang tua kita, aku ingin membicarakan beberapa hal denganmu" lanjut kyuhyun
"katakan saja" sungmin tidak mengerti mengapa kata kata sangat sulit keluar dari mulutnya
"baiklah. Aku bukan laki laki yang tepat untukmu"
Deg. Sungmin merasa hatinya terhantam sesuatu yang keras.
"aku tak bisa menjanjikan apapun untukmu, aku hanya ingin membantu paman kangin yang sangat baik kepada appa, aku terlanjur menerima perjodohan ini karena umma juga sangat menyayangimu. Aku tak bisa menolak, aku tahu kaupun merasakann hal yang sama kan? Kau juga pasti ingin hidup bebas. Untuk itu aku ingin menawarkan sebuah perjanjian untukmu"
*sungmin pov*
"aku tak bisa menjanjikan apapun untukmu, aku hanya ingin membantu paman kangin yang sangat baik kepada appa, aku terlanjur menerima perjodohan ini karena umma juga sangat menyayangimu. Aku tak bisa menolak, aku tahu kaupun merasakann hal yang sama kan? Kau juga pasti ingin hidup bebas untuk itu aku ingin menawarkan sebuah perjanjian untukmu"
Hatiku sakit mendengar ucapannya. Tuhan sangat pandai emmpermainkan aku. apa yang akan aku terima setelah ini? Aku diam tak menjawab.
Dia mulai melanjutkan kata katanya lagi "aku akan tetap menikah denganmu, sampai setahun atau mungkin beberapa tahun sampai kau menemukan orang yang kau ccintai, setelah itu kita akan bercerai. Selama menikah dengaku kau tak perlu mengurusku dan aku akan melakukan hal yang sama. Kita akan tinggal bersama tapi aku akan memisahkan kamarku darimu, kau bebas melakukan apa yang kau suka begitupun aku. bagaimana?"
Aku tak tahu harus menjawab apa. Sampai kau menemui orang yang kau cintai. Apa maksudnya? Aku hanya mencintainya, selama ini dia yang menjadi semangat hidupku, mana mungkin aku bisa mencintai yang lain kalau dia masih di sini? Dia menunggu aku menjawabnya. Sangat sok tahu sekali dia dnegan apa yang aku rasakan, bahkan kami baru bertemu secara langsung kemarin, mengapa dia langsung menjebakku dengan kata kata itu, seolah olah aku memang tak menyukai perjodohan ini.
"atau kau memang punya seseorang yang kau cintai?" tanyanya lagi, mungkin terlalu lama melihatku terdiam
"tidak.." jwabku singkat
"kau akan menemukannya dan aku tak akan menghalangimu. Aku harap kau juga memperlakukan yang sama untukku"
"apa hanya itu perjanjiannya?" tanyaku tetap mengendalikan suaraku yang mulai tercekat
"kau boleh menambahkannya nanti disaat kita sudah menikah. Baiklah aku duluan ya.. "
Dia bangkit setelah menaruh beberapa lembar uang kertas ke dalam bil yang ada di pinggir meja, mengambil mantelnya lalu pergi menghilang di ujung kafe, meninggalkan aku yang mulai menangis. Hatiku sakit sekali, sepertinya cintaku padanya akan terus bertepuk sebelah tangan. Aku menguatkan hatiku sepenuhnya kuserahkan semua ini padamu Tuhan. Apapun yang akan menimpaku nanti aku percaya aku akan bahagia diakhir karena cintaku tulus padanya.
Flashback end
Sungmin menatap rumah barunya yang bergaya minimalis, ini hadiah dari orang tua kyuhyun untuk sungmin. mereka sangat bahagia sekali tadi, tak henti hentinya heechul memeluk sungmin yang sekarang menjadi menantunya. Sungmin sendiri tak bisa memungkiri kalau dia bahagia mendapatkan suami bayangan separti kyuhyun. Ya, suami bayangan, anggap saja begitu.
Sungmin berkeliling rumahnya, rasa lelahnya hilang tiba tiba sewaktu dia tiba di rumah ini,. Rumah ini begitu cantik, sungmin suka rumah yang banyak jendelanya, karena bisa melihat langit langita dari matahari terbit sampai tengelam. Sampai dia tiba di lantai atas dia diam berdiri memandang dua kamar yang berhadapan.
"Aku sudah membicarakan ini dengan orang tua kita kalau sebaiknya kita pisah kamar sampai bisa menyesuaikan diri lagipula kau kan akan melanjutkan kuliahmu, aku tak ingin menggangumu" kata kyuhyun dingin dan tidak menatap sungmin
"begitu" jawab sungmin singkat, lalu memasang senyumnya
"ini barangmu"
Kyuhyun berbalik lalu masuk ke kamarnya lagi lagi meninggalkan sungmin yang terdiam kaku di depan kamarnya. Setelah berhasil menguasai dirinya sungmin masuk ke dalam kamar. Kamarnya sangat indah dengan kasur ukuran king size, dan semuanya bernuansa pink seperti kamarnya dulu. Sungmin berdiri di balkon kamarnya yang menghadap ke pemandangan kota seoul yang begitu indah.
"omma, aku merindukanmu" lirihnya pelan
Sungmin memang mengajukan permintaan pada appanya sebelum menikah yaitu melanjutkan kuliahnya sambil kembali mengajar, awalnya appa menentang kepuitusannya tapi karena kyuhyun menyetujuinya maka mereka terpaksa mengiyakan. Kyuhyun berkata pada ayahnya kalau dia tidak keberatan asal sungmin harus berada di rumah ketika dia pulang.
Dan pagi ini hidup barunya dimulai, sungmin telah sibuk di dapur sejak dua jam yang lalu, meyiapkan sarapan. Wangi harum masakan memnuhi ruangan rumah minimalis itu. Tak lama sungmin melihat kyuhyun turun dari tangga dengan memakai kemeja kerjanya. Aktivitas sungmin berhenti sebentar untuk memperhatikan kyuhyun yang baginya begitu sempurna dilihat dari sudut pandang manapun.
"kau tak sarapan dulu?" tanya sungmin pelan
"tidak mengurusku juga termasuk tidak membuatkan aku sarapan sungminssi"jawab kyuhyun sambil berlalu meninggalkan sungmin menuju garasi, beberapa menit kemudian terdengar suara deru mobil yang dinyalakan
"bahkan kau tak mengizinkan aku mengantarmu pergi" lirih sungmin tertahan
Sungmin menatap masakan yang dibuatnya, nafsu makannya menghilang begitu saja. Tapi tak lama sungmin kembali tersenyum "ya lee sungmin! Kau harus semangat! Kajja ini hari pertamamu kuliah"
*kyuhyun pov*
Belum cukup juga kah omma dan appa mengatur hidupku sampai aku harus terdampar di tempat ini, dengan seseorang yang mereka anggap istri. Cih, menyedihkan sekali hidupku. Mengapa wanita itu selalu mendapatkan semua yang diiinginkannya? Mengapa aku juga harus mnikahinya, aku tak mencintainya. Dia bukan tipeku, dia hanya wanita cengeng yang manja. Dan aku membencinya begitu aku mengenalnya. Bahkan omma selalu membicarakannya setiap hari selama bertahun tahun di rumah, telingaku samapi panas mendengarnya. Apa hebatnya dia? Harusnya dia berterima kasih padaku karena aku mau menolong ayahnya. Aku sangat menyayangi ayahnya karena dulu dia suka mengajakku bermain, meskipun aku tak tahu pada akhirnya kebaikannya itu hanya untuk kebahagiaan keluarganya semata. aku akan membantunya tapi jangan berharap aku akan memberikan hatiku untuk keluarganya, apalagi untuk putri cengeng yang selalu dibanggakan orang tuaku. Dia sama sekali bukan gadis yang menarik, aku heran mengapa dia sangat dibanggakan oleh omma.
Aku menghentikan mobilku di sebuah parkiran mobil, di depannku ada sebuah gereja yang belakangan ini jarang ku hampiri dan banyak anak yang sedang bermain di sana. Pandanganku terhenti pada sosok yang sedang tertawa bersama anak anak lain. Tanpa sepengetahuannya aku ` sosokku. dia menghampiriku, mendekat ke arahku. Ya Tuhan, betapa sempurnanya dia bahkan setelah lima tahun aku mengenalnya.
"cho kyuhyun, apa yang membawamu kesini? Bukankah harusnya kau berbulan madu" dia menggodaku sambil duduk disampingku
"aku harus pergi kemana? Mataku buta kalau disekelilingku kau tidak ada" jawabku sambil menyandarkan kepalaku di bahunya. Aku suka aroma shampoo yang dia pakai
"hei, kau sudah menikah. Jangan terus menggodaku" dia mendorong tubuhku pelan.
"apa kau menyesal aku sudah menikah?"
"tidak, karena aku sudah tahu kau akan menikah. Kau tidak kerja?"
"aku ingin bertemu denganmu sebelum berangkat"
Dia tersenyum lebar lalu mengacak acak rambutku pelan "kau masih belum berubah"
"kau ingin melihatku berubah?"
Dia tak menjawabku, perlahan dia bangkit mengambil tasnya yang kebetulan ada di dekat kursi kami, mengeluarkan sebuah kotak makan
"cha, selamat bekerja chagiya"
aku tak bisa menyembunyikan perasaan bahagiaku, bukan hanya kerena dia memanggilku chagiya tapi karena dia tak pernah melupakan sarapan pagi untukku.
Aku bangkit lalu mengecup pucuk kepalanya, dia tersenyum lagi kali ini lebih lebar. Aku bahagia sekali.
Aku mengenalnya hampir empat tahun lalu, di saat aku kabur dari rumah dan memutuskan untuk hidup sendiri, aku tak tahan dengan orang tuaku yang selalu menyuruhku ini dan itu, mereka tak pernah mendengarkan kemauanku. Aku ingin menjadi seorang penyanyi. Aku ingin menjadi penulis lagu yang terkenal. Itulah cita citaku, tapi mereka melarangku. Karena kakaku yang perempuan sudah menjadi violis handal dan mereka ingin aku yang melanjutkan bisnis keluarga yang sudah turun temurun. Saking marahnya aku pada mereka, aku memutuskan untuk kabur. Malam itu sangat dingin dan ketika melihat sebuah gereja aku memutuskan untuk tidur disana. Bukan karena aku tak mempunyai uang untuk menyewa hotel, hanya saja aku terlalu lelah. Aku sukses tertidur setelah mengadu pada Tuhanku segala penderitaanku yang tak ada habisnya.
Yang membuatku heran adalah ketika aku bangun dari tidurku. Ada sebuah selimut tebal menyelimuti tubuhku. Aku mengerjap pelan, menghindari cahaya matahri yang masuk melalui celah celah gereja. Punggungku terasa kaku sewaktu aku bangun, ini pasti karena semalaman aku tidur di kursi papan yang keras. Biasanya tubuhku tidur di sebuah kasur king size, dan tidak terbiasa tidur disebuah papan.
Aku keluar dari dalam gereja begitu mendengar banyak suara dari arah luar. Apa yang ku lihat? Ternyata banyak anak anak yang sednag bermain di taman depan gereja, mereka semua tampak ceria sekali, aku duduk di sebuah kursi yang menghadap ke mereka, dan seseorang menghampiriku. Itulah dia, orang yang tak ku sangka akan aku cintai selama lima tahun ini
"kau sudah bangun?" tanyanya ramah, aku mengangguk pelan
"kau kedinginan sekali semalam dan kau mengigau menyebut soal kuliahmu, apa kau baik baik saja?" tanyanya lagi, aku memincingkan mataku menatapnya tajam
"siapa kau? "
"josonghamnida, aku lupa.. namaku victoria. Panggil saja vicky. Itu nama baptisku. Aku tinggal di sini bersama para biarawati, aku mengajar sekolah anak anak yatim piatu disini. Dan semalam saat hendak berdoa dini hari, aku mendengar suaramu yang mengigau"
Aku tak tahu mengapa hatiku yang hendak marah karena dia mengurusi urusanku mendadak tenang mendengar suara tulusnya
"oh begitu" jawabku singkat. Entahlah suaraku mendadak hilang
"jongmal mianhae, aku tak bermaksud lancang.."
"gwaenchana, gumawo vickyssi" jawabku lagi
"kalau boleh tahu siapa namamu?" tanyanya ramah. Aku baru sadar belum memperkenalkan diriku
"cho kyuhyun"
"oh banggapseumita.. "
Dari situ mulailah dia bertanya tanya tentang aku, dari mulai dimana tempat tinggalku dan mengapa aku ada di gereja semalam. Dia mendengarkan ku dnegan antusias. Awalnya aku malas bercerita apalagi dia orang yang baru ku kenal, tapi gerakan tubuhnya dan tatapan matanya yang sangat antusias membuatku menceritakan semuanya. Perlahan dia menganggul setelah mendengar ceritaku, entah mengapa setelah bercerita mendadak aku merasa aku adalah orang yang paling egois sedunia hanya dengan menatap matanya.
"kyuhyunssi, kau bisa lihat mereka, mereka adalah anak anak yang tidak punya orang tua, kebanyakan dari mereka adalah anak di luar nikah yang dibuang oleh orang tuanya. Kau juga bisa melihatku, sejak kecil aku tinggal di sini, kepala biarawati tak pernah memberitahuku siapa orang tuaku, mereka selalu bilang kalau mereka tidak tahu, malam natal belasan tahun lalu mereka menemukan aku di depan kastil dan sedang menangis, umurku baru beberapa hari waktu itu dan semenjak itu merekalah yang megurusku. aku sangat sedih mendengar ceritamu, mengapa kau sangat membenci orang tuamu? Buatku hidupmu sudah sangat sempurna sekali, kau hanya tiggal menjalaninya sambil bersyukur saja. Menurutku itu tidak sulit"
"untukmu, bukan untukku" jawabku tak setuju
Dia tertawa lebar "kau benar. Kau tak pernah merasakan hidup tanpa orang tua, kau tidak pernah merasakan bagaimana kau mengahrapkan suatu saat mereka datang dan mencintaimu, mengantarmu ke sekolah dan memilihkan hal yang terbaik untukmu, kau tidak perlu kedinginan karena mereka akan selalu memelukmu erat"
Aku diam tak menjawab, setidaknya yang dia katakan telah menonjok ulu hatiku. Kami terus berbicara sampai siang dan dia mengajakku untuk makan bersama dengan anak anak yang ada di gereja itu. Mereka makan dengan ekspresi yang sangat mengapa tiba tiba aku merindukan omma dan appa di rumah. Pasti mereka tengah khawatir mencariku.
Setelah makan aku pamit pulang membawa tasku, dia menghampiriku lagi
"kau harus bahagia cho kyuhyun. Mereka sangat menyanyagimu. Semoga kau ingat untuk mampir, mereka senang berkenalan denganmu" katanya riang. Aku tersenyum
"gumawo vic, aku pasti akan datang kembali"
Dia melepas kepargianku dengan senyum yang lebar. Sejak saat itu aku tak pernah membantah semua kata kata orang tuaku. Aku mnjalaninya. Aku tak ingin menjadi anak durhaka yang tak pernah bersyukur.
Mulai saat itu, entah sudah berapa kali hingga hari ini aku pergi ke gereja itu, bahkan para biarawati sudah sangat mengenalku, victoria bukan seorang biarawati. Dia hanya seorang yang menjadi pengajar di kala pagi hari. Sorenya dia bekerja di sebuah kafe menjadi pelayan. Dia juga pintar melukis.
Aku selalu memperhatikannya dan semua yang dia lakukan selalu menarik perhatianku. Entah sejak kapan aku mulai menyukainya dan dia pun tampaknya menyukaiku. Dia sangat peduli denganku, selalu membuatkan aku sarapan pagi sebelum aku berangkat kuliah. Sudah sperti istriku saja. Tentunya aku ingin memilikinya sebagai istriku. Aku mencintainya, sampai kapanpun. Dia sangat bisa membuatku nyaman dengan segala yang dia lakukan untukku. Kami sering pergi bersama, aku juga sering mengajaknya nonton film atau sekedar makan malam bersama. Dia bisa menjadi sahabat sekaligus sosok ibu untukku. Dia adalah pendengar yang baik. Aku sadar aku telah tergila gila padanya.
Mengenai pernikahanku, aku hampir putus asa menerima takdirku, namun dia menguatkan aku. dia bilang ada bagian dari hidup kita yang selalu dibatasi oleh takdir. Aku tak ingin percaya itu, tapi aku tak bisa lari dari takdirku. Aku mencintainya Tuhan. Tak bisakah kami bersatu?
Aku selalu mengatakan perasaanku padanya, dia juga tahu kalau aku sangat mencintainya. Namun dia hanya membalasnya dengan senyuman. Entah itu maksudnya apa. Yang ku tahu senyuman berarti setuju.
*Kyuhyun pov end*
TBC-
ini membosankan ya? tapi mohon tetep dibaca :) tinggalkan review plisss
oiah banyak typo banget, mianhae. tapi aku yakinlah kalian masih paham bahasaku kekkeeke
gumawo buat yang udah baca, semua kritikan kalian aku tunggu loh :)
