Tittle : All My Heart

Chapter : 1/?

Author : AM-NYM

Pairing : Mikaram. Slight : KaJay (Karam x Jay), HyunJoon (Hyunmin x Injoon), EunHae

Cast : D-NA, Shinee, Super Junior

Genre : Friendship, Romance

Descleimer : Author cuma minjem nama doang. Mereka adalah milik Management mereka, keluarga mereka, diri mereka sendiri dan yang pastinya Tuhan YME

Summary : Tanpa disadari, Mika dan Karam saling memikirkan satu sama lain. Apakah mereka akan menyadari perasaan mereka? MiKaram Couple. D-NA Couple. Shounen-ai/BL/Yaoi. RnR Please...

Cerita ini gak nyambung sama judulnya. Selain itu fic ini pun masih bisa di jamin ke OOC-annya 100% karena saya baru saja jatuh cinta pada grup dan couple ini. Saya minta maaf jika ada kesalahan Typo, bahasa, EYD dan sebagainya. Saya akan menerima segala jenis kritik dan komentar. bahkan jika ada yang berniat membantu saya juga akan dengan senang hati menerimanya.

Chapter 1

(Mika POV)

"Suhoon-ah, tugasnya sudah harus dikumpulkan."

Seseorang menyadarkanku dari lamunanku. Aku menatap namja tampan yang sedang menunggu tugasku.

"Mianhae Jinki-ah... Ini tugasku." jawabku sambil memberikan tugas latihan yang tadi diberikan oleh Siwon Songsaenim.

Namja tadi bernama Lee Jinki, dia orang ramah tapi entah kenapa setiap ia membuat lelucon selalu garing. Dia merupakan sasaran utama di kelas ini jika penyakit usilku sedang kambuh ditengah-tengah pelajaran.

Oh iya, aku belum memperkenalkan diriku. Namaku adalah Lee Suhoon, tapi beberapa orang memanggilku Mika. Sebenarnya Mika adalah nama panggungku. Heran kenapa aku memiliki nama panggung? Itu semua karena aku adalah salah satu member BoyBand sekolah yang bernama Dae Guk Nam Ah. Yah... Meskipun labelnya adalah Boyband sekolah, entah kenapa kami lebih sering manggung sebagai Boyband diluar sekolah, sementara disekolah kami hanya menjadi grup Dance biasa.

Namja bernama Lee Jinki tadi juga merupakan anggota BoyBand sekolah, bedanya BoyBand nya Onew, itu nama panggungnya, adalah BoyBand yang berisikan siswa-siswa gabungan dari sekolah-sekolah yang ada di wilayah ini. Nama BoyBand mereka adalah Shinee. Karena alasan itu, Onew tidak tinggal di asrama sekolah, melainkan di asrama milik management mereka. Jangan heran kalau mereka sudah masuk agensi tertentu, meskipun berlabel BoyBand gabungan sekolah, karir mereka bahkan sudah melejit sampai keluar negeri. Membuatku iri saja.

Baiklah sekian dulu perkenalan antara aku dan namja yang bernama Onew tadi. Sekarang kembali lagi pada kegiatanku. Kegiatanku saat ini adalah mendengarkan I-pod sambil mengambil beberapa gambar dan video melalui ponsel. Jangan tanya kenapa aku tidak menggunakan kamera atau handycam, itu semua karena aku tidak mau repot-repot membawa banyak barang elektronik ke sekolah. Itu hanya akan menambah berat tasku saja.

Tiba-tiba saja pandanganku terpaku pada orang yang baru saja tertangkap oleh lensa kamera Handphone-ku. Orang yang juga merupakan member D-NA. Park Hyuncheol, atau yang lebih dikenal dengan nama Karam. Jujur saja, aku iri pada ketampanannya. Ia tampan sekaligus manis dalam sekali lihat. Dengan lipatan matanya yang cukup besar, pipi yang chubby dan mulus, mata coklat gelap yang tajam, rambut hitam kecoklatan dengan poni yang nyaris menutupi mata indahnya. Semua itu membuatku iri.

Memang sih dia dan beberapa orang lainnya sering memuji mataku yang katanya memiliki pandangan tajam dan berwarna biru tua. Hei! Jangan sangka kalau aku memakai softlens. Ini warna asli mataku. Yah... kadang aku juga heran kenapa aku bisa memiliki warna mata yang tidak lazim dimiliki oleh orang asia sepertiku. Mungkin nenek moyangku dulu merupakan orang eropa dengan iris mata berwarna biru. Hehehe...

Oke! Lupakan masalah warna mataku. Sekarang kembali lagi ke orang yang bernama Karam tadi. Selain aku iri pada wajahnya yang tampan dan manis itu, aku juga mengagumi kepiawaiannya dalam hal menari. Aku memang suka menari dan cukup jago, tapi dia lebih jago lagi. Seperti saat ini misalnya, ia sedang menari di koridor depan kelasku yang kebetulan cukup luas dengan disaksikan oleh beberapa siswa lain yang kutebak adalah siswa dari kelasnya sendiri dan juga dari kelas lain. Maklum, saat ini sedang istirahat siang. Dengan bantuan beatbox dari Injoon, ia bisa menghibur orang lain dengan tariannya bersama Jay. Dia benar-benar membuatku iri.

Karena ini tak akan menyenangkan jika hanya di foto, kuputuskan merubah format kamera foto menjadi kamera video dan mulai merekam aksinya bersama Jay. Mereka berdua benar-benar kompak. Aku tak pernah bosan melihat mereka menari meskipun setiap hari direcoki oleh tarian mereka. Mulai dari yang serius sampai yang hanya bermain-main sambil bersenang-senang seperti saat ini. satu lagi yang lupa aku katakan, Injoon dan Jay juga merupakan member D-NA. Sebenarnya ada seorang lagi, tapi sampai saat ini masih belum kelihatan batang hidungnya.

"Sibuk dengan hobimu, Mika hyung?" tanya seseorang mengagetkanku. Dengan tetap memfokuskan lensa kamera pada dua orang yang sedang menari didepan sana, aku menatap orang yang telah menyapaku. Panjang umur, baru saja ingin aku kenalkan. Orang yang menyapaku ini adalah member D-NA terakhir sekaligus sahabatku sejak kecil, namanya Woo Hyunmin.

"Oh, hai Hyunmin." balasku sekenanya. Hyunmin mengambil kursi yang ada didekatku dan duduk disebelahku.

"Sudah berapa giga yang kau habiskan untuk hasil foto dan videomu hyung?" tanyanya sambil memandangi tiga orang yang menjadi bintang di koridor depan yang masih asyik dengan kegiatan mereka. Aku mengikuti arah pandangnya.

"Entahlah... seingatku memory laptopku sudah terisi nyaris setengahnya." jawabku.

"Ku tebak, kau pasti tidak mau memindahkannya ke Hardisk eksternal?" ujarnya. Aku mengangguk. "Kenapa tidak dipindahkan saja?" tanyanya lagi.

"Ada beberapa alasan," jawabku. "dan aku tidak bisa mengatakannya padamu" sambungku begitu ia akan membuka mulut untuk bertanya lagi.

"Kau ini tidak seru hyung! Pada sahabatmu sendiri kau pakai rahasia-rahasiaan segala" ujarnya kesal.

Aku hanya terkekeh melihat wajah tampannya yang kesal. Aku mengacak rambutnya gemas dengan tanganku yang kosong, sementara Hyunmin tampak semakin kesal dengan tindakanku ini. Yah... dia memang paling tidak suka rambutnya diacak-acak. Tapi kalau untukku pengecualian, karena jika ia menolak, aku akan semakin sengaja bahkan memaksa untuk mengacak-acak rambutnya.

Aku kembali mengamati layar ponselku yang menampakkan hal-hal yang ditangkap oleh kamera. Aku dapat melihat Karam, Injoon dan Jay sedang melambai kearah kami. Setelah menekan tombol stop, aku mengalihkan perhatianku pada mereka dan balas melambai. Melihat Hyunmin yang masih manyun, aku menyikutnya agar membalas lambaian tiga orang dongsaengku itu yang diturutinya dengan berat hati.

Entah hanya perasaanku atau apa, untuk beberapa saat aku merasa pandangan Karam tidak ceria seperti tadi. Ada perasaan sakit dan kecewa yang tertangkap olehku. Entah karena apa aku pun tak tahu. Karena pada detik berikutnya, pandangannya kembali ceria. Ia merangkul Jay yang saat itu sedang mengobrol dengan Injoon.

Sekali lagi. Entah untuk keberapa kalinya perasaan itu datang lagi. Rasa sesak yang mendadak menyerang rongga paru-paruku, serangan jantung mendadak yang membuat detak jantungku berpacu bekali-kali lebih cepat dibanding biasanya dan yang terakhir, rasa sakit di jantungku yang seolah-olah ada sebuah jarum yang baru saja mengirisnya dan menusuknya.

Ya tuhan... Apa yang terjadi padaku?

(Author POV)

Menyadari Mika yang kembali terdiam ditempatnya, Hyunmin memandang sosok sahabatnya tersebut. Ia heran saat melihat pandangan Mika yang mendadak berubah. Tentu ia tahu pandangan Mika sekarang berarti apa, karena ia sendiri juga sering mendapati pandangan yang serupa jika berhadapan dengan cermin dan juga seseorang. Hanya saja ia tidak tahu siapa orang yang beruntung tersebut.

"Mika hyung, wae yo?" tanya Karam membuat dua orang yang tadi berada di dunia mereka masing-masing kembali tersadar.

Mika menatap Karam kaget lalu tersenyum kemudian menggeleng pelan. "Tidak, tidak ada apa-apa kok." jawabnya.

"Kau terlihat jelek kalau sedang melamun hyung." ujar Karam dengan kekurangajarannya dan seringai jahilnya.

"Terima kasih atas pujiannya. Kau pun terlihat aneh dengan seringaianmu itu." balas Mika sambil tersenyum manis.

Karam langsung manyun mendengar balasan sang Leader. "Kau menyebalkan hyung." ujarnya yang langsung disambut kekehan oleh Mika, Jay dan Injoon. Sementara Hyunmin, ia hanya tersenyum tipis dengan beberapa pemikiran yang baru saja menyangkut di sel-sel otaknya.

"Hyung, hari ini kita ada latihan?" tanya Jay yang karena terpisah kelas sendiri kadang jadi suka ketinggalan berita.

Mika mengangguk. "Iya, setelah pulang sekolah, Eunhyuk hyung dan Donghae hyung menunggu kita di tempat latihan." Jawabnya. Ia memandang Karam yang sedang asyik dengan ponselnya. "Kau tidak memberitahu padanya Karam?" tanyanya lagi.

Yang ditanya hanya kaget kemudian nyengir kuda memperlihatkan barisan giginya yang rapi."Aku lupa hyung." Jawabnya sekenanya.

Mika menghela nafas mendengar jawaban Karam. "Aissh... kau ini masih muda tapi sudah pikun. Ya sudahlah, kalau ada berita nanti aku sendiri yang akan mengatakannya padamu Jay-ah"

(skip time)

Latihan sudah selesai lima menit yang lalu. Namun tak ada seorang pun yang meninggalkan ruang latihan, termasuk kedua pelatih dance mereka. Eunhyuk dan Donghae yang masih mengistirahatkan tubuh mereka bersama lima orang dongsaeng sekaligus murid mereka.

Kedua orang ini memang sedikit aneh, jika kebanyakan pelatih dance lebih banyak memperhatikan gerakan orang-orang yang dilatihnya, mereka berdua justru akan ikut menari juga sehingga mereka semua menghabiskan energi yang sama. Selain itu, kalau biasanya para murid lah yang suka menari tidak jelas, kalau disini justru merekalah yang memulai hal tersebut yang akhirnya akan diikuti oleh lima orang lainnya. Meskipun begitu, mereka adalah pelatih sekaligus guru yang disenangi oleh para murid-muridnya karena kepribadian mereka yang menyenangkan. Eunhyuk sebagai guru olah raga, sementara Donghae adalah guru biologi.

"Oh iya, aku baru ingat. Yesung hyung bilang latihan kalian besok akan diganti dengan lusa di jam yang sama. Tidak ada yang keberatan kan?"ujar Eunhyuk tiba-tiba di tengah masa pemulihan tenaga mereka.

"Hee? Kenapa diundur hyung?" tanya Hyunmin.

"Kalau tidak salah dia bilang besok dia harus pergi ke suatu tempat, aku juga lupa dia bilang ke mana. Kau ingat tidak Hae?" tanya Eunhyuk pada Donghae. Sementara yang ditanya sedang sibuk sendiri.

"Ya! Ikan Cucut! Kau dengar aku tidak?" tanya Eunhyuk yang kesal karena tidak didengarkan.

"Ah, kau bilang apa Hyukkie?" tanya Donghae dengan polosnya dan langsung dihadiahkan lemparan handuk oleh Eunhyuk.

"Aku benci kau! Dasar ikan!" ujarnya lalu beranjak pergi meninggalkan enam orang yang cengo melihatnya.

"Aissh... anak itu... benar-benar deh." Gerutu Donghae yang sadar dari kecengoannya. "Yesung hyung bilang dia harus menemui pelatih vokal kami di kantor agensi, makanya latihannya di undur. Oke?" ujarnya pada lima member D-NA tersebut sambil membereskan barang-barangnya dan Eunhyuk yang dibalas dengan anggukan oleh mereka.

"Ya! Hyukkie! Tunggu dulu!" serunya sambil berlari menyusul Eunhyuk.

Lima orang yang ditinggalkan masih cengo tak berdaya. Mereka antara mengerti dan tidak mengerti melihat situasi yang baru saja mereka lalui. Tiba-tiba saja, Karam bangkit dan berjalan keluar ruangan.

"Mau kemana hyung?" tanya Injoon heran.

"Toilet." jawab Karam pendek.

Namun baru saja ia berbelok, matanya membulat tak percaya dengan pemandangan yang sedang dilihatnya.

(Karam POV)

Hei! Bilang kalau yang kulihat ini bohong!

Aku benar-benar tak percaya dengan apa yang kulihat saat ini. Biar kujelaskan, Eunhyuk hyung menyandar pada dinding koridor dengan tangan kiri Donghae hyung yang mengurungnya sementara tangan kanannya berada di wajah Eunhyuk hyung. Selain itu tangan Eunhyuk hyung memeluk leher Donghae hyung dan... oke, aku agak susah mengatakannya. Yang pasti istilah kasarnya, mereka kini tengah berciuman.

Astaga! Aku benar-benar tak percaya. Yah... Aku memang merasa hubungan mereka tidak seperti hubungan sahabat biasanya. Mereka terlalu dekat sebagai sahabat, bahkan cendrung bersifat posesif satu sama lain. Tapi tak kusangka mereka memiliki hubungan seperti itu dalam dunia nyata. Aku pikir hanya untuk fanservice dan dalam dunia fanfiction saja. Sebaiknya sebelum mereka sadar akan keberadaanku disini, lebih baik aku pergi sekarang juga. Aku tidak mau menganggu privasi mereka.

Ngomong-ngomong masalah hubungan sesama jenis, sebenarnya di sekolah ini sudah tak asing lagi. Mengingat sekolah ini adalah sekolah khusus putra yang mengharuskan semua siswanya untuk tinggal diasrama. Para guru pun juga begitu. Namun ada beberapa siswa dan guru yang tidak tinggal diasrama. Seperti Onew dan Jonghyun yang tinggal di asrama milik agensi mereka, lalu Siwon hyung, guru bahasa Inggris, Eunhyuk hyung dan Donghae hyung, kemudian Yesung hyung dan Sungmin hyung guru musik dan masih banyak lagi yang juga bernasib sama dengan Onew hyung dan Jonghyun. Aku memanggil mereka hyung karena katanya mereka masih terlalu muda untuk di panggil songsaenim. Tentu saja hal ini hanya berlaku di luar jam wajib sekolah.

Sebenarnya aku cukup heran dengan sekolah ini, sekolah tempat ku bersekolah ini, Dae Guk High School ini agak berbeda dengan sekolah lain. Sebagian dari guru dan siswanya merupakan anggota BoyBand yang cukup tersohor. Onew Hyung dan Jonghyun yang tergabung dalam grup Shinee, lalu ada Siwon hyung, Eunhyuk hyung, Donghae hyung, Yesung hyung dan entah berapa orang lagi yang merupakan member dari Boyband super Junior. Kadang aku berfikir, bagaimana caranya mereka bisa belajar dan mengajar dengan keadaan yang seperti itu. Sudahlah! Memikirkan hal itu membuat kepalaku semakin pusing saja.

Melihat hubungan Eunhyuk hyung dan Donghae hyung tadi membuatku berpikir tentang hubungan Mika hyung dan Hyunmin. Seingatku mereka adalah sahabat sejak kecil yang entah kenapa selalu satu sekolah sejak SD hingga sekarang. Aku jadi berpikir, jangan-jangan hubungan mereka itu seperti kedua orang yang baru saja aku pergoki tadi.

Nyut

Eh!

Kenapa perasaan itu ada lagi?

Kugerakkan tanganku ke dada. Kenapa rasanya sakit? Seperti ada sebuah jarum yang tertancap dihatiku. Ini sudah untuk kesekian kalinya. Aku tak bisa menghitung berapa kali aku merasakannya. Yang aku tahu aku merasakannya setiap kali aku memikirkannya. Setiap kali aku memikirkan Mika hyung.

to be continued

Saya gak tau apa fic ini cukup menarik dan layak untuk dilanjutkan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan Review nya.

Review please...