Jangan cuma numpang lewat dong, ayo baca! Baca doang juga gak apa-apa ^^'a. Tapi asal kalian tau yah~ Review kalian itu sagat Elsh harapkan #dor ^^V.

.

.

.

.

.

V96 # 60V

fictlet ini di persembahkan oleh anomelish

Naruto © Masashi Kishimoto

1 + 1 © anomelish

WARNING:
fictlet« twoshot dengan prolog yang super ... duper ... mega ... giga ... pendek, ngegemesin(?), unyu-unyu! Gak jangan mau baca! Berarti jangan mau gak baca #dor. Fict bangkit dari hiatus terkubur kembali oleh hiatus.
AU « Author Universe. Itu berarti fanfict ini tidak canon! #plok.
OOC « Out of Charakter. Akibat Elsh another mode.
Typo(s) and Miss Word « Sudah diedit kok, suer! Tapi yakali aja masih ada yang bandel ^^V

V96 # 60V

.

.

.

.

.

Sasuke tidak suka anak kecil. Titik.

Alasan dia mengambil jurusan pendidikan matematika dan bukannya pendidikan guru sekolah dasar (padahal peluangnya lebih besar) juga karena hal tersebut. Salah satu alasannya ajasih ... tidak menutup kemungkinan masih ada salah dua, salah tiga, dan salah-salah yang lain.

Memang, banyak yang bilang kalau lulusan PGSD (begitu singkatan dari Pendidikan Guru Sekolah Dasar) lebih mudah mendapat mendapatkan pekerjaan. Realistis sajalah, lihat lingkunganmu dan hitung! Banyakan mana coba: Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama atau Sekolah Menengah Atas? Terus, guru-gurunya juga (katanya sih) banyak yang hampir pensiun. Jadi sembari kuliah, sembari menunggu tempat kosong mereka. Setelah berhasil mendapat gelar Sarjana tidak perlu pusing lagi cari kerja. Lapak sudah terbuka lebar.

Itu memang opini! Cuma, bukan opini yang tidak didukung oleh fakta di lapangan. Itu nyata terjadi.

Diingatkan! Jangan pernah lupakan ini: bagi jenius macam Sasuke, dia tidak perlu khawatir, dengan IQ 200-nya jadi apapun dia pasti sempurna—salah! Pasti akan sukses, maksudnya.

Justru pertanyaan terbesarnya adalah: kenapa memilih menjadi guru?

Melihat titik temu sekarang? Kalu iya. Sama.

Hal itu juga yang menggelitik pikiran kepo reporter kampus saat mewawancarainya. Kepo masih tidak berubah! Kepanjangannya masih Knowing Every Particular Object, jadi tidak salah kalau reporter ini ingin tau mengenai apa-apa aja tentang Sasuke.

"Sasuke-kun, pers telah sejak lama penasaran, apa sebenarnya alasan anda ingin menjadi guru matematika?"

Jawaban setelahnya sungguh membuat reporter ini mencari kembali arti kepo sebenarnya, "Hn. Entah." Menyadarkannya bahwa ternyata ke-kepo-annya tidak cukup untuk seorang seperti Sasuke. Sampai-sampai dia tidak tau akan berbicara apalagi, hingga...

"Sasuke-niichaaaaaan~"

... Negara Api menyerang—salah!Hingga seorang yang masih perlu ditanyakan kegadisannya(?) datang dari negara Antah Baratah.

Seorang gadis (masalahnya dia juga bukan janda, jadi untuk saat ini kita sebut saja begitu) berambut pink berlari dari gerbang kampus yang jaraknya sekitar seratus meter lagi, sembari berteriak dengan sangat jelas! Kurang dari lima menit gadis tersebut telah menempati posisi diantara reporter merah maroon berkacamata (yang memasang tampang super bete) dan Sasuke.

"Apakah dia imotou-mu?" tanya reporter yang terpasang jelas kartu pers bertuliskan Karin.

Repoeter ini tidak kehabisa akal rupanya. Dia berniat untuk mengajak gabung gadis ini. Yah! Dari pada dia kehilangan kesempatan sekali dalam empat tahun (itupun kalau jadi dia wisuda dalam waktu segitu) untuk berbicara dengan Cover Boy—majalah belum terbit—Kampusnya ini.

"Bukan. Dia tetangga berisikku," ucap Sasuke setengah hati sembari memandang malas gadis bunga sakura di sebelahnya.

"Begitukah, jadi adek SMA di mana?"

"Bukan—" sergah Sakura cepat.

"... dia masih kelas lima SD." Sasuke melanjutkan dengan malas.

Mungkinkah...? Mungkin! Ya, bisa jadi...

Tidak! Tidak! Tidak! Ini bukan saatnya mendeskripsian adegan sebuah kuis. Ini sedang membicarakan masa depan Sasuke. Iya Sasuke yang itu! Bukan Ayam itu—memang sih rambutnya mirip pantat ayam. Ini adalah Uchiha Sasuke.

Jadi benar isu yang selama ini santer beredar di lingkungan Konoha University of Education! Isu yang menyatakan bahwa Sasuke tidak mau mengambil jurusan PGSD itu bukan emata-mata karena dia tidak suka anak kecil. Tapi karena gadis—salah! Dia masih anak kecil yang selalu nempel layaknya permen kapas kepada Sasuke.

"Sasuke-nichan, Saku tidak suka dengan Tante Genit itu," Sakura menatap Sasuke intens, sedikit berjinjit—tsk! masih belum tergapai. Akhirnya dengan kedua tanganya dia menekan bahu Sasuke pelan sehingga dengan posisinya sekarang memungkinkan Sakura untuk berbisik tepat di telinga Sasuke, "Dari tadi dia menatap Saku dengan ekspresi yang sulit diartikan."

Sakura tetaplah masih anak yang polos. Dia hanya tidak tau bahwa ekspresi tersebut merupakan bentuk dari kekagetan Karin yang begituuuuuuuuu berlebihan. Kita semua tau bahwa apapun yang berlebihan itu selalu tidak baik. Sesuatu yang tidak baik selalu dibenci oleh anak-anak.

Tapi benarkan Sakura alasannya, Sasuke? Atau...

... Sakura merupakan alasan untuk hal lain bagimu?

To be Continued

.

.

.

.

.

V96 # 60V

Kyaaa fict macam apa coba? Gapapa ah, yang jelas Elsh sudah nge-warning di atas. Kalau sekarang kalian mau cengo itu resiko kalian #dibuang

Sebenarnya Elsh pengen banget ngelanjutin fict multichap—terutama yang Gee. Tapi Elsh gak pede plus kena webe. Gimanameun yah ... lebih-lebih Elsh pikir Elsh pasti udah dilupain #dor

Ada yang masih inget sama Elsh? #krikkrik

Tuh kan! #pundung

Lupakan cuap-cuap yang di atas. Sebelum AN ini lebih panjang dari fict-nya.

No silent reader, please! Cukup tau aja, Elsh, udah sering banget di-PHP-in sama statistiknya (faktor nge-klik doang tapi nggak lanjut baca). Biar bagaimanapun Elsh kepo banget dengan apa yang kalian rasakan setelah baca fict ini. Meskipun kalian nggak ngerasain apa-apa.

Akhir kata:

R

E

V

I

E

W

REVIEW

V96 # 60V

Singaraja, 01 Febuari 2014/ 23.58