Author : muzza hero casssiopeia
Tittle : "Last Love"
Cast : - Jung Yunho
Kim Jae Joong
Park Yoochun
Kim Junsu
Shim Changmin
Genre : Romantic , angst.
sebenarnya ini adalah ceritaku udah lama banget. Pengen berbagi sama temen-temen yang lain aja.
Kalo ada kesamaan dalam penokohan, alur cerita itu murni sebuah kesalahan. .
selamat menikmati. .
Lets go !
.
.
.
Part 1
Jae Joong P.O.V
Drtttttt. .drrrrrrrrrrrtttttt. .
"Mian joongie aku angkat telfon dulu , ne ?"ucapnya lembut padaku lalu beranjak pergi.
"Huft. .lagi. .lagi dan lagi."ucapku mengeluh."Yun. .kapan semua ini akan terlalu lelah untuk menghadapi sikapmu yang satu bisakah kau hidup hanya denganku saja ?"desisku dengan menatapnya berbalik ke arahku lalu menatapku dan memberikanku sebuah senyum simpul.
"Joongie. ."
"Kau harus pergi ?"tanyaku lemah memotong perkataannya.
". . ."dia hanya membalasku dengan sebuah senyuman manis.
"Aku tahu. .pergilah ."ujarku pasrah.
"Gomawo. .sebanyak apapun wanita di sisiku percayalah bahwa pelabuhan cinta terakhirku adalah dirimu !"yakinnya padaku setelah mencium keningku sekilas.
"Ehm. ."aku berdehem menanggapi pernyataannya.
"Kajja ! kuantar kau pulang."ajaknya padaku.
"Aniya. .pergilah sebelum dia marah bisa pulang sendiri."sergahku.
"Kau marah ?"tanyanya cemas.
"Kau tahu aku tak akan pernah bisa marah padamu."jawabku.
"Kau memang yang. ."
"Sudahlah aku tak akan marah,sana pergi."suruhku seraya mendorong tubuhnya menjauh.
"Kajja ! sana pergi !"usirku lembut.
" ne ?lain kali kita kemari lagi."rayunya padaku."Bye. .sampai jumpa besok."ucapnya padaku saat melambaikan tangannya lalu masuk ke mobil dan beranjak pergi.
"Yun. .hiks. .selalu seperti . .aku lelah yun. .aku . .hiks. ."isakku saat ku tahu dia sudah pergi.
"Sampai kapan yun. .hiks. .apakah aku harus mati dulu agar kau bisa tahu bagaimana perasaanmu terhadapku ?"tanyaku nanar di tengah isakanku.
Aku berjalan lunglai melewati taman bermain terus saja mengalir mengiringi setiap langkah melayang ke kejadian 15 menit yang lalu.
"Baru 15 menit yang lalu aku bersamamu yun. .hiks. .dan sekarang. ."
Flashback
"Ehm. .joongie malam ini kau sungguh cantik."pujinya padaku saat menyerahkan secontong eskrim padaku.
"Aish. .aku ini tampan bukan cantik."elakku sebal namun tak dapat ku pungkiri jika pipiku kini sudah merah memanas.
"Hahaha. .kau itu sungguh menggemaskan joongie. .lihat saja pipimu sudah merah merona seperti itu."ucapnya menggodaku.
". . ."Aku kesal lalu mempoutkan bibirku dan menutupi pipi kiriku dengan sebelah tanganku sedang tanganku yang lain masih setia menggoyang-goyangkan eskrim yang sedari tadi ku jilat-jilat namun aktivitasku terhenti karena tiba-tiba dia menjatuhkan eskrim itu dari tanganku.
"HEY ! Apa yang kau lakukan ?"tanyaku kesal.
"Berhentilah menggodaku ! dan sekarang giliranku , ne ?"ucapnya manja.
"Eh."cengoku.
"Aish. .aku juga mau di gituin , jangan eskrimnya aja."manjanya padaku sambil menggoyang-goyangkan lenganku.
"Jangan harap baru saja menjatuhkan eskrimku dan sekarang minta hadiah ?! ANDWE !"kataku tegas.
"YAA ! JOONGIE !"teriaknya saat aku mulai berjalan mendahuluinya.
"Aku tetap pada keputusanku jung yunho."tegasku sekali lagi sambil tetap terus berjalan.
"Ayolah joongie. ."rengeknya di belakangku.
"Aniya. ."
"Joongie sayang. ."
"A-N-I-Y-A."
". . ."
'Eh. .kenapa dia tidak bersuara lagi ?'batinku penasaran lalu membalikkan tubuhku dan. .
CUP. .
Ku dapati seseorang tengah mengecup bibirku lembut.
"Aku tahu aku akan mendapatkannya joongie."serunya saat merasa dia sudah menang.
"Dasar nakal !"desisku lalu kupukul pelan lengan kekarnya.
"Hahaha. .bukankah karena kenakalanku ini kau jadi tergila-gila padaku , hm ?"godanya padaku sambil menatapku intens.
"Aish. .jangan menatapku seperti membuatku merasa terganggu."
"Kau terganggu ?! ya sudah !"dia melenggang dia sekarang sedang berpura-pura ngambek.
"Yah. .yunnie. .masa' gitu aja ngambek ?"rengekku dan kucoba untuk mengejarnya.
". . ."tak ada jawaban dan akupun berlari lalu kegapai lengannya dan aku mulai bergelayut manja di sana.
"Dasar !"desisnya dan kemudian mengacak-acak rambutku dengan sayang.
"Hehehe. ."
Flashback End
'Yun aku sudah sangat lelah dengan semua aku berhenti dari permainan ini ?'fikiranku melayang entah -samar terdengar suara klakson berbunyi dengan nyaring di telingaku.
BRAK. . .
Dentuman keras itu terdengar sesaat setelah sebuah cahaya yang menyilaukan masuk kemataku dan kemudian tubuhku seperti di lempar ke udara dan tiba-tiba semuanya menjadi gelap.
"Yun. .nnn. .nieh. .hah. ."ucapku tersengal-sengal sebelum aku kehilangan kesadaranku.
Jae Joong P.O.V End
Author P.O.V
"Enghhh. ."lenguhan kecil terdengar lirih di salah satu ruangan di sebuah rumah sakit di SEOUL.
"Joongie. .kau sudar sadar ?"tanya seorang namja dengan cemasnya yang sedari tadi menunggui namja cantik itu dengan sabar.
"Dimana aku ?"tanya namja cantik itu yang sedang berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya menyilaukan yang tiba-tiba menerpanya.
"Kau di rumah sakit chagi."
"Hyung. ."panggil jae joong lemah saat menyadari siapa yang kini ada di hadapannya.
"Jangan terlalu banyak bergerak dulu , kondisimu masih lemah."sergah namja yang ternyata adalah kim Jae Won , hyung dari namja cantik itu.
"Kenapa aku tidak mati saja hyung ? kenapa tuhan masih menyelamatkan aku ?"keluh jae joong nanar dengan tatapan kosong.
"Joongie ?!"kejut Jae Won
"Aku lelah ini terlalu banyak menguras tenagaku."jelas jae joong masih dengan tatapan kosongnya namun kini di pipinya sudah terbentuk sungai kecil yang membuat siapapun yang melihatnya akan ikut menangis.
"Aku sudah tidak sanggup lagi untuk bertahan hyung."tambahnya.
"Kalau begitu putuskan saja dia !"perintah jae won tegas.
"Hyung. ."kejut jae joong dan memandang wajah hyung yang sangat di sayanginya itu.
"Kalau kau sudah tidak kuat lagi putuskan saja banyak namja tampan yang baik di luar sana."ulang jae won.
"Ani hyung. .aku tidak bisa , aku terlalu mencintainya."desis jae joong kembali menatap langit-langit ruang rawatnya dengan tatapan kosong.
"Huh. .apa dalam hidupmu hanya dia seorang yang kau fikirkan , hm ?"tanya jae won tajam.
". . ."jae joong diam membisu.
"Lalu kau anggap apa aku ini ?!"tanya jae won penuh penekanan.
"Kau anggap apa umma, appa dan sahabat-sahabatmu itu joongie ? mereka semua kamu. .kamu malah sibuk dengan orang yang sama sekali tak pernah menganggapmu ada."tambah jae won panjang lebar dan menatap tajam ke dalam mata jae joong.
"Bukan begitu hyung , aku. ."jae joong tidak tahu harus berkata apa.
"Sudahlah. .istirahatlah ! jangan terlalu banyak berfikir , kondisimu masih lemah,Aku keluar dulu mau cari makanan."kata jae won lalu merapikan selimut yang menutupi tubuh jae joong dan beranjak pergi.
"Hyung. ."panggil jae joong lemah."Mianhe. ."
Author P.O.V End
Jae Joong P.O.V
Kucoba untuk memejamkan mata ini namun tetap saja tak bisa -kata hyung tadi masih setia terngiang di di sisi lain bayangan wajah yunnie juga setia menghampiri fikiranku.
"Tuhan. .apa yang harus kulakukan ?"pasrahku sambil mencoba untuk duduk.
Kuraih ponselku yang sejak tadi bertenger di nakas samping otak atik ponselku itu hingga ku temukan sebuah folder yang begitu berharga tertarik untuk membukanya lalu ku amati setiap file yang ada di terasa kini sungai kecil itu sudah mulai menghiasi pipiku.
"Haruskah aku melakukannya ?"gumamku.
Bagaimana bisa aku tidak menangis ? file-file yang kini tengah kutatap adalah kenangan dari setiap momentku bersama dengan sekarang ini aku di hadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit untukku.
"Tak bisakah aku memiliki keduanya ?"tanyaku pada diriku sendiri.
Flashback
"Yun. .ehm bisakah kau hanya bersamaku saja ?"tanyaku ragu.
"Memangnya kenapa ?"jawabnya enteng.
"Aniya. .hanya saja. ."
"Kalau kau tidak suka kita bisa berpisah sekarang !"tegasnya memotong kata-kataku.
Deg . . .
Flashback End
"Hiks. .hiks. .yunnie. .apa yang harus joongie lakukan ?"isakku.
Tiba-tiba perkataan hyung tadi terngiang di telingaku saat itu juga tangisku kini aku sudah hempaskan ponselku di ranjang lalu kutarik paksa selang infus di tanganku dan kemudian aku berlari keluar rumah tengah-tengah aktivitas berlariku itu sayup-sayup aku mendengar suara hyung memanggilku.
"Mianhe hyung. .aku harus meluruskan semua tidak bisa selamanya bertahan dalam keadaan yang seperti ini."ucapku mantap sambil terus sepanjang jalan pelarianku airmataku tak pernah berhenti kini , di sinilah pemberhentian dari pelarianku rumah yang berdiri dengan di tengah halaman rumahnyalah aku memanggil namanya dengan keparauan suaraku.
"Yun. .yun. .niehhh. ."
Jae Joong P.O.V End
Yunho P.O.V
Seperti malam-malam sebelumnya,malam ini aku di temani dengan salah satu . .dengan modal wajah yang tampan , tubuh atletis , materi yang cukup serta ketenaranku di seantero penjuru korea , siapa coba yang nolak. # author manggut-manggut.
Tapi malam ini ah. .ani sejak kemarin aku merasa ada yang kurang dalam apa itu ? aku sendiri juga tidak saja aku merasa ada yang kurang dalam sudah bosan duduk di samping yeoja genit yang kini tengah menghitung belanjaan yang baru saja kami borong dari swalayan kuputuskan untuk beranjak dari sana dan mendekat ke arah jendela.
"Huft. .joongie kenapa kau tidak menghubungiku ?"ucapku saat kutatap ponsel dalam genggamanku."Aku merindukanmu."
'Mwo ? apa yang baru saja kukatakan ? aku merindukannya ? merindukan namja cantik itu ?'batinku bergejolak.
'Ani-ani. .aku pasti salah bicara.'sangkal hatiku sambil ku geleng-gelengkan kepalaku.
"Oppa kau kenapa ?"tanya ahra tiba-tiba.
"Ah. .aniya. .lanjutkan saja aktivitasmu."sanggahku.
'Hey ! ada apa denganku ini ? mengapa bayangan joongie seolah-olah tengah menghantuiku seperti ini ? dan kenapa hatiku tak pernah berhenti memanggil-manggil namanya ?'tanyaku dalam hati.
"Mungkinkah aku mulai mencintainya ?"gumamku.
"Nugu oppa ?"lagi-lagi ahra menggangguku.
"Eh. .?"
"Nugu ? kau mulai mencintai siapa ?"selidik ahra.
"Aniya. .bukan siapa-siapa."jawabku cuek kulihat dia kecewa dengan tahu jawaban apa yang dia inginkan."Jangan harap aku akan mencintai yeoja matre' sepertimu , ahra ."desisku.
"Yun. .yun. .niehhh. ."
Deg . . .suara itu.
"Aku pasti sudah -sampai aku mendengarnya memanggilku."gumamku.
"Yun. .yunnie. ."suara lemah nan indah itu kembali ku dengar.
"Sepertinya dari arah. . ."kusibakkan korden yang menutupi jendelaku lalu ku longokkan kepalaku ke bawah senyum terukir di bibirku saat terlihat sesosok tubuh yang sangat kurindukan 2 hari menunggu aba-aba lagi segera aku berlari menuju lantai bawah dengan senyum yang masih terukir jelas di bibirku.
"Oppa. .kau mau kemana ? OPPA ?!"bahkan teriakan ahra ku abaikan.
Brak. .kubuka kasar pintu rumahku dan segera ku hampiri tubuhnya yang kini melemparkan senyum yang selalu mampu membuatku tenang.
"Yunnie. ."panggilnya lembut.
Sebuah senyum lebar terukir begitu saja saat terlihat sosok yang sangat aku ambil langkah seribu untuk merengkuh tubuh mungilnya . .kehangatan itu mengaliri setiap inchi tubuhku.
"Pabo. .kenapa baru sekarang kau datang , hm ?"tanyaku dengan menambah erat pelukanku di tubuh wanginya.
"Ses. .sak yunh. ."rintihnya dan spontan aku melepas pelukanku.
"Mianhe. .aku terlalu merindukanmu joongie."jelasku lalu ku genggam tangan mulusnya.
"Mian. ."sesalnya.
"Hey. .gwenchana ? kenapa kepalamu di perban seperti ini ?"tanyaku khawatir saat ku sadari sebuah perban melilit kepalanya.
"Gwenchana ? 2 hari yang lalu aku terserempet mobil di taman ?"
"Mwo ? mana yang sakit ?"tanyaku semakin cemas.
"Aku sudah membaik yunnie."jelasnya sambil menggenggam tanganku yang menulusuri tubuhnya.
"Mian , ne ? aku belum sempat menjengukmu."sesalku.
"Tidak apa-apa."
"Enghhh. .aku benar-benar merindukanmu joongie."ungkapku saat kembali merengkuh tubuhnya.
"Nado. ."jawabnya sambil membalas pelukanku.
Hening. .ku biarkan suasana ini menghening agar aku bisa lebih menikmati aroma tubuhnya yang telah menjadi salah satu candu dalam hidupku.
"Yun. .?"panggilnya lembut.
"Ehm. ."
"Bolehkah aku meminta sesuatu padamu ?"
"Tentu. .kau mau apa ?"tanyaku memastikan dengan tetap pada posisi kami yang saling berpelukan.
"Aku serius yun."tegasnya sehingga membuatku melepas pelukan kami dan mulai memperhatikan ucapannya.
"Aku juga serius joongie sayang."gombalku.
"Yunh. . ."
"Ne. .ne. .aku tidak akan bercanda katakan apa keinginanmu ?"pasrahku.
"A-apa kau. . .?"sepertinya dia enggan mengungkapkan keinginannya,
"Hemmm?"tanyaku penasaran.
"Tidak bisakah kau melepaskan semua gadismu dan hanya hidup denganku saja."jelasnya.
"Itu lagi. ."kesalku sambil mempoutkan bibirku.
"Aku serius yun. ."ulangnya.
"Sudah ku katakan bukan kalau 'sebanyak apapun wanita di sisiku percayalah bahwa pelabuhan cinta terakhirku adalah dirimu'."jelasku kecewa.
"Tapi aku lelah yun. .Aku lelah menunggumu untuk tetap berada di sisiku,hanya menunggumu tidak hanya 1 atau 2 bulan yun , tapi 3 tahun yun. .3 tahun. ."ungkapnya penuh penekanan dan ada nada keputus asaan di sana.
Pug . .
Kutangkup kedua pipinya dengan tanganku.
"Beri aku sedikit waktu lagi joongie." pintaku.
"Dan aku janji setelah itu aku akan selalu berada di sisimu , hanya dirimu."janjiku.
". . ."dia menggeleng pelan."Aku tidak bisa yun. ."
"Kenapa tidak bisa ?"tanyaku sambil melepas tangkupan tanganku di kedua pipinya.
"Aku tidak bisa. . Sekarang saatnya kau menentukan pilihan."ucapnya tegas , walau dapat ku dengar ada getaran dalam suaranya itu.
" Kau ingin berpisah denganku joongie ?"tanyaku penuh selidik.
"Aniya. .bukan seperti itu."sergahnya.
"Baiklah kalau begitu kita putus."kataku enteng lalu berbalik , berpura-pura ngambek dan akan beranjak pergi sebelum sebuah tangan menahan lenganku.
"Apa kau serius yun ?"aku tersenyum simpul mendengar suaranya yang tujuanku menggodanya dengan kata 'putus' dia akan merayuku agar kembali menarik kata-kataku dengan wajahnya yang lucu.
"Apa maksudmu ? tentu saja benar."tegasku seolah-olah masih mengambek dia akan langsung memelukku.
Grep. .
Kurasakan sebuah tangan memeluk pinggangku erat dan sebuah senyum kemenangan terukir jelas di yakin setelah ini dia akan memberikanku sebuah ciuman seperti biasanya.
"Hiks. .hiks. .bukan itu yang joongie inginkan yun."isaknya di balik punggungku.
Cukup , sampai level inilah aku paling tidak kuat melihatnya aku ingin berbalik dan memeluknya , mencoba memberikan sebuah kenyamanan tiba-tiba. . .
Bruk. .
"JOONGIE !"ku dengar seseorang meneriakkan nama ku coba mencari tahu siapa dia suara ahra tiba-tiba terngiang di telingaku dan menyita perhatianku.
"Dasar namja jalang ! kau sudah dengar bukan ? yunho oppa sudah tak sudi bersamamu . .pergi sana kau namja punya mukakah kau ? sudah di buang juga , masih mengemis-ngemis cinta."cerca ahra panjang lebar membuat darahku mendidih hingga ubun-ubun.
"AHRA JAGA BICARAMU !"gertakku sambil menahan emosi yang sudah di ujung tanduk.
"Oppa. .aku kan membelamu."belanya sok imut.
"KAU. .ssssss."aku mendesis pelan menahan semua amarahku yang ingin meledak.
"Joongie gwenchana ?"sebuah suara mengalihkan perhatianku dari ahra.
"Lihat oppa , bahkan di hadapanmupun dia berani berselingkuh."jelas . .kini kulihat seorang namja tengah membantu joongie aku semakin di buat gusar karenanya.
"Kau. .masuklah."ucapku sambil menunjuk ke arah ahra.
"Tapi oppa. ."ucapnya manja.
"Masuk !"perintahku tegas lalu ahra berjalan masuk dengan menghentak-hentakkan kakinya yang tentu saja membuatku kini ku kembalikan tatapanku ke arah joongie dan namja yang kini sudah menepuk-nepuk pelan tubuh joongie untuk menghilangkan debu dari tubuhnya.
"Cih. .jadi ini yang kau lakukan di belakangku joongie ?"tanyaku sinis.
"Kaukah yang bernama jung yunho ?"tanya namja itu melecehkan.
"Ne. .ada apa. . ."
Bug. .
Belum sempat aku menjawab pertanyaannya dengan sempurna tiba-tiba di menghantam perutku.
"HYUNG !"teriak joongie saat namja itu berhasil membuatku tersungkur.
"Hah. .kau yang berbuat salah tapi kau yang malah memukulku."ledekku sambil mencoba berdiri.
"Kau. ."namja itu bersiap memukulku kembali tapi joongie menahannya.
"Jangan hyung , joongie mohon."pinta joongie dengan airmata yang entah sejak kapan membanjiri pipi putihnya.
"Tidak bisa joongie ! hyung tidak bisa menerima perlakuan namja brengsek ini terhadap dongsaeng kesayangan hyung."jelas namja itu dengan nada tinggi sambil menunjuk ke arahku tanpa melihatku.
"Aniya hyung. .aku mencintainya."ungkap joongie yang membuatku tersentak.
'kenapa joongie malah mengungkapkan isi hatinya terhadapku di depan selingkuhannya ? jangan-jangan. . 'batinku menebak-nebak.
"MWO ?! Kau masih mencintai seseorang yang sudah jelas-jelas mengkhianatimu , chagi ?"tanya namja itu heran.
"Hatiku tidak bisa berbohong hyung."lirih joongie.
'hyung ? apakah mereka berdua kakak-beradik ?'tanyaku dalam hati.
"Sekarang kau pilih keluargamu atau namja brengsek ini ?"tanyanya tegas sambil menatap tajam kearahku.
"Tak bisakah aku memliki kedua-duanya ?"tanya joongie putus asa.
"Joongie sudah cukup semua penderitaan yang kau alami dan airmata yang kau keluarkan. .hyung sudah tidak kuat lagi kalau harus menghadapimu yang ingin mati seperti tadi siang ? rasanya hati hyung hancur , chagi ?"kulihat namja itu kini mulai mengeluarkan airmata.
'Mwo ?! joongie. .joongie ingin. .'kagetku dalam hati.
"Hiks. .hiks. ."joongie semakin terisak aku sudah mengerti namja ini dan bagaimana keadaan joongie selama hampiri tubuh yang kini bergerak naik turun menahan isakan tersebut.
"Joongie. ."panggilku lembut dan mencoba menyentuh tubuhnya.
Plak . . .
"Singkirkan tangan kotormu itu dari tubuh dongsaengku JUNG YUNHO SSI ."ucap namja itu tajam padaku setelah menepis kasar tanganku.
"Tapi joongie. ."
"Bukankah kau dan joongie sudah putus tuan sudah mendengar dan melihat semua ku rasa tak ada alasan lagi untukku membiarkan adikku berada di sini."kata namja itu penuh amarah.
"Aniya. .aku tadi tidak bermak. ."
"Sudah cukup jung cukup adikku menderita karena mencintaimu selama saatnya dia meninggalkanmu dan mencari kebahagiaan baru."jelas namja itu yang membuat hatiku serasa hancur berkeping-keping.
"Kajja joongie ! kita kembali kerumah sakit."ajak namja itu lembut pada joongie lalu berjongkok di depan joongie."Kajja naiklah ke atas punggungku , aku akan menggendongmu sampai rumah sakit."tawar namja itu.
". . ."joongie tidak membalasnya namun segera mengalungkan tangannya di leher namja itu dan di bawa pergi dari hadapanku.
"Hyung. .joongie lelah."rintih joongie yang membuatku serasa di hantam batu besar yang membuat tubuhku hancur lebur.
"Tidurlah."jawab namja itu di tengah perjalanannya dengan tetap meggendong tubuh joongie.
"Di sini sakit hyung."ungkap jongie dengan mata terpejam sambil memegang dadanya.
"Biar nanti di obatin di rumah sakit , ne ? sekarang tidurlah."suruh namja itu berusaha tegar namun dapat kulihat aliran sungai kecil yang membelah pipinya.
Blug. . .
Tubuhku terhempas begitu saja di tanah saat bayangan namja yang kutahu hyungnya joongie dan joongie sudah tak terlihat lagi.
"Mianhe. .jeongmal mianhe. .di sini juga sakit joongie."tunjukku pada dadaku.
"Saranghae. .jeongmal saranghae."akuku dan tiba-tiba kurasakan titik-titik air hujan jatuh mengenai beberapa bagian dari tubuhku seaka-akan memehami keadaan hatiku saat ini.
TBC
Hahaha. .gimana gaje sangat kan ?
Wkwkwkwk. .entah kenapa aku suka banget cerita dimana Jaejoongnya tak dianggap. .hahaha
Oke yang sempat mampir ditunggu reviewnya ya. .
masih butuh banyak kritik dan saran ini
