HOLDING BACK THE TEARS
.
Tittle : Holding Back The Tears Prolog
Author : Rheiii
Cast : Kim Jaejoong, Jung Yunho, Lee Sungmin, Choi Kyuhyun, Choi siwon, dll-.
Genre : Romance, Hurt, Angst
Rate : PG 13
Lenght : Chaptered
Even that time when the wind stays, Its not enough for me.
I smile one more time and give my final greeting, I love you.
I am tired now and love hurts but, Even if that time is just a memory
I have to give my final greeting.
I love you, I love you.
Fly away Fly away LOVE
Fly away Fly away LOVE
In the afterlife I will greet my love again
Kim Jaejoong TVXQ _ Insa
.
.
Seorang namja kecil berusia 5 tahun tampak mengerucutkan bibirnya imut, kedua tangannya menopang dagu dan ekspresi bosan mendominasi wajah tampannya. Matanya tampak intens memperhatikan namja cantik yang dari tadi sibuk berdandan di hadapannya dengan pandangan tidak suka, bukan benci tapi hanya tidak suka akan apa yang sedang dilakukan namja cantik itu.
"Cha selesai, bagaimana menurutmu minnie, apa eomma sudah cantik ?" tanya namja bernama Kim Jaejoong itu pada namja kecil yang sedari tadi hanya memandangnya dalam diam, Kim Changmin.
"Eomma minnie celalu cantik tapi eomma hali ini minnie ngga mau dititip di lumah Junsu ajjumma dan ajjushi jidat lebal itu eomma, minnie ingin ikut eomma ke kantol" rengek changmin dengan logat cadelnya.
"Yak Kim Changmin sudah berapa kali eomma bilang jangan panggil Yoochun dengan sebutan ahjussi jidat lebar, itu tidak sopan sayang"
"Tapi kan minnie belkata jujul eomma, jidatnya memang lebal kok kalau minnie bilang tidak lebal itu namanya fitnah"
"Aissh terserah kau sajalah, sebenarnya kau itu anak siapa sih keras kepala sekali"
Ucap namja cantik tersebut membuat changmin mulai berkaca-kaca dan kemudian menangis kencang.
"Hwaaa minnie ngga diaku anak sama eomma. Hwaaa ..."
"Aisssh " Jaejoong menggelengkan kepalanya frustasi melihat kelakuan ajaib anak semata wayangnya itu.
.
.
*YUNJAE IS REAL*
.
.
Jaejoong melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa menuju halte bis terdekat. Setelah menitipkan Changmin pada Junsu, Jaejoong bergegas pergi ke Kantor karena dia tidak mau terlambat lagi untuk kesekian kalinya karena hal itu akan membuatnya kehilangan pekerjaan dan Jaejoong tidak mau hal itu terjadi.
Menjadi seorang single parents dari anak berusia 5 tahun di usianya yang baru menginjak 24 tahun membuat Jaejoong harus bekerja mati-matian. Dia ingin memberikan kehidupan layak bagi anak semata wayangnya itu apalagi Jaejoong kini harus berjuang sendiri karena orangtuanya sudah mengusirnya saat dia memilih untuk mempertahankan Changmin yang saat itu masih dalam kandungan, untung saat itu ada sahabatnya Kim Junsu dan pacarnya Junsu, Park Yoochun yang selalu setia menemaninya.
Melihat anaknya tumbuh dan berkembang menjadi namja yang sehat dan pintar seperti saat ini membuat Jaejoong mensyukuri pilihannya untuk mempertahankan kandungannya dulu. Jaejoong tak peduli walaupun orangtuanya tak mengganggapnya lagi, Jaejoong tak peduli bila harus membesarkan anaknya itu sendiri, Jaejoong juga tak peduli bila orang lain mencemoohnya dan yang paling penting Jaejoong tak peduli bila dia harus kehilangan masa depannya karena bila ada Kim Changmin di sisinya maka hidupnya sudah terasa lengkap dan sempurna.
Tiiiin ... Tiiin ...
Jaejoong yang sedang melamun sambil menunggu bis di halte seketika tersadar saat sebuah mobil BMW metalik berhenti tepat di hadapannya kini dan Jaejoong tahu persis mobil siapa itu.
"Choi sajangnim ?"
"Ayo naik, kita berangkat bersama" tawar si pemilik mobil yang merupakan salah satu CEO dari tempatnya bekerja, Choi Siwon.
"Ah ani sajangnim, aku naik bus saja"
"Aku tak menerima penolakan lagipula sebentar lagi kau akan terlambat dan aku tak mau sekretarisku terlambat, kajja masuk ke mobilku !"
Jaejoong pun terpaksa menuruti perintah atasannya tersebut. Sepanjang perjalanan keduanya hanya terdiam dan canggung satu sama lain, tak ada yang berani memulai pembicaraan dan saat mereka sampai di gedung Choi Corp yang megah dan kemudian Choi siwon keluar dari mobilnya diikuti oleh Jaejoong di belakangnya.
Bisik-bisik karyawan pun tak terelakan melihat Jaejoong datang bersama Choi siwon, CEO mereka. Memang posisi Jaejoong adalah sekretaris seorang Choi siwon tapi apakah harus sampai berangkat kerja bersama. Jaejoong sendiri mendengar bisik-bisik karyawan tentangnya namun dia sudah terbiasa dan berusaha mengabaikannya lalu fokus pada tugasnya hari ini.
"Pagi noona" sapa seorang namja dengan ceria saat Jaejoong baru saja duduk di meja kerjanya. Jaejoong menoleh dan disampingnya sudah berdiri seorang Choi Kyuhyun, manager pemasaran yang juga adik Choi siwon sedang tersenyum lebar padanya.
"Pagi Kyuhyun sajangnim dan harus berapa kali ku katakan panggil aku hyung, aku ini namja"
Jaejoong mempoutkan bibirnya imut sementara Kyuhyun hanya terkekeh kecil.
"Dan harus berapa kali juga aku mengingatkan noona agar jangan memanggilku dengan embel-embel sajangnim ?"
"Aiish kau sama keras kepalanya dengan Changmin"
"Changmin saja memanggilmu eomma bukan appa lagipula akui saja kalau kau itu terlalu cantik untuk ukuran namja noona-ah"
Kyuhyun tertawa melihat Jaejoong yang semakin cemberut. Kyuhyun memang senang menggoda namja cantik yang sudah dia anggap kakaknya sendiri itu dan Jaejoong juga sangat menyayangi Kyuhyun yang berusia 1 tahun di bawahnya itu apalagi Kyuhyun lah juga yang membantunya agar di terima menjadi sekretaris di perusahaan itu walaupun ijazah Jaejoong hanya SMA.
"Apa hyung ada di ruangannya ?" Kyuhyun langsung ingat tujuannya menemui Jaejoong.
"Ne, Choi siwon sajangnim ada di ruangannya"
"Oke, aku mau menemui hyungku tersayang dulu untuk menyerahkan dokumen menyebalkan ini. Bye noona" Kyuhyun lalu masuk ke ruangan Siwon meninggalkan Jaejoong yang mengacak rambutnya frustasi.
"Kenapa hari ini semua orang menyebalkan, aiiiissh ..."
Kyuhyun tertawa pelan melihat Jaejoong terlihat kesal, Dia lalu masuk ke ruangan hyungnya tanpa mengetuk pintu lebih dulu dan langsung menyerahkan dokumen yang di pegangnya pada sang hyung yang tampak sibuk menandatangani beberapa berkas.
"Apa itu ?" tanya Siwon tanpa mengalihkan perhatiannya.
"Laporan pemasaran bulan ini"
"Taruh saja disitu nanti ku periksa"
Kyuhyun menghela nafasnya pelan, begitulah hyungnya bila sudah berhubungan dengan pekerjaan tak ada yang bisa mengganggunya.
"Bagaimana soal Jaejoong hyung ? apa hyung sudah bilang padanya tentang perasaan hyung ?"
Siwon tiba-tiba menghentikan pekerjaannya, matanya kini terfokus menatap dongsaeng yang sangat disayanginya itu yang kini juga menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Apa maksudmu ?"
"Aku tidak bodoh hyung, aku tahu kalau selama ini hyung diam-diam memperhatikan Jaejoong hyung dan tadi pagi kau juga sengaja lewat depan halte dekat rumah Jaejoong hyung hanya karena ingin berangkat bersamanya kan ?" goda Kyuhyun membuat Siwon salah tingkah.
"Kau tidak tahu apa-apa Kyuhyun-ah"
Ucapan Siwon membuat Kyuhyun terdiam sesaat dan ekspresinya langsung berubah sendu
"Aku memang tidak tahu apa-apa hyung tapi yang jelas aku tahu bagaimana rasanya kehilangan orang yang kau cintai bahkan sebelum kau sempat mengatakan bahwa kau mencintainya dan aku tak mau hyung mengalami hal yang sama denganku"
Kyuhyun lalu pergi meninggalkan ruangan Siwon. Siwon menghela nafasnya berat, sudah hampir 6 tahun berlalu tapi Kyuhyun masih saja hidup dalam penyesalan yang dalam akan kebodohannya dulu. Siwon tidak tega melihat dongsaengnya itu begitu terpuruk karena kehilangan seseorang yang sangat dia cintai namun tak ada yang bisa Siwon lakukan karena walaupun dia dan Kyuhyun sudah berusaha mencari tapi sosok itu seakan hilang di telan bumi.
.
.
*KYUMIN IS CUTE COUPLE*
.
.
Bandara Internasional Incheon begitu ramai hari itu, banyak penumpang pesawat yang hilir mudik entah akan berangkat atau baru sampai di Korea. Di antara keramaian tersebut sosok jangkung bermata musang nan berkharisma seakan menyedot perhatian sebagian besar orang yang berada disana, figurnya yang sempurna ditambah dengan kehadiran seorang namja cantik berkulit seputih susu yang sedang menggendong seorang namja mungil yang begitu menggemaskan di sampingnya membuat banyak pasang mata tak hentinya memuji mereka sebagai figur keluarga yang sempurna.
"Kau menggendong Taemin terus dari tadi, apa kau tidak lelah Sungmin-ah ?" tanya namja tampan pada sang namja cantik bernama Sungmin itu sambil mengelus kepala namja kecil yang kini terlelap tidur di gendongan Sungmin.
Sungmin hanya menggeleng pelan, ketiganya lalu berjalan keluar dari bandara dan memasuki mobil yang sudah disiapkan oleh orang ditugaskan untuk menjemput keluarga kecil itu di bandara. Mobil mewah itu kemudian melaju membelah jalanan kota Seoul yang padat di siang hari menuju ke Mansion yang akan mereka tempati selama di Korea.
Namja bermata musang itu hanya menatap keluar jendela sepanjang perjalanan, kepalanya terus memutar memory indah 6 tahun yang lalu sebelum dia harus pergi meninggalkan Korea dan pindah ke New York. Namja tampan itu melenguh pelan, bahkan setelah 6 tahun berlalu dia masih belum bisa melupakan masa lalunya dan bukankah itu tidak adil karena kini dia telah memiliki sebuah keluarga kecil yang harus dia jaga dan sayangi seutuhnya tapi hati tidak bisa berbohong kan ?
"Kita sudah sampai tuan Jung Yunho"
Ucapan sang supir membuyarkan lamunan Yunho, Dilihatnya mansion yang sudah 6 tahun tak dia tempati masih sama seperti dulu. Belasan maid berjejer menyambut kedatangan pemilik perusahaan multinasional beserta istri dan anaknya itu. Yunho lalu menggandeng Sungmin yang masih menggendong anaknya yang terlelap dan berjalan dengan angkuh tanpa menoleh sedikitpun sampai akhirnya mereka sampai di sebuah kamar yang merupakan kamar utama di mansion tersebut.
"Istirahatlah"
Titah Yunho sambil membuka Jas nya tanpa menoleh sedikitpun ke arah sang istri yang kini sedang membaringkan anak mereka, Jung Taemin di tempat tidur.
"Kau tidak ingin istirahat hyung ?" tanya Sungmin dengan suara amat pelan hampir menyerupai bisikan.
"Aku masih ada pekerjaan. Kau istirahat saja duluan, kau pasti lelah"
Sungmin hanya tersenyum simpul lalu membaringkan tubuhnya di samping Taemin dan menutup matanya, tak lama terdengar suara pintu ditutup dan Sungmin langsung membuka matanya yang kini dipenuhi cairan bening air mata dan menatap langit-langit kamar sambil terisak pelan.
"Mianhe Yunho hyung ah ... Mianhe"
Sementara itu, di sebuah ruangan lain di mansion tersebut yang menjadi ruang kerja Yunho tampak Yunho sedang duduk sambil memandangi sebuah foto. Di foto itu terlihat dirinya dan seorang namja cantik sedang tertawa riang sambil memegang ice cream, keduanya masih memakai seragam SMA dan tampak sangat bahagia seolah tak ada beban hidup. Yunho terus memandangi foto tersebut hingga tanpa sadar matanya mulai berkaca-kaca dan Yunho pun menangis dalam diam.
"Mianhe Jaejoong ah, Saranghae"
.
.
"Eomma !" teriak Changmin bahagia saat Jaejoong menjemputnya di rumah Junsu setelah dia pulang dari kantor sore itu. Junsu yang sedang merapikan mainan Changmin yang berserakan di lantai pun langsung menghampiri sahabat baiknya itu.
"Hai Jae hyung"
"Hai su-ie, apa Changmin nakal hari ini ?" tanya Jaejoong sambil menggendong Changmin yang sudah bergelayut manja di pundaknya.
"Ani, Changmin sangat baik hari ini, bahkan dia bisa menjawab semua pertanyaan di sekolah tadi"
Jaejoong mengelus rambut Changmin yang kini hampir tertidur karena kelelahan dalam dekapannya penuh sayang. Junsu hanya tersenyum miris melihat pemandangan itu, ah andai saja dia tidak keguguran 4 tahun yang lalu pasti dia dan Yoochun suaminya sekarang sudah memiliki anak yang sangat lucu. Junsu sempat depresi saat tahu kalau dia kehilangan calon bayinya namun dukungan Yoochun dan Jaejoong memberikannya kekuatan untuk bertahan dan kini Junsu menjadi seorang guru di Taman kanak-kanak yg juga menjadi sekolah Changmin untuk menyalurkan kesenangannya pada anak-anak.
"Duduklah dulu hyung, kubuatkan minum"
"Ne, gomawo Su"
Tak berapa lama Junsu keluar dari dapur membawa nampan berisi 2 Jus jeruk segar dan beberapa cemilan lalu meletakannya di atas meja. Junsu terkikik kecil melihat Changmin kini sudah terlelap di pangkuan Jaejoong dengan mulut yang terus bergerak aneh, bermimpi sedang makan eoh ?
"Sepertinya Changmin kelelahan" ucap Jaejoong sambil meminum Jus jeruknya.
"Dia sangat aktif hari ini dan tadi dia juga sempat berkelahi dengan teman sekelasnya"
Jaejoong menghembuskan nafasnya berat, dia bukannya tidak tahu kalau Changmin sering berkelahi dengan beberapa teman sekelasnya yang sering mengejek Changmin karena tidak mempunyai appa namun Jaejoong tak bisa berbuat apa-apa karena dia sendiripun menganggap appa Changmin sudah mati 6 tahun yang lalu.
"Tadi Changmin menangis dan bertanya padaku siapa appa nya" ucap Junsu pelan "Hyung, apa tidak sebaiknya kau memberitahu Changmin siapa ayahnya. Aku kasihan pada Changmin"
"Ani !" tolak Jaejoong keras, dia memang sensitif mengenai topik itu.
"Changmin berhak tahu siapa appa nya hyung"
"Changmin tidak punya appa su, appa nya sudah mati 6 tahun yang lalu dan ku mohon jangan bahas hal itu lagi"
"Tapi hyung ..."
"Aku pamit" Jaejoong berdiri dari duduknya "Maaf sudah merepotkanmu hari ini"
Jaejoong lalu membungkuk sopan dan keluar dari rumah Junsu, Junsu hanya diam dan tak berani mengejar Jaejoong karena dia tahu bagaimana keras kepalanya Jaejoong bila sedang marah.
"Alu tahu di hatimu yg paling dalam kau masih mencintainya hyung, kau hanya tak mau sakit hati untuk kedua kalinya" Lirih Junsu sambil memandang punggung Jaejoong yang mulai menjauh.
.
.
TBC
