standard disclaimer applied.
|| 0068 || 779910 || 217 || 61412 || 9488 ||
"Kecelakaan dialami van milik boyband EXO saat mereka menuju Inkigayo untuk recording comeback mereka. Kecelakaan itu diduga karena seorang sesaeng fan yang nekat dan sengaja menabrakkan dirinya ke van yang tengah melaju. Sang sopir mencoba menghindari tabrakan tersebut. Sayang, tabrakan tetap tidak bisa dihindarkan. Kecelakaan itu mengakibatkan tewasnya sesaeng fan tersebut akibat terseret van yang baru berhenti setelah menabrak pembatas jalan, berikut sang sopir dan —|
.
.
.
.
.
Pagi yang hangat membangunkanku.
Perlahan, aku bangkit dari tidurku dan bersandar pada kepala ranjang dengan bantal menahan punggungku. Kalau saja di luar tidak terdengar teriakan JunMyeon-hyung yang mengumumkan bahwa sarapan sudah siap aku pasti memilih kembali melanjutkan tidurku. Apalagi latihan semalam cukup menguras energiku. Latihan pertama yang kami lakukan sejak kecelakaan yang terjadi lima bulan yang lalu. Bagi boy band sekelas kami, ternyata lima bulan sudah menjadi waktu yang lebih dari cukup untuk memulihkan diri, toh kami hanya mengalami luka-luka—dan lagi kecelakaan itu terjadi di tengah kesibukan promosi album repackage kami. Tch, sasaeng fans harusnya belajar dari semua ini.
Bagaimana jika karena kecelakaan tersebut salah satu dari kami tewas? Memangnya mereka akan bahagia melihat idolanya mati, huh?
"SeHuna?" Aku melihat KyungSoo-hyung melongokkan kepalanya di pintu kamarku. "Kami sudah menunggumu sarapan. Kajja!"
Aku melihat sekelilingku, tempat LuHan-hyung, YiXing-hyung, dan JunMyeon-hyung yang menjadi room mate-ku tidur. Tempat tidur mereka sudah cukup rapi. Kenapa LuHan-hyung tidak membangunkanku? Aku mengangguk pada KyungSoo-hyung yang segera menarik kepalanya dan menutup pintu kamarku tanpa suara.
Bergegas, aku segera bangkit untuk sekedar mencuci muka dan sarapan dengan hyungdeul-ku di ruang makan.
.
.
.
.
.
Aku mengambil tempat duduk di sisi LuHan-hyung—satu-satunya tempat duduk yang tersisa. Kulihat wajah hyungdeul-ku begitu cerah—tapi juga ada raut khawatir yang tersirat. Maklum besok adalah hari pertama kami kami tampil setelah lima bulan vakum. Tanpa banyak bicara dan mencoba mengabaikan BaekHyun dan ChanYeol-hyung yang berebut daging, aku menyendok supdi depanku.
"Aku tidak sabar akhirnya besok kita tampil lagi." Itu suara JongIn, main dancer grup K tentu saja. "Aku rindu pada wajah para fans kita."
"Kalau aku merasa khawatir," sahut BaekHyun-hyung yang entah sejak kapan sudah menguasai dagingnya kembali.
"Aku juga khawatir apalagi sejak formasi kit—ADUH BYUN BAEKHYUN KENAPA KAU MENGINJAK KAKIKU?!"
"Diamlah, Park ChanYeol," desis BaekHyun-hyung dengan wajah mengancam.
"Jangan makan sambil berbicara," petuah dari seorang Duizhang ternyata cukup ampuh untuk membuat suara tenang. Walau aku yakin di bawah meja sana pertarungan kaki antar duo happy virus itu masih memanas. Aku melirik LuHan-hyung yang makan dengan tenang di sisiku. Dia dan member EXO M lain memang selalu terlihat lebih tenang dan dewasa.
"Makan yang banyak, SeHun-ah." Aku tersenyum dan mengangguk. LuHan-hyung begitu perhatian. Itulah kenapa aku sangat mengaguminya.
"Hari ini, Manajer-hyung memberi kita libur." JunMyeon-hyung membuka percakapan setelah acara makan kami selesai. "Aku ingin istirahat saja di dorm. Tapi, jika ada di antara kalian yang ingin keluar...tolong hati-hati."
JunMyeon-hyung mengakhiri kata-katanya dengan menatapku.
"Aku hanya ingin keluar membeli bubble tea dengan LuHan-hyung," ucapku pelan. "Bukan begitu, Hyung?" LuHan-hyung hanya mengangguk.
"Bagaimana kalau aku menemanimu, SeHun-ah?" MinSeok-hyung yang merupakan member tertua di antara kami menawarkan. Aku memandangnya. "Kita bisa pergi berdu—tiga."
Aku tersenyum dan menggeleng. "Terima kasih, Hyung. Tapi aku hanya ingin pergi bersama Luhan-hyung hari ini."
Entah ada yang salah dari kata-kataku atau aku yang tidak mengerti, mata hyungdeul-ku kini semuanya memandang ke arahku.
"Baiklah." JunMyeon-hyung menengahi. "Hati-hati saja kalau begitu. Jangan pulang malam-malam."
.
.
.
.
.
"Jadi satu bubble tea—!"
"—Dua! Dua bubble tea, Ahjumma," kataku memotong ucapan bibi di depan kami.
Bibi itu untuk sesaat terlihat terkejut, tapi kemudian ia kembali tersenyum. Aku mengabaikannya.
"Kau ingin rasa apa, Hyung?" Aku melirik LuHan-hyung yang tersenyum di sisiku. Bibi pemilik kedai bubble tea menunggu dengan sabar. Bibi berwajah ramah itu memang sudah hafal dengan kami yang selalu membeli bubble tea di tempatnya.
"Beli satu saja, SeHun-ah," jawab LuHan-hyung singkat.
"Kau tidak ingin beli hari ini? Atau—" aku memandangnya dengan wajah menggoda. "—kau ingin minum dari gelas yang sama denganku, hm?"
LuHan-hyung tertawa. Aku sangat menyukai suara tawa itu. "Begitu juga boleh."
"Tapi, aku takut kau nanti menghabiskan bubble tea-nya sebelum aku sempat mencicipinya, Hyung," ucapku seraya mengerucutkan bibirku. Aku pura-pura tentu saja. Bagaimana pun, aku tidak akan menolak minum dari gelas yang sama dengan hyung kesayanganku ini.
LuHan-hyung lagi-lagi hanya tertawa dan mengusap kepalaku. "Tidak akan."
Aku memandang bibi pemilik kedai dan akhirnya memutuskan, "Baiklah satu gelas bubble tea."
Bibi itu mengangguk dan pergi ke belakang untuk menyiapkan pesanan kami.
.
.
.
.
.
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam ketika akhirnya pintu utama dorm EXO itu terbuka. Menampilkan raut wajah Oh SeHun yang terlihat kelelahan.
"Yah, Maknae!" teriakan JongIn menyambut SeHun. "Kenapa kau baru pulang?"
"LuHan-hyung mengajakku berjalan kaki mengelilingi wilayah ini," adu SeHun seraya melirik sisinya. "Salahkan dia jika aku besok kelelahan."
JunMyeon tersenyum. "Kau kelihatan lelah sekali."
"Sangat lelah—Hey! LuHan-hyung tunggu aku," teriak SeHun seraya memandang ke arah kamarnya yang ia tempati dengan LuHan. "Aku ingin tidur dulu." Sebuah seringai terukir di wajah sang maknae sebelum ia berlari mengikuti 'LuHan' ke kamarnya.
Sepuluh member EXO yang tersisa di ruang tengah dorm saling menatap satu sama lain. Raut kesedihan menghiasi wajah-wajah tampan itu. Bahkan wajah seorang Park ChanYeol dan Byun BaekHyun pun tak luput dari raut muram itu. KyungSoo dan Tao mulai meneteskan airmata. Mata JongIn mulai memerah, tangannya tak berhenti mengusap bahu KyungSoo memberi kekuatan. Kris meremas tangannya kuat-kuat. JongDae dan YiXing terdiam di tempat duduk mereka.
"Jadi, para dokter sudah benar-benar menyerah?" BaekHyun menatap JunMyeon, sang leader meminta penjelasan yang sebenarnya tidak perlu.
"Bersikap biasa adalah satu-satunya bantuan yang bisa kita berikan untuk SeHun sekarang ini," sahut Kris.
"Tapi, sampai kapan?" tanya JongIn serak. Semua terdiam.
Ya, sampai kapan drama menyedihkan ini akan berlanjut?
Melihat maknae mereka terjebak dalam delusinya adalah pukulan lain yang lebih berat. Pukulan lain setelah kecelakaan itu terjadi.
MinSeok memejamkan matanya. "Jika para fans mengetahui apa yang terjadi sekarang, mungkin kita akan terkenal sebagai boy band—"
"—yang memiliki maknae gila," sambung JunMyeon pelan.
Ya, jika para fans tahu apa yang terjadi setelah kecelakaan itu. Jika saja mereka lebih baik dalam memperlakukan idol mereka. Jika saja—
—kecelakaan itu tidak pernah terjadi.
.
.
.
.
.
"Kecelakaan dialami van milik boyband EXO saat mereka menuju Inkigayo untuk recording comeback mereka. Kecelakaan itu diduga karena seorang sesaeng fan yang nekat dan sengaja menabrakkan dirinya ke van yang tengah melaju. Sang sopir mencoba menghindari tabrakan tersebut. Sayang, tabrakan tetap tidak bisa dihindarkan. Kecelakaan itu mengakibatkan tewasnya sesaeng fan tersebut akibat terseret van yang baru berhenti setelah menabrak pembatas jalan, berikut sang sopir dan LuHan salah satu member EXO yang berasal dari Cina. Sementara member EXO yang lain diketahui selamat dan hanya mengalami luka-luka. Sebuah pukulan berat mengetahui salah satu member mereka tewas dalam kecelakaan di tengah kepopuleran yang mereka raih tahun ini."
...
SELESAI
( © AL, 2013 )
