Love Potion Disaster © Furikaze Aizawa
Disclamer: Naruto bukan milik Fiya, tetapi milik Masashi Kishimoto-sensei
Rate: T
Warning: OOC, typo(s), alur terlalu cepat, ide cerita aneh, AU, bahasa kurang efektif, dll
Rock Lee terus memandang cinta pertamanya yaitu Tenten. Gadis bercepol dua yang sedang berbincang-bincang dengan sahabatnya, Haruno Sakura.
Rock Lee memang sudah naksir dengan gadis cepol 2 itu sejak kelas 7 SMP tetapi ia takut untuk menyatakan cintanya. Well, Tenten memang sudah menyukai orang lain yaitu kakak kelasnya sendiri.
Rock Lee hanya menghela napas meratapi nasibnya itu. "Uh... Mana semangat mudamu? Iya... Hilang... Karena Tenten..." gumam Lee yang sudah mulai putus asa.
"Hey Lee! Ayo kita sparing futsal dengan sekolah sebelah!" ajak seseorang berambut pirang jabrik. Lee pun menoleh ke arahnya.
"Hn? Naruto-kun... Enggak ah... Sedang malas...," jawab Lee lemas. Tentu saja, sahabatnya yang satu ini mengerti betul suasana hati Lee saat ini.
"Pasti karena Tenten lagi kan?" tebak Naruto. Lee mengangguk lemas. "Tuh kan! Sudah kubilang apa! Tembak dia, langsung! Live!" serunya kegirangan. Lee hanya menatapnya bosan.
"Kenapa sih Lee, kau lebih depresi daripada saat itu?" tanya Naruto, cemas akan keadaan sahabatnya yang semakin memburuk karena cinta itu.
"Huh... Karena, sekarang kita sudah kelas 11. Berarti sudah 4 tahun aku menyukainya, tapi tidak ada kemajuan sama sekali... Huft... Lebih baik aku move on aja deh!" keluh Lee. Ia pun berjalan lemas meninggalkan Naruto yang masih bingung akan tingkah aneh sahabatnya itu.
"Tunggu Lee!" Dan Naruto pun memutuskan untuk mengikuti sahabatnya yang sedang dilanda 'kegalauan cinta pertama'nya itu.
"Hoi Ten! Ten~" panggil perempuan berambut pink yang membuat gadis bercepol 2 sadar dari lamuannya.
"Ah? Iya, ada apa Sakura-chan?" tanyanya kepada Haruno Sakura. Sakura hanya menghela napas pasrah. 'Gini nih kalau ngelihat dia!' batinnya.
"Huft~ kamu tuh kalau ngelihat senpai itu pasti masuk ke Dunia-nya sendiri!" keluh Sakura. Tenten hanya meringis.
"Hahaha. Habis dia keren, sih!" Sakura hanya bisa menghela napas pasrah mendengar jawaban polos untuk kesekian kalinya dari sahabat baiknya ini.
"By the way, katanya kamu sudah menyukainya sejak kelas 7! Masa' gak ada kemajuan sih sampai sekarang?" ujar Sakura. JLEB! "Oi, kamu kenapa Ten?"
"Sakura-chan..." Tenten mendadak galau dan duduk termenung di bangkunya.
"Ten-chan... Maaf..."
Sepulang sekolah...
Naruto dan Lee berjalan beriringan. Rumah mereka memang berdekatan juga searah.
"Hoi Lee, ku dengar ada dukun yang amat profesional di dekat sini lho!" Naruto membuka pembicaraan.
"Dukun? Buat apa aku tau tentang dukun-dukun profesional di Konoha?" respon Lee.
"Dan juga, dukun itu adalah dukun profesional cinta!" lanjut Naruto. Langkah Lee tiba-tiba terhenti. Matanya terfokus pada mata Naruto. Otaknya memutar suara Naruto tadi. 'Dukun profesional cinta?'
"DI MANA RUMAHNYA?" tanya Lee (baca: bentak) yang langsung memeluk Naruto dan menangis-menangis meminta alamat 'dukun profesional cinta' tersebut.
"Iya-iya.. Tapi lepaskan aku dulu. Gak enak dilihat publik," ujar Naruto.
"Baik!" Lee pun segera melepaskan pelukannya itu.
"Yosh, ini alamatnya. Jl. Harashima Senju 2 no. 19," ujar Naruto malas. Lee dengan mata yang berapi-api mencatat alamat tersebut di HPnya.
"Terima kasih Naruto-kun, kau telah membuat semangat mudaku bangkit." Lee bersujud di depan Naruto. "Baik, tujuan berikutnya... DUKUN PROFESIONAL CINTAAAHHH~~!" Lee pun langsung berlari dengan cepat, meninggalkan Naruto yang membatu melihat adegan tadi.
'Baka no Rock Lee!'
"Ini pasti rumah milik dukun itu!" tebak Lee. Di tembok rumahnya memang terdapat tulisan 'DUKUN CINTA'. 'Yosh! Aku masuk!'
Lee pun membuka gerbang rumah dukun tersebut. Ia pun mengetuk pintu masuknya.
Tok Tok Tok
"Haloha~" panggil Lee. Tiba-tiba, terdapat seseorang membukakan pintu tersebut dari dalam.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang perempuan berambut indigo memakai kimono pink. Ia tampak cantik. Wait! Tunggu dulu... Dia kan...
"Hinata-chan?!" teriak Naruto, kaget melihat mantan pacarnya yang amat cantik itu.
"N-naruto-kun?! Sedang apa kau di sini?" tanyanya gugup.
Mereka memang sudah pernah pacaran selama 5 bulan, tetapi ketahuan oleh orangtua mereka yang musuhan dalam bisnis, jadi mereka putus. Tapi, mereka masih saling suka.
"Aku ingin mengantarkan temanku ke dukun cinta. Kau sendiri?" jawab sekaligus tanyanya. "Aku dukun di sini," jawab Hinata malu-malu.
"Ya sudah, AYO BANTU AKU BU DUKUN!" seru Lee dengan semangat '45. Ia menarik Hinata ke dalam atau lebih tepatnya ruang meramal.
Di dalam ruangan...
"Jadi, kau ini sedang jatuh cinta dengan seseorang?" tanya Hinata kepada Lee. Lee mengangguk mantap. "Siapa?" Lee hanya terdiam mendengar pertanyaan dari Hinata. Masa' dia memberitau nama orang yang ia sukai kepada orang yang tidak dikenalnya?
"Um... Maaf, aku tak bermaksud. Sudah berapa lama kau menyukainya?" tanyanya lagi. "4 tahun," jawab Lee mantap. Hinata bermain-main dengan kartu-kartu yang ia cecerkan di atas lantai. "Oh..."
"Boleh tau ciri-cirinya?"
"Baik! Tingginya 155 cm, beratnya 45 kg! Dia itu cantik, rambutnya selalu dicepol dua! Matanya coklat, dia pintar olahraga terutama di bidang memanah! Dan dia..." jelas Lee dengan semangat, tetapi dihentikan oleh Hinata. "Cukup! Aku sudah mengerti siapa dia." Hinata pun memutar-mutarkan jari telunjuknya ke sebuah kartu. Ia pun mengambilnya dan membuka halaman sebaliknya.
"Ah... Perempuan ini," gumamnya. "Ini, kan?" tanya Hinata kepada Lee sambil menyodorkan halaman sebaliknya kartu merah itu yang terdapat foto Tenten.
"Ah! Iya!" jawab Lee.
"Kau 4 tahun menyukainya kan? Apa ada kemajuan?" tanyanya lagi. "Uh... Tidak," jawab Lee lemas.
"Biar kutebak. Kau ragu untuk menyatakan perasaanmu dan... Perempuan itu menyukai seseorang," tebak Hinata. Lee mengangguk.
"Biar saya ramal orang yang disukainya," ujar Hinata. Ia pun melakukan hal yang sama seperti saat ia meramalkan orang yang disukai Lee. "Hum..." Ia pun mengambil kartu tersebut. 'Apa?!' batinnya kaget.
"Bagaimana, bu dukun?" tanya Lee. 'I-ini kan...'
"Um... Lee-san, orang yang disukai oleh perempuan itu sangat tampan juga pandai. Ia pun juga bertalenta. Jadi, menurut saya, segala cara yang kamu lakukan tidak akan berhasil. Ia juga sudah menyukai orang itu dari 4 tahun yang lalu," jelas Hinata yang masih syock akan gambar yang ia lihat. 'Kakak... Jadi dia yang...'
"Lee-san," panggil Hinata pelan. "Ah! Iya?"
Hinata beranjak dari kursi bantalnya, ia pergi ke dapur dan mengambil botol kecil berisi cairan pink.
"Lee-san, ini bukan hanya kepentingan dirimu, tapi ini juga untuk kepentingan mereka," ujar Hinata. "Hah? Maksud?" tanya Lee kebingungan.
"Cerita keluarga. Ini, ambilah ramuan cinta ini. Tuangkan ke minumannya, ia akan menyukaimu," jelas Hinata sambil menyodorkan botol ramuan tersebut.
"Ra-ramuan?"
"Mm. Ini akan berlaku 1 tahun. Hati-hati jangan sampai salah memberikan karena belum ada ramuan untuk meng-'undo' sihir dari ramuan ini," jelas Hinata dengan tatapan serius.
GLEK!
"B-baiklah..." ujar Lee. "Ano... Terima kasih atas bantuan dan ramuannya."
"Sama-sama, semoga beruntung!" ujar Hinata. Lee pun membuka pintu dan keluar dari ruangan itu.
Keesokan harinya...
"Jadi, bagaimana?" tanya Naruto kepada Lee pada saat pelajaran olahraga.
"Dia menceritakan kepadaku tentang orang yang Tenten sukai. Ia juga memberikanku ramuan cinta agar membuat Tenten menyukaiku dalam jangka waktu 1 tahun," jelas Lee. "Oh... Souka."
"Terus? Kapan akan kau berikan ramuan cinta kepadanya?" tanya Naruto.
"Nanti! Saat ia selesai test lari!" jawab Lee.
"Oh... Good luck!"
Sementara itu di tempat perempuan menunggu giliran...
"Aduh... Sebentar lagi aku, bagaimana ini Sakura-chan?" tanya Tenten cemas. "Sudahlah, tenang saja~" ujar Sakura.
"Selanjutnya, Tenten!" panggil guru Gai. 'Tidak~'
Tenten pun berlari selambat-lambatnya. Baru 1 meter ia sudah tidak kuat. 'Bukan keahlianku~'
"Selamat Tenten! 5 menit, 20 detik. Lebih cepat 0,5 detik dari pada sebelumnya," ujar guru Gai.
"Hosh Hosh. I-ya..."
Saat Tenten duduk karena kecapekan, Lee pun datang memberi minuman yang merupakan campuran dari air putih dan ramuan cinta.
"Ini, untukmu. Kau haus kan? Selamat, skormu naik lagi!" ujar Lee sambil menyodorkan botol air minum itu.
"Terima kasih, Lee-kun. Kau memang teman yang baik." Tenten pun mengambil botol minum itu dan ketika ia membukanya, Sakura datang menghampirinya.
"Ten~ aku boleh minta minum tidak?" tanya Sakura. "Boleh, nih!" ujar Tenten sambil menyodorkan botol minumnya.
'Tidak! Jangan diminum Sakura-san!' batin Lee. Mimik wajahnya sudah berubah. Cemas, cemas sekali. 'Menyukai selama 1 tahun...'
Sakura pun meminumnya dan ia berikan kembali kepada Tenten. "Ugh... Rasanya pahit," ujar Sakura.
"Benarkah?" tanya Tenten. "Mungkin sudah basi..." ujar Sakura. Tiba-tiba, Sakura kehilangan kesadaran dan pingsan.
"Lho? Sakura-chan?" Tenten pun langsung melempar botol minum tersebut. "Sakura-chan! Tolong, Sakura-chan pingsan!" seru Tenten. Segerombolan anak pun datang dan membopongnya ke UKS.
Lee hanya terdiam melihat kejadian tersebut. 'Mati aku,' batinnya.
Apa yang terjadi dengan Sakura? Mengapa ia pingsan? Bagaimana kisah cinta Rock Lee selanjutnya? Apakah Hyuuga Hinata dapat membuat ramuan untuk meng-'undo' sihir dari ramuan ini? Mengapa Hinata memberikan Lee ramuan cinta yang 'berbahaya' seperti ini? Bagaimana kelanjutannya?
Tunggu Chapter 2 dari "Love Potion Disaster!"
A/N: Ano... Fiya masih bingung dengan pairing cerita ini... Jadi tolong review untuk menentukan pairing cerita ini. Fiya masih bingung pilih antara LeeTen/LeeSaku? Tolong review ya...
RnR?
