Fic keduaku, untuk SasuSaku :)
Warning ! kepanjangan, kalau mau membacanya setengah-setengah saja juga bisa
Anime nya punya Masashi Kisimoto, saya hanya meminjam Karakternya saja
Selamat membaca ! :D
.
.
.
Bulan ini, Desember…
Bulan ini memanglah bulan yang sangat menyenangkan. Salju turun dengan menampakkan kristal-kristal putihnya yang indah. Kebanyakan orang pasti akan menghabiskan waktunya dirumah, menghangatkan diri mereka masing-masing, atau bersantai dan menikmati teh hangat dirumah.
Namun, hal ini tidak berlaku untuk ninja yang kurang beruntung. Disaat yang dingin seperti ini, mereka mesti menghabiskan waktu mereka untuk menjalankan misi. Dan hal ini berlaku untuk tim 7. Saat ini, mereka sedang meloncati batang-batang pohon dihutan.
"Haaaah…nenek Tsunade kejam sekali ! menyuruh kita untuk menjalankan tugas" keluh Naruto
"Sudahlah Naruto, ini tidak akan lama. Kita hanya mengantar surat gulungan ini, dan setelah itu kita akan pulang" ucap Sakura
"Tapi kenapa harus kita ? memangnya tidak bisa menyuruh yang lain ? lagi pula, masih banyak chuunin atau jounin yang menganggur"
"Sudahlah Naruto, kau ini. Iklhas sajalah dalam menjalankan tugas. Benarkan', Sasuke-kun ?" Tanya sakura kepada seorang pria yang melompati batang-batang pohon, tepat berada disampingnya.
"Hn"
"Haaah Sasuke kau selalu saja bersikap seperti itu. Dari dulu tidak pernah berubah" kata Naruto
Dan Sakura hanya sedikit tersenyum, hanya sedikit. Sakura berpikir, bahwa Sasuke sudah kembali ke Konoha. Ya, ini benar-benar Sasuke. Dia kembali ke Desa Konoha 8 bulan yang lalu. Setelah pertarungannya dengan Naruto, yang pada akhirnya dimenangkan oleh Naruto.
Naruto sudah mampu membuat Sasuke tersadar untuk tidak membalas dendam kepada Konoha. Hasil dari pertarungan sengit waktu itu telah membuat Naruto dan Sasuke terbaring dirumah sakit selama dua bulan penuh. Naruto yang mengalami cidera dibagian dada dan fungsi cakranya yang tidak stabil. Sedangkan Sasuke, dia harus mengalami kebutaan selama dua bulan karena telah menggunakan sharingan secara berlebihan.
Hal ini membuat Sakura harus mati-matian untuk mengobati dua orang sahabat tercintanya itu. Sakura tidak ingin mereka kenapa-napa. Dan sekarang, mereka sudah bisa meloncat-loncat dibatang pohon besar itu, bercakap-cakap, seperti dulu. Sakura sangat senang akan hal ini. Dia sangat bersyukur kepada Kami-sama, dan berterima kasih kepada Naruto yang sudah berhasil membawa Sasuke pulang ke Desa Konoha. Dan Sakura, dia tidak akan pernah berhenti untuk mencintai Sasuke. Meskipun Sasuke selalu mengacuhkannya, tidak pernah mau memperhatikannya. Bahkan, Sasuke kini sudah tumbuh menjadi seorang remaja, lebih dingin. Dan...semakin tampan.
Lama mereka terdiam dalam perjalanan, terfokus dengan langkah mereka. Sambil menikmati dinginnya udara dan salju yang turun. Untung saja mereka memakai jas (jas putih yang dipakai saat mau mengejar Sasuke) jadi mereka bisa sedikit lebih hangat.
Pada akhirnya, mereka sampai ditempat tujuan. Sekarang mereka berada di Desa Angin. Desa ini begitu banyak angin. Hembusan angin dingin yang menerpa mereka, ditambah salju yang turun.
"Disini dingin sekali" ucap Sakura
"Ya, disini sangat dingin" balas Naruto
"Ayo kita ke istana itu"
Dan merekapun berjalan ke istana itu. Mereka disambut oleh para penjaga dan pengawal istana. Salah satu penjaga istana itu mengantarkan mereka bertiga keruangan pangeran.
'Tok tok tok'
"masuk" kata seorang pemuda dari dalam
'ceklek' dan Naruto, Sasuke dan Sakura pun masuk kedalam.
Dan mereka bertiga melihat seorang pemuda. Dia cukup tampan, kulitnya putih, rambutnya bewarna cokelat tua dan dikuncir kebelakang (seperti rambut itachi, hanya sedikit berbeda), wajahnya lonjong, dan matanya bewarna cokelat serta memakai jubah pangeran.
"Kami datang kesini untuk membawakan surat dari Konoha. Ini" kata Naruto sambil memberikan surat gulungan tersebut kepada seorang pangeran tampan yang sedang duduk.
"Hmm, baiklah. Sudah kuterima. Sekarang, kalian bisa memperkenalkan diri kalian masing-masing" ucap pangeran tampan itu
"Namaku Sasuke Uchiha"
"Namaku Uzumaki Naruto, aku suka ramen, dan aku akan menjadi Hokage kelak !" kata Naruto girang, dan sang pangeran hanya tersenyum melihat tingkah Naruto.
"Perkenalkan, aku Haruno Sakura, panggil saja saya Sakura" kata Sakura sambil membungkuk member hormat. Sang pangeran itu melihat Sakura. 'cantik'… Ya, cantik. Agak lama pangeran itu memperhatikan Sakura.
"Kau manis juga ya, Sakura-chan" pangeran tampan itu tersenyum kearah Sakura. Sakura yang mendengar itupun wajahnya langsung memerah.
"Te-terima kasih, ngg…"
"Panggil saja Ryuuka"
"Ha-Ha'i Ryuuka-sama" lagi-lagi sang pangeran itu tersenyum
"Kau gadis musim semi, tapi kalau kau berada dimusim dingin seperti ini, kau terlihat cantik. Seperti putri salju". Lagi-lagi wajah Sakura memerah. Pangeran tampan ini terlalu memujinya.
Sasuke yang melihat itu, entah kenapa dada nya menjadi sesak. Ada apa dengannya ? kenapa dia tidak suka melihat pangeran itu ? rasanya ingin sekali dia pergi ketempat itu, secepat mungkin. Dengan wajah stoicnya itu, dia seperti terlihat biasa-biasa saja. Padahal kalau dalam hati, rasanya sesak.
"Maaf, sepertinya kami harus pulang sekarang" kata Naruto
"Ini sudah sore, dan udara diluar itu sangat dingin. Kalian bisa menginap disini dulu untuk malam ini"
Pada sore yang dingin itupun akhirnya mereka menginap dikamar yang telah dipersiapkan untuk tamu. Mereka diberikan kunci kamar masing-masing. Kamar pertama Naruto, kedua Sasuke, dan kamar yang terakhir adalah kamar Sakura, terletak diujung. Setelah makan malam bersama mereka pun kekamar masing-masing.
"Hoaamm….selamat malam Sasuke, selamat malam Sakura-chan" ucap Naruto, dan kemudian masuk kekamarnya dan mengunci pintunya. Kini tinggal Sasuke dan Sakura.
"Selamat tidur, Sasuke-kun. Aku masuk dulu ya" dan Sakura memberikan senyumnya yang manis kepada Sasuke.
"Hn". Kemudian Sasuke masuk kekamar duluan, dan Sakura masih menatapnya, hingga Sasuke mengunci pintunya. Setelah itu, Sakura juga melakukan hal yang sama.
'Sasuke-kun, kapan kau akan memperhatikanku?'
Waktu menunjukkan pukul 10.00 malam. Namun Sakura masih bisa belum tidur. Dan pada akhirnya, karena bosan, ia pun berjalan menuju balkon kamarnya. Dia melihat salju turun, kemudian salju itu turun diatas telapak tangannya. 'makin hari semakin banyak saja salju yang turun'. Sakura suka salju, biarpun dingin, tapi begitu indah dan lembut.
Kemudian mata sakura tertuju kebawah pohon. Disana Sakura melihat sang pangeran sedang mengelus-elus anak kucing yang sedang kedinginan. Kemudian pangeran itu memberikan sebuah makanan kecil untuk kucing itu. Sakura yang melihatnya begitu tertegun. Pemandangan yang menarik. Sakura berpikir, bahwa pangeran ini betul-betul menyayangi binatang, dan juga baik. Lama Sakura memperhatikan wajah pangeran itu. Termenung.
'sudah baik, tampan pula'
eh, apa yang ia pikirkan ?
'ahh apa yang aku pikirkan, dasar bodoh'
Namun tiba-tiba Sakura terkejut karena ketika sang pangeran melihatnya. Pangeran itupun membawa kucing itu masuk. Sakura juga langsung masuk kekamarnya, dan menutup pintu balkon. Hatinya merasa deg-deg-an karena ketahuan memperhatikan pangeran tersebut.
'Tok tok tok' terdengar suara pintu kamar Sakura diketuk.
'ceklek' pintu pun dibuka
"Eh Ryuuka-sama. Apa yang anda lakukan malam-malam disini ?"
"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kamu belum tidur ? dan, apa yang kau lakukan malam-malam begini di balkon kamar ?"
"Aa-ah maaf aku cuma tidak bisa tidur"
"Hm, kalau begitu tidurlah. Besok kalian akan pulang bukan' ?"
"Ya….." Sakura menunduk. Pangeran itu masih menatap wajah Sakura.
Sakura masih teridam. Tiba-tiba tangan pangeran itu memegang pipi sakura, dan menatapnya.
"A-apa yang kau lakukan ?" Tanya sakura terkejut. Pangeran itu masih terdiam. Dan matanya langsung turun menatap bibir mungil Sakura.
"Kau kedinginan" kata pangeran itu sambil masih terus menatap Sakura
"Ti-tidak" dan pangeran itu masih menatap Sakura, bibirnya.
"Ry-Ryuuka-sama, apa yang sedang kau lakukan ?" Tanya Sakura sekali lagi. Namun sang pangeran masih terdiam, seperti terhiipnotis. Kemudian telapak tangan sang pangeran itu membelai pipi putih Sakura.
Sakura agak terkejut, rasanya dia ingin menghindar. Namun pangeran itu telah menyelipkan jari-jarinya ke rambut Sakura, dan menahan kepala Sakura.
"Kau…..cantik sekali, aku suka" . Sakura agak terkejut mendengar perkataan sang pangeran. Dia tidak menyangka bahwa pangeran itu ternyata menyukainya. Namun dia lebih terkejut lagi karena tiba-tiba pangeran itu mendekatkan wajahnya kewajah Sakura, dan tangan yang satunya menarik pelan kepala Sakura.
Seketika Sakura meninju wajah sang pangeran itu hingga dia terjatuh.
'buagh'
"Ugh" lenguh pangeran itu. Padahal sedari tadi Sasuke memperhatikan mereka. Dia baru saja ingin menyelamatkan Sakura, tapi Sakura sudah meninju pangeran itu duluan.
"Ma-maaf Ryuuka-sama. Tapi anda sudah berlebihan terhadap saya" kata Sakura meminta maaf
"Sakura, kau tidak apa-apa?" Tanya Sasuke tiba-tiba, di depan pintu.
"Eh, Sasuke-kun ?"
Sakura terkejut karena ada Sasuke. Dan pangeran itu pun berdiri, dan berhenti mengelus pipinya yang agak membiru. Tinjuan Sakura, walau tidak kuat, namun cukup mematikan. Buktinya, hanya ditinju begitu saja, pipi kiri sang pangeran ini sudah membiru.
"Maaf Sakura, saya lah yang harus meminta maaf. Saya tadi sudah lancang, saya tidak sadar tadi. Maaf, padahal kita baru saja kenal"
"Tidak apa-apa Ryuuka-sama"
Sebenarnya Sakura tidak ingin memaafkan perlakuan pemuda itu, tapi Sakura tidak akan enak jika tidak memaafkan sang Pangeran. Ya, hanya karena jabatannya sebagai pangeranlah makanya Sakura mau memaafkan lelaki tersebut.
"Sekarang saya permisi dulu, maaf telah mengganggu tidur kalian. Dan jaga dirimu baik-baik. Selamat malam" kata sang pangeran itu, dan pergi meninggalkan tempat itu.
Dan kini hanya tinggal Sasuke dan Sakura. Kemudian Sasuke mendekati Sakura yang masih terdiam akibat kejadian tadi.
"Sasuke-kun, maaf telah membuatmu terbangun". Sakura memberikan senyum kepada Sasuke, seolah tidak ada terjadi apa-apa.
"Hn, kenapa kau belum tidur ?" dan kali ini, baru pertama kali ini Sasuke menanyakan hal itu kepada Sakura. Jarang-jarang Sasuke mau berbicara dengan Sakura, apalagi hanya berdua.
"Aku tidak bisa tidur, Sasuke-kun" jawab Sakura jujur. Sasuke melihat wajah Sakura dengan seksama. Agak pucat.
"Kau kedinginan ?"
"Eh, umm…..tidak kok Sasuke-kun" ucap Sakura sambil tersenyum.
"Hn" kemudian Sasuke pergi dari tempat itu.
Sakura yang melihat Sasuke pergi meninggalkannya pun jadi lesu. Terlebih lagi saat Sakura mendengar pintu kamar Sasuke dibuka dan ditutup kembali. Padahal Sakura sangat ingin berlama-lama dengan Sasuke. Sasuke memang tidak akan pernah memperhatikannya. Jadi, untuk apa dia berharap ? Namun yang anehnya, Sakura tidak pernah bisa untuk tidak mencintai pria itu. Aneh memang.
Masih ditempatnya, tiba-tiba Sakura mendengar suara langkah kaki menuju kamarnya. Sakura sedikit takut dan waspada. Namun yang muncul dipintu itu adalah sosok Sasuke. Ternyata Sasuke kembali kekamarnya sambil membawa selimut tebal.
"Ini pakailah". Sasuke memberikan selimut itu kepada Sakura
"Eh ?"
"Jangan suka berbohong, kalau kau kedinginan, kau bisa memakai selimutku". Kemudian Sasuke pergi dari tempat itu. Namun sebuah tangan kecil menahannya. Tangan kecil yang lembut dan dingin.
"Sasuke-kun, kau akan memakai apa ? nanti kau akan kedinginan. Ini ku kembalikan. Aku tidak apa-apa kok"
"Ambil saja. Kau lebih memerlukannya"
"Tapi…."
"Hn". Sasuke memang tidak suka berbasa-basi. Kemudian dia pun pergi.
"Arigatou, Sasuke-kun" ucap Sakura dengan suara yang kecil
'Blam' suara pintu kamar Sasuke ditutup. Dan Sakura juga menutup pintu kamarnya
Saat Sakura akan tidur, dia memakai selimut itu. Sakura menghirup aroma selimut itu. Selimut itu masih baru, dan ada sedikit bau wangi maskulin. 'Bau Sasuke' batin Sakura. Padahal baru sekitar tiga jam Sasuke tidur dengan selimut itu, dan selimut itu sudah tercium bau tubuh maskulin Sasuke. Sakura sangat suka, selimut hangat dengan aroma yang sangat menghipnotis. Dan dalam sekejap, akhirnya Sakura sudah terbang kea lam mimpinya.
.
.
Pukul 11.30 malam. Sasuke membuka pintu kamar Sakura.
'Tidak dikunci. Dasar bodoh'
Sangat pelan dia membuka pintu itu, supaya tidak menimbulkan suara decitan pintu. Kemudian ia melangkah kedalam, tanpa suara.
'Hn, sudah tidur'. Sasuke hanya ingin memeriksa apakah Sakura sudah tidur atau belum. Saat mau melangkah pergi, tiba-tiba terdengar suara lenguhan.
"Nghh…di sini….di-ngin". Sakura mengigau. Sasuke mendekati Sakura
"Kau kenapa ?" Tanya Sasuke
"Nngg, Sa-suke-kun….ka-kau kah i-tu ?". sakura menanya balik dengan suara yang sedikit bergetar. Matanya masih terpejam. Hidung dan pipi nya agak memerah.
"..….." Sasuke tidak menjawab.
Kemudian Sasuke menempelkan telapak tangannya di dahi Sakura.
"Kau demam" kata Sasuke
"….." Tidak ada jawaban. Yang ada hanyalah suara hembusan nafas Sakura yang tidak teratur. Sasuke yang melihat Sakura demam dan kedinginan, tidak tahu harus berbuat apa.
"Minum obat ?" Tanya Sasuke.
"Ngghh…" Sakura mengigau lagi. Kemudian Sasuke mengambil obat demam yang tersedia di laci meja, dan segelas air hangat.
Dan sekarang, Sasuke duduk ditepi kasur, didekat Sakura.
"ini, minumlah"
"…" lagi lagi tidak ada jawaban dari Sakura.
'Dia sudah tidak sadarkan diri' batin Sasuke. Lalu Sasuke meletakkan kembali telapak tangannya dileher jenjang Sakura.
'Demamnya tinggi !'
Bagaimana ini ? Demam Sakura sudah terlalu tinggi. Kalau tidak minum obat, bisa-bisa panasnya makin tinggi. Berpikir sejenak, akhirnya mau tidak mau Sasuke memakai cara itu.
Pertama, Sasuke memasukkan obat itu kedalam mulutnya dan meneguk air. Ditahannya didalam mulutnya. Kemudian, Sasuke memegang kepala Sakura. Saat kepala Sakura sudah tegak, Sasuke memegang pipi Sakura, dan tangan yang satunya lagi digunakan untuk memegang dagu Sakura.
Sasuke menatap bibir mungil Sakura yang pucat itu. Dan Sasuke menutup matanya. Sasuke mendekatkan wajahnya ke wajah Sakura. Dengan perlahan, Sasuke menyatukan bibir mereka. Sasuke memasukkan obat dan air yang tadi berada dimulutnya ke dalam mulut Sakura. Sedikit melumatnya agar bisa masuk ke dalam. Agak lama Sasuke melakukan hal tersebut. Sasuke mencoba sebaik mungkin, agar obat dan air itu bisa benar-benar masuk kedalam perut Sakura. Dan setelah mulut Sakura benar-benar sudah kosong, bertanda obat itu sudah tertelan.
Dengan perlahan Sasuke melepaskan bibirnya dari bibir Sakura. Tangan Sasuke masih memegangi pipi Sakura. Sasuke memandangi wajah polos yang ada didepannya ini. Begitu damai.
Dan apa tadi itu ? Ia berciuman dengan Sakura. Dan itu adalah ciuman pertama bagi Sasuke kepada seorang gadis. Tidak, itu hanya untuk menolong Sakura, tidak lebih. Tapi….sepertinya kau menikmatinya kan' ? Sasuke ?
Hah ? perasaan apa ini ? kenapa terasa aneh ? Sasuke belum pernah merasa setenang ini. Saat didekat gadis ini, rasanya Sasuke selalu ingin tersenyum. Apalagi jika Sakura yang tersenyum padanya, begitu manis dan menyegarkan hati.
Kemudian Sasuke menyeringai tipis.
'Dasar. Padahal kau ini ninja medis. Tapi kau malah sakit seperti ini"
Sasuke merapikan selimut Sakura dan menjaganya hingga tengah malam. Setelah memastikan demam Sakura perlahan mulai menurun, Sasuke pun kembali kekamarnya.
Ke esokan harinya….
"Hei Sasuke ! Selamat pagi" sapa Naruto
"Hn"
"Huh, tanggapan aneh ! Ngomong-ngomong Sakura dimana ya ?"
"Tidak tahu" jawab Sasuke acuh tak acuh
"Ayo kita periksa ke kamarnya" ajak Naruto
'Tok tok tok'
"Ngg, masuk…." Jawab Sakura dari dalam.
"Sakura-chan selamat pagi !" Sapa Naruto.
"Ngg, selamat pagi Naruto, selamat pagi juga Sasuke-kun" jawab Sakura yang kini sedang duduk di tepi kasur sambil memegangi kepalanya.
"Kau kenapa Sakura-chan ?" Tanya Naruto
"Tidak ada apa-apa, hanya saja kepala ku terasa sedikit berat. Mungkin karena semalam aku kurang tidur, dan semalam aku juga mimpi aneh"
"Kau mimpi apa Sakura-chan ?"
"Entahlah, tidak begitu jelas. Tadi malam aku bermimpi aku disuruh menelan batu, dan kau tahu ? itu sangat terasa nyata. Aneh bukan ?"
"Hn, sangat aneh". Sasuke membuka suara dan langsung pergi dari tempat itu. Sasuke tersenyum tipis, sangat tipis dan siapapun tidak akan melihat.
"Ayo Sakura-chan kita ikuti Sasuke, kita akan makan bersama" ajak Naruto
"Um" jawab Sakura
Saat selesai makan, mereka pun akan segera pulang.
"Akan kuantar kalian sampai kepintu gerbang" kata sang pangeran
"Hahaha, tidak perlu repot-repot Ryuuka-sama" balas Sakura
"Tidak apa-apa". Pangeran itu berjalan duluan
"Ayo" dan yang lain pun mengikutinya
Dalam perjalanan, pangeran Ryuuka selalu mengajak Sakura untuk berbicara.
"Sakura, apa desamu itu indah ?" Tanya sang pangeran
"Ya begitulah, dan desaku tidak dingin seperti desamu ini" ejek Sakura
"Haha, kalau begitu aku penasaran dengan desa mu"
"Berkunjunglah sekali-kali"
"Ya, pasti" jawab pangeran Ryuuka. Mereka terdiam sejenak
"Sakura, apa kau sudah memiliki pacar ?" Tanya sang pangeran.
Naruto dan Sakura agak terkejut mendengar perkataan pangeran Ryuuka. Sasuke juga, namun ekspresinya disembunyikannya. Apakah yang akan dijawab Sakura ?
.
.
.
Haah selesai juga, ini kusengajakan dibikin chapter. Soalnya panjaaang banget jadinya aku bikin chapter aja. Aku tahu, kalian pasti tidak suka membacanya kalau terlalu panjang, apalagi kalau baca lewat computer. Oya ini udah fic kedua ku lho…(alah gak nanya)
Mau tau kelanjutannya ?
Please review yah :D
R
E
V
I
E
W
