You Can't Escape from Reality After All

.

Warning: A lot of monologue. Kagura-centric. Onesided!GinKagu? OkiKagu? Pre-Movie 2!AU. OOC. Typo(s)? Unbeta.

Disclaimer: Gintama not mine. Sorachi Hideaki own it. Shaun only own the … plot? Don't get any profit from making this fic.

(Kalau tanda petiknya hilang lagi, saya tidak mengerti kenapa …)

.

Semenjak kepergiannya, Kagura tidak lagi bisa merasakan apa-apa.

Kehilangan sosok yang dicintainya membuatnya kembali bertanya, "Apakah salah jika mencintai seseorang dengan seluruh hidupnya?" Ia benar-benar merasa kosong dan apapun yang ia lakukan terlewati begitu saja. Mata birunya yang cerah sudah tidak memiliki cahaya kehidupan lagi.

Ia ingin mati saja.

Tetapi, ia tidak boleh membuang percuma hidupnya. Ia akan melindungi orang lain selama ia masih hidup, bukankah itu tekadnya ketika ia tinggal di Bumi? Di samping itu, ia tetap berusaha untuk tetap optimis. Gin-chan memang sudah tidak ada, tetapi, masih ada Shinpachi dan Sadaharu, bukan?

Mereka akan selalu bersama Kagura, bukan?

Bersama selalu?

Benarkah?

Tapi, keyakinan dirinya sendiri dikhianati oleh kenyataan.

Rekan kerja yang merangkap sebagai kakaknya sudah tidak ingin melihatnya. Sedikit pun. Mata coklatnya yang terang berubah menjadi kelam. Mata yang biasa memperhatikan Kagura dengan lembut, berubah menjadi tatapan penuh amarah.

Ia ingat, seminggu setelah mengadakan pemakaman tanpa jasad, waktu itu sedang turun hujan. Ia datang ke kediaman Shimura. Mencari keberadaan rekan kerjanya yang tidak muncul di kantor Yorozuya sama sekali. Ia masih berusaha menyunggingkan sebuah senyuman ceria, seperti biasanya.

Sebenarnya, ia tidak ingin tersenyum sama sekali. Di saat ia masih merasa kehilangan dan rasa di dadanya sangat menyesakkan dan aneh. Ia menggelengkan kepalanya dan berusaha optimis.

Ia mengetuk pintu besar itu, tetapi, kalimat pertama yang diucapkan pemilik rumah membuatnya membatu di tempat, "Untuk apa kau datang ke sini? Aku tidak ingin melihatmu." itu merupakan awal pertama Shinpachi menatapnya dengan pandangan menusuk dan cukup untuk membuat Kagura gemetar. Tetapi, ia bersikeras untuk tetap kuat, tidak sampai pemuda Shimura itu pergi. Sadaharu memelas dan mendekatkan kepalanya kepada gadis itu.

Ia dapat melihat semuanya, tetapi, di saat bersamaan, semuanya terlihat kabur. Dirinya merasa ringan. Ia tidak dapat merasakan apa-apa lagi.

Sadaharu membantu pemiliknya untuk naik ke atas punggungnya. Anjing tersebut juga merasa sedih kehilangan salah satu pemiliknya. Meskipun si Samurai bodoh itu pelit dan jarang memberinya makan kenyang, tetapi, ia tahu bahwa Yorozuya saling menyayangi. Tetapi, kesedihannnya kembali bertambah ketika pemiliknya yang paling rajin mengurusinya malah berubah drastik seperti itu.

Kagura menggenggam lemah bulu-bulu Inugami itu. Ia mengungkapkan keinginannya kepada Sadaharu untuk berlari menerobos hujan. Sadaharu menurutinya. Selama perjalanan kembali ke Yorozuya, ia menangis. Ia menangis sekencang-kencangnya, membiarkan suaranya diredam oleh suara hujan dan air hujan menyapu air matanya.

Apakah ini kutukan?

Semua orang yang kusayangi akan pergi meninggalkanku?

Apakah kebahagiaan itu hanya ilusi belaka?

Kagura tidak dapat menghentikan semua ingatan masa lalunya. Mami-nya yang pergi meninggalkannya, Papi yang selalu pergi dan jarang sekali berada di rumah, Kamui bodoh yang mau membunuh Papi, Kamui bodoh yang meninggalkannya karena lemah.

Pembicaraan tentang keluarganya benar-benar membuat pertahanannya runtuh.

"KENAPA KAU TIDAK MENGIZINKANKU UNTUK MATI?! AKU SUDAH TIDAK PUNYA SIAPA-SIAPA LAGI!" Ia berteriak sekencang mungkin. Ditemani lolongan Sadaharu yang terus berlari menerobos dinginnya angin.

Bagaimana cara menghentikan air matanya?

Bagaimana cara mengisi kekosongan hatinya?

Bagaimana cara mengisi hidupnya?

Bagaimana ia akan melanjutkan hidupnya tanpa Gin-chan atau Shinpachi?

Meskipun masa-masa indah yang lalu, ia memang seorang yang malas dan selalu dilayani. Shinpachi akan membantunya jika ia tidak mampu melakukan sesuatu. Terkadang Gintoki juga melakukannya. Sampai seminggu kemarin ia tetap bersikap seperti itu meski sebenarnya ia mampu untuk mengurusi hidupnya sendiri. Tetapi, di kasus ini … Ia tidak mau membuat dirinya mampu.

Mati jauh lebih baik daripada harus merasakan semua ini?

Sesampainya di Yorozuya, ia mengeringkan Sadaharu dan dirinya sendiri. Kembali ke 'rumah'. Gin-chan tentu akan memarahinya karena bermain hujan dan ia mengancam tidak akan merawat Kagura dan Sadaharu jika mereka sakit. Dilanjutkan dengan Shinpachi yang datang membawakan handuk kering dan menyuruh Kagura untuk mandi air hangat. Hanya ingatan kecil seperti ini kembali membuatnya terpuruk. Ia kembali menangis, ia memeluk lututnya.

Izinkanlah dia mengeluarkan semuanya pada hari ini …

Mendadak, suara bel berbunyi. Membuat Kagura terkejut, ia segera menyeka air matanya dengan punggung tangannya. Ia berdiri, bersiap membukakan pintu, jika orang ini adalah klien, apa yang harus ia lakukan? Tetap bekerja sebagai Yorozuya? Tanpa Gin-chan?

"Maaf, Yorozuya sedang libur untuk sementara …" lirihnya dari balik pintu.

Sosok di balik pintu itu terdiam, "China?" panggil orang itu. Nama panggilan dan suara itu, Kagura tentu mengenalnya. "Apakah Megane juga ada di dalam?"

"Tidak. Shinpachi tidak mungkin datang ke sini jika masih ada aku." Ia berusaha menyembunyikan suaranya yang bergetar. Hari ini, hari terburuknya, ia melepaskan pertahanannya, ia tidak bisa menghentikan semua pikiran negatifnya, ia tidak bisa menghentikan air matanya. Di waktu yang sama, datang Sadis yang akan menertawakan dan mengejeknya.

"Kalau kau ingin bertemu Shinpachi, pergilah ke kediaman Shimura."

Tanpa peringatan, pintu tersebut segera digeser. Kagura segera mundur selangkah dan menutupi wajahnya. Sosok yang ia kenal sebagai Okita Sogo, menatapnya.

"Apa yang kauinginkan?" Suaranya kembali bergetar. "Menertawakanku?"

"Tidak, China. Aku hanya ingin mengabari Yorozuya bahwa Kakek tua Gengai, bersama Katsura dan Kondo-san ditangkap. Shinsengumi dibubarkan." jawab Kapten divisi satu Shinsengumi itu. "Aku tidak mungkin menertawakan orang-orang yang sedang berkabung."

Sedikit lega. Tetapi, tidak juga lega sepenuhnya saat mendengar berita itu.

Pemuda di depannya membuka mulutnya lagi untuk bertanya, "Apa yang terjadi dengan kau dan Megane?" dengan suara datar. Kagura memilih untuk bungkam. Gadis Yato ini tidak ingin terlihat lemah, tidak di depan rivalnya. Ia tidak ingin menangis di depan si Sadis.

Mata merah gelap itu menatap perempuan Yorozuya itu, "Ia tidak akan ke Yorozuya selama masih ada kau. Jika yang kaukatakan tadi benar, aku rasa ia tidak ingin melihatmu karena ia akan teringat kepada Danna." ucapnya, "Karena aku pun juga begitu. Aku tidak ingin kembali ke Shinsengumi tanpa Kondo-san berada di sana."

Mata biru itu tetap redup. Kagura terus menatap lantai di bawahnya, tetesan air hujan membasahi lantai tersebut, ia bahkan belum selesai mengeringkan diri. Sogo mengambil handuk yang setengah kering dan memberikannya kepada gadis Yato itu.

Mereka hanya diam.

Tidak berdebat, tidak bertengkar, tidak bertarung.

"Sadis," panggil Kagura memecahkan keheningan di antara mereka, "aku ingin kau membunuhku."

Sogo tidak meresponnya dan sepertinya tidak berniat untuk berkomentar.

"Aku … Tidak mau merasakan hal ini lagi. Sudah cukup aku merasakannya sekali, kenapa harus terjadi dua kali? Kenapa orang-orang di sekitarku harus pergi? Apakah aku kurang kuat untuk melindunginya? Apakah aku terlalu kuat untuk memeluk mereka? (1)" Meskipun gadis itu sudah bertekad untuk tidak melepaskan pertahanannya, mendadak ia tidak peduli dengan semua itu. Air matanya meleleh. Tangannya mengcengkram seragam hitam Shinsengumi.

Tangan Sogo segera menyingkirkan tangan Kagura, "Aku tidak akan mungkin menuruti apa yang kaukatakan." dengan canggung, ia mengelus kepala lawan bicaranya yang lebih pendek daripadanya. Gestur kecil yang berhasil membuat Kagura menangis sekencang-kencangnya. Mantan kapten divisi satu Shinsengumi itu merangkulnya, membiarkannya mengeluarkan segala masalahnya.

Hari ini saja.

Cukup hari ini saja, mereka akan bersikap seperti ini.

Ataukah ...

Mulai hari ini mereka akan bersikap seperti ini?

.

o.o.o.o.o.o

.

(1) Apa kata-kata yang baik? :/ Intinya, karena memeluknya terlalu kuat sehingga yang dipeluk pergi meninggalkannya. (Ingat Sadaharu #1)

A/N: … Berhubung hari ini (8/8) saya luang, saya pikir saya akan menulis beberapa hal yang mengganggu pikiran saya. Mungkin saya akan mengetik di saat luang? Atau saat penat belajar. Huft.

Mutichap lagi? Hahaha. Fic ini akan berisi lebih banyak tentang monolog para karakter. Rencananya sih, selanjutnya tentang Sogo. Chapter 3 tentang Shinpachi. (Lalu, dengan kejamnya update fic-nya bakal lama, hahaha.)

Ehem.

Apakah perasaannya sudah tersampaikan? Berikan saran ya! Hehe.

Thanks for reading and have a nice day!

Shaun.