Tittle : All My Heart

Author : Ryeofly (Yewook Turtle)

Genre : Romance, Drama, etc.

Rate : T

Pairing : YeWook

Disclaimer : hanya meminjam nama tokoh. Dan cerita ini milik saya. YeWook saling memiliki.

Warn : Boys Love, OOC, typo berhamburan, judul gak sesuai cerita, bikin mual^^

DON'T LIKE DON'T READ


Nb : tanda ('...') iner

"Hyung, ayolah bantu aku mencari pekerjaan. Apa kau tega melihat temanmu ini menjadi peminta-minta karena tak punya uang?"

"Aish, kau ini! Sebentar jangan ganggu aku dulu, biarkan aku menyelesaikan ini semua" tukas namja yang berada di depan laptop –Sungmin- sibuk mengerjakan tugas kantornya yang sedari tadi terganggu akibat seseorang disebelahnya.

"Tapi bantu aku ne?" lagi namja itu menggoyang-goyangkan pundak kanan Sungmin agar memberikan respon. "Yak, Wook kau bisa diam tidak!?" kali ini namja berwajah aegyo itu benar-benar kesal, sedari tadi diganggu oleh Ryeowook. Sungmin menyesal telah mengatakan bahwa ia ada di flatnya, dan memberi ijin Ryeowook untuk berkunjung kesana. Dan ternyata ujung-ujungnya Ryeowook mengganggunya.

Ryeowook adalah teman kuliah Sungmin dulu ketika masihmenjadi mahasiswa, namun Ryeowook berada tiga tingkat dibawah Sungmin. Ya, hubungan mereka sangat dekat sudah seperti saudara sedarah. Keduanya seperti tak terpisahkan, selalu bersama-sama .

Sekarang Ryeowook lebih memilih duduk kembali pada tempat tidur Sungmin, memandangi punggung Sungmin yang masih mengerjakan tugas kantor ditempatnya bekerja. Tak ingin mengganggu lagi namja yang sudah dianggapnya kakak tersebut, bisa-bisa Ryeowook didiami karena mengganggu Sungmin terus. Sungmin bekerja di sebuah perusahaan besar di Seoul pada bagian keuangan, bidang pekerjaan yang membutuhkan ketelitian saat menghitung uang-uang perusahaan dan tentunya membutuhkan kejujuran juga.

Saking lamanya menunggu Sungmin memeriksa pekerjaan kantornya, Ryeowook yang bosan pun akhirnya memutuskan untuk tidur. Lebih baik tidur daripada bengong, begitulah pikirnya.

"Haahh~~ akhirnya tugas menyebalkan ini selesai juga" Sungmin menghela nafas berat setelah semua tugas-tugas yang menurutnya memusingkan kepala itu terselesaikan. Mematikan laptopnya, lalu berdiri merenggangkan otot-otot yang terasa kaku karena sudah duduk hampir lima jam.

"Wook..wookie" panggil Sungmin sambil memasukkan laptop pada tasnya tanpa melihat kebelakang, padahal Ryeowook sudah tertidur.

"Aigo, anak ini suka sekali tidur" heran Sungmin yang baru menyadari bahwa namja manis sahabatnya itu tertidur pulas sambil memeluk guling.

"Heyy..tukang tidur bangun cepat!" Sungmin pun menggoyang-goyangkan tubuh Ryeowook dengan kasar, tak peduli jika itu membuat si namja mungil tersebut kesakitan. Yang peting dia segera bangun.

"Hyung~~~~" lirih Ryeowook setelah membuka matanya. Cepat-cepat dia duduk karena melihat Sungmin sudah selesai bekerja.

"Apa yang mau kau bicarakan huh?"

"Ayolah carikan aku pekerjaan hyung, setidaknya carikan sebuah pekerjaan di tempatmu ya?" bujuk Ryeowook lagi.

"Kau ini masih kuliah Wookie. Aku takut jika kau bekerja kuliahmu akan terbengkalai. Apakah uang yang dikirim orang tua mu tak cukup?"

"Anio, bukan seperti itu. Hanya saja aku ingin bekerja hyung. Tak mungkin kan jika aku meminta uang terus untuk memenuhi kebutuhanku disini? Ya walaupun mereka kaya" jelas Ryeowook meyakinkan Sungmin.

"Uhm, dasar keras kepala. Oke, hyung coba mencarikan sebuah pekerjaan di kantor yang cocok denganmu. Siapa tau ada lowongan"

Seketika wajah Ryewook berubah menjadi berbinar- binar. Tak sia-sia dia merayu Sungmin sampai tertidur pula. Memang Sungmin hyung terbaiknya. "Sekarang kau mau pulang ke flat mu apa menginap disini? Ini sudah malam lebih baik menginap saja ya?" tawar Sungmin yang langsung dijawab dengan anggukan kepala Ryeowook.

.

.

.

.

Seperti biasa setiap pagi orang-orang akan kembali menjalani rutinitas mereka, termasuk Sungmin dan Ryeowook. Setelah menikmati sarapannya, mereka langsung menuju tempat masing-masing. Sungmin pergi ke kantornya dan Ryeowook berangkat kuliah yang tentunya diantar Sungmin. Sahabatnya itu terlalu berharga untuk Sungmin jika dibiarkan pergi kuliah sendiri.

"Ryeowook-ah, hari ini kau diantar Sungmin lagi?" tanya seorang pemuda dengan rambut blondenya yang menghampiri Ryeowook di meja kantin.

"Hmm, ya seperti biasa aku diantar dan dijemput Sungmin hyung" jawab Ryeowook tersenyum simpul sambil memasukkan roti kemulutnya. Jam kuliah pertamanya hari ini diundur sampai setengah jam lagi karena dosen yang mengajarnya ada keperluan mendadak sehingga Ryeowook bisa mampir ke kantin.

"Hyukie, kau sendiri? Dimana ikanmu itu?" tanya Ryeowook balik kepada pemuda yang ternyata bernama Hyukie, atau lebih lengkapnya Eunhyuk. Namja yang satu tingkat dengan Ryeowook tetapi berbeda jurusan di kampus ini. Seoul University. Eunhyuk yang mengambil seni drama dan Ryeowook yang mengambil jurusan Manajemen Bisnis –yang disarankan oleh orang tuanya-

"Hae? Humm, dia tak kuliah hari ini. Dasar menyebalkan" umpat Eunhyuk kesal karena sang namjachingu hari ini tak kuliah. Bagi Eunhyuk jika namjanya itu tak berada disampingnya seperti dia kehilangan semangat hidupnya.

Ryeowook terkekeh pelan menanggapi pembicaraan Eunhyuk. Memang temannya itu dan sang namjachingu adalah pasangan yang termasuk heboh –karena terlalu hyperactive- dan terkenal di tingkatan mereka. Bagaimana tidak? Eunhyuk dan Donghae mereka selalu bersama-sama saat di kampus, bahkan jika ada acara seperti festival kampus mereka tak pernah absen untuk ikut mengisi acara. Dan lebih konyolnya lagi, jika pasangan yang kerap dipanggil dengan julukan HaeHyuk itu jika sudah bertengkar mereka bisa saling menjambak rambut bak yeoja-yeoja yang sedang merebutkan seorang namja. Dan pertengkaran itu kerap dikarenakan masalah yang sepele, yaitu saling berebut susu strawberi -_-

"Sudahlah Hyukie, wajahmu itu jangan ditekuk seperti itu. Jelek.."

"Huh.. kau sama menyebalkan"

.

.

.

.

"Sungmin? Bisa kau nanti ikut aku untuk ikut meeting hari ini? Aku akan presentasi kali ini, jadi tidak bisa mencatat hal-hal penting seperti biasanya" ujar seorang namja menghampiri ruang kerja Sungmin. Namja itu adalah pemilik dari perusahaan tempat Sungmin bekerja.

"Ah, Yesung hyu—Ani, maksudku Yesung sangjanim" sapa Sungmin membungkukkan sedikit badanya melihat bos nya itu masuk ke ruangan kerjanya.

"Ne, kau mau kan menemaniku untuk hari ini saja Sungmin-ah? Meeting ku 45 menit lagi, kita berangkat sekarang" ujar Yesung tanpa menunggu jawaban dari Sungmin.

Yaa, Yesung adalah pemilik perusahaan tempat Sungmin bekerja ya walaupun sebenarnya yang memiliki sepenuhnya itu ayah Yesung. Sungmin merupakan junior Yesung saat di kampus dulu, mereka juga kenal cukup dekat. Dan ketika dulu Sungmin bingung mencari suatu pekerjaan, untunglah ada Yesung yang membantunya . Dan jadilah Sungmin bekerja di tempat Yesung.

.

.

.

.

"Sangjanim, ini semua data-data yang sudah ku catat saat rapat tadi" Sungmin menyerahkan map berisi lembaran kertas-kertas penting kepada Yesung.
"Panggil aku seperti biasanya saja Min jika sedang berdua, tak usah seformal itu" ujar Yesung sambil memeriksa kertas yang Sungmin berikan.

Salah satu sifat yang Sungmin sukai dari namja yang menjabat menjadi bos nya itu. Yesung walaupun terlihat dingin diluar tetapi dia punya sifat yang lembut. Yesung tak pernah semena-mena terhadap Sungmin yang notabene adalah bawahannya. Dia selalu menyuruh Sungmin untuk memanggil namanya dengan embel-embel 'hyung' jika sedang berdua ataupun di luar jam kerja.

"Ne, baiklah hyung. Aku permisi dulu, aku pulang ne" Sungmin berlalu dari depan Yesung, waktu sudah melewati jam kerjanya dan dia harus menjemput Ryeowook di kampusnya. Tapi baru Sungmin ingin memutar kenop pintu, suara Yesung sudah menginterupsinya.

"Min bisakah kau mencarikan aku seorang sekretaris? Aku repot jika harus seperti ini terus, tak mungkin aku minta bantuanmu terus kan?"

"Hmm, sepertinya aku punya seseorang yang bisa membantu mu hyung" ucap Sungmin antusias. Ah, aku dapat lowongan untuk Ryeowook. Begitulah pikirnya.

"Siapapun itu bawa dia kemari beserta lamarannya secepatnya. Yang penting dia bisa membantuku."

.

.

.

.

Ryeowook masih setia duduk di halte yang berada di depan kampusnya. Jam kuliahnya sudah berakhir sejam yang lalu tapi Sungmin belum menjemputnya. Ryeowook sudah terbiasa menunggu jemputan sampai berjam-jam, itu lebih baik –menurutnya- daripada harus pulang sendiri pasti Sungmin akan memarahinya dan tak ingin kejadian itu terjadi lagi. Sungmin terlalu sayang kepada Ryeowook, bahkan namja aegyo itu mau mengantar jemput Ryeowook. Yahh walaupun mereka bukan saudara. Orang tua Ryeowook yang meminta Sungmin untuk menjaga anak mereka.

Sebuah sedan putih yang sudah sangat dihapal oleh Ryeowook datang dari arah kanan, langsung saja namja manis tersebut berdiri siap menyambut kedatangan hyung nya.

"Minhae Wookie, hyung terlambat.." sesal Sungmin

"Ne gwenchana, aku tau hyung sibuk" jawab Ryeowook enteng lalu menyuruh Sungmin melajukan mobilnya.

"Hei Wookie, hyung dapat lowongan untukmu" ucap Sungmin dengan ceria, tapi masih memerhatikan jalan di depannya. "Bos ku mencari seorang sekretaris. Nah hyung pikir itu cocok untukmu, bagaimana kau mau?" lanjutnya lagi.

"Wahh.. jinjja hyung? Tapi kan biasanya sekretaris itu seorang yeoja, aku kan namja"

"Gwenchana,yang penting kau mau kan? Bos ku tak mempermasalahkannya" ujar Sungmin meyakinkan.

"Oke aku mau hyung ^^. Akh.. hyung kau baik sekali padaku, saranghae" Ryeowook langsung memeluk Sungmin saking senangnya tak ingat bahwa hyungnya itu sedang menyetir. "Aku sedang menyetir pabo, jangan peluk-peluk!"

.

Ryeowook hari ini bangun pagi-pagi sekali, mungkin efek akan melamar pekerjaan. Namja manis itu sudah siap dengan pakaian rapi orang-orang kantoran. Surat lamarannya –yang dia buat dengan bantuan Sungmin kemarin malam- sudah ia masukkan ke dalam ransel yang sering dia bawa. Karena hari ini kuliahnya libur, kenapa tidak hari ini saja melamar pekerjaanya?

Ryeowook duduk di sofa menikmati sarapan pagi seadanya, menunggu Sungmin yang menjemput di flatnya. "Huh, Sungmin hyung lama sekali"

Kalau dipikir-pikir Sungmin lama menjemputnya itu karena lama berhias, bukan karena macet dijalan yang sering dikatakan Sungmin. Sungmin kan suka sekali berhias bak yeoja.

Menunggu sekitar 20 menit, Sungmin tiba di flat Ryeowook. Seperti biasa kedatangannya terlambat karena macet (begitu alasannya) dan Ryeowook hanya bisa memutar mata bosan mendengar alasan itu. Tanpa banyak bicara, Sungmin langsung menyeret Ryeowook untuk berangkat menuju kantornya.

.

.

.

.

"Mukamu kenapa pucat seperti itu eoh? Santai saja Ryeowook, bos ku itu baik dia tidak makan manusia kok" canda Sungmin yang melihat perubahan air muka Ryeowook. Mukanya sekarang pucat, padahal belum bertemu Yesung –calon bosnya- jantungnya bahkan berdetak lebih cepat. Nervous.

Dengan jantung yang berdebar-debar Ryeowook memasuki ruangan kerja Yesung.

Deg!

Namja manis itu terpana melihat wajah calon bos nya. Aigo, tampan sekali. Begitulah inernya. Kalau tidak Yesung berdehem keras, mungkin Ryeowook masih bengong melihat ketampanan namja di depannya,ck.

"Kau serius ingin menjadi sekretarisku?" tanya Yesung dengan suara tegasnya setelah member ijin Ryeowook untuk duduk.

"N..ne sangjanim" jawabnya takut-takut.

"Memangnya kau punya kemampuan apa sehingga Sungmin mengajukkanmu untuk menjadi sekretarisku? Aku jadi ragu" ucap Yesung meremehkan.

'Heh sombong sekali kau, belum jadi bos ku saja sudah sombong seperti itu. Dasar menyebalkan'

"Saya mahasiswa di-"

"Baiklan aku terima kau menjadi sekretarisku, walaupun kau masih seorang mahasiswa" potong Yesung yang membuat Ryeowook dongkol. Ryeowook merasa sebal sekaligus senang.

'Dasar bos tak tau sopan santun'

Next?


Yeeahh~~ aku bawa ketikan baru, he. Ketikan hasil otak oleng*?* sehabis UN

maaf ya kalo jelek, tanpa edit, judulnya gak sesuai isi cerita. biasalah FF punyaku selalu gak nyambung, kkk~~ XD

mau next? silahkan riview, berikan komentar anda jangan bash ya ^^

boleh kok saran-saran untuk jalan ceritanya, biar aku ada ide buat lanjutin *kalo mau*

riview please~~

*papaiii

-ryeofly-