My Love

Cast:

Kim Ryeowook

Kim Jjong Woon / Yesung

Choi Siwon

Lee Eunhyuk

Lee Donghae

Kim Kibum and other

Declaimer : Semua cast di FF ini milik semua orang yang memiliki mereka, author hanya meminjam nama mereka saja. Tapi, FF ini asli dari hasi pemikiran author.

Warning : Gender Switch, Typho(s) ada di mana-mana.

Don't Like, Don't Read, Okay!

"Bangunlah! Kau bisa terlambat ke sekolah." Sebuah teriakan yang cukup nyaring berhasil membangunkan seorang gadis yang tadinya masih terhanyut dalam buaian mimpi indahnya.

"Tak bisakah kau untuk tidak berteriak? Kau membuat telingaku sakit. Aku bisa tuli jika kau melakukan ini setiap pagi!" teriak gadis dengan perawakan mungil itu sambil terus mengelus sayang telinga kanannya yang menjadi sasaran teriakan kakaknya tadi.

"Itu salahmu sendiri. Aku sudah berusaha membangunkanmu sejak setengah jam yang lalu." Gadis dengan hidung yang cukup mancung itu tak memperdulikan teriakan adiknya yang hampir sama nyaringnya dengan teriakannya. Dia terus sibuk merapikan rambutnya dan menyemprotkan parfum ke tubuhnya. "Cepat mandi! Atau kau mau aku tinggal?"

"Baik Queen Unyuk." Sahut gadis itu dengan sedikit mengejek dan berlari menuju kamar mandi.

"Dasar anak itu. Bagaimana dia tahu panggilan itu? Dia pasti suka menguping jika aku berbicara dengan Donghae melalui telepon. Menyebalkan sekali anak itu." gadis itu mengepalkan tangannya kesal karena kelakuan adiknya.

"Aku malas sarapan. Aku bawa bekal saja."

"Terserahmu saja Wook. Asal jangan terlambat sarapan dan makan obatmu."

"Siap Queen." Gadis yang dipanggil Wook itu menghormat dengan tegap ke arah kakaknya dengan cengiran khas miliknya.

"Hentikan itu. Kau terlihat bodoh." Ejek kakaknya dengan tatapan mengejeknya.

"Biarkan saja. Yang terlihat bodoh 'kan aku." Sahut Wookie dengan santainya sambil memasukkan dua potong roti tawar yang sudah di olesi selai strawberry ke dalam kotak bekalnya.

"Aku malu punya adik yang terlihat idiot." Sahut Eunhyuk dengan pedas.

Ryeowook yang mendengar itu langsung menghentikan kegiatannya dan menatap tak percaya ke arah kakaknya yang sibuk menyantap rotinya. "Kau tidak perlu mengakuiku sebagai adikmu. Katakan saja kepada orang-orang kalau aku ini anak pembantu." Ryeowook melipat kedua tangannya di depan dadanya dan menatap sangat kesal kakaknya yang sekarang memasang wajah tak berdosanya.

"Hahaha. Wajahmu sangat lucu kalau sudah seperti itu. Lihat bibirmu itu, mungkin aku harus menampungnya." Ejek Eunhyuk dengan tangannya sudah bersiap-siap menampung bibir Ryeowook di bawah dagu Ryeowook.

"Kau menyebalkan." Teriak Ryeowook kesal dan meninggalkan kakaknya keluar rumah, menuju mobil yang akan membawa mereka.

Sementara Eunhyuk masih terus tertawa, merasa puas karna sudah mengerjai adiknya.

"Cepat sedikit! Jalanmu lambat sekali seperti Ddangkkoma." Teriak Ryeowook ketika melihat kakaknya sudah berjalan keluar rumah.

"Sabar sedikit!" sahutnya sambil mengunci pintu rumah. Dan berjalan ke arah sisi kanan mobil, masuk dan duduk di kursi belakang kemudi. "Ddangkkoma itu apa?" tanyanya setelah duduk.

"Emm.." Ryeowook terlihat berpikir sejenak. "Aku tidak tahu." Jawabnya sambil mengangkat bahunya.

"Aneh. Bagaimana mungkin kau mengatakan aku selambat Ddangkkoma, sementara kau tidak tahu Ddangkkoma itu apa?" Eunhyuk menghidupkan mesin mobil dan perlahan menjalankan mobil meninggalkan rumah mereka.

"Aku hanya asal sebut saja tadi." Jawab Ryeowook dengan ekspresi polosnya.

"Kau benar-benar aneh. Sunggguh!" Eunhyuk mempertegas kata-katanya. Namun Ryeowook tidak menanggapi kata-kata kakaknya itu, dia mengambil I-Pod-nya dan mendengarkan lagu-lagu favoritnya dengan headset.

"Sudah sampai. Baiklah aku pergi dulu." Pamit Ryeowook kepada kakaknya sambil membuka pintu mobil.

"Berhati-hatilah! Belajar yang rajin. Dan jangan terlalu capek. Kalau terjadi sesuatu segera telepon aku." Kalimat Eunhyuk menunjukkan betapa sayang dan khawatirnya dia kepada adik manisnya itu.

"Kau ini. Aku sudah besar, aku pasti berhati-hati. Dan kalau pun terjadi sesuatu, di sini banyak manusia, pasti mereka akan menolongku. Kau terlalu mengkhawatirkanku." Cibir Ryeowook.

"Aku tidak menerima komentar. Kau harus segera menelepon jika ada apa-apa. Kau mengerti?" tegas Eunhyuk kepada adik semata wayangnya.

"Iya. Aku mengerti. Aku masuk dulu. Aku tidak ingin terlambat di hari pertamaku sekolah."

"Baiklah. Saranghae." Eunhyuk melambaikan tangannya.

"Saranghae. Hati-hati di jalan." Ryeowook membalas lambaian tangan Eunhyuk dan berjalan memasuki halaman sekolah barunya.

Di sinilah Ryeowook ssekarang. Di sekolah barunya yang lumayan besar dan luas. Dia mencoba mencari di mana kelasnya yang dia tidak tahu di mana.

"Di mana kelasku? Sekolah ini luas sekali." Keluh Ryeowook. "Bagaimana jika aku tersesat di sini? Oh.. Tidak." Ryeowook mulai berpikir yang aneh-aneh. "Apa aku harus menelepon Eunhyuk?" Pikir Ryeowook sambil menatap Handphone yang sedang digenggamnya sekarang. "Tapi ini bukan keadaan genting. Lagipula Eunhyuk juga pasti tidak tahu di mana kelasku." Ryeowook terus bermonolog di sebuah lorong di sekolah besar ini.

"Hakh." Ryeowook terkejut dan langsung berbalik ketika merasakan ada sesuatu yang mengentuh bahunya. "Siapa kau?" tanyanya dengan nada tinggi setelah melihat seseorang yang baru saja mengagetkannya.

"Kenapa kau masih di sini? Kau tidak mendengar bel sudah berbunyi?" tanpa mengindahkan pertanyaan Ryeowook yang ditujukan kepadanya, ria itu malah berbalik bertanya dengan nada bicara dan ekspresi yang terkesan dingin.

"Apa pedulimu?" balas Ryeowook kesal.

"Tentu saja aku peduli. Aku ketua OSIS dan aku harus menertibkan siswa-siswi yang bersikap buruk. Salah satu seprtimu ini. Sudah salah, malah membentak." Jelas siswa yang mengaku sebagai ketua OSIS itu.

"Oh. Aku minta maaf. Aku siswa bari di sini. Aku tidak tahu di mana kelasku. Aku sudah mencari hampir setengah jam, tapi aku malah tersesat di sini." Jelas Ryeowook dengan menundukkan kepalanya entah karena merasa bersalah atau karena dia malu karena kejadian bodoh yang menimpanya ini. Tersesat si sebuah sekolah, bukankah ini memalukan?

"Oh, begitu. Aku juga minta maaf, aku kira kau siswi yang ingin membolos. Kenalkan, namaku Siwon. Choi Siwon. Aku kelas VIII A" Siswa yang sekarang mengaku bernama Siwon itu mengulurkan tangannya ke arah Ryeowook. Membuat Ryeowook yang tadinya menunduk sekarang menatapp Siwon.

"Ak Kim Ryeowook." Ryeowook memperkenalkan dirinya setelah meraih tangan Siwon.

"Ayo aku antar ke kelasmu." Tawar Siwon dengan senyum tulusnya. Senyum Siwon itu berhasil membuat Ryeowook terpesona. Sangat berbeda dengan Siwon yang tadi sempat membuatnya takut.

Ryeowook bejalan mengikuti Siwon menuju kelas barunya. Sepanjang jalan menuju kelasnya, Ryeowook merasa tidak nyaman, karena beberapa tatapan kakak kelas wanitanya yang seperti tatapan singa yang sudah bersiap menerkam mangsanya. Bahkan bulu kuduk Ryeowook berdiri dibuatnya.

"Ini kelasmu." Tunjuk Siwon setelah mereka sampai di depan sebuah kelas.

"Terima kasih sunbae. Maaf sudah merepotkan." Ucap Ryeowook sambil sedikit membungkukkan badannya.

"Tidak masalah. Ini memang sudah tugasku." Jawab Siwon dengan senyuman tulus yang mengembang di bibirnya.

Teett.. Teett..

Bel pulang sudah berbunyi di sekolah Ryeowook yang bernama SMP Neul Paran. Semua siswa segera mengemasi perlengkapan sekolah mereka dan bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing begitu juga Ryeowook.

"Baiklah semuanya. Sampai di sini dulu pelajaran hari ini. See you next time." Seru guru bahasa Inggris Ryeowook.

"See you, sir." Jawab semua siswa serentak.

"Aku sudah pulang. Jemput aku." Ucap Ryeowook setelah mendengar sahutan dari seberang telepon, dan mematikan sambungan telepon setelah mendapat jawaban 'ya' dari kakaknya.

Ryeowook berjalan keluar gedung sekolahnya, dan memutuskan untuk menunggu kakaknya di dekat pos satpam sekolah dekat gerbang.

"Hei!" teriak Ryeowook ketika sebuah motor yang dikendarai seorang siswa melewatinya dan membuat genangan air di dekat sana terciprat ke arahnya. "Berhenti kau!" teriaknya lagi dan berhasil membuat siswa itu menghentikan laju motornya. Siswa itu harus bertanggung jawab pikir Ryeowook, baju putih dan roknya sekarang basah dan jorok.

Siswa itu turun dari motor besarnya dan berjalan ke arah Ryeowook. Sementara Ryeowook tidak menyadari jika siswa itu sudah berdiri di depannya karena di sibuk membersihkan roknya. Dan ketika Ryeowook melihat ke depan, Ryeowook terkejut karena kehadiran tiba-tiba siswa itu. Ryeowook bahkan sedikit terlonjak olehnya. Tatapan mata yang teduh itu berhasil membuat Ryeowook kehilangan kata-katanya.

TBC

Haii reader(s).. Salam kenal. Aku author baru di FFn. Ini adalah FF debut aku.

Buat yang baca, tolong Review yaa.. Untuk menilai FF ini layak lanjut atau enggak.

Gomawo..