Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
Hanya meminjam tokoh-tokohnya saja.
Fanfic ini murni imajinasi penulis.
Cerita oleh; Rami Twins-chan
PERINGATAN: AU, typo, OC, Drabble.
Selamat membaca! Bersenang senang lah!
Sapuan lembut angin malam menerpa fisik rapuhmu yang saat ini bersandar di tepian balkon. Dengan bermodalkan kain tipis yang menutupi tubuh kurusmu, tak terasa sedikitpun rasa dingin menyentuh. Dirimu tak dapat merasakan apa itu dingin, karena saat ini hatimu memang membeku bersama untaian masa lalu yang selalu membuat batin maupun jiwamu hancur perlahan. Terekam jelas memori kelam dalam ingatanmu. Kau ingin melupakan, membuang semua jauh, lalu lari sekuat mungkin tuk menghilang. Tapi entahlah, takdir memang menyakitkan.
Kau mencoba tersenyum seperti dulu, tapi hanya tarikan datar di sudut bibirmu. Kau ingin tertawa, tapi mulutmu terasa terkunci keras. Kau menangis, tapi tak ada setetes uraian air mata yang bergelinang di pipi ranummu. Selalu berpura-pura tegar dan kuat di depan orang itu bukan hal yang mudah. Jujur saja kau lelah. Bahkan sangat lelah. Haruskah takdir sekejam ini?. Penat dirimu berdoa sepanjang malam, juga selalu mencoba bersabar, namun? Tetap berakhir dengan hasil yang sia-sia. Lalu, siapa yang salah disini?.
Dulu. Semua baik-baik saja.
Dulu. Semua berjalan dengan semestinya.
Dulu. Kau tahu cara berbahagia.
Tapi sekarang, apa? Semua hancur. Ini bukan salahmu. Sekali lagi bukan salahmu!.
Tubuhmu merosot perlahan ke dinginnya marmer lantai yang saat ini kau pijak. Dingin? Tentu saja. Tapi sudah ku katakan diawal bukan?. Tak ada genangan air mata mengalir, hanya tatapan kosong tanpa jiwa yang saat ini kau tampilkan. Bak boneka manekin yang biasa selalu di pajang ditokoh baju. Ada namun tak ada.
Kesadaranmu sedikit memulih. Kau berdiri, lalu berjalan tertatih menuju pintu balkon dengan kepala berat, kemudian kau pun menutupnya dengan sisa tenaga yang kau miliki. Entahlah, kau merasa letih dan lelah saat ini. Sedikit demi sedikit kau mencoba mencapai tempat tidur king size mu untuk mengistirahatkan tubuh ringkihmu yang penat. Padahal jarak antara pintu balkon -yang kau pijak saat ini- dan tempat tidurmu hanya beberapa meter dari sana, bahkan terbilang sangat dekat. Tapi tak tahu bagaimana rasanya sangat jauh untuk kau capai. Pandangan mu mulai menggelap perlahan, kepalamu sakit bukan main. Bagaikan slow motion tubuhmu terjatuh keras ke lantai. Inikah? Inikah akhirnya? Kau bersyukur Sakura Haruno? Kau senang semua penderitaan mu ini berakhir? Kau bahagia tuhan mendengar ucapanmu? Oh, tidak Haruno. Semua belum berakhir. Benar-benar belum berakhir.
Tetapi percayalah, keajaiban akan muncul. Semua butuh proses. Kau akan tetap baik-baik saja, bahkan akan sangat baik nantinya. Biarkan semua berjalan bak air mengalir, biarkan tuhan yang mengatur segalanya.
- Owari -
