Harukaze Kagura
]Ya ampun…kerasukan apa aku ini sampai tiba-tiba bikin fic kayak gini sih? *Jambak rambut* Yah…karena dapet pencerahan tiba-tiba, tangan ini mau tidak mau harus mengetik *Di pentung* baiklah, saya tau…fandom Boboiboy itu cukup klop dengan genre Adventure atau Fantasy. Karena itu, saya juga mau ikutan…yah…Cuma mau nyari pengalaman aja sih…soalnya jarang banget bikin fic dengan genre begini. Sebenarnya tidak pernah di FFn, tapi di Wattpad pernah sekali *Siapa yang nanya?* Oleh karena itu, tolong jangan heran bila fanfic ini sangat gaje dan tidak berkualitas(?). Bila ada yang kesal atau ilfeel, silahkan ngamuk di kotak review nanti *Di keroyok masa* O-oke…daripada readers ngamuk dan hajar saya, mending langsung aja~!
Disclaimer: BoboiBoy tetap milik Animonsta apapun yang terjadi!
Genre: Adventure, Friendship, Fantasy, bit Humor
Rate: T
Summary: Adu du berulah kembali. Karena serangan dari senjata terbaru miliknya, Boboiboy dan teman-temannya terperangkap di dunia lain secara terpisah, dan harus menemukan cara kembali lagi ke dunia mereka tanpa tau bahwa ada sebuah bahaya besar yang mengancam planet bumi.*Summary selalu dan selalu saja ancur* *DLDR* *RnR?*
Warning: Alur gaje, humor ancur, No Pair, No Sho-Ai/Incest, OC dimana-mana, Jalan cerita kurang greget(?), dunia fantasy nya menstrim, dsb.
DLDR, IF STILL WANT TO READ, ENJOY THEN!
Chapter 1: Adu du's Attack
Hari ini termasuk merupakan hari yang biasa bagi para penduduk Pulau Rintis.
Hari yang cukup cerah dari pagi sampai sekarang yang sudah menunjukkan pukul 1 lewat, penduduk-penduduk Pulau Rintis tetap menjalankan kegiatan mereka seperti biasa, seperti Pak cik Kumar yang sibuk menjajakan es krim dengan gerobak es krimnya (yang sempat terbakar habis akibat ulah Boboiboy Api dulu), Mak cik Kevin yang sibuk dengan ayam-ayam peliharaannya (yang sekali lagi, kandangnya pernah di bakar oleh Boboiboy Api dan juga dihancurkan kemudian di bangun lagi oleh Boboibot), Tok Aba yang sibuk melayani pelanggan di kedai dibantu Ochobot si bola kuasa, serta si Pak cik burger yang sedang heboh menjajakan burgernya.
Semuanya berjalan seperti biasa, hal itu juga berlaku bagi kelima anak yang sedang berjalan pulang sekolah bersama itu. Kelima anak itu tentu saja adalah Boboiboy, Yaya, Ying, Gopal, dan Fang, yang merupakan anak-anak pelindung Pulau Rintis dengan kuasa mereka yang diberikan oleh Ochobot.
"Hey, Boboiboy…bantu aku kerjain PR matematika Cikgu Papa dong…nanti aku bayar," Ucap anak gempal keturunan India yang memegang kuasa manipulasi molekul, Gopal kepada sahabatnya, Boboiboy yang memegang kuasa 5 elemen.
"Emm…bukannya nggak mau sih, tapi aku sendiri mau binta bantuan sama Yaya untuk ngerjain PR itu," Jawab Boboiboy. "Hah…Yaya pilih kasih, kok Boboiboy boleh sedangkan aku tidak?" Rengek Gopal, merasa temannya yang ketua kelas sekaligus murid teladan itu tidak adil.
"Boboiboy minta diajarin, bukan minta contekan," Yaya, si gadis berhijab yang bisa memanipulasi gravitasi menyahut dengan sakartis. "Alah…" Gopal pun pundung. "Hmph…dasar…" Desah Fang, anak berkacamata pemegang kuasa bayangan yang juga merupakan rival Boboiboy.
"Sudah ah. Oh iya, kalian mau ke kedai Tok Aba hari ini, tidak?" Tanya Ying, gadis berkacamata keturunan Cina yang memegang kuasa manipulasi waktu. "Tentu saja dong. Cokelat special Tok Aba kan, sudah jadi bagian dari jiwa ku," Jawab Gopal kelewat antusias.
"Hah…aku heran kenapa Atok mau saja melayanimu setelah utangmu yang segunung itu," Komentar Boboiboy sambil menghela napas. "Jangan gitu dong, Boboiboy~ aku pasti akan tetap bayar kok~" Sahut Gopal dengan senyum yang tidak meyakinkan.
Boboiboy hanya merespon dengan memutar matanya bosan, "Terserah ah. Kalo begitu cepat deh, aku juga haus nih," Tukas Boboiboy kepada keempat temannya tersebut.
SKIP TIME
"Assalamuallaikum, Tok!" Salam Boboiboy begitu melihat Atoknya sedang sibuk mengelap cangkir di kedai cokelatnya.
"Ah…Wa'alaikumsallam, kau haus, Boboiboy?" Sapa Kakeknya kepada cucu semata wayangnya yang sedang menyalaminya itu. "Ah, Atok tau saja. Hmm…aku mau ice chocolate!" Ucap Boboiboy antusias. Tok Aba menghela napas kemudian meminta Ochobot membuatkan pesanan cucunya tersebut.
"Atok, kami juga mau ice chocolate," Ucap Ying mewakili tiga orang lainnya. "Siap," Tok Aba dengan cekatan mengambil beberapa gelas dan bubuk cokelat yang akan segera 'disulap' menjadi ice chocolate yang menggiurkan, sampai membuat Author ngiler tiap melihatnya *Plak!*.
"Nah, ini dia!" Setelah beberapa menit, Tok Aba segera menyajikan lima gelas ice chocolate specialnya, yang disambut dengan gembira oleh para pemesan, kecuali Fang yang jaim.
"Oh iya, ngomong-ngomong Adu du nggak kelihatan beberapa minggu ini deh," Gopal memulai pembicaraan sambil menyeruput ice chocolatenya. "Iya juga yah…biasanya tuh kepala kotak akan muncul setiap jam istirahat atau jam pulang sekolah dengan berbagai macam senjata ciptaannya," Timpal Ying.
"Mungkin dia sudah nyerah kali. Lagipula, nggak capek apa, kalah terus?" Fang ikut berkomentar. "Sudahlah, bukannya bagus Adu du sudah tidak mengganggu kita lagi? Lagipula Adu du itu sering muncul di sekolah, jadi otomatis jam pelajaran kita pun ikut terganggu," Jelas Yaya.
"Benar tuh. Semoga saja dia-"
DUAAARRR!
"AAAA!" Belum selesai Boboiboy berbicara, beberapa buah peluru roket meluncur ke arah kedai dengan cepat membuat kelima anak yang sedang asik menikmati ice chocolate tersebut pun terpental jauh dari tempat mereka.
"Apa yang…" Yaya yang berusaha bangkit dari posisi terlentangnya langsung terdiam.
Speak of the Devil…
"Tch…dia datang lagi," Decih Fang sambil membersihkan pakaiannya.
"Muahahahaha! Kali ini kau akan kuhapuskan, Boboiboy!" Alien hijau berkepala kotak, Adu du tertawa jahat di atas robot tembur ungunya, Probe yang saat ini sedang dalam mode Mega Probe.
"Duh, baru saja di omongin, orangnya malah muncul," Rintih Gopal.
"Ternyata kau tidak kapok juga ya?" Boboiboy menatap alien berkepala kotak yang merupakan musuhnya itu dengan kesal.
"Heh! Aku tentu saja akan terus berusaha mengalahkanmu, dan merebut bola kuasa itu!" Sahut Adu du masih dengan senyum jahatnya.
"Hmph! Tak akan aku biarkan!" Boboiboy bangkit dan mulai menyilangkan kedua tangannya, "Boboiboy kuasa Lima!" Dari atas, muncul sebuah lingkaran berwarna kuning dengan lambang lima elemen. Boboiboy pun langsung melompati lingkaran itu, dan sekarang muncullah lima orang Boboiboy.
Gempa, dengan topi terbalik dan jaket hitam kuning dan iris mata kuning keemasan, juga sarung tangan batu yang melapisi kedua tangannya.
Taufan, yang bertopi menyamping berwarna biru putih, iris mata biru muda dan juga sebuah hooverboard biru yang selalu berada di bawah kakinya.
Halilintar, dengan topi dan jaket hitam merah, mata merah menyala, tak lupa sepasang pedang halilintar berwarna merah berada di tangannya.
Api, atau yang sekarang adalah Blaze, dengan topi hitam bermotif api yang tertutupi hoddie jaket merah tua tanpa lengannya, mata yang berwarna orange kemerahan dan sepasang sarung tangan merah melapisi tangannya.
Dan Air, yang juga telah naik level menjadi Ais, yang bertopi biru laut yang juga tertutup hoddie jaket biru lautnya, iris mata biru muda yang menyerupai Taufan, dan terdapat lapisan es di telapak tangan kanannya.
"Heh! Serang dia, Probe!" Komando Adu du.
"Baik, mode menyerang!" Mega Probe kemudian menembakkan puluhan peluru roket dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Tukaran makanan!" Gopal yang tidak kalah cepatnya mengubah puluhan roket tersebut menjadi biskuit cokelat yang kemudian berjatuhan di sekitaran mereka.
"Tak guna! Probe, serang balik!" Komando Adu du lagi.
Mega Probe kini menembakkan sebuah nuklir ke arah Gopal, membuat anak bertubuh gempal tersebut terlempar jauh dari tempatnya.
"Ish! Kau ini benar-benar keterlaluan ya!" Fang kemudian memposisi kan kedua tangannya menjadi bentuk harimau, "Harimau bayang!" Sedetik kemudian, keluarlah sesosok bayangan dalam wujud harimau bermata merah.
"Golem tanah!" Gempa memukulkan kedua tangan batunya ke tanah, memanggil sesosok raksasa yang terbuat dari batu, Giga atau golem tanah. Golem tanah yang ukurannya hampir menyerupai Mega Probe tersebut berlari dan mengarahkan pukulannya ke arah Adu du.
Adu du yang tidak siap pun terlempar jauh dari Mega Probe.
"Heh! Habis kau kali ini," Taufan dengan gesit terbang dengan hooverboardnya ke udara, "Rasakan ini, Chakra udara!" Di sekitaran Taufan, bermunculan puluhan boomerang berwarna biru muda yang melesat dengan cepat ke arah Mega Probe.
"Alamak!" Reflek, Mega Probe melepaskan puluhan nuklir, menangkis boomerang-boomerang angin tersebut.
"Sial!" Halilintar yang mulai emosi menggunakan gerakan kilat dan berpindah ke belakang Adu du.
"Baiklah, alien kotak brengsek! Kau akan habis disini!" Halilintar mulai mengayunkan pedang halilintarnya ke arah Adu du yang masih tersungkur.
"Waa! Probe!" Teriak Adu du.
Mega Probe dengan cepat terbang ke arah tuannya dan menangkis pedang Halilintar dengan senjata geriginya.
"Tch!" Halilintar mendecih kesal lalu berpindah kembali menggunakan gerakan kilat kembali ke tempat semula, karena tentu saja Halilintar tau jika terus-menerus saling menangkis dengan Mega Probe, hanya akan membuat pedangnya patah.
"Baiklah, biar aku yang urus!" Blaze menciptakan puluhan bola api di sekitarnya, dan mengarahkannya pada Adu du dan Mega Probe.
"Rasakan ini, serangan bebola api bertubi-tubi!" Bola-bola api tersebut melesat ke arah Adu du yang kini telah kembali berada di atas Probe.
"Probe!" Komando Adu du.
"Baiklah!" Probe melesatkan puluhan nuklir, yang sekali lagi berhasil menangkis serangan Boboiboy.
"Hish! Tak guna!" Blaze mendesah kesal.
"Hey, Ais! Ayo bantu kami dong!" Taufan hanya bisa sweatdrop melihat pecahan Boboiboy yang kelima itu sedang tiduran di atas meja counter Tok Aba.
"Aduh…sepertinya sifatnya ini tidak akan pernah berubah…" Desah Ochobot sambil facepalm. "Hah…terbalik," Tok Aba pun ikut facepalm.
"Kau akan menerima akibatnya, Adu du!" Yaya melesat terbang ke arah Mega Probe dengan punggung tangan yang mengeluarkan cahaya berwarna pink.
"Tumbukan padu!" Pukulan super kuat tersebut berhasil membuat Mega Probe sedikit tergeser dari posisinya.
"Hyaah! Seribu tendangan laju!" Ying yang entah dari mana langsung menendang punggung Mega Probe dengan tendangan super cepatnya.
"Tak akan kubiarkan kau kalah tanpa seranganku," Fang menaikkan bingkai kacamatanya lalu meng-komando harimaunya, "Harimau bayang, serang!" Harimau tersebut mengaum dan berlari ke arah Mega Probe dan mulai mencakari tubuh robot tersebut.
"Hish! Kalian semua benar-benar mengganggu! Probe, serangan balasan!" Teriak Adu du.
"Baik, Incik Boss. Hyaah!" Ratusan peluru berbagai ukuran melesat keluar dari tubuh Mega Probe. "Hwaah! Itu terlalu banyak!" Gopal yang sifat pengecutnya kumat langsung bersembunyi di belakang Gempa.
"Hoaamm…berisik sekali…pelindung ais!" Boboiboy Ais yang baru saja bangun-dengan terpaksa-mengeluarkan kuasanya untuk melindungi teman-temannya, sekaligus menghilangkan suara kebisingan yang membuatnya tidak bisa tidur.
Ratusan peluru roket tersebut membeku di dalam sebuah dinding es yang lebar.
"Fyuuh…Terbaiklah, Ais!" Ucap Gempa sambil mengacungkan jempolnya ke arah pecahannya yang pemalas itu.
"Hoaamm…iya lah, sekarang jangan ganggu aku tidur," Ais kembali merebahkan tubuhnya di atas meja counter Tok Aba.
"Hish! Cukup sudah, kesabaran ku sudah habis!" Adu du kemudian mengeluarkan sebuah senjata mirip Bazooka dengan warna yang aneh, seperti perpaduan warna pelangi dan abu-abu, hitam, dan putih, dengan mulut senjata yang berbentuk seperti mulut naga yang terbuka lebar.
"Aih? Incik Boss, senjata itu kan…" Gumam Mega Probe.
"Sekarang apa lagi?" Desah Halilintar.
"Hahaha! Dengan ini kalian akan lenyap!" Adu du pun mengaktifkan senjata aneh tersebut. Mulut bazooka yang berbentuk naga itu mulai mengeluarkan cahaya berwarna emas.
"Gawat! Dia menyerang," Gempa mulai siaga dengan golem tanahnya. "Hey, Ais! Kau harus bangun sekarang!" Gopal kini sedang berusaha membangunkan pecahan Boboiboy yang kelima itu.
"A-aku rasa itu berbahaya…" Gumam Yaya yang tanpa sadar mulai mendekatkan tubuhnya ke arah Halilintar yang kebetulan berdiri di sampingnya.
"Oy, lakukan sesuatu dong!" Ucap Ying panik. "Memangnya apa yang harus aku lakukan?" Tanya Taufan innocent. "Aduh…kau ini…" Ying hanya bisa facepalm.
"Apapun itu, aku tetap akan menahan serangannya," Ucap Fang tenang, tetapi kedua tangannya yang berlapis sarung tangan ungu tersebut mulai mengeluarkan aura hitam. "Benar. Aku juga tidak akan diam!" Sambung Blaze.
"Hahaha! Rasakan ini, kalian anak-anak nakal!" Adu du langsung menembakkan senjata naganya itu.
"Incik Boss! Senjata itu masih belum sempu-" Terlambat, Adu du sudah terlanjur menembakkan bazooka itu ke arah Boboiboy dan teman-temannya.
"Waaaa!" Sinar emas itu kemudian menyambar kesembilan Superhero tersebut selama beberapa saat, diiringi tawa jahat dari Adu du.
Setelah melewati beberapa detik, cahaya emas tersebut menghilang, begitu juga dengan para Superhero yang terkena cahaya emas itu.
"Muahahahahaha! Kalian lenyap! Lenyap!" Adu du masih sibuk tertawa jahat, sampai tidak menyadari kehadiran sosok golem tanah di belakangnya.
"Heh…meski sudah menang, jangan lengah begitu dong," Suara yang familiar, membuat Adu du langsung menoleh ke arah sumber suara.
"Apa yang…" Kaget Adu du, mendapati Boboiboy Gempa, sedang menyeringai di atas golem tanahnya yang siap menyerang.
"Bagaimana bisa kau-"
"Tumbukan giga!" Pukulan keras dari golem tanah, berhasil membuat Adu du dan Mega Probe terlempar jauh ke langit, sampai tidak kelihatan lagi.
"Hah…" Gempa mendesah lelah kemudian menghilangkan golem tanahnya, lalu memandangi kedai Tok Aba yang kotor penuh bekas-bekas kehitaman akibat hantaman nuklir dari Mega Probe.
"Apa…mereka sudah pergi?" Tok Aba serta Ochobot segera keluar dari tempat persembunyian mereka begitu menyadari keadaan mendadak menjadi sepi.
"Hmm…begitulah…" Jawab Gempa sambil menghela napas.
"Eh? Boboiboy, dimana yang lainnya?" Tanya Ochobot memecah kesunyian.
"Entahlah…setelah terkena cahaya aneh itu, mereka semua menghilang. Itu juga termasuk Halilintar, Taufan, Blaze, dan Ais…" Jawab Gempa.
"Apa? Jadi pecahan-pecahanmu yang lain juga ikut menghilang?!" Kaget Tok Aba. Gempa hanya membalasnya dengan anggukan lemah.
"Aduh…harus cepat ditemukan atau kalian bisa hilang ingatan lagi," Ucap Ochobot panik.
"Yang lebih penting dari itu, aku harus caritau, dimana mereka berada sekarang…dan semoga mereka baik-baik saja," Sahut Gempa serius.
"Dimana pun itu…semoga bukan tempat yang berbahaya. Karena sepertinya senjata yang Adu du gunakan tadi bukanlah senjata biasa…" Gumam Ochobot.
"Apa maksudmu?" Tanya Gempa. "Yah…aku rasa aku pernah melihat senjata jenis itu. Bukan senjata, tapi sejenis mesin teleportasi portable…"
Ochobot menundukkan tubuh bundarnya beberapa saat, lalu kembali menatap Gempa, "Bukan hanya teleportasi biasa…tapi merupakan mesin teleportasi dimensi, ruang, dan waktu…"
T
B
C
Selesai~! Fanfict ini sangat gaje ya? Mau gimana lagi…saya kan orangnya gaje, jadi gitu deh… *di tendang* Btw, maaf ya, jika alurnya rada ga jelas dan juga adegan bertarungnya abal banget. Lalu…saya juga minta maaf jika ada yang salah dengan penampilan atau jurus-jurus Blaze dan Ais. Mereka berdua kan masih baru, jadi saya hanya membayangkan seperti apa jurus mereka. Tapi kayaknya, jurus kuasanya Blaze ga ada bedanya dengan Api ya? Maaf deh soal itu. Fanfict ini sebenarnya hanya percobaan karena ini pertama kali saya membuat genre adventure atau fantasy. Kalo readers suka, bakalan lanjut. Kalo enggak yah…entah :v *Plak!* Oke, sampai disini saja, bagi readers sekalian, mohon kritik dan saran kalian di kotak review ya~ See you later!
Review Please~
