HOW UCHIHA SASUKE ROMANCED HARUNO SAKURA

A/N: Well guys, hello. Senang bisa kembali lagi disini setelah lama ga nyentuh ffn :') Anyway, ini adalah versi translate dari cerita yang saya suka banget dari Nakoujou. Saya udah dapet izin dari dia untuk translate fiksi berikut, agar lebih banyak lagi dari kita yang bisa baca fiksi yang keren ini. So i don't want to hear any complain containing kalau saya nge klaim cerita ini, ngga yaaa. Well, enjoy

"Oi Kimiko, kenapa kita harus mengurusi hal seperti ini?" rengut Sousuke, yang berumur tujuh belas tahun. "Masih ada satu minggu lagi."

"Itu tinggal satu minggu lagi, nii-san! Waktunya sedikit sekali!" Kimiko, adiknya yang berumur enam belas tahun, berteriak sambil berkacak pinggang. "Sebenarnya, kita butuh paling tidak satu bulan karena disini Otou-san yang kita bicarakan!"

"Kakak, Otou-chan kenapa?" tanya Kenji, yang masih berumur lima tahun dengan penuh ingin tahu. "Apa dia sakit?"

Kimiko tertawa hambar, "Ya tentu, dia sakit dengan ketidakmampuannya dalam melakukan hal-hal manis kepada Okaa-san!"

Sousuke mendesah, matanya mengalihkan perhatian kepada langit-langit. "Lagipula Kimi, menurutku masih cukup manis karena mereka masih melakukannya setiap mingg-OW! OI BERANINYA KAU MENYERANG KAKAK TER-"

Tiba-tiba ia menelan ludah ketika melihat kedua mata adiknya yang berubah merah, menatap dengan tajam padanya. Disinilah mereka, berdiskusi tentang apa yang harus dilakukan pada ulang tahun pernikahan orang tua mereka. Untuk orang lain, hal ini mungkin tidak sulit. Yang harus mereka lakukan adalah membuatkan sarapan untuk orang tua mereka, mengucapkan selamat, memanggang kue, dan memberikan mereka berdua waktu.

Tapi, mereka bertiga tidak mempunyai orang tua 'normal' seperti kebanyakan.

Ibu mereka adalah ninja medis top di Konohagakure, jika belum bisa disebut diseluruh dunia, yang juga merupakan kepala rumah sakit di desa. Ayah mereka adalah kapten utama ANBU, dalam komando langsung dari Hokage, Uzumaki Naruto. Mereka berdua benar-benar sibuk. Luar biasa mereka berdua masih bisa menemukan waktu berkumpul keluarga dengan ketiga anaknya. Namun faktanya, mereka berdua tidak menuntut banyak dari anak-anak mereka pada peringatan ulang tahun pernikahan nanti; hanya hal yang cukup biasa.

Hal biasa yang orang tua mereka inginkan adalah jika Sousuke, Kimiko dan Kenji tidak masuk ke kamar utama pada pagi hari saat anniversary. Salah, ralat: yang orang tua mereka inginkan adalah jikaa mereka tidak masuk sama sekalipada pagi hari.

Biar bagaimanapun, Kenji, mengedip beberapa kali karena kebingungan, "Ne, apa yang otou-chan dan okaa -chan lakukan tiap akhir minggu malam?" dia bertanya, sambil memeluk boneka kelincinya dengan erat.

Sousuke tertawa gugup, "Mereka melakukan hal-hal 'Ayah dan Ibu', Kenji! Bukan hal yang serius! Haha!"

Ia mengelus bengkak dikepalanya, hasil dari kekuatan monster milik adik perempuan satu-satunya.

Ada beberapa hal yang Sousuke tidak mengerti bahwa bagaimana Kimiko hanya mewarisi kekuatan super yang berbahaya dari ibu mereka. Sousuke dan kedua saudaranya sama sekali tidak mirip dalam penampilan jika dibandingkan dengan ibunya, yang memiliki rambut pink yang cantik dan mata hijau terang. Mereka bertiga memiliki rambut hitam kelam, kulit pucat, serta mata onyx yang dalam dan akan berubah menjadi merah karena Sharingan. Tapi tetap saja, satu-satunya yang mirip secara sempurna dengan ayah mereka adalah yang termuda, Kenji. Sebagai perempuan, Kimiko memeliki rambut hitam panjang, yang membuatnya mudah dikenali. Sedangkan rambut Sousuke cenderung pendek dan mencuat keatas. Rambut Kenji mencuat keatas pada bagian belakang, seperti pantat ayam. Persis seperti ayah mereka.

Seperti ibu mereka, adiknya –Kimiko– bisa cukup menakutkan jika marah, dan ketika Sharingan nya aktif, itu justru memperparah. Kombinasi yang menyeramkan dari kedua orang tua mereka.

Sousuke menghela nafas. Kimiko hanya setahun lebih muda darinya sedangkan adik perempuannya itu dalam satu minggu menggunakan Sharingan lebih banyak daripada yang pernah ia gunakan sepanjang hidupnya. Dia benar-benar memanfaatkan kekkei genkai keluarganya dengan baik.

"Begini, kenapa kita tidak membiarkan mereka melakukan apa yang biasa mereka lakukan saat ulang tahun pernikahan? Sepertinya mereka senang-senang saja," kata Sousuke, bersender pada kursi dengan nyaman. "Dan itu tidak membuat kita terbebani."

"Karena ini bukan ulang tahun yang biasanya; ini peringatan ke-20, nii-san!" Kimiko membalas.

"Kupikir orang-orang merayakan besar-besaran pada 25, 50, 1000 ta-"

"TERSERAH! MEREKA BUTUH ITU SEKARANG! Kita harus memberikan momen spesial untuk hidup mereka!"

"Seperti memberi mereka kunci gembok pintu jadi kita tahu ketika mereka manggunakannya kita harus pergi dari rumah lebih cepat-" Sousuke berhenti bicara ketika melihat tatapan adiknya , dengan Sharingan pula. Kami-sama, dia merasa seperti pengecut,, takut dengan adik perempuannya sendiri.

"Nii-san, kita harus melakukan hal yang super romantis untuk mereka," Kimiko bersikeras. "Kau tahu sendiri Otou-san payah dalam hal ini."

Sousuke diam sejenak, menatap kosong ke langit-langit, mulutnya memberengut. Beberapa detik kemudian, ia tersadar dan mengangguk setuju. "Ya, dia memang payah."

Menggembungkan pipinya seperti ikan kembung, Kenji cemberut. "Otou-chan tidak payah. Dia ninja terkuat milik Hokage! Dia bisa melakukan semuanya!"

"Kau bilang begitu karena kaulah anak kesayang Otou-san," cibir Kimiko. "Ketika kau bertambah tua, kau akan melihat betapa gagalnya Otou-san dalam hal seperti ini."

"Aku jamin kau tidak akan bicara seperti itu jika ada Otou-chan disini!" teriak Kenji.

Sousuke tertawa, "HAHA! Apa kau pikir kami takut pada orang tua-"

"Orang tua apa?" Suara yang dalam tiba-tiba muncul dari belakang Sousuke.

Sousuke menciut seperti tikus, menjauh dari kursi santai menuju sisi lain dari ruang keluarga. Melihat anaknya lari ketakutan, Uchiha Sasuke tidak dapat menahan seringai kemenangan pada putra pertamanya. Sasuke masih dalam setelan ANBU miliknya, kaus tanpa tangan dan celana panjang hitam, ditambah perisai badan abu-abu, sepatu boots, dan topeng yang bergantung di tangannya. Sebelah tangannya menyentuh ujung pedang Kusanagi miliknya, yang membuat Sousuke menelan ludah ketakutan, khawatir genggamannya pada Kusanagi semakin kencang dan akan menebasnya. Kapten ANBU alias ayah mereka sudah pulang kerumah.

"Jadi apa yang kalian –anak-anak bodoh– rencanakan?" Sasuke menginterogasi mereka dengan gaya kapten ANBU.

Tertawa senang, Kenji berlari kearah ayahnya, memeluk kaki Sasuke yang kuat. "Otou-chan! Selamat datang!"

Sasuke tertawa kecil. Dengan cepat, ia menggendong putranya yang berumur lima tahun, dan mengacak rambutnya. "Maaf, maksudku: Apa yang kalian anak-anak bodoh dan anak terbaik di dunia rencanakan?" Sasuke mengoreksi perkataannya, menghasilkan suara tertawa lagi dari Kenji.

Baik Sousuke dan Kimiko mengernyit. "Aku tidak mengerti; Kenji bahkan tidak bisa melempar kunai, tersandung di tanah datar, menangis setiap dia tidak memegang kelinci bodohnya," Sousuke memprotes.

"Dan ia masih menjadi anak kesayangannya," Kimiko mengakhiri kalimat kakaknya dengan pahit.

"Itu karena Kenji masih menyayangiku," Sasuke menjawab dengan santai, menggelitik Kenji hingga ia tertawa. "Tidak seperti kalian remaja yang labil, bodoh, manja, kurang ajar yang membenciku atas tiap hal yang kulakukan kepada kalian. Tapi sungguh, apa yang kalian rencanakan?"

Kimiko membuang muka, menyilangkan tangan didepan dadanya. "Bukan urusanmu, kakek tua."

"Umur tiga puluh sembilan belum membuatku menjadi kakek tua," balas Sasuke yang merasa terganggu dengan kalimat putrinya.

Ia memperhatikan baik ekspresi Sousuke dan Kimiko, mencoba untuk mengetahui apa rencana mereka. Kedua anaknya saling memberi seringai rahasia, sebuah kejanggalan dalam keluarganya. Mereka tidak mau melihat mata Sasuke, memberi tahu bahwa itu adalah sebuah rahasia. Sasuke melirik ke kalender yang tergantung di samping jendela, menyadari ada lingkaran besar yang menandai sebuah tanggal pada bulan ini: satu minggu sebelum tanda yang dilingkari. Ia kembali melihat Kenji, si bungsu, yang sedang sibuk dengan boneka kelinci kesayangannya, Pochi. Sepertinya Kenji tidak tahu tentang apa yang terjadi.

Tiba-tiba ia tersadar. Sasuke mengernyit tidak senang.

"Kalian akan merusak peringatan ulang tahun pernikahanku."

"TOLONGLAH PAK TUA, KAMI MEMILIKI RENCANA YANG BAGUS!" Sousuke menghasut.

"Jadi kalian akan menghancurkannya."

Kimiko menghela nafas –terganggu–. "Oh ayolah Otou-san! Biarkan kami melakukan sesuatu karena kau sudah jelas gagal dalam hal menjadi romantis untuk Okaa-san!"

"Aku tidak gagaldalam hal menjadi romantis untuk ibumu."

"Oh ya? Perlihatkan pada kami seberapa romantisnya kau dengan Okaa-san," tantang Sousuke.

"Yah, itu menyangkut ketika ibumu pulang kerumah, aku yang merobek seluruh pakaiannya, menindihnya di ranjang, menyentuhnya di tempat-tempat yang sangat-"

"GAH! AYAH MACAM APA KAU INI?!" teriak Sousuke, melindungi kedua telinganya dari gambaran mengerikan yang ia dengar dan sekarang tidak bisa berhenti membayangkan karena refleks dan instingnya.

"Desahannya sangat kencang sampai Sunagakure mengetahui namaku-"

"DASAR KAU ORANG TUA MESUM SIALAN!" Kimiko berteriak murka, wajahnya memerah karena malu.

Sasuke menyeringai kejam pada kedua anaknya yang masih remaja, ia selalu tahu bagaimana membuat mereka kesal dengan tepat. Kenji, biar bagaimanapun, dengan polosnya bermain dengan Pochi si kelinci, tidak menghiraukan pertengkaran tentang kehidupan seks orang tuanya –terima kasih untuk Sasuke–. Ah, betapa Sasuke menyayangi anak ini. Ia bisa membuat banyak lelucon mesum pada Sousuke dan Kimiko, membuat mereka malu luar biasa, dan Kenji akan tetap polos dan naif tentang semuanya.

"Jika kalian ingin menjadi anak yang baik, jangan melakukan apapun untukku dan ibumu pada ulang tahun pernikahan kami kecuali menjaga Kenji saat kalian keluar rumah seharian," saran Sasuke dengan tenang.

"Aku menyarankan kalian jangan kembali hingga...pagi hari berikutnya."

Sousuke dan Kimiko membeku ditempat.

"Hei Otou-san! Kau tidak pernah romantis dengan Okaa-san, jadi kami akan membantumu dengan hal itu!" Kimiko berkeras. "Aku melihat orangtua dari teman-temanku bergandengan tangan di taman, membeli bbunga untuk satu sama lain, berkencan pada malam hari, dan-"

"Aku bertaruh orangtua dari teman-temanmu itu tidak memiliki malam semenyenangkan-"

"CUKUP! KAMI TAHU BAHWA KAU DAN OKAA-SAN MEMILIKI KEHIDUPAN SEKS YANG LIAR!" Sousuke berteriak, hampir meledak. "SEKS BUKAN BERARTI KAU ROMANTIS, BODOH!"

"Otou-chan, seks itu apa?" Kenji bertanya dengan polos.

"Oi, bodoh! Jangan berbicara tentang hal buruk seperti itu didepan adikmu!" Sasuke menyeramahi Sousuke, diam-diam memuji dirinya sendiri atas manipulasinya.

Sousuke melotot pada ayahnya, tapi hanya berani memberengut. Hanya laki-laki macam Uchiha Sasuke yang cukup tega untuk memanipulasi anaknya sendiri.

"Lagipula, kenapa kalian percaya bahwa aku payah dalam hal seperti itu?" tanya Sasuke, duduk di kursi santainya, dengan Kenji yang masih berada di pangkuannya. "Ibumu dan aku hidup dengan damai dalam pernikahan yang hampir dua puluh tahun. Apa yang membuatku payah?"

"Karena kau dan Okaa-san tidak pernah kencan di malam hari," Kimiko menjawab dengan cepat.

"Kalian tidak pernah berciuman didepan kami," tambah Sousuke.

"Kau tidak pernah membelikannya hadiah kecuali saat ulang tahunnya."

"Yang tentu kau lupakan tiap tahunnya."

"Kau tidak makan siang dengannya."

"TIDAK SAMA SEKALI."

"Kau tidak pernah membuatkannya makan malam."

"Bahkan pada hari ibu pun tidak."

"Atau saat ulang tahun pernikahan."

"Kau memberi saran berkencan yang sangat buruk."

"Jangan salahkan ayahmu untuk kehidupan cintamu yang buruk dan membawa nama Uchiha, Nak."

"Kau tidak memberi tahuku sama sekali tentang perempuan."

"Kau tidak pernah memberinya hadiah yang benar-benar hadiah."

"Kecuali cincin pernikahan terkutuk itu yang entah kenapa Okaa-san mau menerimanya."

"Kalian anak-anak idiot tidak akan ada tanpa cincin itu," Sasuke mencibir.

"Kalian tidak pernah melakukan aktifitas seperti pasangan lainnya."

"Kalian tidak berpelukan."

"Kalian tidak pernah pamer kemesraan."

"Tidak pernah berdansa dengannya."

"Tidak bernyanyi untuknya."

"Apa kalian sudah selesai?" protes Sasuke. "Siapa yang butuh kemesraan jika aku dan ibumu bisa menyimpan itu semua di kamar kami-"

"JELAS ITU DIBUTUHKAN!" teriak Kimiko.

"Cinta itu lebih dari apa yang dilakukan di ranjang besar milik kalian!" Sousuke membuat pernyataan, dan matanya membulat menyadari sesuatu. "YA TUHAN SEKARANG AKU SADAR KENAPA RANJANG KALIAN BEGITU BESAR!"

"Kenji, tolong jangan tumbuh menjadi seperti kakak pertamamu," kata Sasuke dengan nada bosan kepada anaknya yang termuda.

"DIAMLAH! INI SEMUA 'KAN SALAHMU!"

"Dengarlah," Sasuke memulai, memancing perhatian anak-anaknya. "Walaupun sulit untuk dipercaya, ada saat dimana ketika aku berkencan dengan ibumu dan tidak ada petualangan kami di ranjang."

Sousuke dan Kimiko jaw dropped, Sasuke pun sweat dropped. Mereke benar-benar, dan sangat terkejut.

"Itu adalah saat dimana aku melakukan hal-hal sederhana untuk membuatnya percaya bahwa aku adalah pria paling romantis di dunianya...saat itu."

"Jadi kenapa kau tidak 'romantis' lagi?" Kimiko bertanya, menatap rendah ke ayahnya.

"Mari bilang bahwa romansa itu sudah hilang dalam waktu yang cukup lama," jawab Sasuke, dengan sedikit nada kesal.

"Berapa lama?" tanya Sousuke.

Sasuke terdiam beberapa saat, memikirkan pertanyaan Sousuke. Ia melihat kearah Kenji, yang menatapnya balik dengan mata besar dan hitam. Kemudian Sasuke melirik ke anak sulungnya, Sousuke, menatap tajam.

"Sousuke..." Sasuke memulai. "...Berapa usiamu?"

Sousuke melotot. "Lucu sekali, Otou-san."

Sasuke tertawa kecil sebelum melanjutkan ceritanya. "Walaupun awalnya sulit, percayalah bahwa aku benar-benar romantis dengan ibumu pada saat itu. Dan itulah kenapa ia memutuskan untuk menikah denganku."

"Otou-san? Romantis? PFFF," Sousuke mengejek.

"Kau seromantis kudanil, Otou-san," tambah Kimiko.

"Jadi Otou-chan itu kudanil?" Kenji bertanya dengan cepat.

Sasuke menyeringai. Inilah saatnya untuk mereka mengetahui bagaimana ia meluluhkan ibunya, Haruno Sakura.

TBC