Title : Please Look At Me
Author : BunnyJungie (Tiara)
Cast : Vkook, Namjin, MinGa,
Genre : Hurt, Angst, Brothership, Friendship, Romance
Summary : Aku mohon lihat aku hyung- Jeon Jungkook .. Jangan pernah berharap aku akan mencintaimu.- Kim Taehyung
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
Jungkook POV
.
.
"Sekarang kau boleh mencium istrimu."
Aku menutup mataku kala sosok pria yang telah sah menjadi suamiku itu mencium keningku singkat, membuka mataku kembali saat suara tepuk tangan terdengar di seluruh penjuru ruang ini. Aku tersenyum ke arah orangtuaku juga kedua pasangan lainnya yang kini menyandang sebagai mertuaku, aku bahagia dengan pernikahan ini namun disisi terdalam hatiku begitu sakit juga hancur. Kenapa? Kalian pasti herankan? Hari yang seharusnya menjadi hari terbaik untuk semua pasangan di dunia ini, tapi aku malah menjadikan hari ini adalah hari yang paling menyakitkan. Jujur saja aku sangat senang karena aku menikah dengan pria yang aku cintai sejak lama, namun ini juga menjadi sangat menyakitkan karena aku menikah dengan pria yang tidak pernah mencintaiku. Kim Taehyung, pria yang begitu aku cintai juga pria yang berstatus sahabat sejak kecilku. Aku sudah mencitainya sejak duduk di bangku Junior High School ketika ia dengan telaten mengobati lukaku akibat berkelahi saat itu, hatiku berdesir begitu wajahnya ada sangat dekat dengan wajahku, dadaku berdegup kencang saat mata kami saling bertemu, perutku tergelitik ketika kulit kami saling bersentuhan dan sejak saat itulah aku sadah bahwa aku mencintainya. Aku tersadar dari lamunanku saat suara eomma menyapa gendang telingaku.
"Jungkook-ah?" panggil eomma seraya berlari memelukku erat.
"eomma." Jawabku masih dalam pelukkannya. Eomma melepaskan pelukannya lalu beralih menatap Tae hyung yang sedang bicara dengan appa.
"Taehyung-ah, Appa percayakan Jungkook padamu. Tolong jaga dia seperti Appa menjaganya." Titah appa. Aku melirik Tae hyung yang hanya menganggukkan kepalanya pada appa dan menjawab dengan singkat.
"Ya, pasti Appa." Jawabnya. Aku hanya menunduk sedih mendengar jawabannya, karena aku tahu persis bahwa ia terpaksa melakukan semua ini.
"Jungie-ya, jangan merepotkan Taehyung arra? Kau harus menjadi istri yang baik dan penurut pada suamimu." Ujar appa padaku. Aku tersenyum lalu memeluk appa dengan erat.
"Pasti Appa, aku akan menurut dan menjadi istri yang baik untuk Tae hyung." Balasku
SKIP
.
.
Aku menatap sendu punggung tegap milik Tae hyung hingga menghilang di balik pintu kamar mandi, kami baru saja sampai di rumah yang di berikan appa Tae hyung sebagai hadiah pernikahan. Aku beranjak menuju balkon yang berada tepat di kamar ini memandang lagit malam mungkin bisa membuat rasa sedihku sedikit menghilang, sudah sejak dua bulan lalu Tae hyung tidak penah mau bicara denganku sejak aku memutuskan menerima perjodohan ini. Aku tahu aku sangat egois mementingkan perasaanku tanpa perduli perasaannya, tapi mau bagaimana lagi ini adalah satu-satunya cara agar aku bisa bersamanya. Aku lelah terus-menerus memendam semuanya, aku sudah terlalu sakit berada di sampingnya tapi tidak pernah bisa meraihnya. Aku juga ingin bahagia seperti orang lain, aku juga ingin merasakan yang namanya mencintai juga dicintai. Aku yakin lambat laun Tae hyung pasti akan mencintaiku, seperti yang appa Tae hyung bilang cinta bisa datang karena terbiasa bersama dan mungkin saja karena kami selalu bersama ia bisa mencintaiku nanti.
Clek...
Aku menoleh ke arah pintu kamar mandi yang dibuka oleh Tae hyung, aku tersenyum padanya lalu beranjak masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri.
"Kau sudah selesai hyung?" tanyaku seraya tersenyum manis padanya. Dia hanya mengangguk sebagai jawabannya membuatku menghela napas pelan karenanya, aku memutuskan untuk cepat masuk ke kamar mandi namun aku menghentikan langkahku saat mendengar ucapannya.
"Kau tak perlu membuatkan aku makan malam, kau makan saja sendiri. Aku lelah dan ingin istirahat, aku akan tidur di kamar tamu dan kau bebas menggunakan kamar ini." ujarnya. Aku mengepalkan tanganku erat-erat mendengar ucapannya, dadaku berdenyut sakit hingga membuat kristal bening meluncur indah dari mataku. Secepat mungkin aku berjalan masuk ke dalam kamar mandi dan menutup rapat pintunya agar isakkanku tidak terdengar olehnya,
"Hiks...hiksss..hi..kss.." aku terisak pelan tepat saat pintu kamar mandi kututup rapat, aku segera menyalakan shower agar Tae hyung tak mendengar kalau aku sedang menangis. Aku masih terus terisak di bawah guyuran air, aku sudah tidak perduli dengan tuxedo putih yang kupakai menjadi basah kuyup bahkan aku sudah tidak memerdulikan hari yang semakin larut dan membuat udara semakin dingin. Aku memutar tubuhku menghadap ke arah cermin, aku memandang wajahku yang semakin pucat karena sudah hampir satu jam aku diam di bawah guyuran air dingin. Hingga akhirnya tubuhku jatuh terduduk di lantai dingin kamar mandi, menyandarkan tubuhku pada tembok lalu memejamkan mata dengan tetap membiarkan air dingin menguyur tubuhku.
.
Jungkook POV end
.
.
Taehyung POV
.
.
"ASTAGA, tuan muda!"
Aku membuka mata saat sebuah teriakan yang kutahu suara dari pelayan di rumah ini terdengar di telingaku, sial aku benar-benar lelah dan ingin istirahat tapi suaranya sangat menganggu. Ada apa sebenarnya disana? Apa yang anak itu lakukan sih? Menyusahkan saja. Dengan segera aku beranjak menuju kamar yang terletak di sebelah kamarku itu, sesampainya di sana aku dapat melihat wajah pucat mantan sahabatku itu dan aku yakin ia baru saja keluar dari kamar mandi. Setahuku dia masuk kamar mandi sudah dua jam yang lalu tepat saat aku keluar dari kamar ini, lalu kenapa dia baru keluar dari sana sekarang? Tanpa menunggu lama aku segera masuk menghampiri bibi Han yang sedang menyelimuti tubuh anak laki-laki yang sudah mulai terlelap, aku menatap semakin bingung melihat bukan hanya wajah Jungkook yang pucat tapi seluruh kulit tubuhnya dan jangan lupakan ia sedikit mengigil.
"Ada apa sebenarnya ini Ajumma?" tanyaku penasaran.
"Tuan, tuan muda Jungkook merendam tubuhnya di bawah shower hampir dua jam lebih. Ajumma tak tahu ada apa dengan tuan muda karena ini pertama kalinya Ajumma melihat tuan muda Jungkook seperti ini." ujarnya seraya menatap laki-laki manis yang tengah terbaring di ranjangnya lalu membungkuk pamit meninggalkan aku sendiri.
Aku menghela napas pelan menatap sosok yang sudah ku anggap seperti adik kandungku sendiri, aku melangkah mendekati ranjang meneliti lekuk wajah pucat itu.
"Bodoh!"
SKIP
Pagi-pagi sekali aku sudah duduk manis di ruangan kerja kantorku, seharusnya aku mulai bekerja minggu depan namun aku memutuskan untuk mempercepat jadwal bekerjaku agar dapat menghindar dari Jungkook. Sebut saja aku pengecut karena menghindar dari istriku sendiri, tapi beginilah kenyataannya aku menghindarinya. Aku hanya belum siap menerima semuanya pernikahan ini, perasaannya, juga tanggung jawab atas kehidupan mereka. Aku masih ingin menikmati masa mudaku lagipula aku sama sekali tidak mencintai Jungkook, aku memang menyanyanginya tapi tak lebih dari perasaan hyung pada dongsaengnya. Aku sudah mencintai orang lain, aku mencintai seseorang yang selama dua tahun ini menjadi kekasihku yang juga merangkap sebagai asistenku di kantor. Aku sangat merasa bersalah padanya karena pernikahan ini, semua karyawan di kantor ini tahu tentang pernikahanku dan pasti sudah sangat jelas kalau dia juga tahu apalagi hubungan kami masih berjalan sampai detik ini. Masih teringat jelas saat dia menagis di hadapanku saat dia tahu tentang kabar pernikahan aku dan Jungkook, dia mengais keras hingga rasanya hatiku teremas kuat melihat air matanya mengalir deras. Tapi disisi lain aku takk bisa mengecewakan kedua orangtuaku saat itu, aku benar-benar dihadapi dengan dua pilihan yang begitu sulit.
Tok..tok..
Aku tersadar dari lamunanku saat suara ketukan pintu terdengar dari luar, aku menatap pintu ruanganku yang terbuka dan menampilkan sosok pria manis dengan surai cokelat tua menatapku sendu. Aku tersenyum padanya dan hanya dibalas dengan senyum kecil yang tetap terlihat cantik di mataku, aku melambaikan tanganku memberinya isyarat untuk mendekat ke arahku. Tepat saat sosok manis itu berdiri di hadapanku, aku segera meraihnya masuk ke dalam pelukanku. Kututup mataku meresapi wangi vanilla yang menguar dari tubuhnya, aku semakin memeluknya erat lalu mengungkapkan semua perasaan rindu, menyesal, cinta, pedih menjadi campur aduk.
"Aku merindukanmu Taehyungie." Ungkapnya. Aku tersenyum mendengar pengakuannya lalu mengelus surai cokelat tuanya lembut.
"Aku juga merindukanmu ...
.
.
.
TBC
.
.
Happy new year untuk semuanya. Gimana nih ff Bunny? Baguskah? Semoga kalian suka yah sama ff ini. ayoloh siapa tuh cowok manis yang Taehyung rindukan? Ada yang bisa nebak? Tapi sebenernya Bunny masih bingung cowok ini pas atau enggak, takutnya pada nggak suka nanti. Jadi aku minta pendapat kalian yah buat siapa peran yang pas jadi pacar Tae. Hampir lupa Happy birthday buat Taehyung, jangan sakit lagi ntar army sedih pokoknya wish you all the best buat alien tampan gue.
Last, review juseyo.
