YOU're GIRL?

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : Naruto-Sasuke

by : Rannada Youichi

Summary: Sasuke telah kembali ke Konoha. Namun apa jadinya jika ia tiba-tiba berubah menjadi seorang perempuan?

YOU're GIRL?

Naruto, Sakura, Sai, dan Kakashi masih menunggu di kantor Hokage. Tsunade, Hokage ke 5 itu hanya bisa memutar kedua matanya ketika melihat tim 7 sepertinya benar-benar gelisah. Apa yang sebenarnya mereka tunggu?

"Tok-tok-tok,"

Tim 7 tampak tegang. Sepertinya orang yang telah mereka tunggu telah tiba.

"Masuk," perintah Tsunade.

5 orang anbu mengiringi seorang pemuda berambut raven yang berada di depan mereka. Walaupun menggunakan topeng, namun Naruto yakin bahwa pandangan mereka terarah pada si pemuda itu.

"Hokage-sama, Uchiha Sasuke telah melewati masa hukumannya. Saat ini dia telah bebas," lapor salah satu anbu.

Tsunade mengangguk.

"Kalian bisa kembali," ucapnya kemudian.

SRET

Para anbu telah pergi, meninggalkan seorang pemuda berambut raven yang masih menatap ke depan dengan tatapan datar, menghiraukan tatapan beberapa pasang mata di sampingnya.

GREP

Naruto berlari menerjang dan kemudian memeluk Sasuke erat. Berusaha menyalurkan kehangatan dalam dirinya pada sosok yang terlihat begitu dingin. Setetes air mata terjatuh dari mata berwarna biru langitnya, pertanda bahwa dia benar-benar bahagia.

"Sasuke, akhirnya kau kembali," bisik Naruto.

Kakashi, Sakura, dan Sai mendekati Naruto dan Sasuke, kemudian mereka ikut memeluk Sasuke yang sejak tadi hanya terdiam. Bahkan, Sasuke sama sekali tak membalas pelukan mereka. Namun, jika diperhatikan baik-baik, maka akan terlihat senyum dari bibir Sasuke. Karena mau tidak mau, Sasuke harus mengakui bahwa dirinya saat itu memang benar-benar bahagia.

"Uchiha," panggil Tsunade.

Tim 7 melepaskan pelukannya, menatap Tsunade, menunggu apa yang akan Tsunade katakan pada Sasuke.

"Selamat kau telah bebas. Aku harap kau tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Pada awalnya, para tetua Konoha memberikan hukuman mati padamu. Namun, dengan keterlibatanmu mengalahkan Madara, kau hanya mendapatkan hukuman 2 tahun di penjara. Para anbu masih mengawasi gerak-gerikmu, jika kau melakukan sesuatu yang terlihat mencurigakan, mereka tidak akan segan-segan untuk membunuhmu," jelas sang Hokage ke 5 sambil menyerahkan sebuah ikat kepala berlambang Konoha kepada Sasuke.

Sasuke menatap ikat kepala di tangan Tsunade. Tak tahu harus menerima atau tidak ikat kepala itu. Apa benar ia masih diakui sebagai ninja Konoha?

"Terimalah, kau masih menjadi ninja Konoha,"

Sasuke akhirnya menerimanya. Menggenggam ikat kepala itu. Dalam hatinya ia berjanji tidak akan mengkhianati Konoha, berusaha menjadi seperti apa yang diharapkan Itachi.


Entah memang penglihatannya yang semakin buruk atau apa, tetapi Naruto merasa Sasuke terlihat ehm-cantik. Ya- kulitnya yang putih, rambut yang terlihat halus walaupun selama 2 tahun tak terawat, dan mata onyx-nya yang besar yang membuatnya semakin terlihat seperti boneka. Tubuh Sasuke yang mengurus pun membuatnya terlihat lebih ramping dan itu benar-benar membuat Naruto yakin bahwa ia harus memeriksakan matanya. Dan satu pemikiran gila yang ingin ia buang jauh-jauh, ia merasa Sasuke bahkan lebih cantik dari Sakura.

PLETAK

"Ouch!" Naruto mengaduh ketika ia merasakan kepalanya dipukul sesuatu.

"Dobe, kenapa kau melihatku sampai seperti itu?" tanya Sasuke protes. Ia memang menyadari bahwa Naruto sejak tadi memperhatikannya.

"Melihatmu? Siapa yang melihatmu? Jangan terlalu percaya diri, dasar teme!" Naruto membela diri.

Sakura hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia sudah biasa dengan keadaan seperti itu.

"Mungkin karena Sasuke terlihat sangat cantik,"

Hah?

Siapa yang mengatakan hal itu?

Naruto melihat sekeliling, begitu juga dengan Sasuke, Kakashi, dan Sakura. Dan seharusnya mereka sudah tahu siapa pelakunya. Ya-makhluk ceplas-ceplos yang tanpa ragu mengungkapkan apa yang dipikirkannya tanpa memikirkan dampaknya. Siapa lagi kalau bukan Sai?

Sasuke terlihat geram. Makhluk sok polos yang duduk tepat di hadapannya ini mengatai bahwa dia cantik?

"Memang sih, Sasuke memang terlihat cantik,"

Sasuke menoleh, mencari asal suara yang menyakitkan baginya. Ia benci dikatai cantik!

"Sepertinya kau mulai tua, Kakashi," ejek Sasuke.

"Ya, aku memang sudah tua dan aku belum mempunyai istri. Bagaimana kalau kau menjadi istriku, Sasuke?" tawar Kakashi serius.

Sasuke menelan ludahnya. Sepertinya ini salah. Ia mungkin terdampar di planet lain dan penghuni planet itu membuat semacam ilusi yang membuatnya berpikir bahwa saat ini ia sedang di Konoha dan makan mie ramen bersama tim 7 sebagai sambutan atas kepulangannya.

"Sudahlah, Kakashi sensei. Kasihan Sasuke-kun," kata Sakura. Sakura terlihat prihatin dengan wajah Sasuke yang semakin memucat.

Kakashi mengangguk dengan sedikit menahan tawa. Baru kali ini ia bisa mempermainkan seorang Uchiha.

Dan setelah itu tim 7 menghabiskan waktu mereka dengan makan mie ramen sebanyak-banyaknya, sesekali Naruto menceritakan sesuatu yang tak penting membuat Sasuke ingin menyumpal mulut Naruto dengan kursi. Lelaki berambut kuning di sampingnya ini benar-benar cerewet.

Akhirnya malam tiba. Sakura dan Kakashi sudah pulang sedangkan Sai baru saja diajak kencan oleh pacarnya, Kiba. Sehingga di kedai ramen hanya tinggal Sasuke dan Naruto.

Sasuke berdiri, beranjak pulang. Hingga ia merasakan tangan Naruto menahannya.

"Mau kemana?" tanya Naruto

"Pulang," jawab Sasuke singkat.

Naruto ikut berdiri, berdiri tepat di depan Sasuke. Wow, ia baru tahu bahwa ia lebih tinggi daripada Sasuke.

"Teme, kau kan tahu rumahmu pasti sangat kotor. Lebih baik kau tinggal di samping kamarku saja!" ajak Naruto.

"Ck, aku tak mau, dobe. Pasti kau akan berisik!"

"Tidak! Ayolah teme, demi sahabatmu ini," pinta Naruto memelas.

Sasuke menghela nafas panjang. Memang ia yakin pasti rumahnya saat ini benar-benar kotor dan ia tak mau menghabiskan malam ini untuk membersihkan rumah.

"Baiklah,"

Dan Sasuke hanya menatap Naruto datar ketika melihat wajah Naruto yang begitu senang.


Naruto POV

Teme.

Aku tak tahu apa yang ia lakukan saat ini. Tidurkah? Mungkin iya.

Aku yakin dia lelah. Apalagi ia harus dikurung di penjara bawah tanah selama kurang lebih 2 tahun. Namun, itu lebih baik daripada aku harus melihatnya terus berkhianat pada Konoha.

Sasuke.

Apa benar aku menyukainya? Sebodoh-bodohnya aku, aku tahu apa yang saat ini aku rasakan. Setiap aku bersamanya, jantungku berdebar sangat cepat dan ada perasaaan aneh yang menggelitik di perutku. Aku yakin aku menyukai-eh maksudku aku mencintainya. Dan aku berharap, dia juga mencintaiku.

End Naruto POV

Normal POV

Sasuke masih mengamati kertas gulungan di tangannya. Bukan kertas gulungan biasa, namun kertas gulungan yang ia pegang adalah milik Orochimaru. Selama ini, ia sembunyikan kertas gulungan itu di dalam kantung jubahnya dan suatu keberuntungan ketika tidak ada yang menyadarinya. Apakah itu artinya anbu Konoha terlalu teledor? Tidak! Kertas gulungan yang Sasuke pegang memang mempunyai keistimewaan, hanya bisa terlihat ketika bulan purnama. Dan untuk hari-hari biasa, kertas gulungan itu kasat mata. Hanya sharingan yang bisa melihatnya.

Sasuke masih ragu untuk membuka kertas gulungan itu atau tidak. Sungguh ia benar-benar ingin tahu apa isi kertas gulungan itu. Ia mencurinya dari Orochimaru karena keingintahuannya mengapa Orochimaru sering membawa kertas gulungan itu. Dan saat inilah, waktu yang ia tunggu-tunggu.

Perlahan ia membuka kertas gulungan itu. Dan akhirnya-

WUUSH

Asap ungu mengepul dari kertas gulungan itu hingga menyelimuti Sasuke. Sasuke mengibas-ngibaskan tangannya berusaha menghilangkan asap ungu itu. Namun, asap ungu itu malah semakin banyak.

BRUK
Akhirnya Sasuke pingsan.

Esok paginya.

Sasuke merasakan cahaya matahari mengenai matanya membuatnya terbangun dari tidurnya.

"Uh, kenapa aku bisa tidur di lantai?" gumamnya setengah tak sadar.

Ia beranjak berdiri. Entah kenapa ia merasakan ia lebih pendek daripada biasanya. Namun, ia buang pemikiran itu jauh-jauh. Tidak mungkin kan manusia memendek?

Sasuke berjalan menuju lemari besar di samping tempat tidurnya. Memutuskan untuk mengambil baju yang semalam sudah ia letakkan di dalam lemari dan beranjak mandi. Namun-

DEG
Sasuke menghadap ke belakang, tidak ada siapa-siapa. Ia mengamati baik-baik cermin di samping lemari. Bayangan cermin di hadapannya bukanlah dirinya, namun sesosok perempuan ia akui adalah perempuan paling cantik yang ia temui. Wajah putih agak pucat, rambut raven yang memang agak berantakan, bibir tipis, dan mata onyx besar yang membuat perempuan itu terlihat imut.

Tunggu.

'Kenapa memiliki mata dan rambut yang sama denganku?' tanya Sasuke dalam hati.

"Tidak mungkin," gumamnya. Sepertinya ia sudah merasakan ada hal yang tidak beres pada dirinya.

Mata onyx nya menatap dirinya sendiri. Menahan nafasnya ketika melihat kakinya yang begitu jenjang dan putih, dan oh- ada yang salah dengan dadanya?

'Glek,'

Sasuke menyadari apa yang terjadi padanya. Yang bisa ia lakukan hanyalah menatap horor cermin di depannya. Dan setelah nyawanya terkumpul, akhirnya ia-

"ARGH!"

-berteriak kencang, melampiaskan kemarahannya.

"Apa yang terjadi padaku?"

Dan satu hal yang membuatnya ingin berteriak lagi adalah ketika ia ingat bahwa hari ini roockie 9 mengadakan makan-makan di Yakiniku Q untuk merayakan kebebasannya. Parahnya, kemarin ia tak menolak. Lalu, bagaimana ia harus menghadapi semua teman-temannya dengan dirinya yang seperti ini?

TBC

Ini adalah fic yaoi pertama saya. Mungkin karakter Sasuke disini OOC banget ya. Maaf, saya nggak bisa buat karakter Sasuke nggak OOC jika ceritanya aja seperti ini.

Review please..