Saat sedang berpikir tentang ide baru, aku kepikiran untuk membuat fic tentang liburanku ke belitung juni ini. Untuk perincian ringtone di sini ku sarankan membaca dulu fic-ku yang satu lagi, 'Ringtone'.
Disclaimer: I do not own vocaloid nor anything listed in the story. Saya cuma menceritakan apa yang saya alami jadi cerita ini juga bukan milik saya sepenuhnya.
-kediaman Kagamine, 20:15 p.m
Zenzen tsukamenai kimi no koto
Pip.
"Hai', moshi-moshi?"
Rin menjawab panggilan di HP kuning bergantungan jeruknya sambil mengeringkan rambut pakai handuk. Ia baru saja selesai mandi dan memakai baju tisur untuk bersiap-siap kembali ke dunia mimpi.
"Rin? Ini aku, Miku."
"Aa? Miku-nee? Ada acara apa lagi?" Rin menekankan 2 kata terakhirnya karena sahabatnya yang satu ini sering sekali dapat ide-ide 'cemerlang' yang konyol dan gila.
"Begini, mumpung lagi libur kenaikan kelas, aku mau mengajak kalian liburan bareng. gak sama orang tua."
"Libur? Kemana? Sama siapa saja? Kapan?" Mata rin mulai penuh dengan kegembiraan mendengar kata 'liburan'
"Hmm... Iya, belitung, neru kaito meiko piko luka gumi IA, minggu depan. Kita harus bangun pagi jam 3-an supaya gak ketinggalan pesawat, soalnya kita ke bandara soekarno-hatta. Nanti pagi-pagi kujemput kalian ke sana pakai sana kita 4 hari 3 malam." Miku menjawab semua pertanyaan rin dengan cepat hampir tanpa spasi.
"Oke! Jadi minggu depan, hari jumat, bangun jam 3, packing untuk 3 malam! Belitung pantai kan? Oke, aku telpon lagi nanti!"
"Rin? Tadi miku-nee nelpon?" Len bertanya sambil berjalan mengeringkan rambut dan sudah dibalut baju tidur kuning bergambar pisang. Tetapi ia tidak mendapat jawaban dari kakaknya, melainkan melihat ia bergetar menahan kesenangan. O-o... Len tahu bagaimana kakaknya akan bereaksi...
"...Rin?" Ups. Len reflek memanggil nama saudara nya. Sekarang ia sadar len ada di situ. Itu tidak bagus sama sekali.
"SHOTA! DENGERIN DEH! MIKU-NEE NGAJAK KITA KE BELITUNG MINGGU DEPAN COBA! NANTI SAMA NERU, IA..." Rin langsung berlari ke arah len dan mengguncang-guncang kannya dengan sangat keras sampai len kehilangan kesadaran sehingga tidak bisa mendengar 'pidato' kakaknya.
~1 minggu kemudian~
-kediaman kagamine, 2:58 a.m-
Udara dingin subuh di bandung memang tak pernah ramah. Udara dingin mencengkram ditambah angin yang membawa udara dingin. Ditambah lagi perut pasti tidak enak jika bangun subuh-subuh (shiro: kejadian berkali-kali nih...). Tetapi tetap ada 4 orang berambut kuning di luar rumah sedang memasukan koper ke dalam mobil travel.
Siapa mereka? Tentu saja, keempat orang keluarga kagamine: rin, len, mama lily dan papa leon. Mereka sedang mengantar anak kembar mereka pergi berlibur. Rin dan len sudah memakai baju pergi di bawah jaket dan membawa tas ransel berisi barang-barang pribadi sementara baju, baju renang dan lain-lain ada di dalam koper masing-masing.
"Kaa-san, tou-san, itekimasu!" Seru rin dan len sambil melambaikan tangan dan segera menuju ke dalam mobil.
"Hati-hati di jalan ya!" Mama lily menjawab. Memang ada dua orang dewasa yang beserta miku; kaito (kakak miku) beserta pacarnya, meiko. Tapi mengetahui ide-ide cemerlang milik sahabat putrinya ini mama lily tetap cemas.
Sementara itu rin dan len sudah naik ke dalam bus (sebetulnya bus kecil sih, tapi biarlah). Di dalam sudah ada pak sopir di paling depan, di baris ke dua kaito, meiko dan piko, baris ketiga Miku (dan mereka langsung mengambil 2 kursi kosong di sebelahnya), baris keempat neru, gumi, dan IA.
Setelah mereka masuk, dan mengambil kursi dekat miku bus pun mulai berangkat ke jakarta. Mereka semua mulai mengobrol.
"Miku-nee kenapa tiba-tiba ke belitung?"
"Ahh lagi pengen ke pantai aja~"
"Kalau gitu mah ke pangandaran aja kaleee"
"Pangandaran mah lautnya kotor!"
"Di belitung ada sinyal ga? Besok ada episode shingeki no kyojin yang baru nih..."
"Haaahh! Ada yang punya ikat rambut gak? rambutku hari ini gak di twin-tail soalnya mau tidur lagi, tapi malah mengganggu!"
"Nih. Aku bawa 20 kok"
"Owaaa? Ngapain kamu bawa sebanyak itu, IA?"
"Aku gak mau rambut panjangku lengket kena air laut."
"Potong dong."
Zenzen tsukamenai kimi no koto
Sekai de ichiban o hime-sama
Namo nai jikai no shuraku mo
Kesanaaa kemariii ga bawa alamat *jeng jeng*
Soshite kimi ga shirazu ni shiawase na hai ni natta ato de
Sie sind das Essen und wir sind die Jäger!
Luka luka night fever
Ajaib atau bagaimana, para ortu menelpon salah satu HP anak mereka karena cemas secara bersamaan( minus meiko yang sudah dewasa)
"Moshi-moshi?... Kaa-san?...iya, masih ga apa-apa kok... Iya... Oke.. Daahhh..." Semua anak menjawab dengan kata-kata yang sama persis.
Setelah beberapa menit mengobrol, mereka semua akhirnya tertidur lelap...
-bandara soekarno-hatta, 7:24 a.m-
"HUAAAAAAAAHHHHH-HEP!" Len yang sedang menguap tiba-tiba seperti tersedak sesuatu.
"Shota? Lu kenapa?" Rin terlihat sedang merapikan pitanya di pintu masuk boarding bandara. Len seperti mau mengatakan sesuatu, tetapi tidak bisa. Akhirnya setelah beberapa detik. Ia berkata kepada kembarannya;
"Ada lalat masuk ke mulut gue coba."
Rin sweat drop di tempat
Setelah mengantri sebentar, mereka akhirnya bisa masuk ke ruang tunggu, tapi tas harus diperiksa. Saat yang lain melewatinya dengan tenang, piko tegang setengah mati. Jujur; ia bahkan tidak ingat kapan ia terakhir kali naik pesawat. (Shiro: dasar piko ndeso #digaplokPiko). Tiba-tiba saat ia melewati gerbang, gerbang tersebut berbunyi. Spontan ia langsung mengangkat tangan dan berteriak keras-keras.
"EALAH HAMTARO HEIKA SALAH ALAMAT SAMBIL GOYANG GAYUNG DI KERAJAAN HYRULE DIKEJAR TITAN BENTUK PETRIK!"
"Sabaar... Dek! Kamu cuma belom lepas jam tanganmu!" Kata satpam yang di situ.
Miku dkk pura-pura gak kenal sambil memasukan koper ke bagasi.
Karena belum sarapan, mereka semua makan dulu di AW sampai jam 9-an baru pergi ke ruang tunggu.
Saat melewati gerbang, kini giliran piko yang tenang-tenang saja sementara len panik karena gerbangnya bunyi.
"EH VOCALOID NOMOR 10 PHOENIX WRIGHT MAIN WII DI KONOHA SAMBIL MAIN AMERICAN FOOTBALL EH!"
Rin face palm sekeras-keras nya melihat adiknya ketularan ndeso-nya piko.
-ruang tunggu soekarno hatta, 9:18 a.m-
"Pesawatnya berangkat jam berapa, nii-san?" Kata miku dari bawah. Maklum, tidak ada cukup kursi maka para anak-anak duduk 'lesehan' di lantai sambil nonton video 'nigahiga' di ipad-nya miku.
"Ng? Jam 10-an kayaknya" jawab kaito.
"Oohh... Eh! Teman-teman! Mau main 'dumb ways to die' saja gak?"
"Mauuuuuuuuu!"
Sedang asik-asik nya main, tiba-tiba speaker memberi pengumuman.
"Perhatian, perhatian. Pesawat bertujuan belitung yang dijadwalkan untuk berangkat pukul sepuluh akan di-delay sampai pukul 11.15. Terimakasih."
"Haah? Delay? Aku udah bosen nunggu!" Protes gumi.
"Hmm... Ah! Ini, aku bawa camilan untuk di sana, makan saja sekarang untuk menghilangkan bosan." Kata meiko sambil menyerahkan sebungkus kacang.
"Waahh kacang empat kelinci!"
"Heh? Bukannya 2?"
"Kan kelincinya beranak!"
"*face palm*"
"Sekalian saja, lagi delay begini jadi 'kacang delay kelinci!'"
"Nggak, 'pesawat delay kelinci'! Ahahaha!"
Setelah membahas soal 'pesawat delay kelinci', kira-kira sudah sampai jam 11, mereka sudah mulai membereskan kulit kacang. Bersiap-siap untuk boarding pesawat.
"Di delay lagi aja."
"Haha, mana mungkin..."
"Perhatian, perhatian. Pesawat bertujuan belitung akan di delay sampai pukul 12.30. Terimakasih. Ladies and gentleman..."
"... Tuh kan apa kubilang."
Author's note:
Di fic ini, aku menggambarkan semua yang kualami saat liburan ke belitung dengan teman-temanku. Tentu saja dengan sedikit tambahan humor. Tetapi tentang 'pesawat delay kelinci' itu benar-benar telah terjadi! Delaynya juga benar-benar dari jam 10 sampai setengah 1!
Jika banyak yang menyukai fic ini, aku akan melanjutkan. Maaf jika di chapter ini humornya gak banyak. Saya masih pemula.
Mohon review :3
