Regret
NARUTO © Masashi Kishimoto
[Hinata P.O.V]
.
Happy Reading!
Gadis Hyuuga itu duduk bertopang dagu, menatap seorang siswa yang duduk beberapa jarak bangku darinya.
"...-san kerjakan soal ini."
Iris amethyst itu terus memerhatikan siswa itu, seperti tak ingin melewatkan sedikit pun yang siswa itu lakukan. Tampan.
Ctak, ctak, ctak. Goresan – goresan kapur putih yang mengalun di papan tulis terus bergerak, hingga suara ctak terakhir berbunyi.
"Benar. Silahkan duduk." Pintar.
Ia tak berkedip sedetik pun menatap siswa itu, hingga akhirnya tatapan mereka bertemu. Onyx dan Amethyst itu bertemu. Tajam.
I Love Him.
Angin sejuk berhembus, menerbangkan surai lavendernya, membuat helaian – helaian rambut itu kembali berantakan.
"Nee, Hinata-chan aku minta yah!"
"U-Uhn."
"Arigatou."
Pikirannya kosong, hanya di tempat inilah Hinata tak bisa melamukan siswa yang telah menarik perhatiannya.
"Oh ya, tadi kau melamunkan? Kau melamunkan siapa?" pertanyaan dari sahabat pinknya mengakibatkan Hinata hampir tersedak.
"A-aa.. Me-Melamun? Aku tidak.. ituu—"
Wajah Hinata kemudian memerah di balik surai lavendernya yang menutup sebagian wajahnya yang menunduk
"Hee? Jangan – jangan, si Uchiha itu yah?"
"Pipimu merah nee, Hinata-chan! Haha. Jadi, kau benar – benar menyukainya?"
"Setahuku, Hinata-chan sudah memperhatikan Sasuke sejak kelas 7! Haha, benar kan, Hinata-chan?"
"Eh, sungguh? Akan kulaporkan pada Neji-senpai."
Perlahan Hinata mengangkat wajahnya. "A-Aku—" ia menatap ketiga sahabatnya. "A-Aku tak menyukai Sasuke-s-san!" Bohong.
Although I always say 'No'.
"Apa yang ingin kau katakan?"
"Aku hanya mengatakannya satu kali jadi dengarkan dengan baik."
"Ya, ya, sudah cepat katakan."
"Suki."
Suara itu terdengar jelas di pendengaran Hinata, membuatnya mundur selangkah ke belakang.
"Apa? Apa maksudmu?"
"Bukankah sudah kukatakan dengan jelas? Sekarang aku mau jawabanmu."
"Ja-Jawabanku? Aku—" Hinata meneguk. "—Se-Sebenarnya aku juga—"
"Baiklah sekarang kau kekasihku."
Iris amethyst Hinata membulat mendengar pernyataan itu, membuatnya sekali lagi mundur selangkah ke belakang.
Tapi, malangnya ia terjatuh ke bawah, mengakibatkan ranting – ranting pohon yang ia tabrak patah dan menyanyikan lagu berisik, dan tentu saja mengakibatkan—
"Hi-Hinata-chan?!"
"Kau? Sejak kapan kau di sana?"
Amethyst Hinata yang tadi tertutup surai lavendernya kini terlihat menatap kedua siswa teman sekelasnya. "Sa-Sasuke-san, Sa-Sakura-chan, ma-maaf mengganggu." kemudian dengan cepat, Hinata berlari meninggalkan kedua orang itu.
Hinata berlari, ia menabrak arus angin, membuat surai lavendernya berkibar indah.
Tak peduli sudah berapa siswa yang ditabraknya, Hinata hanya bisa berlari, mencari tempat ternyamannya.
Hingga akhirnya ia tersandung dan terjatuh di atas hamparan rumput yang masih berembun.
Perlahan, dapat dirasakannya tetes – tetes air berjatuhan di atas rumput itu, membuatnya semakin basah.
"Hiks. Hiks." Hinata menangis.
Semakin berdetaknya jam, semakin deras air mata itu mengalir, semakin banyak penyesalan dalam diri Hinata.
I Love You.
.
Hope You Like It!
A/N: Oke ini gaje banget, hancur banget, no comment lah:'V ini beberapa persen true story dan beberapa persen asal aja. Gatau mau nulis apa lagi_-_ /ngek
Last, hope you like it, thanks for reading, and mind to review, minna? Sankyuu~
See you later, ciao-ssu '')/
