Disclaimer :Naruto milik Masashi Kishimoto
Rate : T
Pairing : NaruHina
Genre : Angst/Hurt/Comfort
Warning : Typo(maybe), gaje, abal, ide pasaran, dll lah… masih belum paham*plak*
Summary : Uzumaki Naruto, seorang anak yang menderita penyakit kanker harus dirawat di luar kota selama setahun. Tetapi setelah kepulangannya, ia harus menelan kekecewaan dan sakit hati yang rasanya lebih menyakitkan dari penyakitnya dulu.
Don't like don't read
And don't flame ^^.
.
Really Hurts
Chapter 1
.
.
.
Seorang pria berambut pirang dengan mata berwarna biru sebiru langit tampak duduk di bangku taman, menatap orang yang berlalu lalang dengan pandangan kosong. Matanya yang biasanya bersinar dan memancarkan semangat yang tinggi, kini berubah menjadi redup dan menyiratkan kehampaan.
Hatinya sakit, bahkan rasanya lebih menyakitkan dari penyakit mematikan yang dulu ia miliki. Mungkin ia menyesal, menyesal telah bertahan hidup dan melawan penyakit mematikan itu hanya untuk seseorang yang kini telah pergi meningalkannya. Bukan meninggalkan dalam arti sudah err..-meninggal- tetapi pergi meninggalkannya dalam kesendirian, menciptakan rasa sakit yang teramat sangat akibat kepergiannya.
"Hei kembalikan topiku Naruto-kun!"
"Haha..tidak semudah itu Hime."
"Ugh, apa yang kau inginkan ha?"
"Aku ingin kau menjadi kekasihku."
Ia teringat masa itu, masa yang sangat menyenangkan sekaligus menyakitkan jika ia mengingatnya. Naruto -nama pemuda itu- selalu saja mengingatnya. Mengingat saat–saat ia dan gadisnya baru menjadi sepasang kekasih. Naruto tidak membutuhkan tempat dan suasana yang romantis, hanya dengan memberi sedikit ancaman yang sangat sederhana untuk membuatnya mendapatkan gadisnya. Memang, mungkin orang-orang akan menilai Naruto itu tidak romantis atau sebagainnya, tetapi itu malah membuatnya menjadi lebih istimewa.
Menyatakan cinta tanpa memperhatikan tempat, waktu dan suasana. Sungguh menarik.
Naruto memandang tangan kirinya, dimana sebuah cincin berbentuk dua hati yang menyatu ditengahnya, bertengger manis di jari manisnya, kemudian dia memegang sesuatu yang terpasang manis di lehernya, sebuah kalung berbandul setengah hati dengan berlian berwarna lavender di tengahnya. Naruto kembali mengingat-ingat masa itu.
"Kenapa warna cincinku biru sedangkan milikmu berwarna lavender Naruto-kun? Bukannya terbalik?"
"Tentu saja tidak, aku memberikanmu cincin yang berwarna biru supaya kau selalu mengingatku, begitu juga sebaliknya, aku mengenakan cincin berwarna lavender supaya aku selalu mengingatmu."
"Huh.. kau mencuri ideku."
"Huh?"
"Aku juga ingin memberimu sesuatu, tetapi bukan cincin. Ini adalah kalung setengah hati, jika kita menyatukan kedua kalung kita, maka kalung itu akan berbentuk hati sempurna."
"Lalu? Kenapa kau bilang aku mencuri ideku?"
"Karena dibalik bandul kalung ini ada inisial nama kita dengan warna masing-masing biru dan lavender."
"Aa… Aku mengerti sekarang. Hehe..Kita memang sehati."
DEG
Lagi, hatinya kembali merasa sakit yang amat sangat. Ini semua karna penyakit sialan yang ia dapatkan. Sehingga ia dengan terpaksa harus meninggalkan gadisnya selama setahun. Ia bahagia karena penyakitnya bisa disembuhkan. Sayangnya, setelah penyakitnya hilang, gadisnyapun ikut menghilang. Bukan, bukan gadisnya yang menghilang, Ia bahkan bisa melihat gadisnya kapanpun ia mau. Tapi ia sudah tidak bisa memeluknya, menghabiskan waktu berdua ataupun mengucapkan kata-kata sayang lagi.
"Aku harus pergi."
"Ya, aku tahu. Semoga kau lekas sembuh. Aku berjanji akan selalu menunggumu Naruto-kun."
"Terima kasih Hinata-chan."
Pembohong. Mungkin kata-kata itu yang ada di benak Naruto saat ini. Dia bohong, dia bilang dia berjanji akan menunggunya. Tapi kenyataannya, dia pergi meninggalkan Naruto bersama dengan lelaki lain. Salahkan penyakit Naruto itu. Ya, mungkin dia tidak bisa menunggu lagi. Satu tahun adalah waktu yang tidak sebentar.
Tetapi tetap saja, hatinya sakit. Sangat sakit. Ia tidak tau harus berbuat apa sekarang. Rasanya Naruto sudah kehilangan semangat hidupnya
It's Really Hurts.
Ooo0O0ooO
Di sebuah rumah mewah bergaya modern, seorang gadis tengah duduk bersandar pada dinding di samping jendela kamarnya. Ia duduk termenung sambil mamandang awan dengan tatapan kosong.
"Naruto-kun." Gumamnya. Ya dia sedang memikirkan orang yang paling berharga dalam hidupnya. Orang yang telah ia hianati. Orang yang dengan setia menunggunya akan tetapi dengan tega ia pergi bersama lelaki lain.
Semua ini bukan salahnya. Ia melakukan ini hanya untuk membahagiakan orang tuanya. Tapi, apakah ia bahagia?
Pria yang bersamanya kini memang jauh lebih tampan dan lebih kaya. Tapi ada sesuatu yang tidak bisa ia dapatkan dari pria itu. Sesuatu yang hanya bisa ia dapatkan dari Naruto –mantan kekasihnya-.
Apa? Apa yang kurang dari pria yang bersamanya sekarang ini? Tentu saja kita tahu apa itu.
Cinta
Kehangatan
Kasih sayang.
Ya, pria itu tidak mencintainya. Sifatnya terlalu dingin. Pria itu, pria yang akan menikahinya hanya karma urusan bisnis. Pria itu …..
Uciha Sasuke.
TBC
Gimana? Jelek? Gaje? Atau abal?
Gomen minna, ini fict pertama Nessa, jadi maklum kalau masih jauh dari kata sempurna hehe…
Tapi Nessa akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat fict yang lebih dan lebih baik lagi. ^_^
Oh iya, Nessa kan author baru disini, jadi masih belum tau banyak tentang FFn, boleh nanya ngga? AU, Beta Reader,Prolog sama crack itu apa sih? Kalau mau ngasih tau lewat PM atau review juga boleh. Thx =)
Boleh minta review? Berupa kritik dan saran. Pujian juga boleh-maunya-.
Tapi jangan flame yah? Please please.. *Puppy eyes no jutsu*
OK akhir kata,
*REVIEW PLEASE*
