Hai hai minna-san ^^ .
Dengan Ara di sini beserta fic amatiran barunya. Sebelumnya saya ucapkan banyak terima kasih kepada para senpai yang mau meripyu dan memberitahu kesalahan saya pada fic sebelumnya. Semoga kali ini ada kemajuan, ya. Biar cuma sedikit yang penting ada XD. Baiklah kalau begitu, kalau bersedia silakan baca fic amatiran saya kali ini, dan jangan lupa habis baca terus REVIIEEEWWW!!!!! -disambitin kunai-
Disclaimer: Naruto punya Pak Kishimoto. Fic ini punya Ara :D
X0o-o0X
Tukar Nasib
Stasiun TV terkemuka, TV AkaTsVki berencana akan menayangkan sebuah acara baru yang diharapkan mendapat rating tertinggi dari pemirsa. Namun mereka sendiri juga masih bingung acara apa yang sekiranya disukai oleh pemirsa. Perusahaan yang nyaris bangkrut karena acaranya yang membosankan dan tidak masuk akal itu akhirnya mengadakan sebuah rapat besar-besaran di sebuah gudang (bukan gedung) yang dekil dan gelap, tanpa kudapan atau yang sejenisnya. Bahkan di sana tidak ada bangku sehingga mereka terpaksa rapat lesehan. Pein selaku direktur utama PT. AkaTsVki memulai rapat yang mirip dengan kemping tersebut.
"Baiklah saudara sekalian. Tanpa perlu berlama-lama kita mulai saja," tutur Pein sambil menyalakan korek api. Tidak lain dan tidak bukan karena di situ tidak ada lampu sama sekali sehingga mereka menggunakan api unggun untuk penerangan.
Anggota lain diam bagaikan murid-murid Pramuka yang mau mendengarkan pembinanya cerita. Pein membetulkan posisi duduknya lalu mulai bicara kembali.
"Seperti yang kalian ketahui perusahaan kita sedang mengalami masa-masa sulit, sehingga saya mengumpulkan kalian di sini untuk mendiskusikan strategi agar kita bisa merebut kembali masa kejayaan kita yang bahkan belum pernah direbut," Pein bicara dengan (sok) gagah, sedangkan anggotanya sweatdropped. Wong katanya stasiun TV terkemuka tapi kejayaan saja belum pernah direbut (authornya aneh…-Ara ikutan sweatdropped-)
"Jadi inti kemping kita kali ini… eh… rapat kita kali ini adalah merumuskan sebuah acara yang unik, menarik, lain daripada yang lain, berkualitas, dan bla bla bla bla… sehingga nanti diharapkan acara kita akan disukai penonton dan mendapat rating tertinggi di kancah pertelevisian dunia shinobi," lanjut Pein yang kini diberikan sekali tepuk tangan oleh anggotanya, lantas membuat Pein bingung.
"Lha… kok cuma sekali?"
"Mau berkali-kali? CEPETAN NGOMONGNYAAAAHHH!!!!!" teriak anggota lain frustasi dan dengan kompak menodongkan celurit ke arah Pein.
"Iya iya ampun… Kalau begitu langsung saja, siapa yang punya ide untuk acara TV baru kita?" mereka hening sejenak kemudian Tobi angkat tangan.
"Punya ide, Tobi-chan?" kemudian Tobi mengangguk antusias.
"Bagaimana kalau acara Tobi si Petualang. Tobi yang jadi host-nya dan Deidara-senpai yang jadi monyetnya," Deiadara yang tadi bengong langsung sadar pas dikatain monyet sama Tobi.
"Tadi bilang apa, un?" ucap Dei terbakar emoshi (?).
"Tobi yang jadi host-nya, senpai yang jadi monyetnya," jawab Tobi tanpa dosa.
"KUUURRRAANG AZZZAAAMMM, UUNNNN!!!!," kemudian Deidara meluncurkan bom tipe H5N1-nya (itu bukannya virus flu burung, ya?) ke arah Tobi. Tobi lari kocar-kacir sehingga mereka jadi main kejar-kejaran.
PRANG… BRUGH…. GRRRAAAWWW…. MEOONNGG…. KRRRIITTT… JEEDDDERR… BUUAAGGHHH…. DUMMM… BUMMM…
Anggota yang lain tidak tahu apa yang terjadi karena gudang yang begitu gelap gurita (?). Tapi mereka tampak sebodo amat dengan Deidara dan Tobi yang lagi main kejar-kejaran plus petak umpet itu. Pein mempersilakan pengajuan pendapat lagi dan kali ini Sasori yang angkat tangan.
"Bagaimana kalau acara Muppet Show. Tapi dengan sedikit modifikasi pada jalan cerita. Jadi ada peperangan boneka gitu yang melibatkan banyak pemain film tekenal. Misalnya Tom Cruise, Jessica Alba, Daniel Raddclife…," belum selesai Sasori bicara Kakuzu langsung menyegel mulutnya dengan lem tikus.
"Dasar! Kita udah bangkrut ntar tambah bangkrut taaookk!!! Emang lu pikir mereka mau kita bayar serebu perak buat maen film hahhh????" kata Kakuzu yang tidak kalah emoshi dan bahasa yang seenak jidatnya. Pein langsung melirik Kakuzu dengan tatapan setajam silet -bacanya ala Fenny Rose-, Kakuzu langsung diam dengan taatnya.
"Maaf…," Pein mengembalikan matanya ke posisi normal. Tidak lama kemudian Konan angkat tangan.
"Bagaimana kalau acaranya tentang hal-hal berbau seni. Saya rasa itu lebih bermanfaat,"
"APAH, UN? SENI, UN?" Deidara tahu-tahu muncul begitu saja. Tapi kok mukanya babak belur, ya?
"Muke lu kenape, Dei?" tanya Kisame dengan logat Betawi yang sangat kental, ibarat susu kental manis dimasukkan ke dalam freezer.
"Un? Oh… ini gara-gara Tobi nyandung gue, un. Terus abis kesandung langsung nyerusuk ke tong yang isinya paku, un," jawab Dei memelas
"Kasian banget… Ngomong-ngomong tuh tong isinya paku apaan?"
"Macem-macem, un. Ada paku payung, paku keling, ampe paku bumi, un. Udah gitu ada kucing laknat yang beraninya nyakar muka gue yang mulus ini, un. Liat…," curhat Dei sambil menunjukkan bekas cakaran kucing di kedua belah pipinya yang percis seperti pipi Naruto. Hanya saja yang ini lebih tidak enak lihat. Kisame mengangguk saja, lalu kembali mendengarkan sisa pembicaraan.
"Baiklah. Jadi untuk acara baru kita kali ini temanya kesenian. Ada yang keberatan?" kemudian Zetsu angkat tangan (lha… emang bisa?).
"Acaranya tentang menjelajah hutan saja. Kalau acara kesenian sih kurang mendapat antusias dari pemirsa," yang lainnya bergumam sendiri, berikutnya Kisame angkat tangan.
"Kenapa tidak tentang perikanan saja, ketua? Sepertinya acara itu masih diminati oleh penonton," Pein tambah bingung, selanjutnya Kakuzu yang angkat tangan.
"Lebih baik acaranya yang hemat-hemat saja, tidak perlu pake host atau semacamnya, misalnya…," belum Kakuzu selesai ngomong Deidara langsung memotongnya.
"Gak setuju, un! Udah bener tadi acara kesenian, un!" setelah itu Kisame yang di sebelahnya ikutan motong.
"Perikanan aja!!!"
"Botani!!!"
"Aliran Jashin!"
BLA BLA BLA BLA…
Pein menutup telinganya karena berisik dengan potong-potongan pembicaraan para anggotanya. Dia berdehem sebentar, sepertinya mau melancarkan Loud Voice no Jutsu.
" SEMUNYA DDIIIAAAMMMMM!!!!!!" teriakkan Pein membuat seisi gudang bergema. Yang lain langsung diam dengan sukses.
"Hah… nasib! Apa ini nasibku sebagai direktur perusahaan yang karyawannya pada autis? Sib… Nasib…," lalu Pein bernyanyi-nyanyi sendiri sambil menyapu gudang itu. Masak masak sendiri… makan makan sendiri…
Itachi termenung mendengar kata nasib yang dilontarkan Pein tadi. Sepertinya ia mendapat semacam ilham.
"Nasib!" seru Itachi ke yang lain. Mereka menengok ke arah Itachi kompak.
"Kenape dengan nasib, un," tanya Deidara polos. Itachi melempar cengiran kuda kepada mereka. Yang lain langsung merasa jijay.
"Kita bikin acara tentang dua orang yang karakternya berbeda terus nasibnya kita tuker! Misalnya si baik dituker ama si jahat, si sabar dituker ama si pemarah, ato yang lain. Tapi masing-masing mereka harus menjaga imej yang punya tubuh, kalo gak mereka gak bakal bisa balik ke tubuh aslinya dan menjadi orang itu untuk selamanya," anggota lain agak merinding mendengar ide yang diucapkan Itachi, namun hal itulah yang membuat mereka setuju.
"Idenya boleh juga, tuh!" ucap Kisame bahagia.
"Tobi gak pernah mikir kayak gitu sebelumnya," Tobi pun tidak kalah bahagia. Kemudian yang lain langsung mengerumuni Itachi dan mengacak-ngacak rambutnya yang baru kemarin habis direbonding.
"Udah!!! Ntar rambut gue kribo lagiii!!! Hush… hush…," Itachi mengusir mereka seperti mengusir ayam tetangga. Pein duduk di tempatnya kembali.
"Baiklah sepertinya semua sudah sepakat. Acara kali ini kita beri nama Tukar Nasib, yang mudah-mudahan bisa menukar nasib kita menjadi sukses," kata Pein optimis.
"Amiiiiinnn," sahut anggota lain.
Rapat tidak jelas itu akhirnya selesai juga, mereka kembali ke kantor untuk mempersiapkan acara Tukar Nasib tersebut. Dan Sasori mulutnya masih terikat dengan segel lem tikusnya Kakuzu sehingga tidak bisa bicara apa-apa. Untuk selanjutnya mereka harus berjuang keras agar acara itu dapat menarik simpati pemirsa. Saat perjalanan menuju kantor, Deidara berbisik pada Itachi.
"Ngomong-ngomong cara nukernya gimana, un?" lalu Itachi menunjuk matanya dengan gaya Tukul Arwana (yang di Bukan Empat Mata itu loh…). Deidara manggut-manggut.
Mereka sepakat bahwa orang yang nasibnya akan ditukar pada episode perdana mereka adalah Naruto dan Sasuke. Jadi kita tunggu saja penayangannya pada chapter berikutnya.
X0o-TBC-o0X
Muanyangnyangnyang…. Masih abnormal aja fic saya ini, bahkan lebih dri fic-fic sebelumnya. Sudahlah… kalo masih aja ada kesalahan tolong diripyu lagi, karena saya kadang gak sempet liat-liat akun.
Ingat, ya. Para senpai mohon ripyunyah!!! ^^
