Pairing: KagaKuro

Disclaimer yang menciptakan mereka

Rate: M

Warning: BoyxBoy or Yaoi! Typos yang diusahakan nggak ada!

Bagi yang nggak suka pairingnya, get the hell outta here! daripada mual en muntah nggak karuan?

Got it memorized? Good^^

Enjoy!


Atlit surfing nasional Jepang, Kagami Taiga dilaporkan menghilang tersapu ombak besar yang terjadi kemarin siang tanggal 28 juli 2013. Sampai saat ini tim SAR masih terus mencari keberadaan Kagami yang belum diketahui.


Starfish

Chapter 1


Di pantai yang cukup sepi pada siang hari yang terik, terlihat seorang pemuda yang sangat tampan dengan tubuh atletis berwarna cokelat sedang berjalan dengan papan surfing di tangan kanannya. Rambutnya merah menyala sehingga membuat orang-orang yang berada disana tahu betul siapa dirinya. Para gadis tidak dapat melepaskan pandangannya dari sosok pemuda tampan itu.

Kagami Taiga

Siapa yang tidak kenal dengan pemuda itu?

Atlit surfing termuda milik Jepang yang tampan dan memiliki tubuh yang bagus. Banyak perempuan yang tergila-gila padanya baik dari anak muda, sampai wanita paruh baya.

"Yosh, ombak hari ini sangat bagus untuk melepas stress."

Pertama-tama melakukan sedikit pemanasan, perenggangan otot dan lain-lain sebelum berlari menerjang lautan dengan papan surfing merah kesayangannya.

BYURRRR

Cipratan air membasahi tubuh dan rambutnya sehingga membuat efek berkilau yang membuat para gadis hampir pingsan. Kagami sendiri tidak terlalu menghiraukan dan terus membiarkan dirinya tenggelam dalam dunianya sendiri. Membiarkan tubuh dan papan surfingnya bergerak mengikuti alur ombak yang sudah ditunggu. Tapi, ombak yang berada di hadapannya bukanlah ombak yang dia bayangkan akan terjadi, melainkan sesuatu yang lebih gawat.

"UKH!"

BYUUUUURRRRR!


"Hei…"

"Bangunlah, hei…"

"Kau masih hidup kan…?"

Suara.

Suara seseorang yang asing namun terdengar sangat lembut tertangkap telinganya. Matanya masih terlalu berat untuk dibuka. Nafasnya masih terengah-engah. Paru-parunya masih terasa sangat sulit untuk menerima oksigen, seperti masih ada yang tersangkut.

Apa yang terjadi?

Terakhir dia sedang asik surfing sampai ada ombak besar, lebih besar dari yang bisa dia hadapi menghantam keras tubuhnya. Setelah itu, semua menjadi hitam.

"Uhuk…uhuk…"

Kagami terbatuk-batuk kala air dalam tubuhnya perlahan keluar. Akhirnya dia bisa bernafas lebih mudah, walaupun masih sangat sakit dalam setiap hembusan.

"Bangun…"

Suara itu lagi. Setelah beberapa saat akhirnya Kagami membuka matanya dan melihat sosok sesesorang bermata biru langit yang senada dengan rambutnya. Dapat dilihat parasnya jauh lebih kecil darinya dan hanya menggunakan selembar kain putih untuk menutupi tubuh bagian bawahnya.

"Kau siapa…" lalu Kagami melihat sekitarnya yang asing. "ini dimana…"

Pria di hadapannya sendiri pun sebenarnya tidak tahu persis apa nama tempat dimana mereka berdua berada ini. Dia hanya memberikan satu kalimat yang dia tahu tentang tempat ini.

"Rumahku…"

Setelah Kagami dapat berdiri, pemuda berambut biru terang itu akhirnya membantu Kagami berjalan menuju rumahnya. Rumah itu hanyalah sebuah gubuk kecil dengan ranjang daun dan juga meja kecil yang terbuat dari batu. Benar-benar seperti gubuk kumuh.

"Ini…rumahmu?" tanyanya. Jelas saja Kagami heran. Dia tinggal di apartemen besar dengan fasilitas segala ada. Hidupnya selalu enak dan mudah.

Pria itu hanya mengangguk pelan sambil menidurkan Kagami di atas kasur daun yang ternyata cukup nyaman itu. Yah, Kagami tidak bisa protes disaat seperti ini dan merilekskan tubuhnya di atas kasur itu. Nyaman juga, pikirnya.

"Apa kau lapar? Atau haus?"

"A-ah, tidak. Aku hanya ingin tidur…" jawabnya sopan dan langsung menutup kedua matanya. Tapi terbuka lagi saat mengingat sesuatu. "Ah, namamu…"

"Kuroko. Kuroko Tetsuya."


BLOP BLOP BLOP

Terdengar suara letupan air dari tungku hitam yang berada di atas perapian. Seorang Kuroko Tetsuya sedang merebus beberapa butir telur bersama dengan anjing Alaskan malamute peliharaannya yang selalu dia panggil Nigou.

"Apakah dia bisa memakan ini, Nigou?" tanyanya pada sang anjing. Nigou hanya melihatnya dengan tatapan polos dan duduk mendekat seperti berkata kepada Kuroko untuk tidak usah khawatir. Kuroko tersenyum tipis melihat kelakuan partnernya itu dan mengelus kepalanya lembut. Betul juga. Seharusnya dia tidak usah khawatir, karena telur rebus adalah masakan andalannya.

SREK SREK

TAP TAP TAP

Suara langkah kaki yang cukup berat mengganggu telinganya dan membuatnya menoleh kea rah sumber suara. Kagami datang menghampirinya hanya dengan celana pendeknya yang masih basah kuyup.

"Oi, Kuroko. Apa yang sedang kau lakukan?" tanyanya penasaran.

"Memasak telur." Jawabnya singkat dan menunjuk tungku hitam di hadapannya. "Kau pasti lapar, orang asing."

"Hei, aku punya nama tahu." Gerutunya dan dengan santainya duduk di sebelah Kuroko. "Kagami. Namaku Kagami Taiga."

"Kagami-kun…" ucapnya pelan dan tersenyum. "Nama yang bagus."

Mendengar pujian itu membuat Kagami mau tidak mau bersemu pink juga. Malu, hanya itu alasan simpelnya.

"Heh, namamu juga bagus, Kuroko." Mengacak-acak rambut Kuroko sebagai balasan yang membuat sang pemilik memicingkan matanya kesal.

"Oh, iya. Ngomong-ngomong ini dimana? Aku harus segera pulang sebelum orang-orang mencariku-"

"Ini adalah pulau terpencil, Kagami-kun. Pulau ini terletak sangat berjauhan dari pulau-pulau lain." Jelasnya dengan nada datar. Memang benar apa yang dia katakan. Ini adalah pulau terpencil yang susah dijangkau dari pulau-pulau besar lain. Kagami tertegun kaget dan menunduk pasrah.

"Begitukah…" ucapnya. "Kalau begitu aku terperangkap disini sampai ada yang menjemputku hah…"

Tidak ada jawaban dari pemuda bersurai Biru itu. Dia malahan mengangkat telur rebus yang dia masak dan menaruhnya dalam mangkuk kayu.

"Ini. Aku hanya bisa masak ini, Kagami-kun."

"A-ah, terima kasih…"

Mendadak suasana menjadi tidak enak. Kagami mengambil telur rebus itu dan mengupasnya dengan cepat karena dia sangat lapar. Dimakannya dengan barbar seperti biasanya, bahkan dia sudah selesai saat Kuroko selesai mengupas telur rebus pertamanya.

"Kau makan cepat sekali Kagami-kun."

"Maaf. Aku sangat lapar sih!"

Mereka berdua saling melihat satu sama lain dan tertawa. Mungkin terjebak disini bersama dengan Kuroko bukanlah hal terburuk yang akan dia alami. Dia pasti bisa bertahan sampai jemputan datang. Dia adalah orang penting, otomatis jemputan akan datang lebih cepat.


"Selamat malam, Kagami-kun."

"Eh?" Kagami memiringkan kepalanya. Kasur hanya satu dan dia menempatinya. Kuroko terlihat tidak akan menempati kasur yang sedang dia duduki itu.

"Kalau aku disini, Kau tidur dimana, Kuroko?"

"Disini, diatas Nigou." Kuroko menyamankan posisinya di antara bulu Nigou. Anjing itu cukup besar untuknya tidur, atau mungkin karena tubuh Kuroko juga kecil.

"O-oi, biar aku yang tidur di lantai! M-maksudku ini kan kasurmu satu-satunya!" protes Kagami yang tidak jadi berbaring. Walaupun tidur di atas anjingnya, tetap saja itu tidak baik.

"Tidak apa-apa. Kagami-kun membutuhkan istirahat lebih."

"Kuroko."

"Ja, Oyasumi."

"…"

Dan Kagami hanya bisa terdiam. Mungkin sih dia berjalan dan memindahkan tubuh Kuroko ke kasur, tapi… jangan lupakan fakta kalau dia takut, ralat, SANGAT takut anjing. Terlebih lagi Nigou adalah anjing yang besar. Dekat-dekat saja dia sudah tidak mau.

"haaah… Oyasumi…"

Sepasang crimson orbs itu menutup dengan sempurna. Walaupun dirinya sangat lelah, tapi dia tidak bisa tertidur dengan cepat. Terlalu banyak yang menghantui pikirannya.

Apakah dia akan selamat?

Atau terus terjebak berdua dengan pria yang sekarang sedang tertidur di atas anjing raksasa miliknya?

Dan dia sangat berterima kasih juga kepada Kuroko yang sudah repot-repot menyelamatkan dan merawatnya. Padahal bisa saja dia cuek dan membiarkan Kagami mati di pinggir pantai itu.

"…"

Kagami membuka matanya lagi dan melihat Kuroko yang sudah tertidur dengan lelapnya. Sebesit pemikiran mengapa Kuroko tinggal disini pun muncul. Apakah pemuda itu sudah lama tinggal disini? Atau memang dari awalnya dia hidup disini sendirian?

"Kau aneh." Komentarnya singkat dan kembali menutup mata seraya menyamankan posisi tidurnya menghadap dinding. Sudahlah, tidak ada gunanya berpikir sekarang. Kalau dia memang mau tahu, toh dia bisa bertanya esok hari. Tidak seperti dia akan ditinggal sendirian besok kan?


Hallo, ada yang ingat saya? Pasti nggak lah, siapa saya(?)

Setelah mengambil haitus yang teramat lama, saya yang biasanya nangkel di fandom YunJae dan Final Fantasy melakukan comeback di fandom KuroBas dengan epicnya(?)

Kepada para readers yang sudah membaca FF ini, Nao ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya! Nao sangat senang! \(^0^)/

Apalagi yang mengenal Nao, nanti Nao kasih kecupan penuh cinta dari Nebuya dan Mibuchi~

Repiu pliss?